Jangan lupa vote dan komennya y!!!
Selamat membaca...
________________
Ting....
Pintu lift terbuka, Zara segera keluar dari lift dan segera menuju ke ruangan CEO. Ia melewati beberapa ruangan. Banyak pasang mata yang melihat ke arahnya membuat Zara hanya tersenyum canggung. Zara merupakan perempuan tercantik di kantor ini. Tentu saja membuat sepasang mata laki-laki tersenyum kecantikan Zara.
Zara mendekati Sekertaris CEO yang ternyata seorang laki-laki membuat ia menahan tawa mengingat cerita mami Ratna yang mengatakan bahwa Raka itu anti cewek. Zara ingin sekali menggoda Raka agar dia bisa melihat raut wajah kesal Raka. Bukan Zara Paramitha namanya kalo ia tidak takut dipecat sekarang juga. Ia sebenarnya takut, tapi karna mami Ratna sering menceritakan banyak hal tentang Raka, membuat Zara sangat mengenal siapa itu Raka.
kalo gue kaga kenal nyokap ama bokap lo, mungkin sekarang gue udah takut setengah mati karna gue lo pecat
Batin Zara.
"Apa pak CEO sedang berada diruangannya?" tanya Zara.
"Apakah anda Zara Paramitha dari divisi pemasaran?" tanya Sekertaris Althaf.
"Iya pak," ucap Zara.
"Kalau boleh saya tahu, nama bapak siapa?" tanya Zara sambil menjulurkan tangannya.
"Eh ya nama saya Althaf Mahendra, anda bisa memanggil saya Althaf," ucap Rendi menerima uluran tangan Zara.
Zara sempat kagum dengan ketampanan sekertaris Raka yang bernama Althaf. Tapi mengingat ia sedang ditunggu oleh CEO Raka diruangannya, dia urungkan niatnya untuk PDKT nya dengan Sekertaris Althaf.
Ternyata sekertaris tuh kutub cakep juga ya, jadi pengin PDKT-in tapi tuh bapak negara dah nungguin di dalem. Besok-besok aja deh PDKT nya kalo dah ada waktu.
Xixixi...
Batin Zara sambil senyum-senyum sendiri.
"Silahkan masuk mbak, anda sudah ditunggu CEO Raka diruangannya," ucap Sekertaris Althaf.
"Panggil Zara aja," pinta Zara menunjukkan senyum manisnya membuat sekertaris Althaf tersenyum malu.
Astaga, gila dia terpesona ama gue. Ternyata dia normal. Gue kira dia ikutan kek bossnya jeruk makan jeruk. Gila kok gue jadi merinding kek gini yah.
"Gue masuk ke dalem ya!" ucap Zara melangkahkan kakinya memasuki ruangan CEO.
"Pagi jelang siang pak CEO," ucap Zara membuat mata dingin Raka mengangkat wajahnya dan menatap ke arahnya.
"Masuk!" perintah Raka.
Zara melangkahkan kakinya masuk, ia melihat Raka sedang duduk dikursi kebesaran CEO. Zara langsung duduk di sofa, membuat Raka langsung berdiri dan menghampiri Zara. Ia duduk dihadapan Zara sambil menatap wajah Zara yang tadinya merasa takut sekarang malah terlihat berani, membuat Raka heran.
"Kenapa pak CEO memanggil saya?" tanya Zara karna sejak tadi Raka hanya diam menatapnya.
"Saya hanya heran kenapa mami saya selalu membicarakan tentang kamu," ucap Raka.
"Owh kirain bapak mau bahas masalah kantor," ucap Zara.
"Kamu apakan mami saya hingga mami saya meminta saya menikahi kamu, huh?" tanya Raka membuat Zara angkat bicara.
"Mana saya tau pak, pak CEO tanya aja sendiri aja sama mami pak CEO. Bisa jadi karna saya itu emang cantik dan menarik, juga baik hati dan tidak sombong hingga mami pak CEO menginginkan saya menjadi menantunya," ucap Zara.
"Harusnya lo tuh nyari pacar kek, trus ajakin dia nikah, biar gue gak pusing mikirin permintaan mami gue buat jadiin lo menantunya," ucap Raka menatap tajam Zara.
"Loh kok gue sih pak??? Harusnya yang nyari pacar tuh lo bukan gue. Liat umur lo itu lebih tua dari gue, jadi lo aja sono yang nyari pacar duluan trus ajakin nikah," Zara diam sejenak.
"Upsss, gue lupa pak CEO kan anti perempuan yh, mana bisa dapet pacar. Pak Ceo kan jeruk makan jeruk!" ejek Zara kesal.
"Jeruk makan jeruk?!" tanya Raka bingung.
"Emang bener kan perkataan saya?Bapak itu suka ama laki-laki ya kan?" ucap Zara tersenyum penuh kemenangan.
"Lo gila ya! Kalo gitu lo belom nikah juga karna lo suka sama perempuan gitu?" ucap Raka kesal dengan ucapan Zara.
