Kemping

Kringg kringg...

Alarm Elena berbunyi tepat dipukul 05:30

Elena mengambil alarm itu lalu mematikannya dengan mata yang masih kantuk.

Elena kembali menutupi tubuhnya termasuk kepala dengan selimutnya yang lembut itu.

Tiba tiba Reni membuka pintu kamar Elena dengan kasar.

Brakkk

Elena terlonjak kaget, ia langsung membuka selimut dengan kedua tanga nya itu.

"Elena bangun!" Reni masuk ke dalam kamar Elena dan segera menarik selimutnya.

"Hnggh, belum sejam…" keluh Elena dengan mata yang tertutup rapat akibat terkena sinar matahari yang sangat keras menyapa melalui jendela kamar.

Tiba tiba Elena teringat soal kemping, SMA Nusa Bhakti hari ini mengadakan perkemahan di luar sekolah tepatnya di hutan Himalaya yang diadakan setiap tahunnya.

"Bangun" Reni menarik selimutnya sekali lagi membuat Elena kembali terbaring dengan kepala tertunduk. Wajah Elena terlihat capek sekali, hari ini akan banyak sekali aktivitas yang membuatnya tidak tenang, mengingat banyak sekali kegiatan luar ruangan yang akan dijalankan.

Elena langsung bangkit dan duduk diatas tempat tidur nya lalu mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.

"Liat noh si Arka adik kamu udah bangun dari tadi" kata Reni membanding bandingan Arka dengan Elena.

Elena membuang nafasnya dengan kasar.

"Mmm, iya Mama Elena bangun..." Elena menghela nafasnya, ia benar benar tidak memiliki mood hari ini untuk melakukan kemping. Tapi dia pikir mungkin nanti semua akan lancar dengan baik.

Bodoamat mau bangun apa kaga bukan urusan gua, Batin Elena.

Reni pergi meninggalkan kamar Elena.

Di Rumah ini Elena bagaikan anak tiri, Reni tidak menginginkan mempunyai anak perempuan, tetapi takdir berkata lain, Reni melahirkan anak pertama berjenis kelamin perempuan, dan anak keduanya berjenis kelamin laki-laki, itu adalah sebuah kebahagiaan yang ia harapkan, karena itulah Reni selalu pilih kasih terhadap kedua anaknya.

Tetapi semua itu tidak membuat Elena menyerah, ia harus meneruskan hidupnya yang pahit ini lalu segera lulus sekolah kemudian pergi meninggalkan rumah bak neraka ini.

Hampir setengah jam Elena menyiapkan barang barang yang ingin ia bawa akhirnya selesai juga.

Elena melirik jam tangannya ternyata sudah pukul 06:10, ia menuruni anak tangga sambil mengedarkan pandangannya.

Elena keluar kamar membawa tasnya setelah selesai menyusun barang barang yang ia bawa untuk kemping. Reni yang sedang menyuruh Arka turun terburu buru kembali masuk ke dalam kamarnya membuat Elena hanya diam saja.

Dia turun dari atas menuju ke meja tengah di mana sudah ada semua anggota keluarga bersiap untuk turun menuju sekolah.

Elena melihat di meja makan hanya ada satu roti yang sudah disiapkan oleh Reni untuk Arka anak kesayangannya.

"Sayang rotinya udah mamah siapin di meja makan yaa" teriak Reni dari dapur.

"Iya Mah" sahut Arka sambil berjalan menuju ke meja makan.

Setelah itu Arka duduk dan memakan roti yang diolesi coklat di atasnya.

Arka yang sudah duduk di kursinya hanya tertawa renyah mendengarnya, Elena hanya diam saja. Ia hanya mampu menyengir saja melihat bagaimana Reni selalu bersikap lebih baik kepada Arka, membuat Elena sangat kesal mendengarnya.

Sedangkan Elena memutuskan untuk langsung pergi ke sekolah tanpa sarapan seperti biasa.

SMA NUSA BHAKTI

"Perhatian untuk seluruh peserta kemping berkumpul dilapangan bola basket" ujar Pita dengan tegas.

