Dua

Bara : Besok berangkat bareng yak, jan nolak.

Rhea : Gak bisa, kamu bangunnya siang, bisa telat aku.

Jari Rhea berselancar di aplikasi instagram setelah membalas pesan pacarnya. Iseng-iseng ia mengetik nama Gara di kolom pencarian. Setelah ketemu, Rhea langsung tercengang begitu tak ada satupun postingan foto di akun itu.

"Gaada postingan, tapi followers nya banyak. Curiga nih si Garang beli akun."

Rhea merasa haus, ia pun turun kedapur untuk mengambil minuman. Langkahnya yang ingin belok, terpaksa lurus saat melihat ada sosok yang ia kenal sedang duduk di sofa.

Rhea duduk di sofa ruang tamu sambil menatap menyelidik kearah Kakak sulungnya. "Tumben Abang sama Kak Nayla kesini. Bawa kembar pula," ucap Rhea. Ketiga anak kembar Alfan nampak sudah mengantuk. Nayla pun membawa ketiga anaknya ke kamar tamu setelah berpamitan pada Alfan dan Rhea.

"To the poin atau basa-basi dulu nih?"

"Langsung, Bang. Aku sibuk nih mau lihat para suami aku," ucap Rhea sebal di iringi senyum lebarnya kala Alfan memandang dirinya serius.

"Besok ada anak temen Mommy yang mau tinggal disini, sehari lebih lah. Abang harap kamu mau terima dia."

"Cowok apa cewek?"

"Cowok, seumuran kamu."

Dalam hati Rhea berdecih. Kirain anak bayi. "Yaudah lah aku mana peduli Bang. Mau satu atau lima sekalian kek yang tinggal disini, aku gak masalah. Yang penting dia gak ganggu wilayah aku."

Rhea beranjak, "Yaudah aku keatas. Eh Kak Nayla hamil lagi? Gila, Bang Alfan gak bisa apa liat Kak Nay kurusan dikit? Dibikin ngembang aja," celetuk Rhea sebelum berlari meninggalkan Alfan sendiri.

Alfan memandang Rhea yang sudah berlalu. "Rhea, Rhea. Abang harap, perjodohan ini bikin kamu bisa menjauhi Bara dari sekarang. Dia berbahaya," gumamnya pelan.

Keesokannya, Rhea menguap lebar sambil terus menggerutu saat pintu kamarnya diketuk berulang kali. "Aduh si Bibi! Aku baru tidur tadi, astaga nyawaku belum kekumpul!" Rhea turun dari ranjang dan dengan kasar membuka pintu kamarnya. Mata yang tadinya sayu kini berubah melotot saat Gara bersandar di kusen pintu sambil memandangnya menilai.

Rhea tanpa kata langsung menutup pintu dengan keras. Ia mengunci pintu kamarnya kemudian berlalu menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang. Bodoamat dengan keberadaan Gara di rumahnya pagi-pagi buta, Rhea sekarang hanya ingin tertidur sambil memeluk gulingnya.

Beberapa jam kemudian Rhea bangun lagi setelah alarm nya berbunyi. Kemudian Rhea bergegas menyiapkan diri sambil melompat tiga kali. Kegiatan melompat itu Rhea lakukan setiap hari setelah bangun tidur. Tujuannya hanya satu, ingin tinggi!

"Pagi" sapa Rhea setelah duduk di kursi sebelah Nicko. Matanya mengamati interaksi Gara dan Nicko yang nampak sangat akrab. "Adakah urusan dirumah ini, Gara?"

"Gue tinggal disini."

"Owh oke," balas Rhea sedikit terkejut. "Ngungsi nya deket amat." Gumam nya pelan. Rhea menikmati sarapan paginya dengan khidmat. Tatapan adik dan Kakaknya sedikit menganggu kenyamanan Rhea. "Kenapa?"

"Lo kagak gelut sama Gara, Rhe? Gue nunggu loh ini."

"Ntar malem, kamar. Livestreaming," ujar Gara yang membuat Rhea tersedak.

Rhea meneguk air putihnya sembari menatap Gara tajam. Ia pun beranjak dan menyambar tasnya.

"Jangan pada molor lagi! Selain gak baik abis makan terus tidur. Kalian bertiga harus sekolah!" Rhea memandang Kenav. "Bentar lagi kamu lulus SMP, Ken. Please jangan ngikutin duo sesat ini," sindir Rhea pada Gara dan Nicko yang asik mengobrol kan sesuatu. Ia pun berlalu menuju pintu rumah.

Rhea memandang Bara dari jauh. Pemuda itu menjemputnya setelah semalam ia tolak. Rhea pun tak punya alasan lagi dan memilih membonceng pada Bara setelah pemuda itu memasangkan helm dikepalanya.

"Tumben udah bangun," celetuk Rhea sembari memeluk pinggang Bara saat pemuda itu semakin melajukan motornya dengan cepat.

"Gak, aku gak tidur. Setiap mau tidur yang muncul kamu terus, mana bisa tidur aku?" ucapnya. "Mau dikelonin," rengek Bara manja.

Rhea mendengus ngeri.

Drtt drttt

"Pelan pelan, aku mau angkat telfon," ucap Rhea lalu menekan icon hijau dan menempelkan ponsel ke telinganya. "Ya Bang kenapa? Aku lagi di jalan nih."

"Kamu gak berangkat bareng Gara?"

"Gara? Pacar aku Bara, ngapain berangkat nya sama Gara?"

Diseberang sana, Alfan menghela kasar. "Yaudah hati-hati."

Sambungan langsung terputus, Rhea menyimpan ponselnya sebelum membenamkan kepalanya dipunggung lebar Bara. "Kalo aku mau putus, kamu terima?"

Bara mengangguk, lalu menjawab santai. "Ya terima terima aja, lagian cadangan aku kan banyak, sayang." Rhea spontan mencubit pinggang Bara yang menurutnya menyebalkan.

"Yaudah kita putus."

"Eh becanda doang anjirr!"

Keduanya tiba di gerbang SMA Nusa Bangsa. Rhea turun sembari memandang Bara yang sepertinya tak berniat masuk kedalam. "Aku cuman bisa nganterin sampe sini. Gak mood belajar, pergi dulu Rhe."

Rhea hendak melarang kekasihnya pergi namun Bara lebih cepat melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. "Buset, cepet amat."

TBC

Terpopuler

Comments

Shi Xionian

Shi Xionian

lah kok

2020-11-20

6

Dhina ♑

Dhina ♑

like dulu

2020-11-19

1

lika cntek

lika cntek

kecup jauh hilih si cakra playboy

2020-11-10

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!