Hari Yang menyebalkan

Pagi ini Zara masih berada dibawah selimut tidurnya, matanya masih terpejam enggan untuk beranjak bangun. Tiba-tiba nyaring suara panggilan telepon terdengar dari ponsel milik Zara.

Triiiiiing......triiiiiing....triiiiiing.....

"Aduh siapa sih pagi-pagi telponin gue, ganggu tidur orang aja," ucap Zara kesal. Zara mengangkat telponnya tanpa melihat ID orang yang meneleponnya.

"Siapa?" tanya Zara dengan suara serak khas bangun tidur.

"Astaga kamu masih tidur, pagi ini saya ada meeting, harusnya kamu sudah bersiap. Kamu harus menemeni saya nanti," ucap orang diseberang telepon sana dengan suara menggelegar membuat Zara terkejut.

Gila pak CEO kenapa teleponin gue pagi-pagi buta gini, trus ngajakin meeting lagi, gue kan bagian divisi pemasaran bukan Sekertaris. Gimana sih tuh orang.

Pagi ini nyebelin banget sih....

Batin Zara kesal.

"P-pak CEO...tapi pak saya kan bagian divisi pemasaran kenapa saya harus ikut meeting sih? Kan harusnya bapak ditemani Sekertaris bukan ditemani saya pak," protes Zara.

"Heh kamu lupa, kalo kamu itu kemarin saya hukum untuk menjadi Sekertaris saya mulai hari ini?" ucap Raka membuat Zara berpikir mengingat kejadian kemarin.

Upsss...gilaaa gue kan kemaren dihukum buat jadi sekertarisnya pak CEO mulai hari ini, kenapa gue bisa kelupaan ya. Mati gue kena semprot amukan pak CEO. Dasar pikun...

Gerutu Zara lirih sambil menepuk dahinya.

"Eh iya pak, maaf saya kelupaan," ucap Zara minta maaf.

"Pokoknya saya ngga mau tau, kamu harus udah ada dikantor dalam waktu satu jam!" perintah Raka.

"Tapi pak..."

Tutt tutt tuttt

Sebelum Zara melanjutkan kalimatnya, sambungan teleponnya sudah dimatikan.

Dasar boss udah gak sopan gada akhlak lagi, gue belom selesai ngomong udah dimatiin aja teleponnya.

Gerutu Zara kesal.

Zara segera bersiap-siap karna takut telat. "Mama papa Zara pamit ngantor dulu yah, Zara gak sempet sarapan karna buru-buru banget," pamit Zara pada mama papanya. Ratih dan Adam hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putri keduanya itu.

Zara langsung berangkat kerja tanpa sarapan terlebih dulu.

____________________

Di Kantor

Zara segera memasuki kantor dengan langkah terburu-buru, lalu masuk lift memencet lantai 5 tempat ruang CEO berada. Zara segera keluar dari pintu lift dan menuju ruangan CEO. Semua orang yang melihat Zara heran kenapa pagi-pagi sekali Zara sudah menuju ruangan pak CEO tanpa membawa berkas apapun.

Tok tok tok

"Selamat pagi pak," ucap Zara.

"Masuk!" perintah Raka.

"Ok pak to the point aja, jadi bapak menyuruh saya kemari untuk keperluan apa?" tanya Zara ngos-ngosan karena tadi dia terburu-buru menuju kantor.

"Saya sudah mengatakannya tadi di telepon, apa kamu tidak mendengarkannya tadi, huh?" ucap Raka.

"Kamu harus menemani saya untuk meeting pagi ini!" jelas Raka dingin.

"Tapi pak..saya harus ngapain ya? Saya kan belum pernah jadi Sekertaris, ini pertama kalinya saya menjabat jadi Sekertaris pak," ucap Zara jujur.

Raka menghela napas panjang.

"Kamu disana cuman diem aja menemani saya meeting. Kamu paham? Sekarang kita langsung menuju ruang meeting," ucap Raka.

