"Perhatian semuanya, hari ini kita akan kedatangan CEO baru, jadi semua orang diminta untuk berkumpul" ucap Mbak Siska menyampaikan.
"Loh memangnya pak Adamar kemana" tanya Cassandra sedikit berbisik pada Susan yang berada di sampingnya.
"Loh mbak gak tau? Pak Adamar kan sakit, seminggu yang lalu tekanan darahnya naik, jadi dia pensiun. Sekarang digantikan anaknya" jawab susan menjelaskan. Sedangkan Cassandra hanya ber 'oh' ria.
"Memangnya mbak Sandra sudah berapa hari gak masuk?"
"Dua minggu mungkin" jawab Cassandra singkat.
"Astaga mbak, untung aja mbak gak di pecat" jawab Susan kaget. Menurut Cassandra sikap susan memang selalu berlebihan, toh dia juga sudah tau kebiasaannya yang sering absen, kenapa mesti kaget seperti itu sih. Dipecat? Justru itu yang Cassandra harapkan, toh pekerjaan ini hanya kedok untuk menutupi pekerjaannya yang sebenarnya.
Sekarang seluruh karyawan sudah berkumpul untuk menyambut pemimpin baru mereka. Sepanjang waktu ini Cassandra merasa jengah mendengar bisik-bisik dari seluruh orang di kantor ini, terutama wanita, ada yang mengatakan bos baru mereka itu sangat tampan, masih lajang, adapula yang menyebutnya seperti artis korea cha-jinWook.
"Selamat pagi semua, perkenalkan saya Farell Jarvis Abraham, saya adalah anak dari pak Adamar Abraham, dan mulai saat ini saya adalah pemimpin baru kalian, mohon kerjasamanya" ucap Farell mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari semua orang.
"Mbak, mbak" Susan menyenggol lengan Cassandra, membuat ia yang tadinya fokus pada layar ponselnyapun menoleh.
"Ganteng banget loh mbak, tapi Susan denger-denger dia orangnya dingin dan kejam juga" bisik Susan pada Cassandra.
Cassandra beralih menatap pemimpin barunya, Cassandra sedikit terkejut kala mengenali siapa sosok itu, pria menyebalkan yang ditemuinya di bandung kemarin, namun tak lama ia kembali menormalkan raut wajahnya dan mencoba bersikap acuh.
Begitupun dengan Farell, ia tak kalah terkejut, kala mendapati wanita pelanc*r yang ditemuinya kemarin, ternyata adalah karyawannya.
"Dan saya akan mengumumkan beberapa peraturan di perusahaan ini, pertama dilarang menjalin hubungan dengan rekan satu kantor, kedua saya tidak suka orang yang terlambat, ketiga dan blablabla.." ucap Zein.
"Tuh kan barusan ngomong, bener kan mbak" ucap Susan berbisik pada Cassandra.
Selesai acara penyambutan CEO baru, Cassandra kembali ke ruangan nya bersama Susan dan yang lainnya.
"Cassandra di panggil pak Farell, suruh ke ruangan nya" belum lama Cassandra mendudukkan dirinya, mbak Siska sudah datang menghampirinya, mengatakan jika pemimpin baru mereka ingin bertemu.
"Saya?" tunjuk Cassandra pada dirinya sendiri.
"Iya, buruan sana, keburu dia ngomel, galak banget dia" setelah mengatakan itu mbak Siska langsung keluar dari ruangan itu.
"Ganteng sih, tapi kok galak banget ya mbak" tanpa menghiraukan Ucapan Susan, Cassandra langsung pergi menuju ruangan atasannya itu.
"Permisi, bapak mencari saya?"
"Jadi nama kamu Cassandra?" ucap Farell sambil menatap berkas yang ada di depannya, sepertinya itu adalah biodata Cassandra.
"Benar pak"
"Saya heran bagaimana pelanc*r seperti kamu bisa masuk ke perusahaan saya" Farell menatap Cassandra dengan tatapan merendahkan.
"Maaf pak, apakah ini pertanyaan tentang pekerjaan? Jika tidak saya permisi" jawab Cassandra datar, membuat Farell semakin geram.
"Kamu lupa siapa bosnya disini?" ucap Farell meninggi.
"Saya ingat pak, tapi saya masih cukup profesional untuk tidak mencampurkan urusan pribadi saya kedalam pekerjaan" jawab Cassandra masih dengan tenangnya.
