Satu : Tentang Ganis

Mata Ganis masih terlihat sembab meskipun sudah 7 hari berlalu kepergian Ibunya menghadap Ilahi, kini dia sendiri di rumah kontrakan sederhana itu. Tangannya dengan lamban mengeluarkan baju-bajunya yang ada di lemari kayu yang usang di pojok kamarnya, dan memindahkan ke dalam tas yang sudah dia siapkan. Anaya, sang cewek yang dia anggap malaikat itu tengah menawarinya untuk di bawa ke kota dan ditawari pekerjaan. Berat bagi Ganis meninggalkan tempat kelahirannya, akan tetapi tawaran ini mungkin akan membawa nasibnya jauh lebih baik lagi.

Ganis merasa tidak enak hati menolak keinginan tulus Anaya untuk bekerja bersamanya, dia sudah terlalu baik. Rengganis Fitria, ya... itu nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Gadis berparas cantik itu telah selesai mengepak bajunya ke dalam tas, lalu dia menutup lemari kembali, matanya menyapu sekeliling ruang kamarnya yang sempit, dia akan meninggalkan tempat ini, mungkin untuk selamanya. Kenangan-kenangan indah bersamanya Ibunya tak lekas hilang begitu saja. Sejenak dia mengambil nafas panjang, lalu melepaskan, melepas beban yang dia rasa sekarang.

"Bagaimana? kamu sudah siap?" tanya Anaya sesaat melihat Ganis keluar kamarnya sambil menenteng tas yang berisi baju-bajunya. Ganis mengangguk. Anaya kembali tersenyum.

"Pak...Pak Sabar!" Ucapnya setengah berteriak memanggil seseorang yang nampaknya adalah sopirnya.

"Iya Nona," jawab seseorang dengan rambut yang hampir memutih itu sambil membungkuk.

"Bawa tasnya Ganis, dan kita bersiap kembali"

"Baik Nona" Pak Sabar menuruti perintah Anaya, lelaki itu mengambil alih tas yang dibawa oleh Ganis, lalu membawanya menuju mobil yang terparkir di depan kontrakan Ganis.

"Yuk!" ajak Anaya. Ganis mengikuti langkah Anaya menuju mobil hitam tersebut.

***

"Kamu jangan merasa nggak enak, nanti kalau kamu mau kamu bisa tinggal sama aku" ucap Anaya. Ganis masih saja terheran dengan apa yang dilakukan oleh gadis di sebelahnya, siapa sebenarnya dia? mengapa dia baik sekali?

"Atau kamu ingin tinggal di rumahnya satunya juga nggak apa-apa, di sana sudah ada pembantu, satpam, nanti kalau perlu aku carikan sopir" Anaya menambahkan kembali.

"Tidak...tidak Nona...saya sudah terlalu banyak merepotkan Nona" tolak Ganis, dia benar-benar merasa telah merepotkan Anaya.

Anaya melepaskan kacamata hitamnya dan menyimpannya ke dalam tas mahalnya, "Enggak Ganis, terserah kamu pilih"

"Saya tinggal sama Nona saja, biar aku di kamar belakang"

Anaya menarik nafas perlahan, merasa heran dengan kepolosan gadis yang ada di sebelahnya itu.

"Kamu bisa kerja ketika suasana hatimu sudah membaik, kalau belum kamu bisa tetap berada di rumah, santai saja"

"Baik Nona...tapi saya merasa saya sudah baik-baik saja, saya siap bekerja besok untuk Nona, tolong ajari saya Nona, hal-hal apa saja yang bisa saya lakukan untuk Nona" Ganis mencoba mengeluarkan senyuman di bibirnya.

"Jangan terlalu formal, kamu sudah aku anggap adik sendiri, aku kamu saja"

"Tidak enak Nona"

"Nggak apa-apa Ganis..."

"Baik" Ganis mengangguk.

    Anaya, gadis dengan umur 25 tahun yang sangat cantik, tinggi, wanita sukses dan mandiri, dia benar-benar malaikat bagi Ganis. Bagaimana tidak, gadis itu datang tiba-tiba ketika Ganis tidak punya siapa-siapa, ketika Ganis tengah berjuang untuk kesembuhan Ibunya, Anaya memberikan bantuan dan sekarang mengajaknya tinggal bersama dan memberinya pekerjaan.