"Baik pak," jawab Zara.

Mereka berdua keluar dari ruangan CEO menuju ke ruang meeting, Zara mengikuti dibelakang Raka. Tiba-tiba Raka berhenti membuat dahi Zara terbentur punggung Raka.

"Aduh pak, ngomong dong kalo mau berhenti. Nih dahi saya yang jadi korban," ucap Zara kesal sambil mengusap dahinya yang sakit.

"Salah kamu sendiri, kenapa kamu malah menyalahkan saya? Siapa suruh kamu ngekor dibelakang saya," ucap Raka tak terima.

"Iya pak CEO yang terhormat, saya yang salah," ucap Zara pasrah.

Kalo lo bukan boss gue yang gaji gue tinggi, pasti sekarang udah gue pukul tuh punggung lo yang bikin dahi gue benjol kek gini.

Batin zara dalam hati sambil mengusap dahinya.

"Oke...sekarang kamu jalan sejajar disamping saya bukan dibelakang saya!" perintah Raka.

"Baik pak," ucap Zara menyejajarkan posisinya dengan Raka.

Mereka melanjutkan menuju ruang meeting dan segera masuk. Disana sudah hadir para jajaran tinggi perusahan dan juga investor-investor. Zara duduk diam dikursi samping pak CEO dan menatap CEO Raka yang sedang presentasi membahas produk baru yang akan diluncurkan perusahaan.

******

Diruang Divisi Pemasaran

"Eh Zara kok tumben ya,jam segini belum masuk kantor. Apa kemaren dia bener-bener dipecat ama pak CEO ya?" tanya Mia kepada rekan satu divisinya.

"Mungkin iya, astaga kasian amat nasib lo Zar," ucap Bram dengan nada prihatin.

Rendi yang baru masuk kantor angkat bicara. "Tadi gue lihat Zara masuk kantor, tapi dia ngga masuk kesini, dia langsung ke ruangannya CEO Raka," ucap Rendi.

"Kok Zara langsung ke ruangan pak CEO sih? Apa masalah kemaren belom kelar yah terus jadinya dilanjut hari ini," ucap Mia menebak. Bram dan Rendi hanya mengangkat bahu tanda tak tahu.

Lanjut ke Zara dan Raka lagi..

Setelah meeting selesai Raka dan Zara keluar menuju lantai dasar, Zara hanya mengikuti arah langkah kaki Bossnya itu.

"Kita mau kemana lagi pak?" tanya Zara penasaran.

"Kamu selain cerewet juga banyak tanya! Udah sekarang kamu ikuti saya saja jangan banyak tanya, pusing saya dengernya," ucap Raka membuat Zara mengerucutkan bibirnya.

Raka melangkah menuju Podium mini yang ada dilantai dasar. Kedatangan Raka membuat para karyawan dan staf-staf berkumpul.

"Perhatian semua! Baik to the point saja langsung, hari ini saya akan mengumumkan bahwa Sekertaris baru saya adalah Zara Paramitha dan dia akan bekerja sebagai sekertaris mulai hari ini. Sekian Pengumuman dari saya, kalian boleh kembali mengerjakan tugas-tugas kalian masing-masing!" ucap Raka tegas dan berwibawa.

"Baik Pak," ucap para karyawan dan staf-staf serempak.

"Wah enak banget tuh si Zara, gue kira dia mau dipecat. Eh taunya malah dapet jabatan tinggi trus bisa deket ama pak CEO Raka lagi," ucap Mia mantan rekan divisi Zara.

"Iya tuh, apalagi gajinya juga tambah gede ya kan?" sambung Bram.

"Moga aja setelah dia jadi sekertaris dia kaga pelit lagi juga kaga sombong ama kita mantan rekan divisinya," tambah Rendi.

"Amiin moga kita dapet traktiran soto ama bakso kantin dari Zara," ucap Rendi berdo'a, teman-temannya pun mengamininya.

