Pertama kali.

Adit mengambil gelas jus yang ada di atas meja.

"Hei, sudah habis, ayo berikan aku minuman lagi!" ucap Adit kepada salah satu pelayan itu.

"Dit, coba kau hubungi Nadia lagi, aku tidak tega melihatmu galau seperti ini?" ucap Rangga.

Adit menuruti kata-kata Rangga, tapi ponsel Nadia masih belum bisa di hubungi.

Adit mengambil gelas di hadapannya yang sudah terisi penuh dan meminumnya.

"Ah, minuman apa ini? Kenapa rasanya aneh?" gumam Adit dalam hatinya.

Tapi Adit tidak peduli dengan rasa minuman itu dan kembali meminumnya hingga habis dan menambah lagi dan lagi.

Tiba-tiba...

Brukk..

Tubuh Adit tersungkur ke lantai tak sadarkan diri, semua orang melihat kejadian itu.

Rangga yang berada di sampingnya segera membantunya duduk kembali.

"Hei, minuman apa yang kau berikan?" ucap Rangga sedikit berteriak.

"Maaf tuan, aku hanya memberi apa yang tuan Adit minta" jawab pelayan itu dengan tertunduk.

"Dasar payah!! Kau sudah tahu kan kalau Adit tidak pernah meminum itu, Ayo bantu aku membawanya ke mobil!"

"Baik tuan"

Rangga dan pelayan itu membawa Adit masuk ke dalam mobilnya dan Rangga mengemudikannya menuju kediaman permana.

Wekk...

Adit merasa mual dan seperti mau muntah, Rangga menghentikan mobilnya dan menepi.

Adit keluar dari mobil dan mengeluarkan seluruh isi perutnya.

"Hah, Dit-Dit, kalau kau tidak sanggup dengan minuman itu, kenapa kau meminumnya, mana besok kita akan ada operasi" Rangga bersandar di mobilnya.

"Baiklah, ayo kita pulang!" Rangga kembali menopang tubuh Adit yang masih lemas.

Sampailah mereka di kediaman Permana, pintu pagar terbuka secara otomatis karena sudah di pasang alat pendeteksi khusus untuk kendaraan keluarga Permana.

Bell rumah berbunyi, Nadia yang kebetulan berada di dapur sedang mengambil air, langsung membuka pintu itu.

Nadia terkejut melihat yang datang adalah Aditya dan Rangga.

"Maaf permisi, aku masuk ya" ucap Rangga tanpa melihat Nadia yang berdiri di hadapannya.

Rangga membawa Adit masuk ke kamar yang berada di lantai utama.

"Hahh.. Akhirnya sampai juga" Rangga ikut merebahkan tubuhnya di ranjang yang sama tempat Adit terbaring.

Rangga melihat ke arah pintu dan terlihat seorang gadis yang di kenalnya sedang berdiri disana, Nadia.

"Nadia, kau kah itu? Sedang apa kau di rumah Adit malam-malam begini?" Rangga mendekatinya.

Tapi tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Nadia, Rangga menatap heran hingga matanya tertuju pada jari manis Nadia yang terpasang sebuah cincin berlian.

"Kau, sudah menikah? Dengan Adit?" Rangga kembali bertanya tapi tetap tidak ada jawaban, Nadia malah meneteskan air mata.

"Hei, kau kenapa? Apa ada yang salah dengan kata-kataku? baiklah kalau begitu, maaf ya, aku pamit"

Rangga keluar dari kamar itu dan kembali ke club untuk mengambil mobilnya.

Nadia masuk ke dalam kamar itu dan menatap wajah tampan Adit yang terlihat sangat lelah.

"Kenapa kau sampai seperti ini, dan ternyata, kau anak dari tuan Brata? Itu artinya, kau adalah anak tiriku?" gumam Nadia.

Nadia hendak menyentuh wajah Adit, tapi tangannya berhenti kala melihat cincin di jarinya, Nadia berlari menuju kamarnya sambil menangis.

Sementara itu.