    Tidak ada kata lain yang bisa dia ucapkan kecuali terima kasih untuk Anaya, dia berjanji akan melakukan apapun yang diminta Anaya sebagai balas budi.

Mereka telah sampai, mobil berwarna hitam yang dikemudikan oleh Pak Sabar telah memasuki halaman yang sangat luas, mobil itu berhenti tepat di garasi yang juga sangat luas. Pak Sabar membukakan pintu untuk Anaya, sedangkan Ganis turun sendiri. Pak Sabar membuka bagasi dan mengeluarkan tas yang berisi baju-baju dari Ganis. Tak berapa lama, Ada wanita yang dengan sigap mengambil tas yang baru saja diturunkan oleh Pak Sabar, wanita itu bersiap membawanya ke dalam.

"Bawa ke kamar lantai 2 ya Mbok" Perintah Anaya.

"Baik Nona" wanita itu segera masuk ke dalam melaksanakan perintah Anaya.

Anaya berjalan perlahan masuk rumahnya, Ganis mengekor di belakang, sambil sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri, memperhatikan rumah Anaya yang super besar dan mewah.

"Kamu pasti capek, kamu istirahat saja dulu, nanti kita ketemu makan malam" perintah Anaya.

"Baik Nona"

"Kamu langsung saja munuju kamar kamu di lantai 2, naik tangga, nah di situ nanti ada pintu yang ada tulisannya sweet room, itu kamar kamu"

"Iya Nona, terima kasih"

Anaya segera berlalu, belum jauh dari tempatnya dia mengobrol tadi. Ponselnya berdering.

"Hallo sayang....iya ini aku baru sampai" Anaya menjawab telpon sambil berjalan menuju kamarnya.

"Asisten baru? oh sudah, ini baru saja sampai. Ah kamu terlalu banyak memujiku" Anaya melemparkan tasnya ke atas ranjang mewahnya, lalu dia duduk di pinggir ranjang sambil menyibakkan rambutnya.

"Iya, aku istirahat dulu ya, capek. Bye....Love you too sayang..."

Anaya menutup pembicaraan dan meletakkan ponselnya di sembarang tempat dan bersiap mandi.

***

    Hari ini pertama kalinya Ganis bekerja untuk Anaya, dia menjadi asisten pribadi Anaya yang merangkap menjadi sekertaris pribadi yang akan menemani kemana saja Anaya pergi. Asisten sebelumnya mengndurkan diri karena mengikuti keluarga pindah ke luar kota.

"Baik Ganis, kerjaan kamu adalah mengecek jadwalku, tenang saja, jadwal sudah disusun oleh Radian, Anaya menunjuk cowok yang sedang duduk di hadapan komputer, cowok berkacamata itu nampak tidak mengetahui jika sedang menjadi pembahasan. Ganis melihat cowok tersebut lalu kembali mendengarkan arahan Anaya.

"Aku tida suka makan makanan yang ada di kantor ini, jadi nanti kamu bisa menyusun menu makananku dan memesankannya untukku, kalau aku ada kegiatan luar kantor, kamu wajib ikut dengan semua berkas yang aku butuhkan"

"Baik Nona"

"Ruang kerja kamu ada di ruangan yang sama denganku, santai saja"

Anaya membuka pintu ruang kerjanya yang sangat luas, Ganis mengikuti Anaya dan memperhatikan betapa mewahnya ruang kerja Anaya. Anaya menunjuk sebuah kursi dan meja yang tida jauh dari tempatnya.

"Itu tempat kamu, tapi kalau kamu bosan, kamu bisa keluar ruangan ini, banyak ruang yang bisa kamu tempati"

"Cekleeeek"

Pintu ruangan terbuka, Anaya tersenyum menyambut siapa yang datang, tak lupa dia mengecup kedua pipi laki-laki itu, Ganis menunduk memundurkan langkahnya.

"Ini saya, asisten baruku" Anaya menatap Ganis, lalu kembali lagi menatap laki-laki itu. Laki-laki tampan dengan setelan jas warna hitam itu tak bergeming, tak sedikitpun dia menoleh ke arah Ganis, baginya, hanya Anaya yang ingin dia lihat, bukan siapa-siapa.

