Makan Malam Bersama dia

"Pagi ma.. Pagi pa.." sapa Cassandra kepada kedua orang tuanya yang sedang di meja makan.

"Pagi sayang.." jawab mama Cassandra.

"Kamu gak sarapan dulu" ucap mama Cassandra karena melihat putrinya yang hanya mengambil sepotong roti dengan selai.

"Enggak nanti aja di kantor" Cassandra mencium kedua pipi mama tercintanya, kemudian berlalu pergi.

"Jangan lupa nanti malam kamu harus pulang" ucap mamanya sedikit berteriak, karena Cassandra yang sudah menjauh dari balik pintu.

Mamanya mengatakan jika malam ini akan ada acara makan malam bersama rekan bisnis papanya, dan Cassandra di wajibkan untuk datang.

Setelah menempuh perjalanan selama lima belas menit, Cassandra telah sampai di kantornya. Cassandra berjalan sambil tak lepas dari ponselnya, bahkan saat dia sedang memasuki lift pun pandangannya masih tak lepas dari ponselnya, hingga tak menyadari siapa orang yang sedang bersamanya di dalam lift.

"Ck, kurang ajar sekali dia tak menyapaku" kesal Farell yang merasa sikap Cassandra tidak sopan.

"Ya sir, ke alamat yang biasanya.."

"....."

"Baik, saya tunggu" ucap Cassandra mengakhiri panggilan di ponselnya.

Sedangkan Farell yang meliriknya sinis "dapat job baru?" tanya Farell sinis.

Belum sempat Cassandra menjawab ucapan Farell, lift berhenti, Cassandra berjalan keluar, mengurungkan niatnya untuk menanggapi ucapan Farell.

"Morning beauty.." Cup.. Sapa Reza kemudian mengecup pipi Cassandra sekilas.

"Morning Za" jawab Cassandra singkat, bagi Cassandra sikap Reza sudah biasa, bahkan semua orang di kantor sudah tau kebiasaan itu. Kecuali seseorang yang sedang menatap sinis kearah mereka, yups, Farell.

"Ntar loe ke base camp kan?"

"Iya, tapi agak malem ya, papa sama mama ngajak makan malam dulu soalnya"

"Its okay, sampai ketemu nanti malam beauty" Ucap Reza, kemudian melambaikan tangannya, meninggalkan Cassandra.

"Cassandra, bawakan laporan penjualan ke ruangan saya, sekarang..!" ucap Farell penuh perintah.

"Saya pak?" tanya Cassandra memastikan.

"Memangnya yang namanya Cassandra ada berapa disini?" Ucap Farell sedikit emosi.

"Sejak kapan menyerahkan laporan menjadi tugas saya pak?"

"Saya bosnya disini.!!" ucap Farell penuh emosi, lalu pergi dari ruangan divisi pemasaran.

Sedangkan Cassandra hanya menatap kepergian Farell dengan bingung, tak terkecuali semua orang yang ada di ruangan itu, mereka juga sama bingungnya dengan Cassandra.

Bukankan menyerahkan laporan adalah tugas manager devisi, dan itupun di serahkan kepada sekretaris Siska. Lalu sekarang bosnya itu meminta Cassandra yang mengantarkan langsung laporan itu padanya.

"Sudah nih kamu antarkan laporannya, daripada itu nanti si bos makin ngamuk, bisa jadi kebun binatang kantor ini" ucap Dewi, menyerahkan laporan itu kepada Cassandra.

Dengan berat hati, Cassandra akhirnya mengantarkan laporan itu langsung kepada Farell.

"Ini laporan yang anda minta pak" Cassandra menyerahkan laporan itu kepada Farell.

"Saya permisi pak" Cassandra hendak berbalik, meninggalkan ruangan itu.

"Siapa yang menyuruh kamu pergi, saya belum selesai biacara" ucapan Farell menghentikan langkah Cassandra.

Farell menutup laporan itu, dan beralih menatap Cassandra, badan yang padat berisi, hidung mancung dan rambut hitam panjang. Sesaat Farell terpana dengan kecantikan Cassandra, sebelum ingat kembali kejadian di bandung beberapa waktu Yang lalu.

"Saya tau kamu wanita yang seperti apa, tapi tolong jangan kamu mencari pelanggan di kantor ini" ucap Farell sarkas.

"Maaf, maksud bapak apa ya?"

"Saya yakin kamu masih belum lupa tentang pertemuan kita di bandung?" ucap Farell to the point.

"Saya lihat absensi kamu buruk, tapi penjualan kamu cukup bagus. Apakah kamu mendapatkan pelanggan dengan cara menawarkan tubuh kamu?" lanjutnya lagi.

Cassandra mengepalkan tangannya, mencoba menahan gejolak emosi yang sudah menguasai otaknya "saya rasa anda sudah keterlaluan pak" ucap Cassandra penuh penekanan.

