Tiga : Bertemu Keluarga Saga

    Ganis adalah sosok pekerja keras yang cerdas, hal itu terlihat dari bagaimana dia menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang harus dia tangani sekarang. Meskipun baru seminggu bergabung dengan Anaya, dia sudah mampu mengimbangi ritme bekerja dari Anaya.

"Aku senang dengan pekerjaan kamu Ganis, kamu sesuai harapanku" puji Anaya sambil melepaskan sepatu hak tingginya, mereka sudah tiba kembali di kantor setelah perjalanan menemui beberapa klien di luar hari ini.

"Berkat bimbingan Nona" Ganis merendah.

Anaya mengangat tangan kanannya, "No, ini memang kemampuan kamu, aku tidak rugi merekrut kamu, kamu gadis yang cerdas" ujar Anaya sambil tersenyum penuh arti.

"Terima kasih Nona, saya akan terus belajar" imbuh Ganis sambil membungkuk. Tangannya dengan cekatan mengambil sepatu Anaya dan menyimpannya ke dalam tas, lalu dia mengambil sepatu yang lain yang diinginkan Anaya.

"Kita ada agenda kemana lagi? sudah selesai kan? lagian ini sudah sore" Anaya melirik jam tangannya, jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore.

"Maaf Nona, apakah Nona tidak ingat agenda hari ini?" Ganis balik bertanya. Anaya menoleh ke arah Ganis sambil menyipitkan mata, dia benar-benar tidak ingat ada agenda lain selain tanda tangan dengan para investor hari ini.

"Ada?" tanya Anaya.

Ganis membuka buku agenda dan mendekatkan ke Anaya, di sana dengan jelas tertulis, "Makan malam dengan keluarga Saga"

Mata Anaya mengerjab, baru kali ini Ganis melihat Anaya gugup.

"Ada yang salah Nona?" Ganis khawatir, tangannya kembali menutup buku agenda. Anaya berdiri meninggalkan kursinya, Ganis mengambil tas Anaya dan juga tas bawaannya lalu ikut keluar membuntuti Anaya, mereka menuju lift.

Mereka sudah tiba di tempat parkir, Pak Sabar sudah siap dengan mobil Anaya dan siap membawa mereka pulang. Anaya bergegas masuk mobil tanpa menunggu Pak Sabar membukakan pintu untuknya. Tanpa bertanya, Ganis mengikuti Nona-nya.

"Kita pulang Bu?" tanya Pak Sabar sebelum menyalakan mesin.

"Kita ke butik biasanya Pak" ujar Anaya.

"Baik Bu" jawab Pak Sabar tanpa membantah.

"Untung kamu ingatkan, aku benar-benar lupa jika ada janji bertemu dengan keluarga Saga" Anaya menghela nafas, raut kegugupan masih belum hilang dari wajahnya.

"Nona tidak apa-apa? apa Nona sakit?" tanya Ganis agak sedikit khawatir, namun Anaya menggeleng. Terlihat Pak Sabar melirik ke wajah Bosnya dari kaca depan.

"Enggak, aku baik-baik saja, oh ya nanti kamu ikut ya, aku nggak bisa kalau datang sendirian kesana" pinta Anaya.

"Tapi Nona" Ganis enggan, karena ini acara privasi, dia tidak mau menjadi penganggu.

"Tidak ada tawar menawar, kamu harus ikut" suara Anaya sedikit meninggi.

"Baik Nona" Ganis menyerah.

 

    Sekitar satu jam mereka berada di butik dan sekaligus menawarkan jasa salon tersebut, Anaya dengan member khusus di butik tersebut mendapat pelayanan yang cepat juga dan sangat mudah. Meskipun dengan situasi yang mendadak, dia mendapatkan gaun yang dia inginkan. Gaun tanpa kerah dengan model terbuka menjadi pilihannya, rambut dibiarkan tergerai dengan jepit mewah di sebelah kanan rambutnya menambah kecantikannya. Begitu juga dengan Ganis, Anaya memilihkan gaun yang hampir sama dengannya, namun dengan tatanan rambut yang dicepol, menampakkan sisi dewasanya, namun Ganis nampak sangat cantik. Hanya saja dia kurang begitu nyaman dengan gaun yang terbuka itu.

"Kamu cantik, sekali-kali pakai gaun seperti ini" ujar Anaya setelah mereka berada di mobil untuk menuju ke rumah Saga.

Ganis meringis, dia benra-benar kurang nyaman, sesekali dia menutupi tubuhnya dengan jaketnya.