Raka kembali menuju ruangannya. Karena saat ini sudah masuk jam makan siang, Zara yang perutnya mulai perih karna sejak tadi belum sempat sarapan meminta izin untuk pergi ke kantin. Raka mengangguk dan melanjutkan menuju ruangannya.

Saat Zara berjalan menuju ke kantin, ia bertemu dengan beberapa karyawan. Mereka menyapanya, Zara membalasnya dengan senyuman. Dia juga berpapasan dengan mantan rekan satu divisinya.

"Selamat pagi ibu Sekertaris," sapa Mia.

"Ga usah pake embel-embelan ibu sekertaris napa, panggil gue kek biasanya aja kali," jawab Zara.

"Ciee, yang udah naik jabatan jadi sekertaris, ditunggu traktirannya nih!" ucap Bram.

"Betul tuh, ditunggu soto sama bakso kantinnya yah," tambah Rendi.

"Astaga digaji juga belom, udah pada minta traktiran aja. Ya udah ayo gue traktir deh tapi cuman soto aja dulu yah, baksonya nyusul kalo gue udah dapet gajian," jawab Zara pasrah. Teman-temannya bersorak riang.

"Nah gitu dong Zara cantik, kan kalo lo baik banget kaya gini gue jadi tambah sayang sama lo," ucap Rendi sambil merangkul Zara. Zara merasa geli dengan tingkah sahabatnya itu lalu melepas rangkulan Rendi dari lengannya.

"Gak usah lebay kek gitu kali. Ya udah ayo cepetan kita ke kantin, gue dah laper banget nih belom sempet sarapan dari tadi pagi!" ucap Zara.

"Siap bossque," ucap Mia, Bram dan Rendi bebarengan.

Mereka melangkah menuju kantin dan memesan makanan. Mereka makan sambil berbincang-bincang, kadang juga saling ledek dan bercandaan.

"Zar gimana rasanya jadi sekertarisnya pak Ceo?" tanya Mia.

"Tersiksa banget gue," jawab Zara.

"Masa sih? Bukannya lo harusnya seneng bisa ketemu pak CEO yang cakepnya diatas rata-rata tiap hari?" tanya Mia lagi.

Gila lo Mia, andai lo tau gue itu bosen banget liat tampangnya yang beku kek balok es itu tiap hari. Orang gue juga tetanggaan sama dia satu kompleks.

Rumah gue ama dia aja jaraknya cuman beberapa meter aja.

Batin Zara.

"Seneng dari mananya Mia Sayang? Tau nggak sih tadi pagi-pagi buta tuh pak CEO udah teleponin gue yang masih tidur buat ngantor nemenin dia meeting. Trus ngasih waktunya juga ngga nguatin tuh Pak CEO, masa cuman satu jam aja gue harus udah nyampe kantor sih jadinya gue buru-buru berangkat dan kaga sempet sarapan deh," ucap Zara kesal.

"Sabar aja Zara sayang nanti juga terbiasa. Itung-itung kesabaran lo buat nutupin dosa-dosa lo yang mungkin dah melebihi kapasitas," ucap Bram memberi semangat atau meledek Zara membuat Zara kesal sedangkan teman-temannya tertawa terbahak-bahak.

Gilaaa...hari ini gue sial amat sih. Semua orang jadi nyebelin banget bikin gue kesel aja.

Batin Zara kesal.

**Bersambung...

Jangan lupa vote,like,and komennya ya!!!

Follow Ig-ku : @nona.rul

Makasih**.

Terpopuler

Comments

Tarisya Achmad

Tarisya Achmad

Mantap

2020-12-29

3

PutriAlmaherah

PutriAlmaherah

Semangat Thor ll

2020-12-25

2

Senja°Nira

Senja°Nira

like 🤩🤩🤩

semangat up ya

yuk mampir di Suamiku pilihan kekasihku

2020-12-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!