Ternyata memang benar ada anggota geng sekolah Melly yang melihatnya bersama Miko.
"Gimana?" tanya Tristan lagi. Dia terlihat tidak sabar menanti jawaban Melly.
"Mmm…" Melly bingung harus menjawab apa. Kalau dia jujur, Ghevin dan sahabatnya bisa berada dalam masalah. Dengan terpaksa, akhirnya Melly berbohong.
"B-bukan. Itu bukan Miko," jawab Melly terbata.
"BOHONG!!!" seru Tristan sambil menggebrak meja.
Untuk kedua kalinya hari ini, Melly melihat gebrakan meja yang dilakukan oleh siswa-siswa yang merasa dirinya penguasa di sekolah itu.
"Sialan, kenapa sih mereka hobi banget menggebrak-gebrak meja," umpat Melly dalam hati.
"Saya nggak bo…"
"Temen gue nggak mungkin ngasih informasi yang salah," potong Tristan. "Jadi itu pasti Miko anak Ganesha."
"Kalo dia udah begitu yakin, kenapa dia masih nanyain itu sama gue," batin Melly heran.
"Apa lo mata-mata?" pertanyaan Tristan langsung membuat Melly melotot.
"Bukan," jawab Melly cepat. "Saya bukan mata-mata, Kak."
"Terus kenapa lo berteman dengan mereka?" tanya Tristan tidak senang.
"Saya nggak berteman. Saya nggak kenal dia kok. Sungguh" kata Melly berdusta.
Tristan lalu berjalan mendekati Melly, tanpa melepaskan tatapan penuh intimidasi kepadanya. Melly pun jadi semakin ngeri melihatnya. Nyalinya kini menciut, perlahan hilang ditelan tatapan Tristan. Tatapannya bagai ombak besar di lautan. Siapa yang berani menantang maka akan tenggelam diterjang oleh keganasannya. Itu yang Melly rasakan saat ini.
"Lo lihat aja, Mell," desisnya tajam. "Mulai saat ini, gue bakal ngawasin lo."
Melly pun langsung gemetaran mendengar ucapan Tristan. "Apa dia serius?"
"Sekarang keluar!" perintahnya.
Tanpa berpikir dua kali, Melly pun langsung ngacir dari ruangan. Karena tergesa-gesa Melly hampir saja menabrak Vionna. Saat itu Vionna sedang berdiri di depan pintu kelas, sepertinya dia sedang berusaha menguping pembicaraan Melly dengan Tristan. Mereka pun saling menatap sinis.
Vionna adalah wanita yang cantik, dia teman sekelas Tristan. Sudah bukan rahasia lagi kalau dia jatuh cinta setengah mati pada Tristan. Sifat Vionna sangat buruk, bahkan dia sering membuat Melly kesal. Perseteruan mereka disebabkan oleh suatu hal yang sepele.
#Singkat cerita...
Waktu itu Melly sedang bercanda dengan Rani. Dan ketika tertawa, tanpa sengaja Melly menatap Vionna. Tapi dia malah mengira Melly sedang menertawakannya. Sejak kejadian itu dia selalu mencari-cari masalah dengan Melly.
#Cerita selesai.
Kali ini Melly sedang tidak ingin berurusan dengan Vionna. Yang dia inginkan pergi secepatnya dari situ. Namun tiba-tiba Vionna dengan sengaja mengibaskan rambutnya bak cewek-cewek di iklan sampo. Untung saja rambutnya yang panjang hampir sepinggang itu tidak sampai menampar muka Melly.
"Apa yang lo bicarain sama Tristan?" tanya Vionna dengan nada cuek, padahal Melly tahu dia sangat penasaran.
"Bukan urusan lo," jawab Melly ketus.
Vionna menyipitkan mata. "Pasti lo sedang berusaha mendekati Tristan," tuduhnya. "Lo sengaja ngajak ketemuan di ruang kelas yang sepi untuk menggoda dia, kan."
"Jangan asal nuduh deh lo!" bentak Melly. "Dia yang ngajak gue ketemuan."
Vionna langsung tertawa, jelas sekali kalau itu dibuat-buat. Tawanya mengingatkan Melly pada suara hyena.
"Tristan ngajak lo ketemuan? Lo ngimpi, ya?" ejek Vionna.
"Terserah kalau lo nggak percaya," kata Melly tidak peduli.
Tepat pada saat itu Tristan keluar dari dalam kelas. Dia berhenti saat melihat Melly dan Vionna.
"Tristan...!" seru Vionna dengan suara manja.
Melly menatap Vionna tidak percaya. "Dasar heyna bermuka dua! Bisa-bisanya dia mengubah nada suara sesingkat itu," umpat Melly dalam hati.
"Jangan sentuh gue!" Tristan memperingatkan ketika Vionna akan meletakkan tangan di lengannya. Gerakan Vionna langsung berhenti seketika. Dia terbengong-bengong karena dibentak oleh Tristan. Nyaris saja Melly tertawa melihat itu.
Tristan melirik Melly sekilas, lalu segera berjalan melewatinya. Vionna pun langsung mengikutinya. Melly akhirnya merasa lega dengan kepergian dua orang menyebalkan itu. Tapi rasa leganya hanya bertahan sebentar. Melly teringat pada ancaman Tristan tadi.
"Apa bener-bener dia bakal ngawasin gue?"
Melly terus berpikir apa yang harus dilakukannya. Jika Tristan memang akan mengawasinya, berarti Ghevin tidak boleh menjemputnya saat pulang sekolah nanti. Melly pun langsung mengeluarkan ponsel untuk menelepon Ghevin.
"Ya?" jawab Ghevin pada dering kelima.
"Ghev!" seru Melly. "Ntar lo jemput gue nggak?"
"Nggak," jawab Ghevin. Seketika Melly pun merasa lega. Dia tidak perlu khawatir meskipun Tristan mengawasinya nanti.
"Gue udah nyuruh Miko buat jemput lo pulang sekolah," lanjut Ghevin.
"Apa?!" seru Melly kaget. "Nggak usah! Batalin aja. Jangan suruh dia…"
"Jangan banyak ngomong, gue lagi sibuk," potong Ghevin. "Udah, ya."
Dan tanpa menunggu jawaban dari Melly, Ghevin langsung menutup telepon.
"Huaaa... kenapa ditutuuuppp?" jerit Melly kesal.
Dengan panik Melly pun berusaha menelepon Ghevin lagi, tapi dia sudah mematikan ponselnya.
"Dasar Ghevin keparat! Kenapa disaat penting begini dia malah matiin ponselnya?!" gerutu Melly.
Melly terlihat semakin panik, karena dia tidak tahu nomor ponsel Miko atau teman Ghevin yang lain. Dia tidak punya cara untuk memperingatkan Miko agar tidak menjemputnya.
Melly tidak bisa berkonsentrasi sepanjang sisa pelajaran hari ini. Sebentar-sebentar Melly menelepon Ghevin untuk mengecek apakah dia sudah menyalakan ponsel, tapi hasilnya nihil.
🌴Bersambung🌴
Jangan lupa Like, Komen, Rate, dan Vote. Biar Author makin SEMANGAT 💖💕 Thx.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
My_ChA
masih lanjut baca
2020-12-15
0
HIATUS
bagus thoor😍😍 kalo sempet mampir juga thor ke karya aku, sma2 suport rating &like❤
2020-12-14
0
April Pky
like again
2020-12-09
0