Para peserta kemping berkumpul secara rapi di lapangan bola basket, masing-masing membawa barang barang untuk kemping masing-masing. Para panitia kemping berusaha menyajikan terbaiknya untuk membuat kemping kali ini berjalan lancar tanpa masalah.

"Baris sesuai kelas!" seru Pak Erhan selaku pembina kemping. Erhan guru yang mengampu mapel Seni budaya memiliki paras wajah yang tampan dan sekaligus primadona di SMA Nusa Bhakti ini.

Ya ampun suami gue hari ini ganteng banget mo nangis huaaaaa

Emang boleh se ganteng ini?

Pak Erhan kalo pake seragam Pramuka beuhhh damage nya ga ngotak

Bla bla bla... masih banyak celotehan dari siswi siswi yang terpesona dengan pak Erhan.

"Cek 1 2 3" Pak Erhan menepuk nepuk mic yang ada di tangan kanannya itu.

Para siswa yang sebelumnya hanya mengobrol sendiri kini kembali tenang akibat tekanan Pak Erhan untuk membuat semua siswa berdiri bersopan santun. Namun, beberapa siswa seperti Adel tidak bisa menahan diri untuk kembali mengobrol dengan temannya.

"Bapak ucapkan selamat datang kepada kalian semua di acara kemping ini, bapak harap kalian bisa mengikuti acara ini dengan baik dan tertib, tolong patuhi bimbingan dari kakak-kakak panitia di sini karena untuk kebaikan kalian, hanya itu yang bapak sampaikan terimakasih atas perhatiannya" seru Pak Erhan.

"Oke adik-adik untuk kelompoknya sudah bisa kalian lihat dipapan samping saya setelah ini, dan kalian bisa langsung memasuki bus sesuai dengan kelas masing masing" pesan Reyn sang ketua panitia kemping.

Setelah arahan dari panitia semua siswa membubarkan diri dan berhamburan menuju papan untuk melihat anggota kelompoknya masing masing.

"Kita bertiga satu kelompok kan??" tanya Adel penasaran.

"Pastinya dong, tapi di kelompok kita ada Elena gimana dong?" jawab Alin melirik ke arah Adel.

"Kita bully abis abisan" usul Ayra dengan ekspresi bak psikopat.

"Boleh juga" Adel mengulas seringai membuat Alin dan Ayra hanya tertawa saja mendengarnya.

"Bagus, nanti kita bully abis abisan itu cupu" sahut Ayra membuat Adel tertawa kembali mendengarnya.

"Yaudah yuk masuk ke bus, yang penting kita udah tau kelompoknya siapa aja"

Kemudian para murid masuk ke bus nya masing masing.

Di perjalanan

Sudah 1 jam lebih di perjalanan, semua peserta kemping mulai bosan.

Para murid kini sudah bosan dalam perjalanan yang sangat panjang untuk menuju ke hutan Himalaya, beberapa dari mereka kini sudah berusaha untuk tertidur untuk membuat waktu semakin cepat berlalu.

"Nah semuanya murid bapak yang bapak cintai dan banggakan, kita udah sampe di tempat tujuan" ujar Pak Umar selaku panitia kemping dengan tiba tiba yang membuat muridnya mengarah ke sumber suara.

"Eh ini kok tempatnya kayak Rest Area?" tanya Gina dengan wajah yang penasaran, ia tidak percaya.

"Iya kamu betul ini Rest Area, kita makan dulu setelah itu berangkat dengan jalan kaki, nanti bapak bagikan petanya" jelas pak Umar yang tidak sengaja mendengar pertanyaan dari Gina.

"Apaaa??" semua murid tidak percaya.

"Iya muridku" jawab Pak Umar sambil tersenyum manis.

"Gila, jalan kaki lagi? Ini jauh mana jalan kaki lagi!" Adel protes kepada Alin yang kini hanya tertawa mendengarnya.

"Kecil banget!" Ayra menggerutu kesal dengan fakta tersebut. Ia dan Alin kini hanya duduk duduk saja di dalam bus dengan wajah kesal akibat informasi dari pak Umar.

