Bab 3 Menikah denganku

Mereka semua melihat kearah suara berisik itu. Dipintu tampak yang menjadi tema pembicaraan sedang membereskan pecahan gelas dengan tangan gemetar.

Tak ada yang bicara. Mereka terbenam dalam pikiran masing-masing namun enggan untuk mengeluarkannya.

"Maaf," akhirnya gadis itu bersuara juga. Suaranya lembut, agak serak. Ia tak berani menatap siapapun yang ada didalam kamar. "Aku akan mengambil obatnya lagi, permisi," Naina cepat-cepat meninggalkan tempat itu.

"Dasar kau," Arthur melempar berkas yang ada ditangannya kearah Arkana."Bagaimana kalau dia mendengar ucapan mu. Pikir dulu sebelum bicara," omelnya.

"Seperti nya memang dia mendengar tadi kek.. makanya gugup,"komentar Samuel.

""Terus kenapa kalau dia dengar, biar saja. kalau ucapan ku tidak benar dia tidak perlu gugup begitu," tantang Arkana.

"Lihat Sam, bagaimana mungkin aku bisa menikahkan gadis kesayangan ku dengan bocah ingusan macam ini," Arthur makin marah.

"Kesayangan apa..dia itu cuma mau morotin kakek,"seru Arkana tak mau kalah.

Bersamaan dengan itu Naina muncul lagi diambang pintu.

Untuk kedua kalinya.. semua mata memandang kearah nya.

Hening.

"Maaf, sudah waktunya kakek minum obat," Naina akhirnya memecah kebisuan itu. Ia masuk kedalam kamar melewati Samuel dan Arkana yang menatanya tajam.

Dengan telaten ia meminumkan obat pada kakek.

"Kami sedang dalam pembicaraan penting, tidak bisakah kegiatan ini ditunda dulu,"protes Arkana. Ia tidak suka melihat kakeknya begitu dekat dengan orang asing.

"Setiap obat sudah ada jadwal nya masing-masing. Melewatkan jadwal berarti menambah resiko pasien akan mengalami pembekuan pembuluh darah yang mengakibatkan kelumpuhan atau bahkan kematian. Apakah anda masih ingin menundanya tuan yang terhormat?"tanpa menghentikan kegiatannya Naina menjelaskan dengan dingin.

Samuel mengusap tengkuknya yang tidak gatal.

Arkana langsung cemberut. Punya taring juga rupanya.

Arthur malah tersenyum senang.

"Kau memang selalu tau yang terbaik untuk ku sayang...."ucapnya sumringah.

"Dasar tua bangka," Arkana bergumam pelan."Jangan terlalu mendramatisir, kita masih dalam pembahasan penting kakek,"serunya.

"Kalau mau bicara silahkan saja. Aku dan Naina akan menikah. Tidak ada rahasia diantara kami," Arthur dengan enteng nya berucap.

"Tidak selagi aku masih hidup," tegas Arkana. "Aku sudah bilang aku yang akan menikahinya."

BRAK!!

Naina, dengan sengaja, meletakkan nampan obat yang sudah diminum Arthur diatas nakas dengan kuat.

"Maaf...tapi saya menolak," Naina berucap pelan namun ketegasan jelas terdengar dalam suaranya.

"Kenapa? Apa aku kurang pantas untukmu?" pertanyaan Arkana penuh dengan nada sarkasme.

"Kenapa nak? Kau tidak suka dengan cucuku?" suara Arthur selalu bernada lembut saat bicara dengan Naina tapi langsung berubah keras ketika menghadapi Arkana. Kenyataan itu yang membuat Arkana bertambah kesal.

"Apa kau sengaja memilih suami seperti kakek karena kakek akan selalu menjadi suami yang mengikuti keinginan mu?"sindir Arkana.

Naina mengangkat wajahnya dan dengan berani menatap tajam pada lelaki tampan tapi arogan itu penuh kebencian.

"Hanya untuk sekedar informasi tuan Arkana Seta yang terhormat, selama ini aku yang selalu menuruti keinginan kakek dan bukan sebaliknya. Aku menolak menikah dengan mu karena aku tidak mau lepas dari mulut buaya masuk ke mulut singa. Aku mungkin gadis yang tidak beruntung tuan Arkana, tapi aku masih punya dua kaki dan tangan yang akan selalu membantu ku untuk bangkit tanpa perlu bantuan orang lain."

Mata nya berair, pipinya merah dan panas, tangannya pun masih bergetar saat mengangkat kembali nampan obat dari atas nakas.

"Permisi, aku masih ada pekerjaan yang lain," tanpa bicara lagi ia meninggalkan tempat itu.

