Bandara Macedonia
Alexandra tak ingat lagi berapa bandara yang sudah dilewati dari Cengkareng, Bangkok, Larnaca, Amman, Athens sampai tibalah ia menjejakkan kakinya di tujuan yang terakhir di Thessaloniki.
Menjemput impiannya, tak ingin lagi memendam rindu. Tapi ini saatnya menumpahkannya dengan memeluk kekasihnya.
"Akhirnya kau sampai juga ke kotaku, sayang!"
Antonis memeluk Alexandra dengan hangat sambil mengecup keningnya lembut.
Tangan besar itu membelai kepalanya, disisipkan rambut yang tergerai ke telinganya.
"Kau sudah makan?" tanya Antonis khawatir.
Alexandra menggelengkan kepalanya, lelah terlihat dari matanya.
Antonis mengambil bagasi yang telah terkumpul semua dan begitu mudahnya ia menyeret tumpukan itu.
Sementara tangannya yang lain mengenggam tangan Alexandra, bersama-sama menuju parkir mobil.
Diletakkan seluruh tas bawaan dibelakang mobil, kemudian ia bukakan pintu untuk kekasihnya.
Sesegera mungkin mereka pun masuk mobil. Udara dingin sekali malam ini karena salju sudah turun sejak sore tadi.
Antonis mulai menggosok-gosok kedua tangannya lalu di genggam tangan Alexandra erat untuk memberikan kehangatan.
"Ayo kita pulang, siapkan makan malam dan istirahat. Are you okay, honey?!" tanya Antonis sambil tersenyum manis.
Alexandra hanya mengangguk setuju.
"Besok setelah kau beristirahat penuh akan kubawa berkeliling kota. Coba ceritakan perjalananmu mengapa terlambat sampai jam segini pesawatmu baru tiba?" tanya Antonis sambil menyetir menuju apartmentnya.
Alexandra menjawabnya dengan cemberut, "Duh babe, sungguh perjalanan yang panjangggg dan lamaaaaa!"
Ia memukul lengan kekasihnya berkali-kali.
Dan laki-laki disamping Alexandra hanya tertawa, mengusap-usap kepalanya kembali.
"Kau gadis pemberani, Xandra! Kupikir kau tak akan sampai ke negeriku. Ternyata nyalimu kuat juga mengarungi benua dan samudera dengan berjam-jam di pesawat melumpuhkan energimu yang biasa bergerak terus seperti bola!" ucapnya bangga.
Alexandra tertawa juga akhirnya. Tak disangka akhirnya mereka dipertemukan juga setelah satu setengah tahun berpisah menjalani hubungan berjauhan negara.
Media apapun tidak bisa sesempurna mungkin untuk mendekatkan suatu hubungan, karena chemistry terbangun dengan bersentuhan atau berdekatan.
Alexandra mencium pipi kekasihnya, "I miss you so much!"
Antonis kaget dengan sikapnya, tapi ia tahu gadis itu menyimpan sejuta rindu yang sama dengannya.
"Babe, bagaimana dengan orangtuamu apakah mereka tahu kedatanganku?" Alexandra menatap wajah kekasihnya begitu dalam.
Dan Antonis menganggukkan kepala, tangannya kembali menghangatkan dirinya lagi.
......................
#flashback on
Satu setengah tahun lalu Alexandra bekerja sebagai tour leader yang terpampang melalui situs travel di Indonesia.
Antonis mengirimkan email ke dirinya langsung meminta untuk menjadi tour guide.
Ia akan datang bersama kawannya George untuk mengunjungi ke beberapa kota di Indonesia.
Mereka berdua akan tiba di Jakarta dalam waktu satu bulan lagi.
Percakapan keduanya begitu intense, usia Alexandra 25 tahun dan Antonis 30 tahun.
Keduanya pun masih single, Antonis orangnya ramah banyak bicara persis seperti Alexandra.
Sehari banyak topik apapun yang bisa dibicarakan mereka, bersyukur Antonis menguasai bahasa Inggris, sementara gadis itu tidak tahu bahasa Greek.
Sebenarnya Alexandra bekerja sebagai freelance saja, untuk mengisi waktu luang.
Kawannya yang memiliki travels agent menawari pekerjaan tersebut karena kemampuannya menarik minat para clients sudah terbukti.
Mereka senang jika Alexandra sebagai tour leadernya karena sikap ramah tamahnya, perhatian dan details dalam menjelaskan sesuatu.
Waktunya pun tiba Alexandra menemui Antonis & George di bandara Soekarno-Hatta.
Kemudian beristirahat sehari di Jakarta dan esoknya terbang berangkat menuju lokasi wisata.
Awalnya Alexandra grogi juga, wajah asli Antonis ternyata lebih tampan dari photonya yang pernah dikirimkan kepadanya
Saat ia menjabat tangan Antonis di pertemuan pertama kalinya begitu canggung pastinya.
Ada sedikit perasaan lainnya setelah sebulan mereka berdua sering bertukar pikiran membuka peluang hati mereka masing-masing.
Berdua mereka saling memandang. Antonis berperawakan tinggi 184 cm, sementara Alexandra tak sampai 160 cm.
Antonis begitu menyenangkan membuat cair suasana diantara mereka.
Dan tiba-tiba seseorang menyikut lengan Antonis. Oh George, hampir Alexandra melupakan juga.
Ternyata mereka bersahabat sejak kecil dan ingin mengunjungi Indonesia karena pacarnya Nina ternyata berasal dari sini.
Alexandra tersenyum, ternyata Antonis hanya sebagai bumper saja. George meminta dirinya untuk ditemani.