"Aneh banget," tanya Alin kepada Ayra yang kini hanya mengedikkan bahunya.

Semua keluh kesal terucap di mulut para murid.

"Udah udah gak usah sedih... kita turun terus makan. Pasti udah pada laper kan?" ajak Pak Umar yang sudah bergegas turun ke bawah.

Para siswa yang sebelumnya mengeluh akibat perintah dari pak Umar kini berusaha untuk tetap bergerak mengikuti langkah dari anggota panitia. Mereka kini turun dari bus dengan kepala tertunduk, beberapa dari mereka mengerang kesal karena fakta mereka nanti akan jalan kaki.

Seluruh peserta kemping beristirahat sejenak di Rest Area, mereka duduk di kursi yang sudah disediakan.

Sedangkan di kelompok Ayra yang duduk di meja sebelah Elena sepertinya sedang membicarakan hal yang sangat penting.

"Eh guys gue punya ide" ujar Ayra tiba tiba yang membuat Alin dan Adel melirik ke arahnya.

"Apa??" tanya Alin dengan wajah yang penasaran.

"Sini sini" bisik Ayra lalu Alin dan Adel langsung merapat dengan sendirinya.

"Gue butuh bantuan lu Lin" ucap Ayra menatap Alin sekilas.

"Oke gue siap" sahut Alin dengan wajah penuh semangat.

"Gak tau kenapa gue benci banget sama Elena dan gue mau bocah cupu itu lenyap dari muka bumi ini" gumam Ayra yang sudah memasang wajah sadis.

"Maksud lu mati gitu?" tanya Adel dengan wajah sedikit takut.

"Betul" sahut Ayra dengan wajah tak tertandingi.

"Sialan, gue takutnya nanti kita ketahuan pak Umar gimana?" tanya Adel dengan tatapan khawatir.

"Gile lo" gumam Adel yang kini hanya mampu tertawa. Ia tidak menyangkal perkataan Ayra mengenai Elena yang sangat bodoh dan selalu nurut menurut kemauan dari ketiga pelaku bullying tersebut.

"Ihh Ay, lu sadis banget jan gitu Ay kasian anak orang" ujar Alin dengan ekspresi takut. Ia berpikir nantinya mereka bertiga masuk penjara.

"Bodoamat"

"Terus lu punya ide apa Ay?" sambung Adel yang penasaran dengan ide Ayra

"Jadi gini, ni hutan pasti luas banget kan, nahh ini kesempatan kita buat tinggalin Elena di tengah hutan tanpa peta" jelas Ayra menatap Alin dan Adel satu persatu.

"Caranya gimana Ay?" tanya Alin dengan wajah yang sangat penasaran.

"Pura puranya lu mau cari barang jatoh di hutan terus minta dianterin sama Elena" sahut Ayra menatap mata Alin.

"Btw ide lu lumayan Ay" sahut Adel yang kini hanya mampu mengangguk setuju dengan ide dari Ayra tersebut.

"Ya kali dia bakal nolak" tawanya Alin yang kini sudah berhasil menyetujui tindakan yang dilakukan oleh kedua temannya tersebut.

"Lu tau kan Elena se bodoh apa? Dan se nurut apa sama kita? Ya pasti mau lah, ya kali dia nolak" jawab Ayra memasang wajah sadisnya itu.

"Tapi nanti kalo si cupu itu ngadu ke wali kelas gimana?" tanya Adel dengan wajah yang takut.

"Gak usah di pikirin. Itu masalah belakangan" jawab Ayra dengan ekspresi santai.

"Oke deh" ucap Adel merasa lega.

...*******...

2 Jam kemudian...

Semua murid sudah mulai bosan di Rest Area.

"Cek 1 2 3" ucap Pak Erhan yang sedang mengecek mic terlebih dahulu.

"Perhatian semuanya untuk seluruh siswa kita akan segera berangkat ke tempat tujuan. Persiapkan tas kalian" ujar Pak Erhan dengan suara kerasnya itu.