"Lama-lama kamu akan terbiasa Ganis, kamu cantik, dan kamu jangan merasa malu, kamu pantas memakai gaun itu"

"Iya Nona" jawab Ganis lirih.

"Nanti kamu tetap berada di sekitarku, ketika nanti acara makan malam atau apa, kamu harus ada di sekitarku, jangan kemana-mana"

"Nona..."

"Apa? Saga? jangan hiraukan dia" ujar Anaya menyambar, dia seolah tahu apa yang akan dikatakan oleh Ganis sebelum kalimat itu terucap.

    Degup jantung Anaya bergerak dengan cepat, inilah saatnya, akhirnya dia akan bertatap muka dengan Tuan Candra. Sesekali dia mengambil nafas dan menghembuskannya perlahan. Mobil yang dikendarai Pak Sabar sudah memasuki pagar rumah yang besar, lalu perlahan berhenti. Pak Sabar membuka pintu mobil, Anaya keluar dengan perlahan. Begitu juga dengan Ganis, dia sibuk membenahi bajunya dan beradaptasi dengan sepatu hak tingginya yang membuatnya sungguh tidak nyaman.

    Saga menyambutnya di depan pintu rumahnya dengan senyum khasnya, senyum cool, keren, setidaknya itu yang dilihat Ganis. Laki-laki tampan itu mengecup pipi kanan dan kiri Anaya, mereka sungguh pasangan yang serasi. Pikir Ganis.

    Anaya membisikkan kalimat yang tidak bisa didengar oleh siapapun kecuali Saga, beberapa detik kemudian Saga melirik ke arah Ganis, mimik mukanya nampak sedikit kecewa, akan tetapi dia akhirnya mengangguk.

    Ganis membuntuti Anaya yang sudah berjalan terlebih dahulu dengan Saga menuju ruang keluarga mereka. Ganis nampak ragu melangkah ke rumah yang sangat megah itu, kakinya sedikit sakit menyesuaikan sepatunya, sesekali dia meringis menahan sakitnya.

    Nyonya Rima dengan tampilan yang sangat menawan segera memeluk Anaya, merangkulnya dengan hangat. Setelahnya Anaya menyalami Tuan Candra yang sedang berada di kursi roda. Laki-laki itu nampak memperhatikan Anaya dengan seksama lalu tersenyum.

"Selamat sore Om, Maaf saya terlambat" ujar Anaya sopan, suara gemuruh di dalam hatinya seolah ingin meledak begitu saja, tapi dia menahannya dengan baik.

"Oh mari silahkan duduk, kita langsung ke meja makan saja, ayo silahkan" Nyonya Rima menggandengan Anaya dan mengajaknya duduk. Saga mendorong kursi roda Tuan Candra, sementara Ganis menuruti perintah Anaya untuk ikut bergabung dengan keluarga Saga.

"Oh ya, siapa dia?" tanya Nyonya Rima dengan lembut sambil menatap Ganis.

"Oh..dia assisten saya tante, karena dia sudah aku anggap seperti saudara, maka dia kemana-mana harus saya ajak, maklum tante, kedua orang tua saya sudah meninggal, jadi saya kesepian" ujar Anaya tegas.

"Oh tidak apa-apa, selamat bergabung, siapa nama kamu?"

"Ganis Nyonya" jawab Ganis sopan sambil membungkuk, dia masih berdiri.

"Eh silahkan duduk Ganis, tidak apa-apa, ayo silahkan"

"Terima kasih Nyonya" Ganis melirik ke arah Anaya dan Saga bergantian. Laki-laki itu acuh saja dengan apa yang terjadi di meja makan.

"Ayo jangan sungkan-sungkan, kita mulai makan saja" Nyonya Rima memulai, dia mengambilkan makanan untuk suaminya.

    Ganis dengan cekatan mengambilkan makan untuk Anaya, setelah piring tersebut penuh dengan makanan, Anaya memberikannya untuk Saga.

"Untuk kamu" Anaya tersenyum, Saga ingin menolak, tapi Anaya memaksa. "Anggap saja aku yang mengambilkan untukmu" imbuh Anaya.

    Beberapa kali Anaya memperhatikan Tuan Candra yang sedang duduk di kursi roda, wajahnya nampak pucat, wajahnya kurus, bayangannya selama ini tentang Tuan Candra tidaklah sama. Tuan Candra nampak seolah seperti orang yang baik, tapi buru-buru Anaya menepis anggapan yang baru saja muncul itu.

