PI 4# Penyesalan

"Yasudah kalau begitu sebaiknya kamu beristirahat terlebih dahulu. Kata Ibu-ibu disekitar sini, nanti akan ada pasar malam di ujung jalan dekat kolong tol. Kita bisa lihat-lihat kesana. Siapa tau ada baju yang cocok untuk kamu pakai bekerja," ucap Shinta tersenyum seraya menampilkan deretan gigi putihnya.

"Eh iya, ya ... Aku kan tidak mungkin bekerja pakai baju tadi setiap hari," ucap Nadira mengingat koleksi baju di lemarinya yang tak seberapa.

Hanya satu blouse dan rok span yang tadi ia kenakan yang pantas untuk dipakai bekerja. Sementara baju lain yang dimilikinya hanya baju rumahan dengan harga tak seberapa. Itupun sudah tampak lusuh karena sudah dipakai berulang kali.

"Yasudah kalau begitu istirahatlah sambil Mama pijitin kaki kamu biar mengurangi pegalnya."

"Sudah ga apa-apa, Ma. Nanti juga aku bakalan terbiasa kok."

Shinta hanya bisa menarik tipis lengkungan bibirnya ke atas. Merasa ironi saat mendengar tuturan kata dari bibir anaknya. Begitu keras putrinya itu berusaha tegar menjalani kehidupan mereka sekarang ini.

Wanita yang mulai memperlihatkan warna putih di helai-helai mahkotanya itu, menatap putrinya yang mulai memejamkan mata. Shinta lantas mendekati Nadira dan membelai lembut rambut hitam legam milik gadis yang selalu dikasihinya. Melihat wajah lembut itu, membuat Shinta mengingat kembali saat Nadira mengatakan ingin mengubur masa lalu dan menjadi pribadi yang baru.

"Ma ... mulai sekarang panggil saja aku Nadira," ucap anaknya dengan keyakinan terpancar di wajah.

"Nadira?" tanya Shinta heran dengan permintaan aneh putrinya.

"Aku ingin mengubur sosok Sherly dengan segala kehidupannya yang menyedihkan. Aku ingin menjadi pribadi baru yang lebih tangguh."

"Apa perlu dengan mengganti nama?"

"Aku kan tidak mengganti nama. Aku hanya mengganti panggilanku saja. Supaya aku benar-benar merasa terlahir kembali. Namaku tetap Sherly Nandira sesuai pemberian Mama. Aku hanya membuang Adijaya di belakangnya. Supaya kita tidak perlu lagi berhubungan dengan Papa."

"Kamu anak perempuan, tidak mungkin bagi anak perempuan memutuskan hubungan dengan Ayahnya."

"Kenapa tidak mungkin? Aku bukan lagi anak di bawah umur yang masih harus berada di bawah pengawasan orang tua. Aku wanita dewasa," tegas Nadira kala itu.

"Tapi bagaimanapun kamu anak perempuan. Kamu membutuhkan Papa atau Kakakmu untuk menjadi wali saat kamu menikah nanti."

"Mama lupa kalau aku sudah menikah?"

"Tapi bukankah kamu berniat melepaskan Alex? Mama pikir kamu akan bercerai dari Alex." Wajah Shinta tampak sendu memikirkan nasib rumah tangga putrinya yang harus kandas saat masih seumur jagung.

"Sudahlah Ma, aku tidak mau lagi membahas Mas Alex," lirih Nadira dengan wajah memelas.

Bulir bening tak dapat Shinta tahan lajunya mengingat bagaimana nasib putri bungsunya.

"Mama kenapa menangis?" tanya Nadira mengembalikan Shinta pada kesadarannya.

Segera ia mengangkat punggung tangannya dan mengelap air mata yang menggenang.

"Mama udah ganggu tidur kamu, ya?"

"Aku memang belum tidur. Aku hanya istirahat sebentar. Lagipula nanggung tidur sekarang, Ma. Udah sore," ucap Nadira seraya menyunggingkan senyum tulus. "Mama lagi mikirin apa sih, sampai menangis seperti itu?" tanya Nadira kemudian.

