Tentu saja pagi ini sangat menyenangkan untuk Hyuji. Bagaimana tidak, John memutuskan untuk tidak mengambil pekerjaan itu demi dirinya. John bahkan berkata jika dia akan mencari pekerjaan didaerah tempat tinggal mereka saja agar bisa selalu makan malam bersama Hyuji. Mungkin itu sedikit egois, tapi kenyataannya Hyuji memang tidak ingin John berada jauh dari jangkauannya.
"Mau makan malam apa hari ini? "
"Aku akan memasak untukmu! "
"Tidak perlu, biar aku belikan saja pulang kerja nanti! "
Hyuji melirik sekilas suaminya yang sedang menaikkan celana Jeans yang cukup ketat. Selama ini, John memang tidak pernah memberitahu Hyuji tentang pekerjaan yang sedang dikerjakannya, tapi pria itu selalu memberikan uang belanja bulanan yang cukup banyak.
"Kenapa memakai celana seketat itu? Apa kau tidak terganggu? Aku saja yang melihatnya risih? "
John berhenti tepat saat menautkan kancing celananya. Memang, celana tersebut membuat bentuk dan otot kaki John tercetak dengan jelas.
"Kenapa? " tanyanya dengan ekspresi datar dan bibir tipis yang sedikit ditekuk.
Dibawah pancaran sinar Mentari pagi, kulit putih pemuda itu terlihat semakin bersinar dan poni panjangnya yang terjuntai sedikit basah membuat debar jantung Hyuji seolah semakin menjadi.
"Lupakan! Kau bebas memakai apapun asal tidak telanjang! "
John menegakkan punggung, menatap heran pada Hyuji.
"Kau ini bicara apa sih? "
Hyuji juga bingung, dia sendiri tidak tau apa yang sedang ia bicarakan. Berusaha menghindari tatapan John dengan menggaruk rambut berantakan, kemudian bergerak menuruni ranjang, Hyuji menuju kamar mandi berniat untuk mencuci muka dan memulai aktifitas.
"Baik aku akan menggantinya! " tutur John tiba-tiba.
John berhasil membuat Hyuji menghentikan langkahnya.
Hyuji berbalik, melihat John yang sudah membuka kembali pintu lemari dan mengeluarkan sebuah celana longgar dan melepas celana yang sebelumnya.
"Hei, aku cuma bercanda John! "
"Tidak, aku akan memakai celana ketat saat bersamamu saja! " melirik Hyuji dengan sebuah seringaian nakal.
Malu dan kesal, Hyuji menghilang begitu saja dibalik pintu kamar mandi. Meninggalkan John yang tersenyum sendiri melihat tingkah menggemaskan dari kecemburuan seorang Hyuji.
"Aku bahkan tidak menyangka dia berusia tiga puluh tahun! Ah, benar-benar menggemaskan..." gumamnya sambil merapatkan ikat pinggang yang sudah melingkari pinggangnya. "Tidak ada alasan untuk tidak mencintainya! "
***
4 PM KST.
Hyuji sudah membawa makanan yang akan ia jual dikedai. Menata beberapa wadah stainless dengan pengapian kecil dibawahnya, Hyuji menuang kuah odeng yang mengepulkan asap bearoma sedap. Senyuman merekah terlihat dibibirnya saat mengingat suasana pagi hari ini bersama John.
"Dasar pembual ulung! Bisa-bisanya dia berkata seperti itu, membuat hati tidak tenang saja! " gumamnya dengan gelengan kecil.
Seseorang memasuki kedai.
"Selamat da---"
Ucapannya benar-benar tertahan di kerongkongan saat melihat presensi yang ada dihadapannya. Wanita dengan tatanan serta pakaian mahal dan menjinjing tas kecil seharga mobil, wanita itu tersenyum sarkas.
"I-ibu... "
Joana Wilson, ibu dari John datang ke kedai Hyuji.
Buru-buru mengusap telapaknya pada apron, Hyuji lantas menata raut dan juga senyuman sebaik mungkin. Mempersilahkan ibu mertuanya menempati salah satu kursi pelanggan adalah langkah pertama yang terpikir.
"Si-silahkan duduk dulu bu, akan saya buatkan minuman dingin---"
"Tidak perlu! Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu karena John tidak mau menjawab teleponku! "
Raut Hyuji mendadak kaku. Kedua telapaknya saling meremat cemas didepan tubuh saat akan mendengar ucapan apa yang kali ini akan dikatakan oleh sang ibu mertua.
Sekilas, Hyuji mendapati mata bulat yang Indah milki John ada pada wanita dihadapannya. Membuat Hyuji semakin yakin dan tak bisa memungkiri jika John benar-benar putra dari orang tersohor di negara tempat mereka berpijak.
"Si-silahkan katakan kepada saya, nanti akan saya sampaikan!" ucapHyuji sambil membungkuk sekilas memberi hormat.
"Aku tidak menyangka putraku bisa hidup seperti ini! " gumam wanita itu terang-terangan dihadapan Hyuji. Entah untuk keberapa kali dia mendengar kalimat tersebut dari bibir sang ibu mertua, Hyuji tertunduk semakin dalam. Masih mencoba tetap menghargai pendapat tersebut karena memang nyatanya seperti ini.
Ibu John kembali menautkan manik penuh intimidasi itu pada Hyuji setelah melihat dengan tatapan mencibir setiap sudut kedai kecil yang dibangun John dan Hyuji dengan susah payah.
"Katakan pada putraku untuk datang kerumah besok sore! "
Hyuji mengangguk setuju.
"Katakan juga untuk datang sendiri karena ada hal penting yang ingin aku katakan secara pribadi dengannya! "
"Ya... ibu! Saya akan memberitahunya nanti saat dia sudah dirumah! "
"Rumah? Bangunan kecil dan kumuh itu kau sebut rumah? Memuakkan!! "
Hyuji beringsut, tak tau lagi apa yang harus dia lakukan. Hyuji menggerakkan sedikit tubuhnya dan mendapati odeng, dan beberapa menu makanan yang ia jual.
"Ah, saya akan membungus beberapa odeng untuk ibu!" ucapnya tiba-tiba dengan antusias. "Tunggu seben---"
"Tidak! Aku tidak makan makanan seperti itu! Kau hanya akan membuat perutku sakit! Simpan saja makanan itu untuk pelangganmu!"
Telapak Hyuji yang sudah hampir meraih sebuah kantong plastik mendadak lemas. Hatinya benar-benar remuk, dan itu bukan pertama kalinya.
"Aku pergi! "Dengan wajah dan nada bicara yang angkuh. "Jangan lupa menyampaikan itu pada putraku! "
Bibir dan pupil mata Hyuji bergetar bersamaan. Dia hanya mengangguk untuk kesekian kalinya.
Tubuh Hyuji terhuyung saat ibu John sudah pergi meninggalkan kedai dengan mobil mewah dan mengkilat yang menyilaukan mata. Tulang kakinya bergemeretak, kedua telapaknya berpegang erat pada ujung meja.
Sesaat kemudian meremas dadanya yang terasa ngilu.
"Ada apa lagi ini, aku harap tidak lebih buruk dari sebelumnya! "[]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments