Menikah?

Di istana

Moona mengawali perjalanan menuju ke meja makan sedangkan Arthur dan Elena mengekor di belakang Moona, Elena berjalan sembari melihat sekelilingnya.

Eh dia siapa ya? Apa calon permaisuri baru Pangeran Arthur??

Baru liat loh gue, dari wajahnya si biasa aja kek bukan dari kerajaan lain...

Mungkin dia rakyat jelata hahah

Banyak pelayan yang menggosip tentang Elena karena mereka baru melihatnya.

"Ini rumah apa istana si gede amat" bisik Elena melirik Arthur sekilas.

Arthur hanya diam.

Ini si fix istana, bisa bisanya gue ada di istana, batin Elena

Arthur yang mendengar itu hanya tersenyum tipis.

Lumayan jauh untuk berjalan menuju meja makan istana, dan ini membuat Elena merasa capek berjalan.

Elena berjalan cepat menyelaraskan agar bisa disamping Moona.

"Tante maaf, kok ini ga sampe sampe yah, apa masih jauh?" tanya Elena tiba tiba, Moona tersenyum tipis.

"Engga El, sedikit lagi kita sampe, kamu cape ya? Minta digendong aja sama Arthur" usul Moona sembari menoleh ke belakang tersenyum kikuk.

Arthur hanya melirik Moona sinis.

"Ahh ga usah Tante ngerepotin hehe"

Akhirnya mereka bertiga sampai di meja makan istana, Erlangga~Ayah kandung Arthur sudah duduk manis di meja makan.

Elena tersenyum ramah pada Erlangga, kemudian duduk di kursi yang sudah disediakan.

Para pelayan mengantarkan berbagai macam makanan yang sangat lezat.

Wahh ternyata vampir bisa masak juga yah, Batin Elena

Arthur yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Elena.

"Emang yang bisa masak cuma manusia doang gitu?" ujar Arthur tiba tiba yang membuat Elena menoleh ke arahnya dengan tatapan sinis.

"Makan yang banyak ya El" tutur Moona melirik Elena sekilas.

Kemudian mereka bertiga mulai memakan makanan yang sudah disajikan.

"Nama kamu siapa nak?" tanya Erlangga melirik ke arah Elena.

"Elena om"

"Namanya cantik sekali seperti orangnya" jawab Erlangga tersenyum ramah, sedangkan Elena tersipu malu.

"Terimakasih banyak ya sudah menolong Arthur dari kutukan itu" sambung Erlangga menatap Elena.

Elena hanya tersenyum tipis.

Berbagai emosi Elena yang sebelumnya masih sangat bingung akibat tersesat di dalam hutan tersebut kini sudah sangat tenang akibat semua keluarga Arthur ternyata sangat ramah dengannya.

Berbagai pandangan keluarga Arthur kini sudah berada di atas Elena sehingga membuatnya sedang menunggu jika ada hal lainnya yang akan terjadi.

Elena mencoba untuk mencari tahu beberapa mengenai kutukan Arthur sebelumnya sehingga membuatnya sangat penasaran akibat belum tahu yang menjadi penyebab atas kutukan tersebut.

"Tapi kalo boleh tau itu kutukan apa ya om?" tanya Elena penasaran.

"Kutukan yang mematikan dan dalang di balik semua ini adalah Vane, si penyihir, jadi Arthur dikutuk karna menolak mentah-mentah perjodohan dengan Sasha anak kandung Vane"

"Oalah ternyata seperti itu, berarti si Sasha naksir Ama anak om ya"

"Iyaa, tapi kan dia sudah ada calon permaisuri Zeey, jadi dia menolak Sasha"

Elena melirik Arthur sekilas.

Deg

Anjir udah ada calon tapi bikin baper cewe lain dasar buaya ganas, Batin Elena.

Arthur yang sedang menikmati makanannya mendengar itu tiba-tiba batuk.

Arthur kini kembali mencicipi makanan yang terlihat sangat menurun akibat mendengar beberapa perkataan Elena sebelumnya sehingga membuatnya menyeringai sebelumnya akibat sudah tahu mengenai Elena sebelumnya.

Gue? Dikatain buaya?? Batin Arthur

30 menit kemudian mereka selesai makan siang.

Erlangga merasa aneh mengapa ia tidak bisa membaca pikiran Elena sama sekali.

"Elena" panggil Erlangga melirik ke arah Elena.

"Iya om?"

"Tangan kamu kesini coba" pinta Erlangga tiba-tiba, lalu Elena memberikan tangan kanannya pada Erlangga.

Erlangga mencoba melihat apa yang akan terjadi pada Elena masa yang akan datang.

Ternyata tidak ada gambaran apa-apa, sangat kosong, Erlangga yang memiliki kemampuan melihat masa depan seseorang kini kepada Elena ia tidak bisa melihatnya, bahkan membaca pikirannya pun tidak bisa.