Membuat Farell terdiam karena kalah telak "kamu..!!" tunjuk farell geram pada Cassandra "silahkan keluar!" usir Farell.
"Permisi pak" Cassandra membungkuk hormat, kemudian pergi meninggalkan ruangan bosnya itu.
.
Siang ini seperti biasa Cassandra menikmati makan siangnya di kantin bersama Susan, teman cerewetnya, umur Susan lebih muda lima tahun dari Cassandra, makanya ia selalu memanggilnya mbak.
"Mbak, mbak Sandra pernah pacaran?" ucap Susan tiba-tiba.
"Pernah" jawab Cassandra singkat, masih menikmati makannya.
"Kapan?"
"Waktu SMP"
"Ih, mbak, itu mah udah lama banget. Mbah Sandra gak pengen pacaran lagi gitu"
"Gak ah, ribet" jawaban Cassandra membuat Susah mendengus.
"Hai Beauty" Reza yang tiba-tiba datang langsung mengecup singkat pipi Cassandra.
"Enak banget sih makannya, mau dong" ucap Reza yang sudah bersiap minta di suapi.
"Gak ah, gue laper"
"Mau nambah?" tawar Reza sambil menampilkan senyum terimutnya.
"Gak makasih"
"Bang Reza, kenapa Susan gak di tawarin juga" tanya Susan dan hanya mendapat cengiran dari Reza.
Reza pergi untuk memesan makanan, dan kembali dengan membawa semangkuk bakso dan segelas es jeruk, ia duduk tepat di samping Cassandra.
Cassandra menatap gelas minumnya yang sudah kosong, kemudian beralih menatap es jeruk milik Reza yang tampak menggiurkan. Tanpa menunggu lama Cassandra segera menyeruput es jeruk milik Reza hingga tersisa setengahnya.
"Beauty itu punya gue" ucap Reza, sebal menatap es jeruknya yang tinggal setengah.
"Punya gue habis" ucap Cassandra santai, sambil menunjukkan gelasnya yang kosong. Ia kemudian beranjak diikuti Susan, tanpa menghiraukan Reza yang masih kesal karena es jeruknya diminum.
Tanpa mereka sadari, seseorang tengah menatap tajam melihat iteraksi mereka, dia adalah Farell yang juga sedang duduk menikmati makan siang tepat di belakang mereka.
Reza dan Cassandra memang bekerja di perusahaan yang sama, hanya saja dari divisi yang berbeda, reza di divisi IT sedangkan Cassandra dari divisi pemasaran.
Tentu saja mereka sama-sama menjadikan pekerjaan itu sebagai tameng, untuk menutupi pekerjaan mereka yang sesungguhnya. Sedangkan pekerjaan mereka sesungguhnya apa?, entahlah hanya mereka yang tau, tapi tentu saja, dimana ada Cassandra disitu ada Reza.
Ketika Cassandra absen, Rezapun demikian. Begitupun sebaliknya.
.
Reza melemparkan kunci mobil, yang langsung ditangkap oleh Cassandra.
"Nitip mobil" ucap Reza.
Sedangkan Cassandra yang mendengarnya hanya mendengus kesal "loe mau kemana lagi?"
"Apartemen" jawab Reza enteng.
"Ck, kebiasaan" sungut Cassandra.
"Pergi dulu ya, jangan ngambek, bye" Reza mencubit kedua pipi Cassandra gemas, kemudian melambaikan tangannya meninggalkan Cassandra.
Sedangkan dari dalam sana, seseorang tengah menatap mereka dengan tatapan marah.
"Siska kamu tau kan kalau tidak ada yang boleh menjalin hubungan di kantor ini?" tanya Farell dengan suara dinginnya.
"Tau pak" jawab Siska paham.
"Bagaimana jika ada yang menjalin hubungan di kantor ini?" lanjut Farell
"Di pecat salah satu pak"
"Bagus" jawab Farell dengan senyum smirknya.
Farell Jarvis Adamar💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
RINAWATI AZZA
typo
2023-05-17
0
irwin3ka NdaAlVya
Zein siapa ya ? kan nama CEO barunya Farel Jarvis Abraham
2022-11-11
0
Ilan Irliana
icchh ko fareel'y gntng bngy y..br liat bening kek gni..hihi
2022-08-25
0