Tercium aroma sedap dari dapur Ica, aroma nasi goreng ,menu sarapan pagi yang dimasak Ica pagi ini untuk suaminya , sedangkan ayah sama ibuk Ica ,pagi-pagi sekali sudah pergi kekebun , kebetulan hari ini jadwal memanen buah sawit di perkebunan keluarga Ica.
Sakha keluar dari kamarnya, aroma sedap nasi goreng buatan Ica menggugah seleranya.
Selama satu minggu tinggal di rumah Ica, Sakha selalu suka masakan Ica , Ica memang pandai memasak.
"Ca nanti sampaikan ke ibu, besok kita pindah kerumah ku," ujar Sakha sambil melahap nasi gorengnya.
"Besok mas, apa gak terlalu cepat?"
"Sudah satu minggu aku disini , mau berapa lama lagi," jawab Sakha dingin.
" Baikah mas, nanti aku beres beres."
Ica memilih mengikuti keinginan suaminya untuk pindah, mengingat suaminya memang sudah memiliki rumah sendiri.
Sepeninggal suaminya, Ica mulai menyusun barang yang akan di kemasnya, tak banyak barang yang Ica bawa, Ica hanya membawa bajunya dan baju suaminya.
Saat makan malam Ica menyampaikan niat suaminya pada ibunya , yang ingin memboyong
Ica pindah kerumahnya ,
Ibu dan ayah Ica sangat setuju dengan niat menantu nya itu , mengingat sikap sakha yang masih begitu dingin terhadap putrinya mereka berharap dengan tinggal sendiri akan membawa kebaikan pada hubungan anak nya.
"Jadi besok pindah nya ca?"
"Iya buk , mas ngajak besok pagi , katanya rumah sudah di bereskan, jadi kita tinggal pindah aja."
"kamu harus sabar ngadepi suami mu ca, kalau ada masalah selesaikan baik- baik, rumah tangga itu ibarat naik perahu , ada saja gelombang yang membuat kapal goyang , tapi walaupun goyang, penumpang harus selalu tenang agar perahu sampai di tujuan , istri itu penyejuk hati , jangan jadikan rumah neraka bagi suami , jadikankan rumah itu sebagai surga bagi suami , satu lagi aib suami adalah aib kamu, jadi jangan cerita kesembarang orang tentang aib suamimu "
"Iya buk " jawab Ica patuh.
"Pernikahan mu dengan suami mu itu bukanlah seperti pernikahan kebanyakan orang , jadi butuh kesabaran untuk menjalaninya, kunci sukses hubungan kalian adalah kamu , jadi itu tugas mu sebagai istri untuk memperbaiki hubungan kalian, ingat pesan ibuk ya nak," mata ibuk tampak berkaca- kaca saat memberi nasehat kapada Ica , hanya nasehat yang bisa dia berikan pada putri nya itu.
"Pasti Ica akan ingat nasehat ibu, trimakasih buk" Ica memeluk dan mencium pipi ibunya , sungguh Ica merasa beruntung memiliki ibu yg sangat pengertian pada nya.
Ica di antar keluarganya saat pindah rumah walaupun jarak rumah mereka tidak terlalu jauh , sekitar 10 menit bersepeda motor.
Mobil sakha berhenti di depan bangunan rumah tingkat dua bergaya minimalis , Sakha mempersilahkan ayah dan ibu mertua nya masuk kedalam rumah nya
Walau saka tinggal sendiri tpi rumah nya tertata rapi, penataan prabot, warna cat tembok dan gorden begitu selaras , Ica menyukai warna -warna ini warna yang menyejukan hati.
Menjelang sore ibu dan ayah pamit pulang pada Ica ,mereka diantar pegawai sakha dengan mobil nya
*
Dirumah itu kini tinggal sakha dan Ica
sakha mengajak Ica duduk di ruang tamu ada yg ingin dia bicarakan bersama Ica.
"ca ..."
"iya mas.."
"di rumah gak ada sayur buat di masak , jadi makan malam nanti kita beli saja."