"Kok aneh ya" Erlangga Ter heran heran.

"Kenapa om?" tanya Elena yang juga penasaran.

"Ga papa kok"

"Ayah sama Bunda pamit dulu ya" ucap Erlangga kemudian menyentuh tangan Moona dengan lembut untuk mengajaknya pergi keluar.

Arthur hanya menjawab dengan anggukan kepala dua kali yang artinya iya.

"Lah terus gue pulangnya gimana anjir" ucap Elena yang rasanya ingin menangis karna tidak bisa pulang.

Arthur hanya menatap mata Elena.

"Jawab dodol"

"Tadi kamu ngatain aku buaya ganas ya?" potong Arthur mengalihkan topik pembicaraan.

Elena langsung menoleh ke arah Arthur

"Hah kaga," jawab Elena dengan wajah yang bersungguh-sungguh agar Arthur percaya.

"Tapi aku denger semua loh suara hati kamu"

"Bisa ga sih pura-pura ga denger aja_-"

"Ga bisa, orang udah otomatis"

"Affah iyah??"

"Penyebab kamu ngatain aku begitu kenapa? Apa alasannya coba jelasin"

"Ya tadi kata Ayah Lo itu udah punya calon, nahh kenapa Lo bersikap seolah olah gaada calon dan bikin gue baper tadi hah"

"Oohhh cemburu ya?" Arthur tersenyum kikuk.

"Kaga anjir, ngapain cemburu orang Lo bukan siapa siapanya gua"

"Dengerin dulu, Zeey itu sekarang bukan calon aku lagi, dan sekarang yang jadi calon permaisuri itu kamu" jelas Arthur menatap Elena tetapi Elena tak berani menatap Arthur.

Syukur dehh, Batin Elena

Arthur yang mendengar itu hanya tersenyum kecil.

"Oh aja ye kan"

"Gue mau pulang sekarang titik"

"Ga bisa dong, sekarang kamu udah jadi milik aku"

"Apasih kenal juga engga, sayang juga engga, cinta juga engga"

"Lama kelamaan juga nanti kamu sayang sama aku Lena"

Elena melirik Arthur sinis.

"Mau ikut aku ga? Ke taman btw suka liat bunga kan?" tanya Arthur tiba tiba, sedangkan Elena excited mendengar kata bunga, ia langsung melirik ke arah Arthur.

"Mau mau!! Ayo" Elena langsung bangkit dari kursinya dengan penuh semangat 45.

Arthur pun bangkit, kemudian mengulurkan tangannya kanannya untuk Elena, sedangkan Elena mengerutkan dahinya.

"Apaan dih! Kaga kaga" tolak Elena secara mentah-mentah, ia langsung meninggalkan Arthur tanpa kata pamit.

"Lena udah tau arah ke taman belum" tanya Arthur dengan suara lembut.

Elena membalikkan badannya dan menatap Arthur.

"Belum..." rengek Elena dengan ekspresi yang imut.

"Cukup Lena, aku ga bisa liat ekspresi kamu kayak gitu"

Elena hanya terdiam, sedangkan Arthur menghampirinya.

"Ayuk"

Kemudian mereka berdua berjalan menuju taman Istana.

5 Menit kemudian mereka berdua sampai di taman Istana, Elena langsung duduk di ayunan yang terlihat simpel tapi mewah.

"Rasanya tu adem bener"

Arthur duduk di samping Elena.

"Aku mau tanya sesuatu sama kamu" ucap Arthur tiba tiba, kali ini ekspresi wajah Arthur serius.

"Apaan tuchh" jawab Elena tanpa melirik Arthur, ia masih menatap tanaman cantik di depannya itu.

"Apa kamu punya pacar? Crush atau suami?" tanya Arthur yang terus menatap Elena.

Elena langsung melirik ke arah Arthur.

"Hah suami?? Gue masih sekolah anjir ya kali punya suami"

"Kalo pacar? Atau crush ?" tanya Arthur lagi.

"Eumm... pacar ga punya, kalo crush yang pastinya ada" tiba tiba saja ia teringat tentang Reynn sang ketua OSIS, Yap Reynn adalah crush Elena.

"Reyn?" Arthur membaca pikiran Elena.

"Eh kok Lo tau!! Malu gue anjir" Elena mencubit tangan kanan Arthur sampai pemiliknya kesakitan.

"Aku tau semuanya tentang kamu Lena"

"Menikah sama aku ya Lena?" sambung Arthur menatap Elena begitu dalam, sedangkan mata Elena melotot.

"Apa?!"

Terpopuler

Comments

raini

raini

udah terima aja ell

2023-03-09

0

sifa

sifa

elena lucuuuu

2022-12-11

0

sifa

sifa

🤣🤣ngakak Weh tolong

2022-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!