Ica membuka matanya perlahan , rasa kantuk membuat Ica susah membuka mata , maklum lah Ica tidur menjelang subuh .
Ica meraih hp di atas meja rias , menghidupkan layar nya guna melihat jam
"Aapaa..!!!" Ica terlonjak dari tidur nya ,ternyata sudah jam sepuluh pagi , Ica benar - benar panik bagaimana dia bisa kesiangan
Ica bergegas keluar kamar , mencari sosok suami nya , tpi seperti nya suaminya tak ada diruangan keluarga , ruang tamu , juga dapur. Ica memutus kan mengetuk kamar tidur suaminya , tapi tak ada jawaban dari dalam
Karena yang dicari ternyata tidak ketemu Ica memutuskan untuk mandi
Setelah mandi dan berpakayan , Ica menuju ruang Tv berniat nonton Tv , sebenarnya Ica berniat memasak, tapi tadi malam dia lihat tidak ada apapun di kulkas selain minuman dingin.
Ica meraih remot tv yang terletak di atas meja , di bawah remot tampak secarik kertas yg menarik perhatian Ica.
Penasaran Ica meraih kertas itu dan membaca tulisan di kertas
"Ca , aku tinggalin kartu Atm buat kamu belanja kebutuhan rumah, pin nya ****** , aku pergi kerja."
begitu tulisan yg tertera di kertas tersebut , Ica melirik kartu Atm yang di maksud suaminya, Ica pun memutuskan utuk menerima pemberian suaminya itu.
Ica memutuskan belanja keperluan dapur dulu, sebab perutnya sudah mulai tak bisa kompromi, tpi dia bingung sendiri harus naik apa , ada motor digarasi tapi dia tidak tau kuncinya tersimpan dimana. Mau bertanya dengan suaminya , tapi dengan cara apa, sebab nomor hp suaminya saja Ica tak punya.
"Ck! istri macam apa aku ini, nomor hp suamiku pun aku tidak punya." Ica kesal pada dirinya sendiri.
Karena tak tau kunci motor dimana , Ica pun memilih membersih kan rumah saja, dia mulai menyapu dan mengepel seluruh ruangan kecuali kamar suaminya yang terkunci.
Tak terasa sudah jam dua belas siang , perut Ica sudah mulai terasa pedih karena lapar
"Apa jalan kaki aja ya , tpi kayak nya warung sayur nya jauh deh" Gumam Ica
Ica berjalan menuju garasi memeriksa motor milik suami nya siapa tau kuncinya tergantung disana , dan piling Ica ternyata benar , kunci tergantung di salah satu motor metik milik suaminya.
"Aahh kenapa tidak dari tadi aku periksa " lagi -lagi Ica merasa kesal sendiri
Tak butuh waktu lama bagi Ica , untuk ambil duit dan belanja keperluan dapur , kembali kerumah dan mulai mengeksekusi sayuran dan lauk pauk menjadi hidangan lezat.
Sudah jam sembilan malam tpi masih belum ada tanda-tanda Sakha pulang , Ica mulai gelisah , juga bingung, Ica tak tau cara menghubungi suaminya
" Aahh bagai mana ini , kenapa aku gak minta nomor hp nya sih , kalau gini kan bingung sendiri " Omel Ica untuk dirinya sendiri
Ica sudah hampir tertidur ketika terdengar deru suara mobil di depan rumah, ketukan pelan terdengar di pintu depan.
Ica beranjak dari tidur nya, melirik sekilas jam di dinding ruang tengah. Sudah pukul dua dini hari , kenapa sepagi ini baru pulang, pikir Ica heran.
Saatbica membuka pintu tampak sosok suaminya bersandar pada tubuh seorang wanita yang tengah menyunggingkan senyum padanya, sementara bau Alkohol begitu menyengat hidung.
"Maaf dia harus saya antar," Ujar wanita itu dengan sopan.
" Iya gak apa-apa mbak."
Ica membantu wanita itu memapah suaminya menuju sopa ruang tamunya.
"Saya permisi dulu , ini barang -barang milik mas Sakha," ujar wanita itu seraya memberikan hp dan kunci mobil Sakha.
"Trimakasih. "
Ica menerima barang milik suaminya dan mengantar wanita itu keluar pagar yg ternyata sudah ada sebuah mobil menunggunya, Ica pun menutup dan mengunci pagar rumahnya, yang tadi lupa dia tutup.
Dengan susah payah Ica memapah tubuh suaminya masuk kedalam kamarnya, Ica tidak mungkin membiarkan suaminya tidur di sofa, sedangkan kamar suaminya terkunci rapat.
Ica membuka sepatu sakha, lalu menyelimuti tubuh sakha yang terlihat kedinginan.
