Sesampainya di rumah, Sekar tak lupa menelpon sahabat baiknya, sekaligus orang yang membuat kakak nya jatuh cinta, Sekar senyum - senyum sendiri, mengingat wajah merah kakaknya saat di restoran tadi, bahkan perubahan sikap kakaknya yang super duper jutek dan arogan tidak nampak sama sekali, apakah benar kakak nya sedang jatuh cinta, sungguh perubahan yang sangat besar pada kakaknya.
Tut
Tut
Tut
Di seberang nampak Elea sedang mengangkat telepon dari sahabat nya Sekar.
" Halo Assalamualaikum....."
" Waalaikum salam Elea, Selamat ya, kamu dapat beasiswa."
" Sama sama Sekar, selamat juga ya kamu jadi peringkat kedua....."
" Terimakasih Elea, nggak nyangka aja sih, aku bisa naik ke peringkat kedua, padahal aku sudah pesimis lo, intinya, aku gak malu - maluin nama besar keluarga Mahardhika, hahahaha." ucap Sekar.
" Kamu bisa saja Sekar, kamu memqng pandai kok" sanggah Elea yang mengerti sahabatnya itu selalu rendah hati.
" Oh ya El, besok malam di undang mama sama papa makan malam di rumah, besok jam 7 malam ok."
" InsyaAllah ya, tapi apa gak merepotkan?".ungkap Elea yang merasa tidak enak hati.
" Papa sama mama mau ngucapin selamat buat kamu, jangan kuatir, besok aku kirim supir kerumah kamu, ok say?"
" Ya sudah kalau begitu, kalau aku menolak pun pasti kamu sendiri yang jemput aku." jawab Elea pasrah.
"Hahaha... kamu tahu aja,OK Kalau begitu aku tutup dulu ya, sampai jumpa besok sayangku, Assalamualaikum". Sekar menutup percakapan dengan Elea.
" Waalaikum salam...."
Sekar melemparkan hand phone diatas kasur nya, kemudian ia jatuhkan pula dirinya,dengan nafas yang panjang, Sekar melepas beban berat yang sebenarnya ada di pundaknya.
Sebenarnya Sekar sangat tahu, Elea juga menaruh hati pada kakaknya, namun dua - duanya sama sama tertutup, bahkan saling menepis perasaan cinta yang ada di hati mereka berdua.
" Kayaknya aku harus menjalankan suatu misi untuk menyatukan cinta mereka berdua, susah amat si, bilang cinta, kayak maling di tangkap polisi saja, pada membisu, sebel, jadi nggak asik deh kalau gini." gerutu Sekar.
Berbeda dengan Sekar, kini Elea sedang membereskan kamarnya dari buku buku pelajaran yang selama ini dia baca, untuk Ujian Nasional.
Saat memasukkan buku buku tersebut kedalam kardus, tanpa sengaja, Elea melihat surat cinta, dari seseorang, yang tak pernah Elea ketahui dari siapa, hanya ada inisial saja di sana, dan surat cinta tersebut Elea dapatkan sepulang sekolah, dan waktu itu mampir kerumah Sekar.
Entah dari siapa, Elea tak tahu, yang Elea ingat bahwa inisial D E selalu ada di benak nya. Entah itu inisial atau singkatan dari dua nama.
Elea menaruhnya diatas mejanya, dan melanjutkan aktifitasnya merapikan semua buku buku yang sudah membantunya menjadi sang juara.
Sekilas Elea masih mengingat pertemuan pertama dengan kakaknya Sekar, sahabat karibnya. Sejak pertemuan pertama itu pula, Elea bertekad untuk menjadi orang yang pandai seperti Damar yang sangat Elea kagumi, sejak cerita Sekar tentang Damar pada Elea, sejak itu pula Elea sudah memiliki kekaguman pada Damar, saat pertemuan pertama itu pula, tanpa Elea sadari, Elea sudah menaruh hati padanya.
Dalam angan - angan Elea, bukan muluk - muluk untuk memiliki Damar sebagai kekasih atau pendamping, namun hanya mengagumi nya saja Elea sudah bahagia, tak terbesit dalam pikiran Elea, bahwa Elea mejadi bagian keluarga kaya, seperti mereka, Elea tahu diri, perbedaan kasta dan harta di antara mereka sangatlah jauh berbeda.