    Hanya beberapa sendok saja Anaya sudah menyelesaikan makannya, Ganis menuangkan minuman untuk Anaya.

"Kenapa? apa makanannya tidka enak?" tanya Nyonya Rima khawatir, dia tidak mau jika calon menantunya merasa tidak nyaman dengan pertemuan mendadak ini.

"Oh tidak tante, enak kok, hanya saja saya tidak mau jika nanti gaun pengantin saya tidak muat" ujar Anaya mengundang gelak tawa, Saga hanya tersenyum.

    Selesai makan malam mereka berada di ruang samping rumah yang terkonsep sebagai ruang keluarga yang sangat nyaman. Mereka duduk bersama dan membicarakan masalah yang serius, hati Anaya semakin berdegup, sementara Ganis merasakan bunga-bunga kebahagiaan.

 

Enjoy...^^

Terpopuler

Comments

Erik Kurnianto

Erik Kurnianto

koyone kie y thor
aku jal arep nebak
mungkin Anaya due dendam to bpak e Saga
nk bener kasih like thor🤗

2022-12-03

1

Rina

Rina

🤔🤔🤔🤔🤔🤔

2021-10-20

0

Anthy Khalid

Anthy Khalid

apa mungkin anaya ada hubungan dng tuan candra...???apa ada dendam,atau ada anaya sdh mengenal tuan candra???apa mrk punya keterkaitan masa lalu...???

