Di kantor

Zara masuk ke kantor dengan ceria, seperti biasa dia bersikap ramah kepada semua pegawai kantor. Dia masuk kedalam lift dan segera menekan nomor 4 lantai tempat divisinya berada.

Zara duduk ditempat kubikelnya berada. Perusahaan tempatnya bekerja adalah perusahaan produk makanan dan perhotelan. Divisi Zara bergerak dibidang pemasaran. Raka Aditya adalah CEO diperusahaan ini. Raka merupakan anak dari sahabat papanya Zara dan juga merupakan tetangga satu kompleks. Rumah Raka adalah rumah yang paling besar dan mewah diperumahan kompleks tempat mereka tinggal.

Keluarga Aditya terkenal di dunia bisnis karena hampir semua produk makanan dan hotel milik perusahaan menjadi sangat terkenal dan populer hingga ke luar negeri. Semenjak Raka memegang posisi sebagai CEO, perusahaan Aditya grup menjadi semakin berkembang dengan ide Raka untuk membuat tempat pariwisata yang menarik minat masyarakat domestik sampai manca negara.

"Zar lo udah baca file tentang produk baru yang mau diluncurkan perusahaan?" tanya Mia rekan divisi Zara.

"Udah, tapi gue belum punya ide buat tim iklan. Kita harus masarin keunggulan produk ini biar meledak dipasaran," ucap Zara.

"Ya udah nanti kita diskusiin sama rekan yang lain aja, kalo cuman lo yang mikir takutnya lo bingung sendiri," ucap Mia.

"Oke deh," ucap Zara menurut.

Seorang laki-laki masuk keruangan divisi membawa berkas dengan wajah kusut membuat Zara dan teman-teman satu divisinya heran.

"Lo kenapa Bram?!" tanya Zara.

"Gila ya CEO Raka, kali ini bukan pak direktur yang turun buat rapat, tapi Pak CEO Raka sendiri yang mau liat hasil kerja kita!" ucap Bram dengan nada serius.

"Astaga! Ini gawat bro. Kalian tau kan pak Raka itu maunya semuanya terlihat sempurna pokoknya bener-bener sempurna deh ngga boleh ada kesalahan sedikit pun," ucap Rendi yang sudah pusing duluan mendengar ucapan Bram.

"Tapi kan pak Raka itu cakep, gue gak akan bosen deh liat mukanya yang ganteng banget gitu," ucap Mia.

"Betul tuh, pak CEO dingin-dingin gitu tapi mempesona banget!" tambah Manda.

"Iya tuh saking gantengnya gue juga ikut terpesona," ucap Bram nyeleneh.

Mendengar ucapan Bram, Rendi kemudian menyentil dahinya.

"Homo lo pe'a!" cibir Rendi pada Bram.

"Gak punya perasaan lo jadi temen Ren, nyentil dahi gue keras banget ampe sakit gini," protes Bram.

"Ampun gue refleks tadi karna denger lo ngomong kayak tadi, tapi ada niatan dikit sih buat nyentil lo biar tu otak gak geser lagi!" ucap Rendi sambil nyengir membuat Bram mendengus kesal.

"Astaga gue takut salah tingkah nanti kalo berhadapan langsung sama Pak Raka," ucap Manda.

"Biasa aja kali Man, gak usah lebay kek gitu juga kali!" ucap Mia.

"Cakep dari mananya Mia and Manda sayang?! Manusia dingin, sombong, gak punya perasaan gitu dibilang cakep. Dia aja kaga pernah senyum tuh, kalo dia senyum itu patut untuk dipertanyakan. Dia itu anak mam...." ucapan Zara terhenti karena Mia menyuruhnya untuk menengok ke belakang.

"Saya tunggu kalian semua diruang rapat sekarang J-U-G-A!" ucap Raka membuat semua orang diruangan itu pucat pasi termasuk direktur dan manager yang berada dibelakang CEO Raka. Mereka menuju ruang rapat.

"Sabar ya Zara, kali ini lo gak akan tertolong, lo pasti dipecat hari ini," ucap Rendi prihatin.

"Tenang aja Zar, kalo lo dipecat, gue bakal bantu lo cari lowongan kerja," ucap Mia menghibur.

"Gue bantu do'a aja ya Zar, moga lo kaga dipecat sama pak CEO," ucap Manda.

"Udah, sekarang kita cepetan ke ruang rapat, kalo kelamaan bisa kena semprot kita sama pak CEO Raka!" ucap Bram.