"Kau tau sekarang kenapa aku menyayangi Naina?" sindir Arthur merasa bangga dengan gadis pilihannya.

"Brengsek!" umpat Arkana sebelum keluar ruangan.

"Aku rasa kita berhasil," komentar Samuel dengan senyum yang sedari tadi ia sembunyikan.

"Aku belum tenang jika mereka belum menikah," ucap Arthur.

"Sabar kek, aku kenal betul cucumu yang temperamental itu."

"Mudah-mudahan dia bisa mengambil keputusan yang tepat untuk kebahagiaan nya," doa Arthur tulus

untuk cucu tersayangnya.

Ya..dari awal memang mereka berdua yang merencanakan skenario ini. Arthur berharap kedua insan yang terluka itu bisa saling melengkapi. Semoga saja mereka tidak terlalu keras kepala.

Terpopuler

Comments

inayah machmud

inayah machmud

pintar banget kakek arthur sama samuel bikin rencana. ..

2023-07-04

0

Eti Karyati Wicaksana

Eti Karyati Wicaksana

seruuu suka

2021-09-18

1

Siti Sitirahmawati

Siti Sitirahmawati

oohhh..ternyata...

2021-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kakek Arthur
2 Bab 2 Tentang Naina
3 Bab 3 Menikah denganku
4 Bab 4 Luka
5 Bab 5 Memutuskan pergi
6 Bab 6 Keputusan penting
7 Bab 7 Membawamu bersamaku
8 Bab 8 Cantik di pagi hari
9 Bab 9 Sebab Akibat
10 Bab 10 Ikut apa mau mu
11 Bab 11 Dingin, keras kepala, galak
12 Bab 12 MMM..Enak...
13 Bab 13 Cantik disiang hari
14 Bab 14 Perjanjian pra nikah
15 Bab 15 Sebentar pahit, sebentar manis
16 Bab 16 Kehilanganmu
17 Bab 17 Kehilanganmu 2
18 Bab 18 Kembalilah
19 Bab 19 Ada aku
20 Bab 20 Sebentar manis, sebentar pahit
21 Bab 21 Nasib
22 Bab 22 Kekuatan Matahari Pagi
23 Bab 23 Bertemu Adik Ipar
24 Bab 24 Hadiah di Malam Terakhir
25 Bab 25 Saat kau tak ada
26 Bab 26 Saat kau tak disini
27 Bab 27 Amarah vs Kerinduan
28 Bab 28 Jujur
29 Bab 29 Panas ditubuh, panas dihati, panas di jantung
30 Bab 30 Panas.... Dingin....
31 Bab 31 Beku
32 Bab 32 Pamit
33 Bab 33 Hampa
34 Bab 34 Yang pergi dan yang hadir
35 Bab 35 Menerima kehadiranmu
36 Bab 36 Bertemu kembali
37 Bab 37 Ikhlas
38 Bab 38 Dia yang datang dari masa lalu
39 Bab 39 Hanya ingin dirimu
40 Bab 40 Datang untuk mu
41 Bab 41 Benci
42 Bab 42 Luka yang kurindu
43 Bab 43 Izinkan aku
44 Bab 44 Ya atau tidak
45 Bab 45 Berusaha menerima
46 Bab 46 Perjanjian
47 Bab 47 Orang ketiga
48 Bab 48 Aku, kau, dia, dan dirinya
49 Bab 49 Aku atau dia
50 Bab 50 Sabar itu buahnya manis
51 Bab 51 Pilih siapa
52 Bab 52 Obrolan sesama sahabat
53 Bab 53 Pulang
54 Bab 54 Pulang 2
55 Bab 55 Pulang 3
56 Bab 56 Ultimatum kakek
57 Bab 57 Kemarahan di malam hari
58 Bab 58 Dia yang tidak mencintaiku
59 Bab 59 Bahagia diatas luka
60 Bab 60 Terbuka
61 Bab 61 Masih Cemburu
62 Bab 62 Masih belum yakin
63 Bab 63 Hati wanita
64 Bab 64 Berubah
65 Bab 65 Saat mencintaimu saat terindah
66 Bab 66 Diagnosis Kevin
67 Bab 67 Bertemu mantan
68 Bab 68 Kejujuran
69 Bab 69 Kejujuran 2
70 Bab 70 Kejujuran 3
71 Bab 71 Karena aku lebih mencintainya dari apapun
72 Bab 72 Bantuan
73 Bab 73 USG Transvaginal
74 Bab 74 That is what's friends are for
75 Bab 75 Doa dari sahabat
76 Bab 76 Bucin