2021-09-03

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Satu : Tentang Ganis
3 Dua: Saga
4 Tiga : Bertemu Keluarga Saga
5 Empat: Momen Penting
6 Lima : Rencana Pernikahan
7 Enam: Rencana Gila
8 Tujuh : Rencana Gila (Part 2)
9 Delapan : Malam Sebelum Pernikahan
10 Sembilan: Wedding Day
11 Sepuluh : Malam Pertama
12 Sebelas : Hari Baru Menjadi Bagian Keluarga Saga
13 Dua Belas : Sisi Lain Saga
14 Tiga Belas : Kabar Anaya
15 Empat Belas : Bertemu Dia
16 Lima Belas : Seporsi Mie Instan
17 Enam Belas : Curhat
18 Tujuh Belas : Arjuna Group
19 Delapan Belas : Sponge Bob
20 Sembilan Belas : Perasaan Apa Ini?
21 Dua Puluh : Mau Dilamar?
22 Dua Puluh Satu : Definisi Patah Hati
23 Dua Puluh Dua : Flashback di hari yang sama (Saga)
24 Dua Puluh Tiga: Mie Nyemek Joglo
25 Dua Puluh Empat : Presdir Baru
26 Dua Puluh Lima : Apakah Kamu Mencintai Putra Saya?
27 Dua Puluh Enam : Wedding's Invitation
28 Dua Puluh Tujuh : Ikut Kondangan
29 Dua Puluh Delapan : Mendadak Romantis
30 Dua Puluh Sembilan : Terima Kasih, Tuan...!
31 Tiga Puluh : Cinta Atau Kasihan?
32 Tiga Puluh Satu : Jalan Berbeda
33 Tiga Puluh Dua : Petaka
34 Tiga Puluh Tiga : Hal Bodoh
35 Tiga Puluh Empat : Selamatkan dia, Tuhan…
36 Tiga Puluh Lima : Sakit Tapi Manis
37 Tiga Puluh Enam : Asal Kamu Senang
38 Tiga Puluh Tujuh : Terjebak Di Lift
39 Tiga Puluh Delapan : Rencana
40 Tiga Puluh Sembilan : Kembali Ke Kampung
41 Empat Puluh : Hangatnya Rumah Panggung
42 PS 41 : Mengenang Masa Kecil
43 PS 42 : Sepenggal Bahagia
44 PS 43 : Perang Dimulai
45 PS 44 : Sebuah Jawaban
46 PS 45 : Little Jealous?
47 PS 46 : Gathering
48 PS 47 : First Kiss?
49 PS 48 : Ingin Hilang Ingatan
50 PS 49 : Awal Baru
51 PS 50 : Candu
52 PS 51 : I'm Falling In Love
53 PS 52 : Malam Panjang
54 PS 53 : Ambyar
55 PS 54 : Badai
56 PS 55 : Pekat
57 PS 56 : Duka Cita
58 PS 57 : Semua Masih Sama
59 PS 58 : Mencoba Bertahan
60 PS 59 : Ada Cinta
61 PS 60 : Dusta
62 PS 61 : Teka Teki
63 PS 62 : Menuntaskan Misi
64 PS 63 : Its Enough
65 PS 64 : Keputusan (Bertahan atau Lepaskan?)
66 PS 65 : Aku Mencintaimu, Ganis...!
67 PS 66 : Aku...
68 PS 67 : Tetap Di Sini
69 PS 68 : Bunga Cinta Bertebaran
70 PS 69 : Bahagiamu, Lukaku
71 PS 70 : My Personal Chef
72 PS 71 : She's My Lovely Wife
73 PS 72 : Road to Wedding Party
74 PS 73 : Yang Tersembunyi
75 PS 74 : Undangan
76 PS 75 : Real Wedding Party
77 PS 76 : Real Wedding Party (Part 2)
78 PS 77 : Mencari Parasit
79 PS 78 : Bukti-Bukti
80 PS 79 : Got You
81 PS 80 : Jalan Terang
82 PS 81 : Dikejar Wartawan
83 PS 82 : Menjadi Malaikat Cintamu
84 PS 83 : Bakso Di Atas Awan
85 PS 84 : Selalu Ada
86 PS 85 : Kamu Tidak Sendiri
87 PS 86 : Selamat Jalan...
88 PS 87 : Bukan Kejahatan yang Sempurna
89 PS 88 : Duo "Gelap"
90 PS 89 : Penetral Gundah
91 PS 90 : Nahkoda Baru
92 PS 91 : Cemburuku
93 PS 92 : (Masih) Edisi Cemburu
94 PS 93 : You’re The One
95 PS 94 : Love You, Mama…!
96 PS 95 : Liburan Berdua
97 PS 96 : Cinta Kamu, Titik!
98 PS 97 : Jadilah Dirimu, Aku Mencintaimu…
99 PS 98 : Aku Curiga
100 PS 99 : The Result Is...
101 PS 100 : Our Way
102 PS 101 : Hadiah
103 PS 102 : First Meet "Our Baby"
104 PS 103 : Hari Baru Menjadi Bumil
105 PS 104 : This is Life
106 PS 105 : Its About Carolina
107 PS 106 : Bertemu Carolina
108 PS 107 : Sore Ini
109 PS 108 : Forgive Me
110 PS 109 : Maaf, Salwa...
111 PS 110 : Salah Duga
112 PS 111 : Petunjuk
113 PS 112 : Mengejar Alex
114 PS 113 : Menyerah
115 PS 114 : Membuka Hati
116 PS 115 : To Carolina
117 PS 116 : Hope You Happy, Sister...
118 PS 117 : Congrat's Salwa...
119 PS 118 : Nightmare
120 PS 119 : Menunggu Hari H
121 PS 120 : Hari Ini, Esok, Dan Seterusnya
122 PS 121 : Hari Ini, Esok, Dan Seterusnya (2) End
123 PROMO PROMOOOOOOOO
124 Promoooo