"Mama ga tega lihat hidup kamu seperti sekarang ini, Nak," lirih Shinta seraya membelai lembut rambut Nadira.

"Memangnya hidup aku kenapa, Ma? Apa Mama tidak lihat kalau sekarang aku lebih bahagia? Setidaknya aku memiliki hidupku sendiri, bukan lagi menjadi boneka Papa."

"Mama memikirkan statusmu yang menggantung. Kamu masih berstatus sebagai istri orang, tapi tidak ada suami yang menemani." Kekhawatiran nampak jelas pada guratan wajah Shinta.

"Kenapa kita harus bahas ini lagi sih, Ma?" Nadira merubah posisinya yang tengah berbaring.

Ia mengangkat sebagian tubuhnya hingga bersender pada dinding dengan kaki masih selonjoran. Sekelabat pemandangan tadi siang melintas di kepala. Pikirannya kembali berkelana memikirkan sang suami yang mungkin sudah berbahagia bersama wanita lain.

"Dengar Sayang, kalau suamimu yang meninggalkanmu, sama saja dia menceraikanmu. Tapi, masalahnya kamu yang meninggalkan suami mu. Bagaimanapun itu berarti sampai kapanpun kamu akan berstatus sebagai seorang istri. Bahkan kamu tidak punya dokumen apapun untuk menggugat cerai."

"Masalah itu tidak lagi penting bagi ku, Ma. Saat ini ada yang lebih penting untuk aku jadikan prioritas dalam hidup ku," sambar Nadira cepat.

"Nad, perempuan itu butuh pendamping. Kalau kamu pernah gagal sekali, bukan berarti kamu ga bisa membuka lembaran baru bersama laki-laki lain." Shinta mencoba menasehati, meski ia tahu tak kan mudah bagi wanita berpindah hati.

"Tujuan hidup ku sekarang bukan lagi berumah tangga. Sudah saatnya aku membayar penderitaan Mama selama ini. Aku hanya ingin menebus kesalahanku pada Mama dan membahagiakan Mama. Hanya itu saja yang kuinginkan sekarang."

"Siapa bilang Mama menderita? Mama bahagia bisa berada di dekat anak-anak Mama," jawab Shinta dengan sorot mata teduh. Ia memang bahagia saat bisa menyaksikan tumbuh kembang kedua anaknya.

"Aku tahu selama ini perlakuan Papa kepada Mama keterlaluan. Mama tidak hanya dimaki, bahkan aku tahu Papa sering memukul Mama," ucap Nadira membayangkan teriakan dan suara tamparan keras dari balik pintu kamar kedua orang tuanya yang tidak tertutup rapat.

Kala itu, Nadira tak pernah ambil pusing. Ia tak pernah menyukai sikap Ibunya lantaran selalu memaksakan kehendak pada anak-anaknya. Sebagai seorang Ibu, wanita di hadapannya ini tak pernah membela kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya. Ibunya itu selalu menuruti permintaan Ayahnya walau hal itu menyakiti anaknya sekalipun. Kini baru ia sadar semua itu dilakukan oleh Ibunya lantaran tekanan dan intimidasi dari sang Ayah.

Ia tak pernah menyadari betapa besar cinta seorang Ibu yang dicurahkan Shinta untuknya. Selama ini Nadira selalu merasa kesepian. Ia selalu berkelan mencari cinta diluaran sana. Namun, hanya ketiadaan yang dia dapatkan.

"Bagaimanapun, dia tetap Papa kamu Nad. Dia juga suami, Mama."

"Suami yang hanya memanipulasi istri? Yang membiarkan dunia tahu betapa beruntungnya Mama mendapatkan Papa? Padahal di balik itu semua, Mama tak lebih hanya dijadikan boneka. Disiksa lahir dan batin," geram Nadira mengingat perlakuan Ayahnya.

"Lebih parah lagi, anak-anak yang Mama perjuangkan kebahagiaannya, masa depan nya, abai sama Mama. Tak perduli bagaimana menderitanya Mama selama ini," ucap Nadira dengan air mata yang mulai berderai.

