Joni, Darul dan Danul segera menoleh kebelakang menemukan Anita yang sedang berdiri manis dengan rambut keperakannya yang diterpa angin sepoi-sepoi. Kecantikan yang alami tanpa hiasan wajah dengan kulit putih kemerah-merahan membuat siapapun yang melihatnya akan mematung seperti gunung.
"Maaf... apakah saya menganggu waktumu?" Anita yang melihat Joni hanya diam, berfikir bahwa ia akan menolak ajakannya untuk berbicara. jadi dia segera menundukkan kepalanya sambil meminta maaf.
Mendengar ini Joni segera tersadar dari lamunannya ia tidak menyangka akan terlena saat melihat wajah Anita. Mungkin karena ia melihatnya dengan jarak sedekat ini, Joni baru sadar akan pesona Anita.
"Aaa! aku benar-benar lupa! kita harus segera memberi makan kucing kita dirumah! bukankah begitu Danul?" Darul berbicara seakan-akan teringat sesuatu sambil segera merangkul leher Danul mendekat kedirinya.
"Aaa! iya! kita harus segera memberi makan Lulu Kucing kita! kita berdua akan ke asrama lebih dulu! kalian bisa mengobrol berdua, silahkan nikmati waktu kalian!" Danul yang tersadar segera berbalik bersama Darul sebelum mereka berbisik kepada Joni.
"Big bro! semoga beruntung! hanya ini yang bisa kami lakukan sebagai saudara, Kami akan menunggu cerita menarik dari anda nanti hehe..." Darul dan Danul tersenyum sambil menunjukkan wajah mereka seperti om-om penjahat kelamin.
Joni yang mendengar mereka berdua hanya bisa tercengang, ia ingin segera berbicara balik. Namun Darul dan Danul bahkan tidak repot-repot menunggunya dan langsung lari menuju asrama.
"Bukankah ada aturan sekolah yang melarang membawa hewan peliharaan ke Asrama Sekolah!? Dan bukannya Lulu itu adalah nama salah satu Dewi yang ada di Buku Pusaka Pemersatu Bangsa?".
"Tidak bisakah mereka membuat alasan yang lebih logis!" Joni hanya bisa menghela nafas tak berdaya dan mulai mengutuk mereka berdua dalam hati.
Darul dan Danul yang sudah berada di asrama sekolah merasa bangga terhadap tindakan mereka. Mereka berdua menganggap diri mereka telah menjadi pahlawan hari ini.
"Huachii! sepertinya Big bro berterima kasih kepada kita! dan saat ini sedang memuji kita!" Mereka bersin secara serempak sambil menggosok-gosok hidungnya. Tampak kebanggaan menghiasi mata mereka.
Anita saat ini merasa lucu melihat bibir Joni komat-kamit tak berhenti mengutuk. Dalam hatinya ia sangat sadar tentang adanya larangan membawa hewan peliharaan dalam asrama. Walaupun demikian Anita merasa berterima kasih ke dua saudara kembar tadi untuk memberinya waktu berbicara dengan Joni.
"Apa yang ingin putri kota bicarakan dengan orang biasa sepertiku?" Joni berhenti mengutuk dan mulai berbicara dengan ramah ia yakin tidak pernah menyinggung tokoh besar seperti Anita. Bagaimanapun keluargan Joni hanyalah seorang nelayan.
Setiap empat keluarga cabang dari satu keluarga utama memiliki tugas yang berbeda masing-masing. Ada diantara mereka bertugas menempa senjata, menanam tanaman herbal, menambang emas dan memproduksi makanan.
Keluarga Joni bertugas untuk memproduksi makanan. Setiap hasil produksi Keluarga Cabang akan diserahkan ke Keluarga Utama sebagai upeti setiap tahun dan Keluarga Utama akan memberikan perlindungan.
Keluarga Utama memiliki tugas untuk mempertahankan kota dari serangkaian serangan Ras Siluman. Dinding bagian barat kota Surya dijaga oleh Keluarga Garuda Es, bagian selatan dijaga oleh Keluarga Elang Petir dan bagian Utara dijaga oleh Gagak Api.
Untuk bagian timur Kota Surya menyatu dengan Laut tanpa batas dengan jarak empat ratus lima puluh meter dari dinding kota. Tidak ada ras siluman yang menyerang kota dari bagian timur, bisa dikatakan ini adalah tempat paling aman dan di laut tanpa batas ini pula Joni pertama kali bertemu dengan Dewinya.
"Aku hanya penasaran bagaimana kamu bisa mengalahkan Berga? Apa kamu menyembunyikan kekuatanmu yang sebenarnya dari awal?" Anita berbicara penasaran, hatinya dari tadi selalu diliputi pertanyaan.
