Saat ini para murid sedang menatap gadis cadar berambut hitam yang tiba-tiba ada didepan kelas, mata mereka terlihat shock dan pikiran mereka bertanya-tanya siapa murid wanita ini.
"Gadis ini... kenapa kita tidak pernah melihatnya? Aku yakin semua murid cantik disekolah ini tidak ada yang lolos namanya dari catatan khusus kita!" Danul berbicara heran sambil menatap Darul.
"Siapa yang tahu! Wajahnya ditutupi cadar, tapi ia layak dimasuki dalam buku catatan kita sebagai bahan imajinasi nanti malam hehe..." Darul menganalisa, matanya liar menatap tubuh gadis ini dari atas sampai bawah.
Berga yang saat ini tak sadarkan diri dibawa ke ruang perawatan sekolah oleh dua murid setelah Pak Guru Carly memberi perintah, sedangkan murid bercadar itu kembali duduk ke bangkunya dan mulai meditasi kembali seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Pak Guru Carly segera memerintah Joni untuk menjelaskan cara merasakan energi dalam tubuh manusia. Kali ini semua murid menatap Joni dengan hormat tidak ada jejak penghinaan dimata mereka lagi.
Di ruang perawatan Berga yang tidak sadarkan diri saat ini dirawat oleh Bu Guru Airla, disampingnya Berdiri Bu Guru Bairu. Matanya sangat khawatir setelah melihat keponakannya tiba-tiba dibawa oleh dua murid dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Untung saja tidak ada luka yang serius, hanya tangannya saja yang patah dan akan sembuh setelah istirahat dalam sehari, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan" Ucap Bu Airla selaku tabib sekolah.
"Baguslah... kalo begitu saya akan kembali, masih ada hal lain yang harus saya kerjakan" Bu Guru Bairu segera pergi tanpa basa-basi, pikirannya dipenuhi keraguan setelah mendengar dari dua murid bahwa Joni adalah orang yang melukai Berga.
"Berga adalah Pendekar Perunggu Bintang satu dan aku yakin hanya Anita putri pemimpin kota dan Zilia si gadis bercadar dari tamu kehormatan Kota Surya yang mampu mengalahkan Berga. Sedangkan untuk si Joni ia hanya ahli beladiri biasa seperti murid lainnya yang belum memasuki tahap Pendekar" Bu Guru Bairu memiliki ekspresi rumit diwajahnya.
"Apa mungkin dua murid tadi berbohong? tidak! itu tidak mungkin! mereka tidak akan berani, mereka berdua hanya berasal dari Keluarga Cabang" Bu Guru Bairu mempercepat langkah kakinya dan telah kembali ke ruangannya. Setelah berfikir lama ia memutuskan akan menanyakan Berga nantinya.
Di ruang kelas satu Joni sudah selesai menjelaskan cara untuk merasakan energi dan kembali duduk ke bangkunya. Pak Guru Carly kemudian melanjutkan tentang hal-hal apa saja yang berkaitan dengan energi, dimulai dari cara mengolahnya, menggunakannya dalam bertarung hingga melakukan pengobatan dalam tubuh.
"Seperti yang kalian ketahui energi dalam tubuh manusia memiliki kapasitas terbatas, jadi bijaklah untuk menggunakannya karena butuh waktu yang lama untuk mengisi kembali energi yang telah keluar dalam tubuh".
"Dengan kata lain saat bertarung gunakan otak kalian sebelum tenaga kalian, karena bertarung tanpa berfikir ibarat mengunyah makanan tanpa gigi".
Para murid yang mendengar penjelasan Pak Guru Carly nampak bersemangat meskipun mereka telah mengetahui beberapa hal tentang energi, namun setelah mendengar Pak Guru Carly mereka seolah-olah seperti katak dalam tempurung.
***
Setelah pelajaran sekolah usai para murid bergegas kembali ke asrama mereka masing-masing yang berada di persimpangan dekat sekolah. Joni, Darul dan Danul mereka bertiga jalan bersama sambil mengobrol menuju asmara sekolah.
Mereka bertiga nampak akrab terlihat mereka saling tertawa dan bersanda gurau, entah hal mesum apa lagi yang Darul dan Danul bicarakan. Para murid wanita yang melihat dan mendengar obrolan mereka memiliki pandangan menjijikkan dalam mata mereka.
"Big bro Buku Pusaka yang kamu berikan benar-benar luar biasa! begitu banyak keindahan tanpa sehelai pakaian ditubuh mereka! terlebih lagi ukuran dua gunung mereka sangat bervariasi sesuai dengan tubuh yang mereka miliki hehe..." Darul dan Danul memberikan isapan jempol kepada Joni yang menggaruk kepala belakangnya dengan mulut berkedut.