Shinta merengkuh Nadira dalam pelukannya membelai punggung Gadis itu yang mulai mengisak pedih. Membiarkan Gadis itu larut dalam penyesalan yang terus mendera.

**********************************************

Oh iya manteman tersayang dan tercinta ini kan karya baru yah.. jadi dukung aku dengan like dan komen yang banyak yah.. buat performa data aku di aplikasi ini.. biar daku menulis tambah semangat dapet dukungan dari kalian dan juga aplikasi.. karena karya baru susah dapet kontraknya kalau performa datanya jelek..

makasih semua.. luv luv buat kalian semua pokoknya..

Terpopuler

Comments

Mami keyffa

Mami keyffa

bagus

2021-09-15

0

Anastasia Anastasia

Anastasia Anastasia

trs semangat d sehat😁

2021-09-11

0

hiatus

hiatus

lanjut mampir thor

2021-09-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog # Perfect Imperfection
2 PI # Interview Kerja
3 PI 2# Tak Ada Arti
4 PI 3# Tempat Berteduh
5 PI 4# Penyesalan
6 PI 5# Cinta Sejati
7 PI 6# Seandainya
8 PI 7# Mulai Kerja
9 PI 8# Ikut Rapat
10 PI 9# Karma
11 PI 10# Tertunduk Malu
12 PI 11# Sesak
13 PI 12# Belum Siap
14 PI 13# Bicara
15 PI 14# Maaf
16 PI 15# Kehilangan Fokus
17 PI 16#
18 PEMBERITAHUAN
19 PI 17# Heran
20 PI 18# Suami Istri Kompak
21 PI 19#
22 PI 20#
23 PI 21# Tanggung Jawab
24 PI 22# Mengantar Nadira
25 PI 23# Gang Sempit
26 PI 24# Menahan Amarah
27 PI 25# Orang Gila
28 PI 26# Salah Kaprah
29 PI 27# Baku Hantam
30 PI 28# Takdir Berliku
31 PI 29# Tidak Peka
32 PI 30# Runyam
33 PI 31# Bukan Cenayang
34 PI 32# Semakin Menarik
35 PI 33#Menaruh Kagum
36 PI 34# Cemburu??
37 PI 35# Aneh
38 PI 36# Selingkuhan
39 PI 37# Gejolak
40 PI 38# Sulit untuk Lupa
41 PI 39# Ketegangan
42 PI 40# Pembangkang
43 PI 41# Tekad
44 PI 42# Licik
45 PI 43# Berbagi Kamar
46 PI 44# Degup Jantung
47 PEMBERITAHUAN
48 PI 45# Sesak
49 PI 46# Imbalan
50 PI 47# Pedih
51 PI 48#
52 PI 49#
53 PI 50#
54 PI 51#
55 PI 52#
56 PI 53#
57 PI 54#
58 PI 55#
59 PI 56#
60 PI 57#
61 PI 58#
62 PI 59#
63 PI 60#
64 PI 61#
65 PI 62#
66 PI 63#
67 PI 64#
68 PI 65#
69 PI 66#
70 PI 67#
71 PI 68#
72 PI 69#
73 PI 70#
74 PI 71#
75 PI 72#
76 PI 73#
77 PI 74#
78 PI 75#
79 PI 76#
80 PI 77#
81 PI 78#
82 PI 79#
83 PI 80#
84 PI 81#
85 PI 82#
86 PI 83#
87 PI 84#
88 PI 85#
89 PI 86#
90 PI 87#
91 PI 88#
92 PI 89#
93 PI 90#
94 PI 91#
95 PI 92#
96 PI 93#
97 PI 94#
98 PI 95#
99 PI 96#
100 PI 97#
101 PI 98#
102 PI 99#
103 PI 100#
104 PI 101#
105 PI 102#
106 PI 103#
107 PI 104#