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Prolog
2
Satu : Tentang Ganis
3
Dua: Saga
4
Tiga : Bertemu Keluarga Saga
5
Empat: Momen Penting
6
Lima : Rencana Pernikahan
7
Enam: Rencana Gila
8
Tujuh : Rencana Gila (Part 2)
9
Delapan : Malam Sebelum Pernikahan
10
Sembilan: Wedding Day
11
Sepuluh : Malam Pertama
12
Sebelas : Hari Baru Menjadi Bagian Keluarga Saga
13
Dua Belas : Sisi Lain Saga
14
Tiga Belas : Kabar Anaya
15
Empat Belas : Bertemu Dia
16
Lima Belas : Seporsi Mie Instan
17
Enam Belas : Curhat
18
Tujuh Belas : Arjuna Group
19
Delapan Belas : Sponge Bob
20
Sembilan Belas : Perasaan Apa Ini?
21
Dua Puluh : Mau Dilamar?
22
Dua Puluh Satu : Definisi Patah Hati
23
Dua Puluh Dua : Flashback di hari yang sama (Saga)
24
Dua Puluh Tiga: Mie Nyemek Joglo
25
Dua Puluh Empat : Presdir Baru
26
Dua Puluh Lima : Apakah Kamu Mencintai Putra Saya?
27
Dua Puluh Enam : Wedding's Invitation
28
Dua Puluh Tujuh : Ikut Kondangan
29
Dua Puluh Delapan : Mendadak Romantis
30
Dua Puluh Sembilan : Terima Kasih, Tuan...!
31
Tiga Puluh : Cinta Atau Kasihan?
32
Tiga Puluh Satu : Jalan Berbeda
33
Tiga Puluh Dua : Petaka
34
Tiga Puluh Tiga : Hal Bodoh
35
Tiga Puluh Empat : Selamatkan dia, Tuhan…
36
Tiga Puluh Lima : Sakit Tapi Manis
37
Tiga Puluh Enam : Asal Kamu Senang
38
Tiga Puluh Tujuh : Terjebak Di Lift
39
Tiga Puluh Delapan : Rencana
40
Tiga Puluh Sembilan : Kembali Ke Kampung
41
Empat Puluh : Hangatnya Rumah Panggung
42
PS 41 : Mengenang Masa Kecil
43
PS 42 : Sepenggal Bahagia
44
PS 43 : Perang Dimulai
45
PS 44 : Sebuah Jawaban
46
PS 45 : Little Jealous?
47
PS 46 : Gathering
48
PS 47 : First Kiss?
49
PS 48 : Ingin Hilang Ingatan
50
PS 49 : Awal Baru
51
PS 50 : Candu
52
PS 51 : I'm Falling In Love
53
PS 52 : Malam Panjang
54
PS 53 : Ambyar
55
PS 54 : Badai
56
PS 55 : Pekat
57
PS 56 : Duka Cita
58
PS 57 : Semua Masih Sama
59
PS 58 : Mencoba Bertahan
60
PS 59 : Ada Cinta
61
PS 60 : Dusta
62
PS 61 : Teka Teki
63
PS 62 : Menuntaskan Misi
64
PS 63 : Its Enough
65
PS 64 : Keputusan (Bertahan atau Lepaskan?)
66
PS 65 : Aku Mencintaimu, Ganis...!
67
PS 66 : Aku...
68
PS 67 : Tetap Di Sini
69
PS 68 : Bunga Cinta Bertebaran
70
PS 69 : Bahagiamu, Lukaku
71
PS 70 : My Personal Chef
72
PS 71 : She's My Lovely Wife
73
PS 72 : Road to Wedding Party
74
PS 73 : Yang Tersembunyi
75
PS 74 : Undangan
76
PS 75 : Real Wedding Party
77
PS 76 : Real Wedding Party (Part 2)
78
PS 77 : Mencari Parasit
79
PS 78 : Bukti-Bukti
80
PS 79 : Got You
81
PS 80 : Jalan Terang
82
PS 81 : Dikejar Wartawan
83
PS 82 : Menjadi Malaikat Cintamu
84
PS 83 : Bakso Di Atas Awan
85
PS 84 : Selalu Ada
86
PS 85 : Kamu Tidak Sendiri
87
PS 86 : Selamat Jalan...
88
PS 87 : Bukan Kejahatan yang Sempurna
89
PS 88 : Duo "Gelap"
90
PS 89 : Penetral Gundah
91
PS 90 : Nahkoda Baru
92
PS 91 : Cemburuku
93
PS 92 : (Masih) Edisi Cemburu
94
PS 93 : You’re The One
95
PS 94 : Love You, Mama…!
96
PS 95 : Liburan Berdua
97
PS 96 : Cinta Kamu, Titik!
98
PS 97 : Jadilah Dirimu, Aku Mencintaimu…
99
PS 98 : Aku Curiga
100
PS 99 : The Result Is...
101
PS 100 : Our Way
102
PS 101 : Hadiah
103
PS 102 : First Meet "Our Baby"
104
PS 103 : Hari Baru Menjadi Bumil
105
PS 104 : This is Life
106
PS 105 : Its About Carolina
107
PS 106 : Bertemu Carolina
108
PS 107 : Sore Ini
109
PS 108 : Forgive Me
110
PS 109 : Maaf, Salwa...
111
PS 110 : Salah Duga
112
PS 111 : Petunjuk
113
PS 112 : Mengejar Alex
114
PS 113 : Menyerah
115
PS 114 : Membuka Hati
116
PS 115 : To Carolina
117
PS 116 : Hope You Happy, Sister...
118
PS 117 : Congrat's Salwa...
119
PS 118 : Nightmare
120
PS 119 : Menunggu Hari H
121
PS 120 : Hari Ini, Esok, Dan Seterusnya
122
PS 121 : Hari Ini, Esok, Dan Seterusnya (2) End
123
PROMO PROMOOOOOOOO
124
Promoooo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!