"Gue masih normal kalo lo tahu. Gue kaga suka perempuan gue masih suka laki-laki kali, gue bukan jeruk makan jeruk kek lo yah," ucap Zara. Hilang sudah kata-kata formal Zara kepada Raka karna Raka sudah membuatnya sangat kesal.
"Apa bapak CEO yang terhormat menginginkan bukti bahwa saya itu normal?" ucap Zara sengaja membuat Raka bertambah kesal.
"Tidak perlu, saya minta kamu segera mencari pacar!" perintah Raka.
"Ogah amat, kalo saya bilang ke mami pak CEO kalo saya mau jadi menantunya gimana pak?!" tantang Zara penuh percaya diri.
"Dasar gila!" teriak Raka emosi.
Zara berdiri lalu dengan berani mendekati Raka. Tiba-tiba ia memeluk Raka membuat jantung keduanya berdetak sangat kencang tak beraturan.
Cuuup...Zara mencium pipi Raka membuat ia pipinya merah merona karna tingkahnya sendiri. Sedangkan Raka mematung ditempat. Zara melepaskan pelukannya dan menatap Raka dengan tatapan kesal dan malu.
"Gue dah buktiin ke Pak Ceo yang terhormat kalo gue itu masih normal, gue masih suka sama laki-laki. Gue masih belom nikah sampe sekarang karna emang jodoh gue aja yang belom ketemu, kalo bapak sih udah jelas jeruk makan jeruk," ucap Zara.
"Kalo cuman ini yang bapak pengin omongin dengan saya, saya permisi," ucap Zara dengan wajah merah menahan malu setengah mati.
Mikir apaan sih gue...Gilaaa masa gue nyium tuh pak CEO, apalagi ampe peluk-peluk-peluk dia gitu. Murahan amat sih gue. Arghhhhh
Batin Zara meronta - ronta.
Zara melangkahkan kakinya menuju pintu untuk keluar dari ruangan. Tiba-tiba Raka menyuruhnya berhenti.
"Berhenti disitu!" perintah Raka.
"Ada apaan lagi sih pak?!" tanya Zara kesal.
"Kamu sudah berani bertindak tidak sopan kepada saya bahkan berani-beraninya kamu memeluk saya dan mencium saya, jadi kamu akan saya hukum," ucap Raka dingin.
"Dihukum?? Apa salah saya pak?" tanya Zara balik.
"Saya sudah mengatakannya tadi dan saya tidak suka mengulang perkataan saya untuk yang kedua kalinya," tegas Raka.
"Baik pak, maafkan tingkah saya yang sudah kurang ajar terhadap bapak dan bapak bisa menghukum saya sekarang juga," ucap Zara pasrah.
"Baik saya akan memaafkan kamu, tapi saya akan tetap menghukum kamu," ucap Raka.
"Saya akan menghukum kamu dengan menjadikan kamu sekertaris saya." ucap Raka dengan senyum terselubung.
"Apa?! Jadi Sekertaris pak CEO? Gak salah pak, itu hukuman apa penaikan jabatan? Tapi pak Ceo kan udah punya Sekertaris gimana sih pak," protes Zara.
"Kamu itu cerewet sekali yah. Saya akan mengangkat Sekertaris saya itu menjadi Asisten pribadi saya sekaligus tangan kanan saya, sedangkan kamu akan menggantikan dia untuk menjadi sekertaris saya. Kamu paham?!" jelas Raka.
"Tapi pak...masa hukumannya jadi sekertaris sih kan aneh," protes Zara kepada Raka.
"Saya tidak menerima penolakan, kamu harus menerima hukuman yang sudah saya tentukan. Mulai besok kamu bukan bekerja di bagian divisi pemasaran lagi tapi menjadi sekertaris saya," ucap Raka tegas membuat mulut Zara bungkam.
Akhirnya Zara pun dengan terpaksa menerima hukuman Raka yaitu menjadikan dirinya sebagai sekertaris, walaupun hukumannya terdengar aneh tapi ada untungnya juga buat Zara karna otomatis pangkatnya di perusahaan akan lebih tinggi dan gajinya pun akan lebih besar.
"Baik pak, kalau begitu saya kembali ke ruangan divisi saya, permisi!" ucap Zara pasrah dan segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Raka. Raka pun hanya diam tak bersuara. Bibirnya terangkat menatap wajah pasrah Zara penuh kemenangan.
Kayaknya tuh kutub kaga bisa ngasih hukuman ke orang deh, masa hukumannya ngasih jabatan tinggi ke gue, kan aneh. Tapi bodo amat lah yang penting gue untung.
Gumam Zara dalam hati.
Bersambung...
Jangan lupa vote, like, and komennya ya!!!
Follow Ig-ku : @nona.rul
Makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Alifhatul Marziah
jln critanya mirip dgn yg di sebelah
2021-02-04
2
Rafiah Taufik
lnjutt
2020-12-10
2
ARSY ALFAZZA
like 👍🏻👍🏻👍🏻
2020-12-06
2