Morning Report

Keesokan paginya kami semua dibangunkan oleh teman-teman lain yang tidak berjaga. Mereka sudah datang pagi sekali untuk memulai kelas. Sudah hampir pukul tujuh pagi, waktunya Morning report. Aku berlari kearah toilet sambil menggenggam sabun mandi cari dan handuk di pundakku.

Kamu penakut sultan! Geramku sambil mengernyit menatap kaca. Menatap sosok berwajah tegas, hidung mancung dengan alis tebal dan tajam. Sorot matanya tajam, setajam elang dengan penuh keberanian. Namun semalam, sorot mata itu dipenuhi ketakutan, alis tebal itu menekuk, merengek seperti anak kecil ketika melihat mayat. Aku terus memaki diriku, sampai aku mendengar suara ribut temanku yang sedang menyiapkan morning report di kelas. Gawat aku terlambat lagi! Aku mempercepat mandiku, menyisir rambut potongan undercut kebangganku hanya dengan dua tangan yang dibasahi air, dan kemudian keluar dari kamar mandi.

Jadi, setiap pagi sebelum kelas dimulai, kami harus melaporkan kasus apa saja yang terjadi saat jaga semalam. Tentu saja shift malam kami harus melaporkan visum jenazah kecelakaan itu. Kami menampilkan foto-foto dan data-data visum dalam slide presentasi yang sudah aku siapkan semalaman, sebagai ganti ketidakbergunaanku. Kami berlima, tim jaga semalam, maju kedepan untuk bersiap-siap memulai presentasi. Dan ketika dosen kami masuk Morning report dimulai.

Aku kaget sekali, dosen yang memimpin Morning report pagi ini adalah orang yang aku kenal, bapak bersenyum hangat tadi malam. Mukaku merah masam ketika melihatnya masuk kedalam ruang kelas dan mulai berbicara, mengawali Morning report kami. Aku hanya bisa menunduk malu selama presentasi, tidak berani menatapnya, yang ternyata adalah dosen forensikku.

"Sekian morning report tim kami, terimakasih" ucap salah satu temanku mengakhiri presentasi.

Seluruh kelas memberikan tepuk tangan kosong. Mereka melongo melihat kasus visum kami yang penuh luka. Teman-teman staseku ini juga belum berjaga malam, belum melakukan visum, sehingga mereka memperhatikan betul apa yang kami laporkan.

"Yak jadi begitu ya anak-anak, bagus sekali kasus visum semalam... Untuk teman-teman jaga silahkan kembali ke tempat duduk, kita akan mulai kelas" ucap dosen itu hangat.

Kami semua membubarkan diri. Aku tetap menundukkan kepalaku. Setelah kami semua duduk, beliau melanjutkan pembicaraannya.

"Jadi semalam saya juga ikut melihat visum yang dilakukan teman-teman kita... bagus sekali... dan lama yah? Hahaha" Jantungku berdebar kencang tak karuan.

"Saya juga melihat ada teman kita yang ketakutan melihat mayat, hahaha". Seluruh kelas tertawa. Semua teman jagaku semalam, menatapku dengan menahan tawa. Rasanya aku mau mati berdiri.

"Tapi ndak papa dik, namanya juga pertama kali melihat mayat, wajar kalau fobia sedikit. Tetapi ketakutan itu harus dilawan" Seketika seluruh kelas hening, tawa ejekan mereka berubah menjadi wajah serius menatap dosenku itu. Melihat mahasiswanya serius menatapnya, beliau melebarkan senyum hangatnya. Senyumnya ditujukan pada seluruh kelas, bukan hanya padaku. Hal itu membuat rasa malu dihatiku lenyap.

"Takut itu wajar, tidak salah, yang salah adalah menjadi penakut. Maka dari itu kalian harus melawan rasa takut itu. Jangan pernah kalah dengan rasa takut."

Ucapan itu begitu menamparku. Kata-kata simpel namun lantang. Aku seolah diingatkan halus olehnya, sekaligus disemangati dan didorong oleh kata-kata itu. Seketika semangatku bangkit. Seolah-olah jantungku seperti gong yang dipukul, berdebar keras. Seluruh kelas-pun merasakannya, kehangatan dari beliau dari nasihat-nasihat kecilnya. Tanpa aku sadari, seluruh kelas terpana dengan dokter spesialis forensik satu ini. Apa yang beliau katakan benar aku harus semangat, aku harus melawan rasa takutku.

 

 

Terpopuler

Comments

Adinda

Adinda

memang rasa takut yang berlebihan bikin kita stress sendiri

2022-06-18

0

fifi

fifi

takut itu wajar tapi jangan jadi penakut.....kereeeeen

2022-04-03

1

Nunung Adiyanti

Nunung Adiyanti

lanjut

2020-12-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!