77 Bab 77 Bucin 2
78 Bab 78 Double date
79 Bab 79 Curiga
80 Bab 80 Membawamu keluar
81 Bab 81 Stay with me
82 Bab 82 Aku akan selalu bersamamu
83 Bab 83 That's why I love you
84 Bab 84 Mendampingimu
85 Bab 85 Cerita tentang ayah
86 Bab 86 Hari yang berat
87 Bab 87 Api yang menghangatkan
88 Bab 88 Bersama itu indah
89 Bab 89 Trauma
90 Bab 90 Memaafkan
91 Bab 91 Pulang ke rumah
92 Bab 92 Pecah Emosi
93 Bab 93 Terima kasih telah hadir dalam hidupku
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 Kakek Arthur
2
Bab 2 Tentang Naina
3
Bab 3 Menikah denganku
4
Bab 4 Luka
5
Bab 5 Memutuskan pergi
6
Bab 6 Keputusan penting
7
Bab 7 Membawamu bersamaku
8
Bab 8 Cantik di pagi hari
9
Bab 9 Sebab Akibat
10
Bab 10 Ikut apa mau mu
11
Bab 11 Dingin, keras kepala, galak
12
Bab 12 MMM..Enak...
13
Bab 13 Cantik disiang hari
14
Bab 14 Perjanjian pra nikah
15
Bab 15 Sebentar pahit, sebentar manis
16
Bab 16 Kehilanganmu
17
Bab 17 Kehilanganmu 2
18
Bab 18 Kembalilah
19
Bab 19 Ada aku
20
Bab 20 Sebentar manis, sebentar pahit
21
Bab 21 Nasib
22
Bab 22 Kekuatan Matahari Pagi
23
Bab 23 Bertemu Adik Ipar
24
Bab 24 Hadiah di Malam Terakhir
25
Bab 25 Saat kau tak ada
26
Bab 26 Saat kau tak disini
27
Bab 27 Amarah vs Kerinduan
28
Bab 28 Jujur
29
Bab 29 Panas ditubuh, panas dihati, panas di jantung
30
Bab 30 Panas.... Dingin....
31
Bab 31 Beku
32
Bab 32 Pamit
33
Bab 33 Hampa
34
Bab 34 Yang pergi dan yang hadir
35
Bab 35 Menerima kehadiranmu
36
Bab 36 Bertemu kembali
37
Bab 37 Ikhlas
38
Bab 38 Dia yang datang dari masa lalu
39
Bab 39 Hanya ingin dirimu
40
Bab 40 Datang untuk mu
41
Bab 41 Benci
42
Bab 42 Luka yang kurindu
43
Bab 43 Izinkan aku
44
Bab 44 Ya atau tidak
45
Bab 45 Berusaha menerima
46
Bab 46 Perjanjian
47
Bab 47 Orang ketiga
48
Bab 48 Aku, kau, dia, dan dirinya
49
Bab 49 Aku atau dia
50
Bab 50 Sabar itu buahnya manis
51
Bab 51 Pilih siapa
52
Bab 52 Obrolan sesama sahabat
53
Bab 53 Pulang
54
Bab 54 Pulang 2
55
Bab 55 Pulang 3
56
Bab 56 Ultimatum kakek
57
Bab 57 Kemarahan di malam hari
58
Bab 58 Dia yang tidak mencintaiku
59
Bab 59 Bahagia diatas luka
60
Bab 60 Terbuka
61
Bab 61 Masih Cemburu
62
Bab 62 Masih belum yakin
63
Bab 63 Hati wanita
64
Bab 64 Berubah
65
Bab 65 Saat mencintaimu saat terindah
66
Bab 66 Diagnosis Kevin
67
Bab 67 Bertemu mantan
68
Bab 68 Kejujuran
69
Bab 69 Kejujuran 2
70
Bab 70 Kejujuran 3
71
Bab 71 Karena aku lebih mencintainya dari apapun
72
Bab 72 Bantuan
73
Bab 73 USG Transvaginal
74
Bab 74 That is what's friends are for
75
Bab 75 Doa dari sahabat
76
Bab 76 Bucin
77
Bab 77 Bucin 2
78
Bab 78 Double date
79
Bab 79 Curiga
80
Bab 80 Membawamu keluar
81
Bab 81 Stay with me
82
Bab 82 Aku akan selalu bersamamu
83
Bab 83 That's why I love you
84
Bab 84 Mendampingimu
85
Bab 85 Cerita tentang ayah
86
Bab 86 Hari yang berat
87
Bab 87 Api yang menghangatkan
88
Bab 88 Bersama itu indah
89
Bab 89 Trauma
90
Bab 90 Memaafkan
91
Bab 91 Pulang ke rumah
92
Bab 92 Pecah Emosi
93
Bab 93 Terima kasih telah hadir dalam hidupku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!