"Ooooh ya gak ap mas"
"Satu lagi ca.." Sakha diam sejenak matanya menatap Ica yang juga sedang menatap dirinya
"Maaf , sementara ini aku minta kita tetap tidur terpisah " Ucap sakha sambil memalingkan wajah dari tatapan Ica
Ica diam sejenak mendengar ucapan suaminya ,kemudian terdengar helaan napas Ica pelan
"Baik lah, kalau itu mau mu mas " ucap Ica pelan
"itu kamar mu ca , pindahkanlah barang -barang mu kekamar" ujar Skha sambil menunjuk sebuah kamar disebelah kamar nya
"Satu lgi ca aku mau masalah tidur pisah kamar ini jangan sampai ada yang tau, terutama kedua orang tua kita "
Ica menjawab perkataan sakha dengan mengangguk pelan
"Kamu beberes lah , aku beli makanan dulu buat malam"
Ica kembali menganggukan kepala nya
kamar Ica tak sebesar kamar utama milik suaminya ,Ica menyusun baju dan beberapa barang yang dia bawa dari rumah nya
"Aahhh akhir nya selesai juga " Ica menghempaskan tubuh nya keranjang
Ica menatap langit -langit kamar pikirannya menerawang entah kemana , melamunkan hal-hal yg terjadi kemaren dan hal-hal yang terjadi esok
"hhhhhh" Ica kembali menarik napas dalam sambil memejam kan matanya
sudah hampir dua jam lebih shaka belum juga pulang , sementara sambil menunggu sakha datang Ica mandi membersihkan tubuh nya
Selesai mandi Ica mengenakan baju tidur lengan panjang dan celana panjang berwarna biru muda , tidak terlihat riasan diwajah nya ,dy hanya memakai bedak baby untuk menaburi wajah nya
Ica memang tak pernah berdandan saat kerja pun Ica tidak memakai riasan , dia hanya memakai bedak rabur baby dan pelembab bibir
Ica menunggu suami nya sambil nonton tv diruang santai , sebenar nya rasa lapar sudah mendera perut nya sedari tadi , tapi gimna lagi yang beli makanan tak kunjung kembali
"krrttkk" Ica memegangi perut nya
"Aahh , sebenernya dia beli makanan di mana sihh" gerutu Ica sambil memegangi perut nya yang semakin nyeri
Ica bangkit dari duduk nya , berjalan menuju kulkas , di bukanya kulkas berharap ad sesuatu yg bisa dimakannya , dan ternyata kulkas benar benar kosong
Dia membuka kichen set didapur nemeriksa isi didalam nya siapa tau ada mi instan di dalam, tapi ternya juga kosong
tiba-tiba terdengar deru mesin mobil sakha di depan rumah, Ica pun tersenyum senang rasa laparnya segera terobati
"ini , makan lah aku sudah makan tadi diluar" ujar Sakha menyerahkan bungkusan yang di bawanya
"Makasih mas" ucap Ica sambil mengambil bungkusan di tangan Sakha , Sakha pun meninggalkan Ica menuju kamar nya , lalu menutup pintu kamar nya dengan rapat dan mengunci nya dari dalam
Ica memandang hidangan di meja makan yg di beli sakha tadi ,ada cumi saus padang , ikan gurame goreng dan capcai bunga kol,
Ica menyendok nasi kepiring mengambil beberapa potong cumi dan sedikit capcai
Ica pun mulai menyuap nasi beserta lauk kedalam mulut nya , mengunyah nya perlahan , makanan seenak ini ,tpi entah kenapa selera makan Ica hilang , padahal tadi begitu bersemangat ingin makan
Nasi di piring Ica tampak tersisa , Ica hanya makan beberapa sendok saja menghilangkan rasa pedih di perut nya
Setelah membereskan meja makan , Ica pun kembali kekamar nya
Di kamar nya tampak Ica berjalan mondar mandir sambil menghitung langkah nya , setelah hitungan ke empat puluh Ica pun berhenti
Ica berbaring sambil memainkan ponsel nya , membalas cat dari sahabat-sahabat nya ,dan tak ketinggalan nonton drama korea paporit nya , hingga menjelang subuh baru lah Ica terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Ratini Pramono
menyimak...
2021-12-19
0
Anis
sakno e uripmu ca..
2021-08-24
0
Nenk Khanaya
seprtinya menarik
2021-04-11
1