"Nadia sudah menikah? Tapi kalau Nadia dan Adit sudah menikah, kenapa Adit sangat sulit bertemu dengannya?" Rangga berfikir keras hingga akhirnya mengingat sesuatu.

**flashback on**

"Dit, papa mu sudah menikah lagi, dengan gadis remaja?" ucap Rangga melihat berita melalui laptopnya.

"Biarkan saja, aku tidak peduli si brengsek itu menikah atau tidak" jawab Adit ketus.

"Tapi, sepertinya aku kenal dengan gadis ini? tapi siapa?" Rangga masih berfikir.

"Lupakan saja, ayo kita berangkat" ucap Adit. Rangga mematikan laptopnya.

**flashback off**

"Jadi, Nadia menikah dengan om Brata?" Rangga akhirnya ingat semuanya.

Esoknya.

"Ah, kepalaku pusing sekali, pukul berapa ini?" Adit melihat jam tangannya.

Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi, Adit segera bersiap-siap akan ke rumah sakit, karena pukul 11 nanti dia akan melakukan operasi.

Adit keluar dari kamar yang berada di lantai utama, dia melihat Brata sedang sarapan dengan seorang perempuan dengan sebuah koper besar di sampingnya.

Adit datang melewati mereka tanpa menoleh sedikitpun.

"Sarapan dulu Dit" terdengar suara Brata memanggilnya.

Kali ini Adit tidak ingin berdebat, dia menuju meja makan dan duduk dengan jarak tiga kursi dari kursi Brata, Adit sama sekali tidak tertarik untuk melihat wajah ibu tirinya itu.

"Aku akan ke luar Negeri untuk beberapa hari" ucap Brata.

"Lalu?" jawab Adit sambil mengigit roti sarapannya.

"Jaga rumah ini, dan jangan sering pulang malam"

"Hmh.." Adit menyeringai, tanpa sengaja dia melihat wajah ibu tirinya yang ternyata adalah Nadia.

Adit terkejut dan menjatuhkan roti yang di pegangnya di atas meja.

"Baiklah, aku sudah selesai, aku akan segera pergi" Brata beranjak dari duduknya dan melangkah keluar.

"Ingat pesanku tadi" ucap Brata kepada Adit.

Brata berlalu dengan di antar Ridwan menuju bandara.

Sementara, Nadia merapikan piring yang di pakai Brata sarapan.

Prokk.. prokk.. prokk...

Terdengar suara tepuk tangan dari arah meja makan.

Nadia menoleh dan melihat Adit yang sudah berdiri dengan tatapan penuh amarah dan kebencian.

"Waw.. Ternyata kau adalah istri baru pria brengsek itu, aku salut kepadamu" Adit mendekati Nadia.

"Aku tidak menyangka kau sama brengsek-nya dengan pria itu!!" lanjut Adit.

"Adit, dengarkan penjelasanku dulu...!" ucap Nadia.

"Sssttt..."

Adit meletakan jari telunjuk di bibirnya, menandakan melarang Nadia berbicara.

"Kau ternyata seorang penghianat, ternyata aku sudah salah menilai dirimu!!" Adit memegang lengan Nadia dengan kuat membuat Nadia meringis kesakitan, piring yang di pengannya sampai jatuh ke lantai.

Para pelayan datang kala mendengar suara barang yang jatuh.

"Aku sangat membencimu..!!!!" Adit berteriak dan mendorong tubuh Nadia ke lantai.

Adit pergi dengan kemarahan di hatinya, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, belum sempat gerbang terbuka, Adit sudah menabraknya hingga rusak parah.

Semua penjaga dan pengawal sangat terkejut melihat kemarahan Adit yang tidak terkontrol.

Nadia membersihkan pecahan beling itu dengan air mata yang terus mengalir, tangannya terluka saat terjatuh tadi.

"Nona, biar aku saja!" Ira, pelayan pribadi Nadia menghampirinya.

Nadia meringis kesakitan, karena lukanya cukup dalam akibat terkena pecahan beling yang tajam.

"Tunggulah disini, aku akan mengambil obat" ucap Ira.