Ganis menundukkan badannya lalu permisi keluar ruangan untuk menghirup udara bebas, nafasnya sudah merasa sesak dengan melihat laki-laki yang mungkin saja pacar Anaya yang menurutnya sombong itu.

 

Happy Reading....^^

Baru awal, Siapa sih sebenarnya Anaya? kok baik banget sama Ganis si gadis polos? ikuti terus...

Terpopuler

Comments

Erik Kurnianto

Erik Kurnianto

Anaya🤔
mesti ada lombok d balik bakwan

2022-12-03

0

yana ayana

yana ayana

nyimak

2022-08-14

0

Rina

Rina

wes tak tunggu wae. . .

2021-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Satu : Tentang Ganis
3 Dua: Saga
4 Tiga : Bertemu Keluarga Saga
5 Empat: Momen Penting
6 Lima : Rencana Pernikahan
7 Enam: Rencana Gila
8 Tujuh : Rencana Gila (Part 2)
9 Delapan : Malam Sebelum Pernikahan
10 Sembilan: Wedding Day
11 Sepuluh : Malam Pertama
12 Sebelas : Hari Baru Menjadi Bagian Keluarga Saga
13 Dua Belas : Sisi Lain Saga
14 Tiga Belas : Kabar Anaya
15 Empat Belas : Bertemu Dia
16 Lima Belas : Seporsi Mie Instan
17 Enam Belas : Curhat
18 Tujuh Belas : Arjuna Group
19 Delapan Belas : Sponge Bob
20 Sembilan Belas : Perasaan Apa Ini?
21 Dua Puluh : Mau Dilamar?
22 Dua Puluh Satu : Definisi Patah Hati
23 Dua Puluh Dua : Flashback di hari yang sama (Saga)
24 Dua Puluh Tiga: Mie Nyemek Joglo
25 Dua Puluh Empat : Presdir Baru
26 Dua Puluh Lima : Apakah Kamu Mencintai Putra Saya?
27 Dua Puluh Enam : Wedding's Invitation
28 Dua Puluh Tujuh : Ikut Kondangan
29 Dua Puluh Delapan : Mendadak Romantis
30 Dua Puluh Sembilan : Terima Kasih, Tuan...!
31 Tiga Puluh : Cinta Atau Kasihan?
32 Tiga Puluh Satu : Jalan Berbeda
33 Tiga Puluh Dua : Petaka
34 Tiga Puluh Tiga : Hal Bodoh
35 Tiga Puluh Empat : Selamatkan dia, Tuhan…
36 Tiga Puluh Lima : Sakit Tapi Manis
37 Tiga Puluh Enam : Asal Kamu Senang
38 Tiga Puluh Tujuh : Terjebak Di Lift
39 Tiga Puluh Delapan : Rencana
40 Tiga Puluh Sembilan : Kembali Ke Kampung
41 Empat Puluh : Hangatnya Rumah Panggung
42 PS 41 : Mengenang Masa Kecil
43 PS 42 : Sepenggal Bahagia
44 PS 43 : Perang Dimulai
45 PS 44 : Sebuah Jawaban
46 PS 45 : Little Jealous?
47 PS 46 : Gathering
48 PS 47 : First Kiss?
49 PS 48 : Ingin Hilang Ingatan
50 PS 49 : Awal Baru
51 PS 50 : Candu
52 PS 51 : I'm Falling In Love
53 PS 52 : Malam Panjang
54 PS 53 : Ambyar
55 PS 54 : Badai
56 PS 55 : Pekat
57 PS 56 : Duka Cita
58 PS 57 : Semua Masih Sama
59 PS 58 : Mencoba Bertahan
60 PS 59 : Ada Cinta
61 PS 60 : Dusta
62 PS 61 : Teka Teki
63 PS 62 : Menuntaskan Misi
64 PS 63 : Its Enough
65 PS 64 : Keputusan (Bertahan atau Lepaskan?)
66 PS 65 : Aku Mencintaimu, Ganis...!
67 PS 66 : Aku...
68 PS 67 : Tetap Di Sini
69 PS 68 : Bunga Cinta Bertebaran
