Tangan mereka berdua terus bertautan dalam perjalanan menuju Aristotelous Square.
Alun-alun di tepi laut dengan banyak kafe bertebaran di sana.
Tak terpikir oleh Alexandra bahwa ternyata Antonis mengajaknya ke kafe untuk bertemu Nina yang saat ini sudah menjadi istri George.
Sebenarnya ia kurang dekat dengan perempuan itu. Alexandra baru ingat George memang datang ke negerinya karena ingin bertemu dengan keluarga Nina di Semarang.
Dan keluarga Nina begitu kaget, dipikirnya George adalah Antonis karena wajah dan perawakannya lebih tampan. Ia jadi geli sendiri teringat hal itu.
Tapi ia tak peduli lagi. Ia & Nina tidak pernah berkomunikasi setelah kedua laki-laki itu kembali ke Greece.
Dan sekarang ia lihat Nina hidup bahagia, asyik kongkow bersama kawan wanitanya saat kami bertemu di kafe.
"Hi Nina, apa kabar?"
"Hi Xandra, I'm good. Kenalkan ini kawanku Santy dari Indonesia juga!"
Akhirnya mereka bertiga cipika cipiki setelah Antonis meninggalkannya sebentar mengambil berkas di kantornya.
Sambil menyesap coffee Frappé, Nina mulai bertanya-tanya kepada Alexandra.
"Sudah berapa lama kau berhubungan dengan Antonis?! Mengapa tidak menikah, seperti aku & George. Lihat aku sudah dapatkan semua darinya, walau ada sedikit kekurangan fisik dirinya tapi ternyata keluarganya kaya raya!"
"Oh, i see!"
Santy terlihat sangat mendukung Nina. Mantel bulu mereka kelihatan mahal, sayang pikiran mereka begitu rendah memandang seseorang hanya terhadap hartanya.
Suasana tidak nyaman lagi bagi Alexandra. Begitupun pandangan para tamu laki-laki di kafe tersebut kepadanya.
Next time jika kembali ke kafe ini, ia tidak ingin bersama mereka lagi.
Setengah jam menunggu Antonis datang, seperti seribu tahun lamanya.
"Save me now, babe!"
Bercengkrama dengan mereka yang bangga akan penampilannya hari ini membuatnya muak.
Cerita kehidupan mereka tidak sampai di telinganya lagi. Ia terus mengucap dalam pikirannya. "Bodo amatttt!"
Dan tak lama kemudian Antonis datang menjemput mengecup pipinya, lalu berpamitan kepada Nina dan Santy.
"See you, girl's!"
Alexandra langsung memeluk lengan Antonis, kepalanya bersandar untuk menemukan kedamaian.
Antonis berhenti melangkah menatapnya sejenak.
"Ada apa sayang?"
"Akan ku ceritakan nanti!"
Alexandra memberikan senyum sambil menepuk pelan lengan Antonis berkali-kali.
Hari ini mereka berdua menikmati kebersamaan menyusuri beberapa lokasi menarik seperti Alexander The Great Statue, White Tower, Hagia Sophia Thessaloniki dan lainnya.
Kembali ke mobil lagi, sekarang mereka harus berbelanja kebutuhan sampai perayaan tahun baru nanti.
Dan Antonis kembali melihat Xandra memakai jacket kulit hitamnya.
Jacketnya tidak bisa menghangatkan tubuhnya, walau di dalamnya sudah memakai long neck sweater.
"Moro Mou - sayangku, kita akan berbelanja makanan juga pakaian untukmu!"
"Nai - Okay!"
"Kau pinjam punya siapa?"
"Kawanku! Aku tidak tahu Eropa sedingin apa, tidak membawa mantel hangat kecuali jacket serta beberapa sweater biasa saja!"
"Jakarta memang panas, mana perlu kau pakai mantel bulu di sana. Nanti dikira kau sedang demam!"
Gelak tawa Antonis membahana.
"Ouch - aduh ...!"
Jeritnya kaget, juga sakit. Alexandra mencubit pinggang Antonis, geram gara-gara menertawakannya. Tangannya bersedekap, ngambek.
"I'm sorry, babe! Tapi nanti ku belikan jacket atau mantel hangat supaya kau tidak kedinginan lagi selama di sini. Tanganmu dingin seperti es batu!"
Antonis menarik tangan kekasihnya yang bersedekap dan menautkan jari jemarinya, berbagi kehangatan.
"Kau cantik kalau lagi manyun, gitu!"
Cibirnya pelan tak terdengar oleh Alexandra.
......................
