Joni segera bergegas ingin menuju asrama ia merasa tidak nyaman dengan pandangan murid pria yang tertuju padanya. ketika ia telah keluar dari Gerbang Sekolah barulah ia bernafas lega.
"Seperti perkataan orang bijak, berada disamping keindahan hanya membuatmu lebih dekat menuju kematian!" Joni mengelap tetesan keringat yang bergulir di keningnya sambil bernafas dalam-dalam dan bersiap untuk menuju asrama.
"Tuan Muda! kita harus segera menyergapnya sebelum ia sampai ke Asrama Sekolah!" Bawahan Berga berbisik pelan dari belakang.
Matahari mulai terbenam sedangkan cahaya-cahaya lilin menghiasi jalanan Kota Surya. Joni melewati beberapa kerumunan orang lewat sebelum tiba-tiba berhenti dan mulai tersenyum.
"Mereka berempat masih mengikuti ku? mungkin mereka tidak akan berhenti sebelum diberi pelajaran serius!" Joni mengangkat alisnya sambil tersenyum mengejek dan bersiap-siap memberikan mereka kejutan.
"Teknik Naga! Tubuh Bayangan!" Aura hitam samar keluar melalui pori-pori kulit Joni dan bergerak mengelilingi tubuhnya menjadikannya bersatu dengan bayangan.
"Eh! kemana dia? bukankah dia baru saja berhenti sebentar!".
"Sial! kerumunan tadi menghalangi pandangan kita sebentar dan tiba-tiba jejaknya menghilang!".
"Cepat! kita harus bergegas dia pasti belum jauh dari sini!". Berga dan tiga murid lainnya segera lari menuju lokasi terakhir Joni, khawatir kehilangan jejaknya.
Mereka berempat sampai dengan cepat dan langsung memeriksa sekeliling berusaha mencari petunjuk ke arah mana Joni menghilang.
"Salah satu dari kalian segera pergi ke asrama dan periksa apakah Joni sudah sampai atau belum, sisanya ikuti aku!" Berga segera memerintah dan bergegas cepat menuju salah satu lokasi.
Berga dengan bawahannya mencari Joni ke setiap lokasi dan setiap lokasi yang dituju Berga tidak menghasilkan apa-apa. Seakan-akan Joni telah hilang ditelan bumi. Bawahan Berga yang pergi memeriksa Asrama Sekolah sudah kembali sejak tadi, membuat urat nadi Berga tercetak jelas di keningnya
"Sialan! kita sudah mencarinya kemana-mana selama dua jam namun batang hidungnya saja tak nampak sedikit pun!" Berga benar-benar marah, ia sudah tidak punya banyak waktu lagi.
"Tuan Muda sebaiknya kita segera kembali ke asrama! hanya tersisa satu jam lagi sebelum gerbang ditutup!" Bawahan Berga mengingatkan, nafas mereka saat ini sedang terengah-engah.
Berga berfikir dalam-dalam sebelum memutuskan untuk kembali. Saat ini kerumunan orang-orang sudah kembali ke rumah masing-masing untuk istirahat, membuat jalanan di Kota Surya mulai sepi.
"klop! klop! klop!" suara tepuk tangan tiba-tiba terdengar dari sudut bayangan dinding membuat Berga dan bawahannya menghentikan langkah mereka dan memutar arah badan mereka menuju suara dibelakangnya.
"wah wah wah! bukankah ini adik junior Berga dan kawan-kawan? kebetulan sekali kita bisa bertemu disini. Apa kalian juga sedang menuju asrama? bagaimana kalo senior ini mengantarkan kalian pulang! Hari sudah gelap dan jalanan mulai sepi membuat senior ini mengkhawatirkan kalian".
Saat Joni menggunakan Teknik Naga Tubuh Bayangan ia segera sembunyi menjadi bayangan dibawah kerumunan orang-orang dan saat mendapat lokasi yang pas untuk mengikuti Berga dan bawahannya ia langsung melepas tekniknya dan diam-diam membututi mereka tanpa disadari.
Melihat Joni keluar dari bayangan dinding dan berbicara seolah-olah mereka bertemu secara kebetulan, Membuat Berga dan bawahannya mencapai puncak emosinya, mereka langsung menyerang Joni secara bersamaan.
"Kebetulan katamu! MATI!" Berga segera mengarahkan ke dua tangannya yang dilapisi energi menuju Joni begitu pula dengan ketiga bawahannya. Mereka bertiga menyerang secara membabi buta padahal sebelumnya mereka sepakat untuk menyerang Joni menggunakan formasi.