Ira memberi isyarat kepada pelayan lain untuk membersihkan ruangan itu.

Nadia duduk di sofa dan Ira mengobati lukanya.

"Ada masalah apa sebenarnya kau dengan tuan Adit, Nona?" Ira memulai pembicaraan.

Nadia hanya menggeleng.

"Apakah kau sudah mengenal tuan Adit?"

Nadia mengangguk.

"Aku sarankan kepadamu Nona, jangan mencari masalah dengan tuan Adit, dia orang yang sangat kasar jika hatinya terluka" ucap Ira "Dia juga pernah berkelahi dengan tuan besar, sampai tuan besar terluka"

Nadia menatap Ira yang masih mengobati lukanya.

"Baiklah, sudah selesai, aku pergi dulu"

Ira beranjak pergi di ikuti tatapan Nadia, Nadia merasa Ira adalah teman yang pantas untuk berbagi keluh kesahnya.

Terpopuler

Comments

Sekapuk Berduri

Sekapuk Berduri

mulai like lagi dari sini kak..

2020-12-22

0

Anjelina Gulo

Anjelina Gulo

wow....😅😅

2020-12-22

2

Ibunya Esbelfik

Ibunya Esbelfik

mmmm

2020-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog & Visual.
2 Menikah
3 Tanggung jawab
4 Pertama kali.
5 Amarah Aditya.
6 Dokter amatir.
7 Jadi dokter sungguhan.
8 Obat sembarangan.
9 Korea.
10 Rumah sakit.
11 Ciuman pertama.
12 Kenapa dengan Adit?
13 Hari minggu.
14 Mendaki.
15 Makan malam dengan Irwan.
16 Insiden.
17 Teror.
18 11-12
19 Nadia.
20 Akankah kembali kepadanya?
21 Diantara mereka berdua.
22 Mentari yang kehilangan kehangatannya.
23 Kemana Alexa?
24 Panggilan misterius.
25 Perubahan.
26 Ingin mengakhiri.
27 Jujurlah kepadaku.
28 Mencari sebab dan alasan.
29 Menyelidik.
30 Petunjuk.
31 Mencari sepatu.
32 Jebakan yang gagal.
33 Kantor polisi.
34 Kabar mengejutkan.
35 Seseorang mencurigakan.
36 Kekacauan.
37 Penyelidikan di rumah sakit.
38 Bertemu Nadia.
39 Tempat persembunyian.
40 Cuti bersama.
41 Cuti bersama part 2.
42 Di Bali, hari kedua.
43 Terungkap fakta Justin.
44 Masalah apa lagi?
45 Ancaman untuk Yoga(Justin gagal bertemu).
46 Mari, kita perbaiki hubungan ini!
47 Kabar baik.
48 Ditengah hujan.
49 Rumor tentang Rangga dan Anita.
50 Menjadi Presdir Permana Group.
51 Permana Group.
52 Setelah kepergian Aditya.
53 Diantara dua pilihan.
54 Terjebak cinta segitiga.
55 Misi menyatukan Justin dan Anita yang ternoda.
56 "Ini ujian sebagai dokter"
57 Sudah seperti Adik.
58 Rencana Double date.
59 Irwan ikut di serang.
60 Semua salah Amri.
61 Kepergian Rey.
62 Petunjuk yang ditinggalkan Rey.
63 Akhir kisah Yoga.
64 Ronal salah sasaran.
65 Gedung terbengkalai.
66 Rencana Aditya dkk.
67 Caffe Angela.
68 Foto keluarga.
69 Ancaman untuk Irwan.
70 Kebaikan Aditya.
71 Bayangan dibalik jendela.
72 Keluhan Irwan.
73 Rumah sakit baru, masalah baru.
74 Ciptaan manusia.
75 Bersaing dalam penelitian.
76 Brata siuman.
77 Detik-detik pertemuan.
78 Bertemu Brata.
79 Pertemuan Brian.
80 Brian-Ahmad, Brata-Nadia.
81 Rencana licik.