Dan kelihatan sahabat kecilnya pun tak mau sendirian, mereka sepakat gadis itu menjadi tour guide selama di sini.
Alexandra mengantarkan mereka ke beberapa lokasi wisata yang menarik seperti candi, keraton, pantai, alun-alun, danau, arung jeram, bermain parasailing - jet ski dan lainnya.
George dan Nina sudah asyik dengan dunianya. Jadi hanya Alexandra berdua Antonis saja yang mengatur jadwal kegiatan mereka setiap harinya.
Ia mengikuti apa yang mereka mau tanpa complaint karena mereka telah membayar Alexandra untuk itu.
Dua minggu menumbuhkan rasa
Antonis pun menyadarinya juga, Alexandra begitu sedih melihat mereka harus pulang ke negaranya karena telah selesai 2 minggu cuti liburan musim panas.
Dan Antonis berjanji untuk tetap berkomunikasi dengannya.
Setelah satu setengah tahun lamanya menunggu, giliran Alexandra menemui kekasihnya dengan mengunjungi negerinya.
Harapan Alexandra membuncah, kebahagiaan tiada tara.
Perjalanan panjang tidak terasa jika kau dapati belahan jiwa disana
......................
Chalkidiki Apartments
Alexandra selesai menyegarkan diri, berganti pakaian dan bersiap untuk makan malam yang dimasak oleh kekasihnya sendiri.
"Babe, kamu senang aku menemuimu di sini?" tanya Alexandra ragu.
Antonis tersenyum, matanya yang berwarna coklat berbinar. Ia menganggukkan kepalanya, kemudian memeluk Alexandra.
Ia bahagia sebagaimana hati gadis itu sekarang. Sudah lama ia tak tinggal dengan orangtuanya lagi.
Dan mereka berdua akan bertemu setelah malam tahun baru, beberapa hari lagi.
Alexandra memandang jendela di ruang makan, setelah selesai mencuci peralatan makan mereka berdua.
Udara begitu dingin, tahun ini akan segera berganti.
Usianya juga tidak muda lagi begitupun Antonis.
Ia berpikir sudah berada di tempat yang benar. Biduk cintanya bisa ditambatkan di satu dermaga.
Tapi ia lupa bagaimana arah angin dan ombak yang akan menggulung sebuah kehidupan di masa depan.
Alexandra tertidur dipelukan Antonis, melupakan perjalanan panjang seharian.
Pintanya dalam doa, sebelum menutup pelupuk matanya.
"Semoga selalu bersama dengan kekasihku untuk selamanya"
......................
Keesokan hari, ciuman basah sengaja laki-laki itu sematkan dikening kekasihnya lagi.
"Honeyyy bunnyyyyy wake upppp !!! Sudah siang sayang, katanya mau jalan-jalan?" desak Antonis di telinganya untuk segera bersiap.
Ia bangkit berdiri & melirik kembali, tapi tubuh perempuan kecil itu tak bergerak malah menyelimuti dirinya kembali.
Isengnya pun dimulai, dipencetnya hidung Alexandra pelan.
Tak lama gadis itu menghentakkan tangan kekar itu berkali-kali, hidungnya yang kecil terasa tak bisa menghirup udara bebas lagi.
Matanya tetap malas membuka, tapi sekarang menjadi terpaksa.
"Ayo Xandra bangunlah kau juga belum sarapan, sayang. Makan dulu kemudian kita jalan-jalan sebentar, aku harus ambil berkas di kantor yang tertinggal kemarin saat buru-buru menjemputmu!"
Alexandra menggeliatkan badannya lalu menatap kekasihnya garang dengan berusaha menahan kantuknya.
Antonis tertawa dan mengalihkan matanya ke jam dinding sudah pukul 11 siang.
Alexandra pun terlihat kaget, selimutnya di lempar jauh darinya & jatuh tak berdaya disisi ranjangnya.
Sengaja Antonis membiarkannya beristirahat panjang, karena kekasihnya pasti sangat lelah.
Jarak perjalanannya sama seperti yang ia tempuh satu setengah tahun lalu, ketika untuk pertama kali menemui Alexandra di negerinya.
Antonis mengangkat tubuhnya sampai di depan kamar mandi, lalu mendorong bahu Alexandra untuk masuk dan segera membersihkan diri.
Gadis itu bersungut-sungut sambil memeluk dirinya. Udaranya makin dingin siang ini.
"Mandilah sayang, ada air panas di dalam. Kau bau ketek dari kemarin ... hahahaha," teriaknya sambil berlalu menuju dapur.
Alexandra terdengar mendengus, tapi musuhnya telah menjauh.
Antonis kembali sibuk di dapur. Ia membuatkan sandwich & coffee supaya kekasihnya tidak ngomel lagi.
Ia akan mengajaknya makan siang di luar sambil menikmati White Tower.
Ada beberapa rencana yang telah ia siapkan selama Alexandra berlibur di kotanya.
Kemarin ia melihat jacket gadis itu tidak bisa mengusir hawa yang dingin.
Ia lupa telah mengundangnya saat winter, karena jadwal liburnya tidak panjang.
Seminggu setelah tahun baru, ia harus kembali bekerja lagi.
Sedangkan ia datang ke negerinya saat summer. Alexandra butuh mantel hangat.
Tapi ia juga seharusnya bisa menghangatkan dirinya ... pfttt pagi yang memusingkan!
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
Hai thor... Q mampir ya... Maaf baru berkunjung
2021-03-11
1
Windy Veriyanti
makin asyik dibaca...
sukaaa...
2021-02-28
1
Sriza Juniarti
baaguuus 👍👍,tapi likenya kok sedilikit...ayo...like yg banyaaak..
2021-02-19
1