Para siswa yang sebelumnya sedang duduk di kursi kini segera bergerak untuk mengambil tas dari dalam bus, beberapa siswa bahkan saling bersaing untuk yang pertama dalam mengambil tas sendiri.

Setelah semua siswa berhasil mengambil tasnya masing masing, akan tetapi satu siswi tertentu masih belum turun dari atas bus sehingga belum berhasil mengambil tasnya sendiri yaitu Elena nya sendiri.

Setelah mengambil tas nya masing masing para murid di perintahkan untuk berkumpul.

Seluruh siswa kini berada di bawah terik matahari yang sangat menyengat, membuat hampir semua siswa berkeringat akibat terkena panasnya matahari. Pak Erhan kini sedang memulai memberikan petunjuk kepada setiap siswa sebelum berjalan kaki.

Kemudian para murid berkumpul lalu Pak Erhan menghampiri murid muridnya itu.

"Oke, Bapak bagikan peta untuk kalian agar tidak tersesat. Tolong ikuti arah peta ini, jalan sesuai kelompok. Nanti kita akan sampai di tempat yang indah nan cantik. Semuanya sudah siap?" tutur Pak Erhan kepada murid muridnya.

"Sudah pak..." jawab seluruh murid secara bersamaan.

"Bapak peringatkan kembali, jalan sesuai kelompok. Tidak menerima protes" sambung Pak Erhan sembari mengedarkan pandangannya.

Kemudian para murid dan guru pendamping mulai mengikuti arah jalan yang ada di peta.

Mereka mulai memasuki hutan.

Suasana dalam perjalanan berjalan kaki cukup hening, hanya beberapa siswa saja yang berusaha untuk bercengkrama dengan temannya sendiri selama perjalanan berjalan kaki tersebut.

Beberapa siswa mulai menyeberang sungai menggunakan batu yang ada di dalam sungai tersebut setelah melalui jalan kaki yang panjang akibat tertimpa terik oleh sinar matahari. Namun, saat akan menyeberang salah satu siswa secara tidak sengaja kehilangan keseimbangan sehingga jatuh kepala pertama dalam sungai tersebut, membuat beberapa siswa terkejut oleh kejadian tersebut.

"Hoi! Bisa berdiri engga!?" tanya salah satu siswa saat melihat siswa yang jatuh ke sungai tersebut. Namun, sang siswa yang tertabrak air karena kepala pertama tersebut kini tampak tidak bisa berdiri sehingga membutuhkan bantuan dari siswanya.

Beberapa siswa segera memberikan bantuan kepada sang siswa yang kini tidak bisa berdiri karena jatuh kepala pertama. Kegiatan jalan kaki tersebut kini sempat tertunda beberapa saat akibat kejadian tersebut.

1 jam kemudian....

Guru pendamping dan para murid masih berjalan

Di hutan mulai kelihatan indah, bersih dan terawat.

Beberapa siswa yang kini masih dalam perjalanan jalan kaki mulai terbawa suasana dengan keindahan hutan tersebut sehingga beberapa dari mereka mulai bersenang senang dalam perjalanan panjang tersebut. Beberapa siswa mulai berfoto selfie dengan latar belakang keindahan hutan tersebut.

"Wihh keren ni hutan bagus banget, bersih udaranya seger jadi nyaman" ucap Hana yang terkagum-kagum dengan keindahan hutan ini.

Memang hutan ini sangat bersih dan indah.

"Iyah betul Han. Gak ada rasa takut di benak gue, kan aneh" jawab Wina yang berada disamping Hana merasakan hal yang sama.

Diperjalanan guru pendamping memutuskan untuk istirahat sejenak.

Setelah istirahat guru pendamping dan Para murid melanjutkan perjalanannya menuju ke tempat tujuan.

Hutan Himalaya

Para murid dan guru pendamping disambut dengan pemandangan yang sangat indah.

"Wahh bagus bangett, gue gak pernah liat pemandangan sebagus ini" ujar Elena sembari mengedarkan pandangannya.

"Kasian si Lo ga pernah diajak jalan jalan Ama ortu, liat pemandangan gini aja udah seneng banget" cibir Ayra sombong.

Elena pura pura tak mendengar ucapan temannya itu.

