Zilia gadis bercadar

Siluet bayangan samar-samar yang muncul menjadi jelas dan nampak wanita bercadar dengan rambut hitam yang indah muncul di atas atap.

Joni tidak menyangka orang lain yang membututinya adalah gadis ini. Ia segera membalikkan badannya ke arah gadis di atap, membelakangi Berga dan tiga bawahannya.

"Teknik Naga! Mata Hitam! Apakah kamu juga ingin bergabung dengan mereka?" Joni dengan cepat menggunakan tekniknya, matanya berubah dari warna hijau menjadi hitam pekat, matanya kini berwarna hitam tanpa warna putih sedikitpun.

"Sebelumnya aku tidak bisa melihat dengan jelas kecepatan gadis ini dikelas! mari kita lihat apakah kamu bisa lolos dari mata ini!?" Joni memfokuskan matanya menatap gadis didepannya, ia tidak membiarkan matanya untuk berkedip.

Gadis di atap turun dengan cepat melewati Joni yang ada dihadapannya dan menuju ke tempat Berga dan tiga bawahannya.

Mata Joni bergerak mengikuti kecepatan gadis bercadar membuat tubuhnya ikut berbalik kembali menghadap Berga dan tiga bawahannya.

"Lukamu cukup parah! segera ambil pil milikmu, anak dari keluarga utama harusnya memiliki beberapa pil penyembuh!" Gadis bercadar berbicara datar melihat Berga yang terkejut dengan kemunculannya tiba-tiba.

Joni hanya diam menyaksikan Berga memakan pil penyembuh dan memberikannya pada tiga bawahannya yang telah disadarkan secara paksa.

"Terimakasih banyak, kami pasti akan mengingat bantuan nona" tiga bawahan menangkupkan tangannya dengan hormat.

Walaupun luka mereka belum pulih total setidaknya mereka lebih baik.Kecuali dua murid yang terkena serangan langsung diwajahnya terlihat hidung mereka patah dan wajah mereka agak bengkok. Sedangkan Berga hanya hidungnya saja yang patah untuk wajahnya itu benar-benar terselamatkan oleh energinya.

Berga melemparkan tiga koin emas ke arah gadis bercadar yang langsung ditangkapnya dengan elegan menggunakan satu tangan.

"Jika itu masih kurang aku akan memberikanmu lebih banyak besok dikelas!" Berga segera berbalik pergi bersama bawahannya sambil menahan rasa sakit diwajahnya.

"Hati-hati dijalan para junior! jangan tergesa-gesa, luka kalian belum pulih total!" Joni menyahuti mereka dengan satu tangan kanannya membentuk seperti Megaphone.

Mendengar sahutan Joni, bulu kuduk mereka berempat langsung berdiri, keempatnya langsung bergegas cepat pergi, tidak memperdulikan rasa sakit yang ada tubuh mereka.

Joni menahan senyum dan tawanya melihat mereka lari terbirit-birit. Nampaknya dalam waktu lama mereka tidak akan mencari masalah lagi.

"Apakah kamu mengikutiku kesini hanya untuk melakukan ini!?" senyum Joni perlahan lenyap dan matanya kembali fokus, sedangkan waktu terus berjalan. Tiga puluh menit lagi gerbang asrama akan ditutup.

"Namamu Joni bukan? Apakah kamu tau keberadaan para dewa-dewi?". Zilia langsung ke inti pembicaraan tidak ingin membuang-buang waktu.

Mendengar jawaban Zilia membuat Joni sedikit termenung dan hatinya tergidik. Walaupun ia menduga Zilia sama sepertinya namun siapa sangka ia langsung mengkonfirmasi dirinya mendapatkan bimbingan dari salah seorang Dewa atau Dewi tanpa berniat menutupinya.

"Aku Zilia juga dibimbing oleh salah satu dewa, tapi dua tahun yang lalu tiba-tiba dia menghilang tanpa jejak!, aku sudah mencarinya selama ini!" Zilia melanjutkan perkataannya.

Mata Joni semakin melebar mendengar hal ini. Bagaimanapun Dewinya juga menghilang tiba-tiba dua tahun yang lalu, ini memberi Joni sedikit petunjuk dan mulai berasumsi kira-kira apa yang membuat Dewinya menghilang.

"Mungkin ini hanya kebetulan saja atau mungkin memang semua para dewa-dewi yang ada di dunia ini menghilang secara serempak!" Joni merenung dalam-dalam, ia hanya baru bertemu satu orang yang sama sepertinya. Setidaknya ia harus bertemu satu orang lagi untuk memperkuat asumsinya.