70 PS 69 : Bahagiamu, Lukaku
71 PS 70 : My Personal Chef
72 PS 71 : She's My Lovely Wife
73 PS 72 : Road to Wedding Party
74 PS 73 : Yang Tersembunyi
75 PS 74 : Undangan
76 PS 75 : Real Wedding Party
77 PS 76 : Real Wedding Party (Part 2)
78 PS 77 : Mencari Parasit
79 PS 78 : Bukti-Bukti
80 PS 79 : Got You
81 PS 80 : Jalan Terang
82 PS 81 : Dikejar Wartawan
83 PS 82 : Menjadi Malaikat Cintamu
84 PS 83 : Bakso Di Atas Awan
85 PS 84 : Selalu Ada
86 PS 85 : Kamu Tidak Sendiri
87 PS 86 : Selamat Jalan...
88 PS 87 : Bukan Kejahatan yang Sempurna
89 PS 88 : Duo "Gelap"
90 PS 89 : Penetral Gundah
91 PS 90 : Nahkoda Baru
92 PS 91 : Cemburuku
93 PS 92 : (Masih) Edisi Cemburu
94 PS 93 : You’re The One
95 PS 94 : Love You, Mama…!
96 PS 95 : Liburan Berdua
97 PS 96 : Cinta Kamu, Titik!
98 PS 97 : Jadilah Dirimu, Aku Mencintaimu…
99 PS 98 : Aku Curiga
100 PS 99 : The Result Is...
101 PS 100 : Our Way
102 PS 101 : Hadiah
103 PS 102 : First Meet "Our Baby"
104 PS 103 : Hari Baru Menjadi Bumil
105 PS 104 : This is Life
106 PS 105 : Its About Carolina
107 PS 106 : Bertemu Carolina
108 PS 107 : Sore Ini
109 PS 108 : Forgive Me
110 PS 109 : Maaf, Salwa...
111 PS 110 : Salah Duga
112 PS 111 : Petunjuk
113 PS 112 : Mengejar Alex
114 PS 113 : Menyerah
115 PS 114 : Membuka Hati
116 PS 115 : To Carolina
117 PS 116 : Hope You Happy, Sister...
118 PS 117 : Congrat's Salwa...
119 PS 118 : Nightmare
120 PS 119 : Menunggu Hari H
121 PS 120 : Hari Ini, Esok, Dan Seterusnya
122 PS 121 : Hari Ini, Esok, Dan Seterusnya (2) End
123 PROMO PROMOOOOOOOO
124 Promoooo
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Prolog
2
Satu : Tentang Ganis
3
Dua: Saga
4
Tiga : Bertemu Keluarga Saga
5
Empat: Momen Penting
6
Lima : Rencana Pernikahan
7
Enam: Rencana Gila
8
Tujuh : Rencana Gila (Part 2)
9
Delapan : Malam Sebelum Pernikahan
10
Sembilan: Wedding Day
11
Sepuluh : Malam Pertama
12
Sebelas : Hari Baru Menjadi Bagian Keluarga Saga
13
Dua Belas : Sisi Lain Saga
14
Tiga Belas : Kabar Anaya
15
Empat Belas : Bertemu Dia
16
Lima Belas : Seporsi Mie Instan
17
Enam Belas : Curhat
18
Tujuh Belas : Arjuna Group
19
Delapan Belas : Sponge Bob
20
Sembilan Belas : Perasaan Apa Ini?
21
Dua Puluh : Mau Dilamar?
22
Dua Puluh Satu : Definisi Patah Hati
23
Dua Puluh Dua : Flashback di hari yang sama (Saga)
24
Dua Puluh Tiga: Mie Nyemek Joglo
25
Dua Puluh Empat : Presdir Baru
26
Dua Puluh Lima : Apakah Kamu Mencintai Putra Saya?
27
Dua Puluh Enam : Wedding's Invitation
28
Dua Puluh Tujuh : Ikut Kondangan
29
Dua Puluh Delapan : Mendadak Romantis
30
Dua Puluh Sembilan : Terima Kasih, Tuan...!
31
Tiga Puluh : Cinta Atau Kasihan?
32
Tiga Puluh Satu : Jalan Berbeda
33