Melihat keempat mereka menyerang secara langsung membuat Joni dengan sigap masuk pada posisi stand beladirinya. Kedua kakinya membentuk kuda-kuda dengan badan menghadap kesamping searah serangan lawan, kaki kanan didepan dan kaki kiri dibelakang
Lengan kanannya membentuk seperti prisai menghalau serangan yang masuk dari depan dan tangan kirinya berada diposisi belakang dekat pinggang membentuk kepalan tangan untuk menyerang.
Berga adalah yang tercepat menuju Joni dengan kedua tangannya siap melepaskan serangan. Saat Berga memasuki area serang Joni, dengan cepat kaki kiri Joni yang di belakang maju satu langkah kedepan sedangkan tangan kiri Joni melancarkan pukulan cepat mengarah wajah Berga.
Berga yang tiba-tiba melihat Joni melangkah kedepan, bersamaan dengan melancarkan serangan membuatnya tidak siap membentuk kedua tangannya yang semula menyerang ke arah depan untuk bertahan membuat pola seperti perisai.
" Wuush! Crack!" Kepalan tangan kiri Joni dengan sangat cepat menghantam wajah Berga membuatnya terhempas melayang ke arah tiga bawahannya dibelakang.
Tiga bawahan Berga dibelakangnya benar-benar tak menyangka Tuan Muda mereka terhempas ke arah mereka.
"Bruk!" suara tabrakan terjadi dengan cepat membuat satu orang murid yang berada ditengah ikut terhempas kebelakang. Untung saja Berga terhempas kearah mereka bertiga secara vertikal, jika itu horizontal mereka bertiga akan ikut terhempas juga.
Dua bawahan yang tersisa secara reflek mengarahkan pandangan mereka ke Berga membuat mereka kehilangan keseimbangan, karena bagaimanapun mereka berlari dengan cepat ke Arah Joni sebelumnya.
Joni tidak menunggu mereka berdua jatuh akibat kehilangan keseimbangan. Ia menjinjit kaki kanannya seperti pegas untuk membuat tumpuan dan langsung melesatkan tubuhnya kedepan secara cepat dengan dua tangannya mengarah ke dua wajah murid tersebut.
dua bawahan Berga yang melihat Joni tiba-tiba melesat cepat kearah mereka tidak bisa berbuat apa-apa melihat keadaan tubuh mereka yang goyah akibat kehilangan keseimbangan.
"Bug!" dua bawahan Berga langsung terpental kebelakang bahkan lebih cepat dari Berga dan satu bawahan dibelakangnya. Membuat mereka berdua lebih dulu tertabrak dinding bangunan.
"Bruuk!" tabrakan dinding bangunan membuat darah segar keluar dengan deras dari kedua mulut mereka memanjang hampir setengah meter sebelum mereka berdua pingsan ditempat.'
"Bruk!" Berga dan satu bawahan dibelakangnya menyusul menabrak dinding selang beberapa detik. Darah segar tersendak keluar dari mulut Berga.
Untung saja sebelum pukulan Joni mengenai wajahnya, Berga sempat menyelimutinya dengan energi, kemudian tubuhnya tidak secara langsung mengenai dinding, sehingga kesadarannya belum pudar.
Sedangkan murid bawahan Berga yang dibelakangnya langsung tabrakan dengan dinding dan harus menerima hentakan badan Berga dari depan membuat kondisinya lebih mengenaskan tak sadarkan diri.
Joni melangkahkan kakinya kedepan secara perlahan menuju Berga yang terbaring duduk tidak bergerak. Nafas Berga naik turun dengan cepat, matanya merasakan ketakutan di setiap langkah kaki Joni yang mendekat.
"Jaa-jangan! mendekat!" Bibir Berga bergetar hebat, matanya dipenuhi teror. Dalam hatinya ia benar-benar menyesal mencari masalah dengan Joni.
"Mau sampai kapan kau akan menonton!? apa perlu aku membunuhnya dulu baru kau mau keluar!?" Joni menghentikan langkahnya dan mendongak menghadap belakang melihat salah satu atap rumah.
"Sepertinya aku masih meremehkan mu!" Bayangan seorang wanita mulai terlihat sambil berbicara dengan nada datar tanpa ekspresi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Oyiib Pw
zmngt 💪
2022-01-22
0
Anonymous
Lanjut thor, mantapp
2022-01-12
0
VG
like dan komen jangan lupa !!
2020-11-14
0