"Aku juga tidak tau... Dewi yang membimbingku menghilang dua tahun yang lalu sama seperti dewa yang membimbing mu" Joni berbicara datar, mata hitamnya telah kembali normal melihat tidak ada permusuhan yang akan terjadi.

Zilia sedikit tertegun, ada sedikit perubahan di ekspresi wajahnya yang datar. Zilia mengikuti Joni sampai detik ini karena dirinya secara kebetulan melihat Joni menggunakan teknik yang membuat dirinya menyatu dengan Bayangan.

Pikiran Zilia dengan cepat memiliki sebuah asumsi yang sepemikiran dengan Joni. Ia segera hendak pergi setelah kecewa dengan hasilnya sebelum tubuhnya tiba-tiba mulai ambruk kehilangan keseimbangan.

"Gawat ! aku hampir lupa..." Zilia kehilangan kesadarannya, ia benar-benar lupa bahwa dirinya sebelum bertemu Joni telah berlatih keras meningkatkan tekniknya membuat energinya hampir habis. Ia hanya berencana keluar untuk membeli pil pemulihan setelah itu kembali berlatih lagi.

Tapi takdir berkata lain, belum sempat dirinya membeli pil pemulihan, ia melihat Joni yang menggunakan teknik dan bergegas mengikutinya. Bagaimanapun rindunya terhadap Dewanya untuk bertemu membuat ia lupa akan dirinya.

Joni yang melihat tak berharap Zilia tiba-tiba ambruk didepannya ia dengan cepat menuju Zilia menangkap tubuhnya sebelum jatuh menyentuh tanah.

" lGadis ini! bagaimana bisa energinya habis total! bahkan saat energimu mulai menipis kamu akan segera kelelahan dan menyadarinya! apakah gadis ini idiot!? " Joni yang memegang tubuh Zilia segera membaringkan Zilia di pahanya sambil duduk dengan tangan kanannya menopang kepala Zilia agar tidak terjatuh.

"Eh! apa aku tidak membawa pil pemulihan?" Tangan kiri Joni mencari-cari di kantongnya dan tidak mendapatkan pil pemulihan. Wajah Joni segera tertekan karenanya namun segera melunak tatkala aroma tubuh gadis memasuki hidungnya.

Aroma yang masuk membuat Joni tanpa sadar melihat Zilia di pangkuannya. Tangan kirinya tiba-tiba bergerak menuju wajah Zilia dan membuka cadarnya.

Wajah putih imut dan manis memasuki pandangan Joni. Lengkungan alisnya yang indah, bulu matanya yang lentik, hidungnya yang mancung dan dua buah bibir cerinya yang kecil, membuat Joni tanpa sadar mendekatkan bibirnya ke Zilia.

Sekiranya Dewa yang membimbing Zilia melihat adegan ini, ia pasti langsung memukul Joni tanpa henti sampai wajahnya membentuk kepala ba*i. Sayangnya hanya bulan dan langit malam beserta bintang-bintang yang tengah menyaksikannya.

Kedua bibir Joni mengapit bibir Zilia dan merasakan sensasi lembut nan nyaman, rasa manis dibibir memasuki indera perasa Joni yang membuatnya sadar akan apa yang dilakukannya.

" Ini! apa yang aku lakukan!?" Joni segera menjauhkan wajahnya dari Zilia ia benar-benar kehilangan kendali sebelumnya.

Joni yang menjauhkan wajahnya membuat sinar bulan menyinari wajah Zilia yang semakin memancarkan keindahan seorang gadis manis. Joni yang melihatnya kembali lagi-lagi terpana. Bisikan dan rayuan memasuki kepala Joni, setan iblis dihatinya merasa terpanggil.

"tidak! tidak! ini tidak boleh!" Joni dengan keras menggelengkan kepalanya namun kepala bawahnya berbicara lain. Nampak sesuatu yang tegak dengan cetakan besar timbul di area celana Joni, itu hanya berjarak berapa cm dari paha Zilia.

"Joni kecilku tidurlah... ini bukan waktu yang tepat untuk berdiri tegak seperti keadilan!" Joni menarik nafas dalam-dalam beberapa kali mencoba menenangkan dirinya sedangkan hati iblis Joni terus membisikinya tak mau menyerah.

Terpopuler

Comments

Oyiib Pw

Oyiib Pw

zmngt 💪👍

2022-01-22

0

brutal

brutal

joni junior tak terkendali.kkkkk

2021-05-10

1

VG

VG

like dan komen jangan lupa !!!

2020-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!