Semua murid terpesona dengan keindahan pemandangan ini.

Panas terik matahari seolah lenyap akibat keindahan hutan tersebut. Beberapa siswa yang kini sudah sampai di tempat tujuan mulai menikmati pemandangan tersebut dengan kepala terangkat ke atas, beberapa siswa lainnya mengabadikan keindahan tersebut melalui kamera hape masing masing.

"Perhatian semuanya... sekarang kalian kerja sama membuat tenda dengan kelompok masing masing" tutur Pak Umar dengan suara kerasnya.

"Siapp pakk" jawab para murid secara bersamaan.

Kemudian para murid sibuk membuat tendanya masing masing.

1 jam kemudian...

Kini semua murid selesai membuat tendanya masing masing.

Para siswa kini sudah menyelesaikan membuat tendanya masing masing dan langsung duduk duduk serta berbaring di sekitar tendanya masing masing dengan perasaan sangat lelah akibat perjalanan panjang jalan kaki sebelumnya.

"Perhatian semuanya... kalian boleh istirahat dulu. Sudah kami siapkan kamar mandi mini di ujung sana" tunjuk Pak Umar di pojok kanan dengan jari telunjuknya itu.

Semua murid dan guru pendamping istirahat.

Pukul 19:04

Hari sudah mulai gelap guru pendamping membuat api unggun kecil ditengah lingkaran tenda. Udara di sini cukup dingin, semua murid duduk mengelilingi api unggun kecil itu termasuk guru pendampingnya juga.

"Ayy gue gak sabar" bisik Alin yang berada di samping Ayra.

"Husstt" Ayra menatap mata Alin tajam.

Sedangkan Alin menjawabnya dengan anggukan yang artinya iya.

"Lu yakin rencana ini bakal berhasil?" tanya Adel tiba tiba.

Ayra melirik Adel sinis.

"Lu ga percaya Ama gue?" tanya balik Ayra pada Adel.

"Bukan, bukannya ga percaya tapi ini soal nyawa Ay, Lu yakin se tega itu sama dia?" jawab Adel yang masih memiliki rasa kemanusiaan.

"Ya kali gue se tega itu sampe nyawa si gobl*k itu gue ambil aja" sahut Ayra yang kini sudah bergelimpangan di atas tanah akibat kurang tidur akibat jalan kaki sebelumnya.

"Logikanya gini del, pasti tu bocah ga bakalan diem aja di tengah hutan, pasti dia cari pertolongan kesana kemari" sela Alin dengan menatap mata Adel.

"Lu kira gue bodoh? Gue juga paham, ga selamanya Elena di tengah hutan, dan ga mungkin MATI juga di tengah hutan, kalo semisal dia ga balik ke dunia ini ya bersyukur banget gue, semisal dia bisa pulang dengan selamat ya kita bully lagi seperti biasa" jelas Ayra panjang lebar.

"Jadi? Tujuan dari rencana kita itu apa Ay??" Alin menaikkan satu alisnya dengan penasaran.

"Ya semacam peringatan aja buat dia" jawab Ayra datar.

"Cape-cape gue nganterin Elena ke tengah hutan cuma buat peringatan dia aja?" Alin mulai kesal dengan Ayra.

"Ya terus lu maunya gimana? Mau sekalian lu abisin Elena di tengah hutan gitu?"

Adel yang merinding mendengar itu langsung menoleh ke arah Ayra.

"Sadis lu Ay" tambah Adel.

"Gak, gak tega gue kalo bunuh anak orang, gue ikut rencana lu yang tadi aja hehe" tolak Alin sembari tertawa kikuk pada Ayra.

"Dasar" cibir Ayra dengan melirik Alin sinis.

Terpopuler

Comments

zien

zien

like hadir disini ❤❤🌹🌹

2021-03-29

1

🅰🅽🅰 Ig: meqou.te

🅰🅽🅰 Ig: meqou.te

memang tak baik sih membedakan sang anak. Ada kecemburuan sosial nanti. semangat elena

2021-01-28

2

Eva

Eva

likee

2020-12-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!