Zara melangkahkan kakinya keruang rapat dengan hati was-was, juga teman-teman satu divisinya yang wajahnya pucat pasi karna ketakutan. Wajah Raka terlihat sangat dingin. Ia mendengar perkembangan pemasaran produk dan rencana perkembangan produk baru yang akan segera diluncurkan perusahaan.

Raka sangat mengenal Zara, sosok perempuan cantik yang merupakan anak dari sahabat mami dan papinya. Zara sangat setia menemani maminya ketika ia, adik dan papanya sedang sibuk. Zara merupakan perempuan yang di idam-idamkan maminya untuk menjadi menantunya.

Papinya yang bernama Chandra Aditya sibuk mengurus bisnis keluarganya, sedangkan Raka dan adiknya yang bernama Arfan Aditya kuliah diluar negeri. Arfan adiknya berkeinginan menjadi seorang dokter sehingga ia kuliah dijurusan kedokteran di Amerika sedangkan Raka sendiri memilih jurusan bisnis dan manajemen di Australia hingga jenjang S3 untuk melanjutkan bisnis milik keluarganya.

Maminya yang kesepian selalu meminta sahabatnya Ratih yang merupakan ibunya Zara untuk berkunjung kerumahnya atau kadang maminya sendiri yang datang kerumah Ratih. Ketika Ratih berkunjung kerumah Ratna dia selalu mengajak Zara, dan dari situlah Zara dan maminya menjadi akrab, bahkan Zara sering menginap dirumah Ratna untuk menemani Ratna ketika papinya sedang ke luar kota agar tidak kesepian. Raka memang orang yang tidak banyak bicara ia cenderung lebih fokus belajar, ia tidak suka bergaul dengan perempuan karna dianggapnya sangat berisik. Tapi ia bukan homo yang menyukai sesama jenis.

Author : Kirain Author kak Raka kek jeruk makan jeruk. Xixixi

Raka Masih berpegang teguh pada agama dan baginya pacaran hanya akan mengganggu konsentrasi belajar dan menyebabkan dia tidak fokus, juga pacaran itu menambah dosa dalam hidup.

"Semua yang kalian laporkan itu masih data mentah dan bukan solusi terbaik untuk pemasaran produk baru yang akan kita luncurkan! Apa yang kalian lakukan Satu minggu ini hah? Bergosip?" ucap Raka memandang peserta rapat dengan dingin.

"Apa perusahaan menggaji kalian hanya untuk bergosip bukan untuk bekerja, huh?" tanya Raka tegas. Semua orang bungkam tak terkecuali Zara.

"Baik, saya harap dalam kurun waktu tiga hari kalian harus membuat laporan yang lebih rinci lagi, dan ya pak Hadi dan pak Budi saya harap anda berdua bisa lebih menegaskan bawahan anda agar lebih disiplin dalam bekerja," ucap Raka membuat semua orang diruangan ini merasa terintimidasi.

"Baik pak," jawab pak Hadi dan Pak Budi.

"Dan kamu..." panggil Raka menatap dingin Zara yang sedang menunduk.

"Kamu..." panggil Raka lagi membuat Manda menyenggol lengan Zara membuat Zara mengangkat wajahnya. Zara menatap Raka dengan terkejut.

"I-iya pak," ucap Zara menelan ludahnya.

"Kamu ikut saya ke ruangan saya sekarang juga!" ucap Raka dengan muka datar.

"Baik pak," jawab Zara pasrah tapi tak rela.

Zara menatap rekan divisinya dengan ekspresi meminta pertolongan. Rekannya hanya menatap Zara dan menggelengkan kepala.

Maaf kita gak bisa berbuat apa-apa.

Mungkin itulah arti dari tatapan mereka.

Kini Zara hanya pasrah, ia melangkahkan kaki keluar dari ruang rapat. Langkahnya lunglai seakan tak bertenaga. Ia masuk lift memencet tombol menuju lantai dimana ruang CEO berada.

Tuh pak CEO baperan amat sih jadi orang, manusia dingin kek gitu kan harusnya gak punya perasaan, kan jadi kaga gampang baper kek gini.

Gerutu Zara dalam lift.

Bersambung...

Jangan lupa vote, like, and komen ya!!!

Follow Ig-ku : @nona.rul

Makasih.

Terpopuler

Comments

mar14mut

mar14mut

PERUSAHAAN menggaji untuk bergosip
lucuuuuuuuu

from me "Tentara yang Ku Benci"

2021-01-08

2

Alya ramadhani

Alya ramadhani

maaf ya thor cerita y kyk novel sebelah.tp g pa2 lah.bagus jg sih....

2020-12-29

3

PutriAlmaherah

PutriAlmaherah

Semangat Thor

2020-12-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!