108 PI 105#
109 PI 106#
110 PI 107#
111 PI 108#
112 PI 109#
113 PI 110#
114 PI 111#
115 PI 112#
116 PI 113#
117 PI 114#
118 PI 115#
119 PI 116#
120 PI 117#
121 PI 118#
122 PI 119#
123 PI 120#
124 PI 121#
125 PI 122#
126 PI 123#
127 PI 124#
128 PI 125#
129 PI 126#
130 Cuma Promo Yah Guys... Bukan up
131 Masih numpang yah guys..
132 PI 127#
133 PI 128#
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Prolog # Perfect Imperfection
2
PI # Interview Kerja
3
PI 2# Tak Ada Arti
4
PI 3# Tempat Berteduh
5
PI 4# Penyesalan
6
PI 5# Cinta Sejati
7
PI 6# Seandainya
8
PI 7# Mulai Kerja
9
PI 8# Ikut Rapat
10
PI 9# Karma
11
PI 10# Tertunduk Malu
12
PI 11# Sesak
13
PI 12# Belum Siap
14
PI 13# Bicara
15
PI 14# Maaf
16
PI 15# Kehilangan Fokus
17
PI 16#
18
PEMBERITAHUAN
19
PI 17# Heran
20
PI 18# Suami Istri Kompak
21
PI 19#
22
PI 20#
23
PI 21# Tanggung Jawab
24
PI 22# Mengantar Nadira
25
PI 23# Gang Sempit
26
PI 24# Menahan Amarah
27
PI 25# Orang Gila
28
PI 26# Salah Kaprah
29
PI 27# Baku Hantam
30
PI 28# Takdir Berliku
31
PI 29# Tidak Peka
32
PI 30# Runyam
33
PI 31# Bukan Cenayang
34
PI 32# Semakin Menarik
35
PI 33#Menaruh Kagum
36
PI 34# Cemburu??
37
PI 35# Aneh
38
PI 36# Selingkuhan
39
PI 37# Gejolak
40
PI 38# Sulit untuk Lupa
41
PI 39# Ketegangan
42
PI 40# Pembangkang
43
PI 41# Tekad
44
PI 42# Licik
45
PI 43# Berbagi Kamar
46
PI 44# Degup Jantung
47
PEMBERITAHUAN
48
PI 45# Sesak
49
PI 46# Imbalan
50
PI 47# Pedih
51
PI 48#
52
PI 49#
53
PI 50#
54
PI 51#
55
PI 52#
56
PI 53#
57
PI 54#
58
PI 55#
59
PI 56#
60
PI 57#
61
PI 58#
62
PI 59#
63
PI 60#
64
PI 61#
65
PI 62#
66
PI 63#
67
PI 64#
68
PI 65#
69
PI 66#
70
PI 67#
71
PI 68#
72
PI 69#
73
PI 70#
74
PI 71#
75
PI 72#
76
PI 73#
77
PI 74#
78
PI 75#
79
PI 76#
80
PI 77#
81
PI 78#
82
PI 79#
83
PI 80#
84
PI 81#
85
PI 82#
86
PI 83#
87
PI 84#
88
PI 85#
89
PI 86#
90
PI 87#
91
PI 88#
92
PI 89#
93
PI 90#
94
PI 91#
95
PI 92#
96
PI 93#
97
PI 94#
98
PI 95#
99
PI 96#
100
PI 97#
101
PI 98#
102
PI 99#
103
PI 100#
104
PI 101#
105
PI 102#
106
PI 103#
107
PI 104#
108
PI 105#
109
PI 106#
110
PI 107#
111
PI 108#
112
PI 109#
113
PI 110#
114
PI 111#
115
PI 112#
116
PI 113#
117
PI 114#
118
PI 115#
119
PI 116#
120
PI 117#
121
PI 118#
122
PI 119#
123
PI 120#
124
PI 121#
125
PI 122#
126
PI 123#
127
PI 124#
128
PI 125#
129
PI 126#
130
Cuma Promo Yah Guys... Bukan up
131
Masih numpang yah guys..
132
PI 127#
133
PI 128#

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!