Tiga Puluh Dua : Petaka
34
Tiga Puluh Tiga : Hal Bodoh
35
Tiga Puluh Empat : Selamatkan dia, Tuhan…
36
Tiga Puluh Lima : Sakit Tapi Manis
37
Tiga Puluh Enam : Asal Kamu Senang
38
Tiga Puluh Tujuh : Terjebak Di Lift
39
Tiga Puluh Delapan : Rencana
40
Tiga Puluh Sembilan : Kembali Ke Kampung
41
Empat Puluh : Hangatnya Rumah Panggung
42
PS 41 : Mengenang Masa Kecil
43
PS 42 : Sepenggal Bahagia
44
PS 43 : Perang Dimulai
45
PS 44 : Sebuah Jawaban
46
PS 45 : Little Jealous?
47
PS 46 : Gathering
48
PS 47 : First Kiss?
49
PS 48 : Ingin Hilang Ingatan
50
PS 49 : Awal Baru
51
PS 50 : Candu
52
PS 51 : I'm Falling In Love
53
PS 52 : Malam Panjang
54
PS 53 : Ambyar
55
PS 54 : Badai
56
PS 55 : Pekat
57
PS 56 : Duka Cita
58
PS 57 : Semua Masih Sama
59
PS 58 : Mencoba Bertahan
60
PS 59 : Ada Cinta
61
PS 60 : Dusta
62
PS 61 : Teka Teki
63
PS 62 : Menuntaskan Misi
64
PS 63 : Its Enough
65
PS 64 : Keputusan (Bertahan atau Lepaskan?)
66
PS 65 : Aku Mencintaimu, Ganis...!
67
PS 66 : Aku...
68
PS 67 : Tetap Di Sini
69
PS 68 : Bunga Cinta Bertebaran
70
PS 69 : Bahagiamu, Lukaku
71
PS 70 : My Personal Chef
72
PS 71 : She's My Lovely Wife
73
PS 72 : Road to Wedding Party
74
PS 73 : Yang Tersembunyi
75
PS 74 : Undangan
76
PS 75 : Real Wedding Party
77
PS 76 : Real Wedding Party (Part 2)
78
PS 77 : Mencari Parasit
79
PS 78 : Bukti-Bukti
80
PS 79 : Got You
81
PS 80 : Jalan Terang
82
PS 81 : Dikejar Wartawan
83
PS 82 : Menjadi Malaikat Cintamu
84
PS 83 : Bakso Di Atas Awan
85
PS 84 : Selalu Ada
86
PS 85 : Kamu Tidak Sendiri
87
PS 86 : Selamat Jalan...
88
PS 87 : Bukan Kejahatan yang Sempurna
89
PS 88 : Duo "Gelap"
90
PS 89 : Penetral Gundah
91
PS 90 : Nahkoda Baru
92
PS 91 : Cemburuku
93
PS 92 : (Masih) Edisi Cemburu
94
PS 93 : You’re The One
95
PS 94 : Love You, Mama…!
96
PS 95 : Liburan Berdua
97
PS 96 : Cinta Kamu, Titik!
98
PS 97 : Jadilah Dirimu, Aku Mencintaimu…
99
PS 98 : Aku Curiga
100
PS 99 : The Result Is...
101
PS 100 : Our Way
102
PS 101 : Hadiah
103
PS 102 : First Meet "Our Baby"
104
PS 103 : Hari Baru Menjadi Bumil
105
PS 104 : This is Life
106
PS 105 : Its About Carolina
107
PS 106 : Bertemu Carolina
108
PS 107 : Sore Ini
109
PS 108 : Forgive Me
110
PS 109 : Maaf, Salwa...
111
PS 110 : Salah Duga
112
PS 111 : Petunjuk
113
PS 112 : Mengejar Alex
114
PS 113 : Menyerah
115
PS 114 : Membuka Hati
116
PS 115 : To Carolina
117
PS 116 : Hope You Happy, Sister...
118
PS 117 : Congrat's Salwa...
119
PS 118 : Nightmare
120
PS 119 : Menunggu Hari H
121
PS 120 : Hari Ini, Esok, Dan Seterusnya
122
PS 121 : Hari Ini, Esok, Dan Seterusnya (2) End
123
PROMO PROMOOOOOOOO
124
Promoooo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!