"Yang mana yang keterlaluan? Katakan berapa mereka membayar kamu, Saya bisa membayar kamu dua kali lipat dari mereka" ucap Farell setengah berbisik di telinga Cassandra.

Jujur saja, Farell cukup tergoda melihat tubuh molek Cassandra. Rok span ketat berpadu dengan kemeja yang terbuka di bagian kedua kancing atasnya, memperlihatkan payudara montok Cassandra.

Pasti akan menyenangkan dapat meniduri wanita molek di depannya ini, apalagi payudara yang menyembul dibalik kemeja ketat Cassandra itu sungguh sangat menggairahkan.

Plak....

Farell seketika mengusap pipinya yang terasa panas, akibat tamparan keras dari Cassandra. Farell menatap tajam kearah Cassandra, begitupun sebaliknya.

"Saya rasa anda sudah melewati batasan pak, dan sekali lagi saya tegaskan, bahwa saya tidak tertarik dengan uang anda. Lebih baik anda menggunakan uang anda untuk membeli para pelancur ada" ucap Cassandra penuh emosi, lalu keluar dan membanting pintu ruangan Farell dengan keras.

Siska yang melihatnya pun ikut terkejut, apa yang membuat Cassandra hingga terlihat murka seperti itu.

.

"Nih, gue beliin makanan buat loe, tumben sih loe bete banget, padahal tadi pagi baik-baik saja" Ucap Reza, dan meletakkan kotak makanan di meja kerja Cassandra.

Saat ini sedang jam makan siang, semua orang sedang menikmati makan siangnya di kantin kantor, jadi hanya ada mereka berdua di ruangan ini.

Setelah kejadian di ruangan Farell tadi, mood Cassandra memang benar-benar buruk. Dia menceritakan semua yang terjadi tadi kepada Reza.

"Wuahahaha serius loe" tawa Reza pecah, membuat Cassandra mendengus kesal.

"Gak usah ketawa, gara-gara loe tau" ucap Cassandra kesal.

"Kok gue sih?"

"Ya iyalah, kalau gak gara-gara loe yang selalu minta di temenin ke tempat laknat itu, pasti gak kayak gini jadinya"

"Iya deh sorry, gak lagi, udah dong marahnya, ntar cantiknya hilang loh" ucap Reza menggoda.

Farell yang tak sengaja melihat interaksi keduanya, menatap mereka emosi, dia masih kesal akibat Cassandra yang menamparnya tadi pagi, memangnya siapa dia berani menamparnya, bahkan semua wanita selalu memujanya.

"Siska..!!" Siska yang merasa namanya di panggil pun segera berlari kearah bosnya.

"Iya pak"

"Bukankah saya sudah bilang, tidak ada yang boleh berpacaran di kantor ini" ucap Farell dengan pandangan yang tak lepas dari mereka.

Siska yang tak paham pun, mengikuti arah pandang Farell " maaf pak, tapi mereka tidak pacaran, mereka saudara sepupu pak" jawab Siska dengan hati-hati.

Farell yang mendengarnya pun sedikit terkejut, jadi dia tadi sudah salah paham pada perempuan itu.

Tanpa menanggapi ucapan Siska, Farell berlalu begitu saja. Sedangkan Siska hanya mengusap dadanya, melihat kelakuan aneh bosnya itu "ganteng sih, tapi nyeremin" guman Siska pelan.

.

"Astaga Cassandra..!!" teriak Regina yang mendapati putri semata wayangnya itu masih terlelap dengan tidurnya.

"Bangun kamu, om Damar dan keluarganya sudah datang kamu malah masih tidur" ucap Regina sambil menarik selimut Cassandra.

"Cassandra masih ngantuk ma" ucap Cassandra hendak kembali tidur, namun denga cepat tangannya di tarik oleh Regina.

"Gak ada tidur lagi, om Damar dan keluarganya sudah menunggu kamu di bawah, buruan sana mandi, mama tunggu di bawah, gak pake lama" ucap Regina seraya mendorong Cassandra ke dalam kamar mandi.

Akhirnya dengan terpaksa Cassandrapun menuruti kata mamanya, setelah 30 menit Cassandra bersiap, dia pun turun menemui kedua oran tuanya itu.

"Anak papa, jam segini baru bangun" ucap Bramanstyo melihat Putrinya yang sedang menuruni tangga dengan wajah cemberutnya.

"Loe..?" Ucap Farell kaget, berbeda dengan Cassandra yang hanya menghembuskan nafasnya kasar.

"Ah, loe lagi, dunia emang sempit ya"

"Hust, Cassandra gak sopan ngomongnya" tegur Regina.

Cassandra yang mendengarnya pun hanya mendengus kesal, lalu segera duduk di samping mamanya.

"Maafin Cassandra ya nak farell, dia emang gitu anaknya" Ucap Regina meminta maaf, sedangkan Farell hanya menanggapinya dengan senyum terpaksa.