82 Uji Coba.
83 Uji coba part 2
84 Rencana baru Irwan.
85 Brian ditangkap.
86 Petunjuk dari Brian.
87 Sedikit terungkap.
88 Penelitian Adit.
89 Rencana penyelidikan.
90 Mencari tahu.
91 Kebenaran Tara.
92 Hari Vaksin.
93 Adit menghilang.
94 Menyerahkan bukti.
95 Penangkapan Irwan.
96 Ungkapan cinta Justin.
97 Rencana pernikahan.
98 Insiden pertunangan Justin.
99 Kepergian Aditya Permana.
100 Kenangan.
101 Akhir kisah..
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Prolog & Visual.
2
Menikah
3
Tanggung jawab
4
Pertama kali.
5
Amarah Aditya.
6
Dokter amatir.
7
Jadi dokter sungguhan.
8
Obat sembarangan.
9
Korea.
10
Rumah sakit.
11
Ciuman pertama.
12
Kenapa dengan Adit?
13
Hari minggu.
14
Mendaki.
15
Makan malam dengan Irwan.
16
Insiden.
17
Teror.
18
11-12
19
Nadia.
20
Akankah kembali kepadanya?
21
Diantara mereka berdua.
22
Mentari yang kehilangan kehangatannya.
23
Kemana Alexa?
24
Panggilan misterius.
25
Perubahan.
26
Ingin mengakhiri.
27
Jujurlah kepadaku.
28
Mencari sebab dan alasan.
29
Menyelidik.
30
Petunjuk.
31
Mencari sepatu.
32
Jebakan yang gagal.
33
Kantor polisi.
34
Kabar mengejutkan.
35
Seseorang mencurigakan.
36
Kekacauan.
37
Penyelidikan di rumah sakit.
38
Bertemu Nadia.
39
Tempat persembunyian.
40
Cuti bersama.
41
Cuti bersama part 2.
42
Di Bali, hari kedua.
43
Terungkap fakta Justin.
44
Masalah apa lagi?
45
Ancaman untuk Yoga(Justin gagal bertemu).
46
Mari, kita perbaiki hubungan ini!
47
Kabar baik.
48
Ditengah hujan.
49
Rumor tentang Rangga dan Anita.
50
Menjadi Presdir Permana Group.
51
Permana Group.
52
Setelah kepergian Aditya.
53
Diantara dua pilihan.
54
Terjebak cinta segitiga.
55
Misi menyatukan Justin dan Anita yang ternoda.
56
"Ini ujian sebagai dokter"
57
Sudah seperti Adik.
58
Rencana Double date.
59
Irwan ikut di serang.
60
Semua salah Amri.
61
Kepergian Rey.
62
Petunjuk yang ditinggalkan Rey.
63
Akhir kisah Yoga.
64
Ronal salah sasaran.
65
Gedung terbengkalai.
66
Rencana Aditya dkk.
67
Caffe Angela.
68
Foto keluarga.
69
Ancaman untuk Irwan.
70
Kebaikan Aditya.
71
Bayangan dibalik jendela.
72
Keluhan Irwan.
73
Rumah sakit baru, masalah baru.
74
Ciptaan manusia.
75
Bersaing dalam penelitian.
76
Brata siuman.
77
Detik-detik pertemuan.
78
Bertemu Brata.
79
Pertemuan Brian.
80
Brian-Ahmad, Brata-Nadia.
81
Rencana licik.
82
Uji Coba.
83
Uji coba part 2
84
Rencana baru Irwan.
85
Brian ditangkap.
86
Petunjuk dari Brian.
87
Sedikit terungkap.
88
Penelitian Adit.
89
Rencana penyelidikan.
90
Mencari tahu.
91
Kebenaran Tara.
92
Hari Vaksin.
93
Adit menghilang.
94
Menyerahkan bukti.
95
Penangkapan Irwan.
96
Ungkapan cinta Justin.
97
Rencana pernikahan.
98
Insiden pertunangan Justin.
99
Kepergian Aditya Permana.
100
Kenangan.
101
Akhir kisah..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!