Anita sadar tidak mungkin bagi seseorang memanipulasi energi yang dimilikinya. Selama energi keluar dari tubuh manusia detik itu pula tingkatan energi tersebut akan terlihat dan ini sudah menjadi pengetahuan umum.
Dan untuk mengukur energi seseorang secara langsung dalam sekali pandang tanpa melihat orang tersebut mengeluarkan energi mereka, setidaknya kamu harus berada di tingkat Pendekar Platinum Bintang tiga itupun kamu harus menyebarkan gelombang energimu ke tubuh orang tersebut.
"Rahasia..." Joni berbicara santai dengan senyuman di wajahnya. Ia selau ingin melakukan ini dari dulu didepan para gadis, karena menjadi pria kuat yang misterius adalah impiannya. Baginya para gadis akan terpikat dan terpana dengan sikap seperti ini.
Anita yang mendengar jawaban Joni benar-benar tercengang ia tidak habis pikir ada seorang pria yang akan menolak memberitahunya dan apa maksud senyuman di wajahnya, apa ia merasa dirinya di atas langit.
"Kamu... katakan ! apa yang kamu inginkan sebagai imbalan!?" Nada bicara Anita terlihat kesal. Bagaimana bisa pria seperti ini ada, Padahal ia sudah mengajaknya berbicara dengan baik-baik dan memintanya dengan baik-baik juga.
"Eh! apa yang terjadi!? bukankah seharusnya saat ini ia akan terpana dan terpikat?" Melihat Anita yang tiba-tiba kesal membuat Joni bingung. Joni berfikir mungkin aura misteriusnya masih kurang.
"Sebaik-baik Guru adalah pengalaman pribadi! jika kamu ingin hebat sepertiku kamu harus lebih sering berlatih lagi!" Joni berbicara dengan nada yang dalam setelah berusaha keras memikirkan kata-kata yang pas.
Mendengar jawaban Joni, Anita yang tadi kesal tiba-tiba merenung kemudian tertawa.
"Haha... apakah kamu sedang bertingkah keren saat ini? Jika kamu ingin membuatku tertarik tunggu sampai kamu menjadi Pendekar Emas! maka setelah itu aku akan mempertimbangkannya!" Jawab Anita yang segera membuat Joni salah tingkah dan bergumam.
"Apakah dia bisa membaca pikiran seseorang?".
"Tidak! aku tidak bisa, tapi sudah terlalu banyak pria yang bertingkah sepertimu dihadapanku!" Jawab Anita spontan mendengar gumaman Joni.
Tawa Anita terdengar oleh murid lainnya yang dari tadi memperhatikan mereka berdua. Bagaimanapun mereka berdua masih berada ditempat umum.
Joni merasakan perasaan tidak enak ditubuhnya, saat ia memperhatikan sekitarnya barulah ia sadar dirinya masih berada di tempat umum. Ia terlalu terlena dengan Anita di hadapannya sehingga membuatnya lupa dengan sekitarnya.
Rasa tidak nyaman ini berasal dari tatapan sengit dari para murid laki-laki yang tertuju padanya dan ia bahkan merasakan satu orang menatapnya dengan tatapan membunuh.
Di salah satu sudut yang tidak jauh,Berga berdiri bersama tiga orang dibelakangnya. Ia tidak pergi begitu saja melainkan sudah lama menunggu waktu yang sepi dan tepat untuk menyergap Joni.
Saat ini mata Berga dipenuhi keinginan membunuh. Ia benar-benar melihat Anita calon tunangannya tersenyum dan tertawa dihadapan pria lain. Sedangkan dihadapan dirinya, Anita tak pernah tersenyum seperti itu.
"Tuan Muda... tahan amarahmu! sekarang bukan waktu yang pas untuk menyergapnya, masih terlalu banyak mata yang memperhatikan mereka!" Salah seorang bawahan Berga mengingatkan.
"Aku tau! tidak perlu menasehati ku! saat kita menemukan waktu yang tepat bersiap-siaplah untuk bergerak!" Berga menimpali dengan kasar sedangkan murid yang menasehati tadi hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Lihat! sepertinya mereka berdua sudah selesai bicara, Cepat! kita harus segera bergegas! sekarang sudah waktunya!" Berga dan tiga murid lainnya dengan semangat membututi Joni. Tangan mereka benar-benar Gatal ingin memukulnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Oyiib Pw
zmngt 💪💪
2022-01-22
0
VG
like dan komen jangan lupa !
2020-11-14
0
gron
Darul dan Danul kocak abis 😂
2020-11-13
1