Pada jam istirahat, Melly dikejutkan oleh kehadiran Wakil Ketua geng sekolahnya di kantin. Sebelumnya Melly tidak pernah berbicara dengannya, itu sebabnya Melly sangat terkejut ketika dia menghampiri mejanya. Melly hanya tahu dia bernama Robbin. Dia cowok berbibir tebal yang hobi cengengesan, tapi saat ini dia sedang bersikap sangat serius.
"Boss gue, mau ngomong sama lo," katanya. "Ayo ikut gue sekarang!"
Melly langsung berhenti memakan baksonya dan bertanya dengan heran, "Kalo emang dia mau ngomong sama saya, kenapa nggak dia aja yang datang ke sini?"
The--Braaakkk…!!!
Robbin menggebrak meja Melly dan Rani dengan keras. Sontak saja hal itu membuat siswa lain yang berada di kantin kaget dan menatap dirinya. Robbin balas menatap dengan tatapan membunuh, membuat mereka langsung bergidik ngeri.
Robbin kini memasang tampang seramnya di hadapan Melly. Tapi sedikitpun Melly tak gentar, berbalik dengan Rani yang hanya diam terpaku, dengan wajah ketakutan.
"Lo berani nyuruh Boss gue datang ke sini, cuma buat ngomong sama lo!" serunya tidak percaya. "Emang lo siapa, hah?"
Melly agak tersinggung mendengar ucapan itu. "Emang pangkat Bossnya disini setinggi apa sampai-sampai gue harus tunduk dan hormat sama dia?" tanya Melly dalam hati.
Otak Melly berputar cepat, dia berusaha mengingat dan menebak. Seingat dia, ketua geng sekolahnya adalah anak kelas dua belas bernama Tristan. Orang yang dianggapnya Boss oleh Robbin. Melly tidak tahu banyak tentangnya. Yang dia tahu, Tristan itu cowok tajir dan sama seperti Ghevin kakaknya. Punya banyak penggemar. Melly tidak tertarik pada Tristan karena dia sedikit banyak mengingatkannya pada Ghevin dan kehidupan gengnya.
Melly tidak pernah berurusan dengan Tristan sebelumnya. Jadi, Melly sedikit bingung kenapa Tristan ingin bicara dengannya. Robbin juga tidak memberitahu dirinya, sehingga dengan terpaksa Melly meninggalkan Rani sendirian untuk mengikuti Robbin ke salah satu ruang kelas.
Awalnya Melly mengira kelas itu kosong, tapi ternyata ada seorang siswa yang duduk di kursi guru dengan gaya sok penguasa. Kakinya yang panjang disilangkan di atas meja.
Robbin segera menghadap, "Lapor Boss, gue udah bawa Melly ke sini! Laporan selesai."
Melly berusaha menahan tawa saat mendengar ucapan Robbin. "Astaga! Udah kayak upacara bendera aja," batin Melly.
Siswa di meja guru itu hanya mengangguk dan menggerakan sebelah tangannya dengan gaya mengusir. Robbin pun langsung pergi dari kelas, meninggalkan Melly yang masih tampak kebingungan.
Melly berdiri di tengah kelas sambil memperhatikan siswa itu. Ya, dia adalah Tristan. Melly bisa mengenalinya dari penampilan dan sikapnya. Tristan memiliki rahang tegas, hidung mancung, dan bulu mata panjang. Gaya berpakaiannya benar-benar mirip dengan Ghevin. Urakan dengan seragam sekolah yang tidak dimasukkan dan dua bagian kancing atasnya dibiarkan terbuka.
"Ada apa sih dengan dua cowok itu? Kenapa mereka hobi sekali memamerkan dada?" tanya Melly dalam hati.
Melly memang mengakui, kalau Tristan itu ganteng. Tidak heran banyak wanita yang suka dengan dia. Dia sangat arogan dan memiliki darah pemberontak di dalam dirinya, tapi entah kenapa hal itu justru menambah daya tariknya. Sifat Tristan tidak jauh berbeda dengan Ghevin. Melly sudah terbiasa menghadapi Ghevin di rumah. Jadi, Melly sudah kebal menghadapi cowok seperti itu.
Tristan tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya memandang Melly dengan sikap meremehkan. Melly sangat tidak suka ditatap seperti itu. Tatapan itu begitu mengintimidasinya.
"Ada apa, Kak?" akhirnya Melly memberanikan diri untuk bertanya.
Tristan tetap diam selama beberapa detik, kemudian dia menurunkan kakinya dari meja dan berdiri. Melly terpana melihat betapa tingginya Tristan. Dia yakin kalau Tristan lebih tinggi dari Ghevin, padahal tinggi Ghevin saja 180 senti.
"Melly," kata Tristan. "Salah satu temen gue ngeliat lo dianter Miko anak Ganesha ke sekolah tadi pagi. Apa itu benar?"
Melly langsug tercengang. Dia merasa sudah sangat berhati-hati, tapi ternyata masih ada yang melihatnya. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
Akhirnya Melly pun menyadari, mungkin karena tadi dia diantar oleh Miko menggunakan motor, sedangkan Ghevin mengantarnya menggunakan mobil. Selama ini wajah Ghevin selalu terlindung di balik gelapnya kaca mobil. Pantas saja tadi Melly merasa ada yang mengawasinya.
🌱Bersambung🌱
Jangan lupa Like, Komen, Rate, dan Vote. Biar Author makin SEMANGAT 💖💕 Thx.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Caramelatte
eyo kakak author! Ku balik nih!🤭 Semangat yaa upnya! 🤗
2021-01-11
0
April Pky
masih setia membaca,like
2020-12-09
0
Dian Anggraeni
Dua jempol malam ini kak 👍👍👍lanjuuuut
2020-11-27
1