Ica meraih kursi, lalu duduk di sisi samping tempat tidur , di pandanginya wajah tampan suaminya dengan seksama, apa yg ada dipikiran Sakha hingga melakukan hal ini, begitu prustasi kah sakha dengan pernikahan ini, tapi kenapa dia menyetujuinya.
"Terlalu beratkah pernikahan kita buat mu mas, aku harus bersikap bagaimana untuk meringankan beban mu, " ucap Ica dengan suara lirih.
Ica tidak tau harus merasa bersalah atau apa , sebab dia juga menjadi korban, tapi melihat keadaan suaminya begini membuat ica merasa bersalah , haruskah dia menolak keputusan tetuah kampung , toh antara dia dan Sakha tak terjadi apa-apa.
Ica tidur dengan pikiran yang berkecamuk di kepalanya, merasa bersalah tapi dia sendiri juga korban, entah siapa pelakunya dan apa motipnya tidak satupun orang yang tau.
Alram di hp Ica berbunyi, Ica menggeliat pelan , membuka matanya perlahan, tapi sepertinya sulit terbuka Ica masih ngantuk berat
Alram kembali berbunyi kedua kalinya , perlahan ica duduk dari tidur nya ,mengumpulkan kesadaran sepenuhnya lalu bangkit dari duduknya
Ica mulai beraktivitas , membersikan rumah, membuat sarapan , lalu mandi, dan nenyiapkan air hangat untuk suaminya.
Setelah semua beres Ica membangunkan suaminya
"Mas."
"Mas ..bangun."
Ica menepuk bahu sakha pelan , sakha berusaha membuka matanya yang tampak begitu sulit terbuka.
"Jam brapa?"
"Jam tujuh mas."
"Ohh"
"Ya udah aku tinggal dulu mas, air mandi udah aku siapin, mandilah abis itu sarapan."
Ica meninggalkan sakha sendiri dikamar, dia menuju ruang makan menyiap kan sarapan pagi suaminya
Setelah mandi dan berpakayan sakha berjalan keruang makan , terlihat Ica sudah menunggunya untuk sarapan
Diruang makan kedua insan ini hanya diam, yang terdengar denting sendok yang beradu dengan piring mereka.
"Mas." Ica membuka percakapan.
Sakha mengangkat wajahnya menatap Ica sekilas lalu kemali focus pada sarapan paginya.
"Tadi malam saat pulang ada perempuan nganterin mas , itu siapa mas?" ujar Ica pelan, Ica memberanikan diri bertanya pada sakha.
"kenapa?" Sakha balik bertanya dengan suara sedikit meninggi.
"Ya gak pantes aja mas, masak perempuan nganterin suami orang pulang tengah malem." jawab Ica dengan suara pelan.
"Hhemm suami?" Sakha tersenyum sinis.
"Jadi sekarang kamu sudah merasa jadi istriku , kamu merasa perempuan itu bukan perempuan baik-baik gitu..?"
"bukan begitu mas gak enak kan kalau dilihat orang , prempun nganterin kamu tengah malem"
"Terus kamu merasa perempuan baik- baik gitu !!"
"Mana ada perempuan baik- baik sengaja menjebak laki-laki dengan obat tidur , jangan berlagak lugu di depan ku ca, aku paham benar tipe perempuan macam apa kamu! "
"Melakukan hal kotor demi ambisi mu, kamu bukanlah tipe perempuan baik-baik !"
"Jangan menuntut aku macam-macam, harusnya kamu bersukur, aku mau menikahimu, menutup aib mu , ini bukan bukan kota modrent Ca, kamu tau hukum di sini seperti apa."
"Dan satu lagi! mulai sekarang, biasakanlah dirimu jangan ikut campur urusan pribadiku , lakukan saja tugas mu , aku juga tak melarang mu mau berbuat apa, asal jangan usik pribadi ku pahamm !! "
Sakha bicara dengan nada penuh emosi , memuntah kan kata-kata yg begitu kejam pada wanita selembut Ica , dan berlalu pergi meninggalkan Ica
Ica tertunduk sedih , air matanya tak terbendung lagi , kata-kata sakha begitu menghujam hatinya , seburuk itu kah dirinya dimata sakha , tidak ada pembelaan Ica untuk dirinya
Ica tak mampu berkata -kata , kata -kata sakha menghakiminya begitu kejam, haruskah dia benar-benar membiasakan diri dengan keadaan ini
"Ibuu" bisiknya pelan ,tiba-tiba Ica begitu merindukan ibunya, isak tangisnya sunggu tak mampu dibendung lagi.
Happy reading.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Ratini Pramono
sabar ya ca jalan aja dulu ..kamu cari aja kesibukan kerja ...biar gak bosen
2021-12-19
0
Happyy
😥😥😥
2021-03-10
1
Tri Soen
Sabar ya Icha...
2021-02-12
1