"Dua orang ini... apakah urat malu mereka telah putus!? jangan bilang mereka tidak sadar tatapan menjijikkan para gadis yang diarahkan ke kita bertiga?" Joni berharap segera sampai ke asrama ia menyesal telah memberikan mereka Buku Pusaka Pemersatu Bangsa.
Joni memang menyukai keindahan para gadis tapi bukan berarti ia akan berbicara ceplas-ceplos didepan umum seperti ini. Bagaimanapun anda akan dijauhi para gadis murni dan dicap mesum dalam buku mereka.
"Sepertinya kau sangat menikmati hidup! masih bisa berjalan santai dan bersanda guru seperti ini?" empat orang murid laki-laki tiba-tiba menghadang jalan mereka dan berbicara dengan dingin.
Orang yang berbicara adalah Berga ditemani tiga murid lainnya dari kelas yang sama dengan Joni. Sepertinya Berga meminum pil penyembuh dilihat dari tangan kanannya yang telah patah sudah kembali normal.
"Kami kira siapa yang berbicara dan mengahalang... ternyata itu adalah adik junior kita! Apakah kamu membawa junior tambahan untuk meminta arahan dari Big bro kita? haha..." Darul dan Danul tertawa mengejek sedangkan Berga dan tiga murid lainnya merasakan kuping mereka menjadi panas.
Para murid mulai berkerumunan mendengar obrolan Darul dan secara tidak langsung mereka menjadi pusat perhatian.
"Sepertinya akan ada hal menarik yang akan terjadi!" para murid lainnya dari kelas satu memiliki pemikiran yang sama dan segera menuangkan minyak diatas api.
"Apakah kalian tahu? Berga yang dianggap sebagai jenius kelas satu pingsan dipukul oleh murid wanita bercadar bahkan tangan kanannya terlebih dahulu dipatahkan oleh Joni!".
"Benarkah!? dia dipukul oleh wanita dan tangannya dipatahkan oleh Joni? kalian jangan membuat lelucon!" Mendengar ocehan para murid kelas satu membuat kepala mereka dipukuli salah seorang murid kelas lain.
"Aduh! kami tidak berbohong! ini terjadi saat jam belajar diruang kelas semua murid menyaksikannya!" Murid kelas satu menjelaskan sambil mengusap kepala mereka. Membuat murid kelas lain sulit untuk percaya.
"jika hal seperti itu bisa terjadi, ini benar-benar kejadian langka! Berga ini pasti akan jadi bahan bulian oleh keluarga yang lain!".
"Orang seperti Berga memang layak mendapatkannya! bukan hanya dia sombong tapi dia sering merendahkan kita!".
"Sepertinya Langit tidak buta! akhirnya kita bisa melihat karma dari kesombongan dan keangkuhan!".
Para murid mulai berbisik satu sama lain dan satu persatu mulai mengarahkan pandangan sinis pada Berga. Mendengar ini raut muka Berga mulai berubah, telinganya begitu merah padam saat ini.
"Anjing-anjing ini berani berbicara seperti itu!? bagus! tunggu dan lihat bagaimana keluarga cabang kalian akan menderita dan menjilat kaki Tuan Muda ini!" Berga Menahan Amarahnya tangannya bergetar mengepal dengan erat.
"JONII!!" Berga bersuara geram menahan amarahnya, ia tak menyangka situasinya akan seperti ini menjadi pusat perhatian.
"Tidak baik untuk memberinya pelajaran saat ini..." Gumam Berga dan segera pergi meninggalkan kerumunan bersama 3 murid dibelakangnya.
Bu Guru Bairu yang berdiri di atas atap sekolah melihat kejadian ini dari jauh, ia sudah bersiap-siap jika ada sesuatu tak terduga yang terjadi. Sedangkan disisi lain tak jauh darinya Pak Guru Carly menonton dari kejauhan.
Para murid yang siap menonton pertunjukan bubar dengan kecewa, mereka tidak berharap Berga akan pergi begitu saja. Sedangkan Joni, Darul dan Danul siap bergegas kembali menuju asmara sebelum langkah mereka terhenti oleh suara gadis yang memanggil dari belakang.
"Joni! bisakah kita berdua berbicara sebentar?" Suara manis memasuki telinga mereka bertiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Harman LokeST
kurang menarik ceritanya author
2023-10-22
0
yon a
awal yg kecewa . ga ada penjelasan kisah mc mau jadi apa tp udah langsung ke cerita keseharian ...
udah ketebak cerita selanjutnya muter muter ...
bakalan banyak flasbeck dan segala macem ...nyerah sata thor 🙋♂️
2022-12-11
0
VG
like dan komen jangan lupa
2020-11-14
0