Antonis melihat ke beberapa toko, tapi mencari mantel hangat untuk Xandra tidaklah mudah.
Ukuran tubuh gadis mungilnya jauh dibawah rata-rata perempuan Europe.
Tapi itulah yang ia suka darinya, merengkuh penuh tubuh mungil itu dalam pelukannya seolah ingin melindungi dari apapun yang terjadi.
"She's a lovely woman, I love her so much!"
Dan akhirnya ada beberapa yang cocok untuknya.
Alexandra juga butuh high heels boots agar tinggi badannya tidak terlalu jauh dengan Antonis.
Sarung tangan baru juga untuk kekasihnya, supaya tetap hangat di cuaca dingin bersalju & berangin saat ini.
Kini tas belanjaan bertumpuk di tangan kanan kiri Antonis dan Alexandra.
Ia mencium bibir Antonis sekilas sambil mengucapkan terimakasih.
"Efcharisto, moro mou!"
"Parakalo - you welcome!"
Dan Alexandra melenggangkan kaki kecilnya riang gembira. Antonis begitu mudah mengimbangi dengan kaki panjangnya, berjalan lebih cepat lagi.
Alexandra menggerutu, mengejarnya sampai ke parkiran mobil.
Semua sudah selesai, kegiatan hari ini cukup melelahkan. Antonis bergegas menyetir mobilnya untuk segera pulang.
Sementara Alexandra sudah menutup matanya, tertidur dengan mantel hangatnya yang baru.
Antonis melihatnya dan tersenyum. Dielusnya pipi Alexandra dengan punggung tangannya pelan agar tak terbangun.
Sampai di apartment ia mengangkat tubuh mungil Alexandra, menaiki tangga menuju ruangan berbentuk studio di lantai 2.
Tidak banyak sekat ruang kecuali dapur dan kamar mandi terpisah.
Tempat tidur serta ruang kerjanya menjadi satu, hidupnya memang sendiri mandiri.
Kakaknya bermukim di Athens dan adik perempuannya tinggal bersama orangtuanya, di kota yang sama dengannya.
Pukul 11 malam waktu Thessaloniki, Alexandra sudah dibaringkan di tempat tidur.
Di selimutinya hingga sebatas dadanya. Heater sudah terpasang di beberapa tempat.
Antonis mencium keningnya.
"Sleep well, my love!"
Lalu ia kembali ke meja kerja memeriksa berkas kantor yang harus dikirimkan ke assistantnya.
Antonis sudah mengambil cuti 2 minggu sebelum Tahun Baru tiba, karena ingin menyambut kedatangan kekasihnya.
Dan ia ingin mengenalkan Alexandra kepada keluarga serta kawan-kawannya di kota kelahirannya.
Beberapa agenda acara sudah terlintas di kepala Antonis untuk menikmati akhir tahun berdua saja.
Ia pandangi wajah gadis manisnya dari kejauhan, resahnya menggema.
"Mungkinkah kita bisa menikah karena orangtuaku begitu ragu kepadamu. Aku berusaha menyakinkan mereka selama ini, sebelum kedatanganmu kemari. Semoga mereka bisa menerimamu saat bertemu nanti."
Pikirannya mengembara satu setengah tahun lalu.
Saat 2 minggu liburan di Indonesia, terasa dunia milik mereka berdua.
Menikmati live music di Hard Rock Cafe Bali, dinners di Jimbaran, mengunjungi Tanah Lot dengan sunsets yang cantik, snorkeling di Lembongan island & melihat cabarets di kapal pesiar dan sebagainya.
Dan dansa malam terakhir di Bali, Antonis memeluk erat Alexandra seakan tak mau berpisah.
"Can't help falling in love with you!"
Ia ingat lagu itu yang mengantarkan cintanya pada gadis itu.
Tapi lagu yang pantas untuk mereka, mungkin terlalu indah untuk menjadi sebuah kenyataan.
Antonis menutup matanya sejenak, lalu kembali menatap pekerjaannya. Larut dalam keheningan malam yang dingin.
You're just too good to be true
Can't take my eyes off of you
You'd be like Heaven to touch
I wanna hold you so much
At long last love has arrived
And I thank God I'm alive
You're just too good to be true
Can't take my eyes off you!
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
fitriningsih
mulai penasaran
2021-04-12
1
sun☀️
hai thor aku sudah mampir ninggalin bomlike dan rate ya. Jangan lupa mampir ya thor
2021-03-09
2
Windy Veriyanti
semoga suatu saat aku juga bisa berkunjung ke Yunani 🙏💙
masih terus menyimak ceritamu, Author...
2021-02-28
1