"Oh iya Farell, om dengar sekarang kamu yang mengambil alih perusahaan?" ucap bramanstyo.

"Iya om, papa akhir-akhir ini kesehatannya menurun, jadi saya harus menggantikan beliau memimpin perusahaan" jawab Farell sopan.

"Bagus itu, lagi pula suatu saat tetap kamu yang akan menjadi penerus papa kamu" ucap Bram bangga.

"Tidak seperti anak om ini" ucap Bram melirik putrinya, sedangkan yang dibicarakan tetap menikmati makanannya tanpa berniat menjawab.

"Gapapa lah bram, lagipula nanti kalau anakmu sudah menikah, suaminya kan bisa membantu kamu mengurus perusahaan. Oh iya, pekerjaanmu di kantor bagaimana Cassandra? Lancar?" ucap Damar.

"Lancar om, tapi mungkin Cassandra akan mengundurkan diri dalam waktu dekat" mendengar itu, semua orang menatap Cassandra.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Damar.

"Oh, enggak kok om, tidak ada masalah"

"Apa kamu sudah berniat untuk meneruskan perusahaan papa kamu?"

"Bukan juga om" mendengar itu semua orang jadi memandangnya penuh tanya. Tak terkecuali Farell, ia jadi berpikir apa karena sikapnya tadi pagi dia mengundurkan diri, sikapnya tadi pagi memang keterlaluan, menuduh Cassandra adalah wanita yang tidak benar, ternyata dia adalah anak salah satu kolong merat.

"Cassandra ada pekerjaan lain" jawaban Cassandra membuat Farell yang tadinya ingin meminta maafpun, mengurungkan niatnya.

"Pekerjaan apa, kok papa gak tau"

"Pekerjaan rahasia pa" ucap Cassandra sedikit tertawa.

Mereka yang tadinya serius, seketika mendengus dengan candaan Cassandra.

"Tapi ngomong-ngomong kalian berdua cocok loh" ucap Andini, menatap Cassandra dan Farell bergantian.

"Iya cocok" sahut Regina.

Uhuk. Uhuk.. Farell yang mendengar itu langsung tersedak makanannya.

"Astaga farell, pelan-pelan dong makannya" ucap Andini, memberikan air putih kepada putranya.

"Mama lagi gak berniat jodohin aku kan?" ucap Cassandra yang mulai paham arah pembicaraan mereka.

"Kok kamu tau?" Regina balik bertanya.

"Huft... Udah ketebak"

"Kami memang sudah sepakat untuk menjodohkan kalian, sebentar lagi kan usia kamu sudah 27 tahun, sudah waktunya kamu menikah" ucap Bram tegas.

"Pa, papa gak bisa dong, main ambil keputusan tanpa mendiskusikannya dengan kami"

Farell yang mendengar itu sedikit kecewa, tadinya dia berfikir pasti akan menyenangkan menjadikan Cassandra istrinya, dia bisa menikmati setiap jengkal tubuh menggoda itu.

"Ini papa ingin mendiskusikan dengan kalian, Farell bagaimana? Kamu mau kalau kami jodohkan dengan putri om?" tanya Bram.

"Farell sih, terserah papa dan mama om" mendengar jawaban Farell, semua orang tersenyum, kecuali Cassandra yang menatap jengkel kepada Farell.

Sedangkan Farell, tersenyum miring menatap Cassandra yang terlihat kesal itu.

"Tuh farell saja setuju"

"Tapi pa-.." ucapan Cassandra terhenti karena dering di ponselnya.

"Yes sir.."

"......"

"Fine, i'm understand" jawab Cassandra dengan nada tegas.

"......"

"Yes sir.." ucap Cassandra mengakhiri panggilannya.

Cassandra segera bangkit berdiri, "mau kemana kamu?" tanya Regina tajam.

"Cassandra harus pergi" ucap Cassandra meninggalkan mereka.

"Kalau kamu pergi, berarti kamu mau mama jodohkan"

"Terserah mama.." ucap Cassandra berteriak, sebelum hilang dibalik pintu.

Sedangkan Regina hanya geleng-geleng kepala, menatap kepergian putrinya "inilah kenapa aku ingin menjodohkan dia, supaya dia itu bisa diam di rumah, aku sedih melihat anak semata wayangku, bahkan bisa dihitung hari berapa kali dia pulang" ucap Regina sedih.

"Sabar jeng, nanti kalau mereka sudah menikah, pasti dia akan selalu dirumah" ucap Andini mengusap punggung Regina.

...

Cassandra Bramantyo💕...

Terpopuler

Comments

RINAWATI AZZA

RINAWATI AZZA

konglomerat Thor...

2023-05-17

0

Umi Umi

Umi Umi

kolong merat apa kolong melarat thor

2022-09-12

0

💫PoPy💫

💫PoPy💫

lucu.. tapi belum ada greget yg menarik gthu

2020-12-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!