Selama di SMA, ketenaran Elea dan Sekar tidaklah jauh berbeda, Elea yang berparas cantik dan pandai, serta humble, membuat dirinya menjadi primadona di sekolah setelah Sekar, namun tak menyurutkan tujuan hidupnya, untuk membahagiakan orang tuanya, sehingga setiap laki - laki yang ingin dekat dengannya, selalu akan ia hempaskan jauh- jauh.
Sesaat Elea berpikir, sebenarnya, mengapa dirinya sulit untuk membuka hati kepada setiap laki - laki yang datang untuk mengenalnya lebih jauh, padahal Elea sendiri belum memiliki hubungan apapun dengan seorang laki- laki.
" Benarkah hatiku sudah di isi oleh nama kak Damar? Bahkan namanya selalu ada dalam pikiranku, andai Sekar tidak meracuni dengan ceritanya setiap hari, tentu hatiku tak akan terikat dengan namanya seperti ini. Elea... kamu harus sadar, Damar adalah seorang pemuda kaya, dan sukses,bahkan dari keluarga terpandang, jangan pernah berharap, agar hatimu tak akan kecewa."Elea berbicara dalam hatinya sendiri.
Setelah Elea selesai dengan aktifitas nya, Elea merebahkan tubuhnya diatas single bed miliknya. Elea masih saja teringat saat tatapan mata mereka berdua bertemu, waktu Damar mengantar atau menjemput Sekar sekolah.
Sekarang Elea barusaha berdamai dengan dirinya, dia juga harus menjaga sikapnya, agar tak terlalu terlihat, karena rasa kekaguman dirinya pada Damar. Elea juga akan mencoba untuk bisa membuka hatinya, untuk seseorang yang akan mengisi hati dan hari- harinya nanti. Elea tidak ingin mengharap hal- hal yang tidak mungkin terjadi.
Elea memejamkan matanya berusaha membuka kehidupan yang baru di dunia baru, menjadi seorang mahasiswa. Tanpa terasa Elea pun terlelap dalam tidurnya.
Sementara di rumah yang berbeda, Damar yqng saat ini juga merebahkan dirinya di atas sofa,masih saja teringat dengan perbincangan keluarganya sore tadi. Tentang Elea, gadis cantik yang selalu mengisi hari - hari nya, sejak enam tahun lalu, tersiksa memang yang Damar rasakan saat ini, memendam semua rasa cinta Dan rindu selama ini, namun Damar sendiri tak mampu menyatakan perasaan yang selama ini telah mendalam pada Elea. Tak berlama- lama, Damar menuangkan seluruh isi harinya dalam buku Diary nya, yang menjadi teman setianya.
"Elea... apa kamu tak pernah merasakan perasaan yang sama padaku? namun dari sorot matamu, aku merasakan, bahwa ada setitik rasa cintamu untukku, andai saja kau tahu isi hatiku Elea, kamu benar benar sudah masuk dalam hatiku yang terdalam. Entah sampai kapan aku memendam rasa cinta ini, aku tak mampu berhadapan denganmu, jantungku selalu berdetak kencang, badanku gemetaran, mungkin lebih baik aku menghadapi seribu tander dan klien yang sangat sulit, daripada harus berhadapan dengan kamu, aku sungguh sungguh tak mampu."
Damar menutup buku Diary nya, yang sudah menemaninya, bahkan untuk menuliskan tentang Elea, Damar bisa menulisnya berlembar lembar, kata - kata untuk Elea tak akan pernah mampu Damar tuangkan hanya dengan 1 lembar saja, selama enam tahun ini, Damar sudah menumpuk berbagai buku Diary nya dalam lemari besinya, bagi Damar buku Diary nya lebih berharga dari yang lainya, karena semua isi hatinya pada Elea, tertuang disana.
Setelah meletakkan buku rahasianya, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya, denga terburu - buru, Damar mengunci lemari besi nya, dan menyimpan kunci tersebut di dalam saku celananya. Damar sedikit merapikan rambut dan pakaian nya yang berantakan, kemudian membuka pintu kamarnya.
" Selamat malam kakak, emm... kak, besok malam Papa sama Mama mengundang Elea makan malam di rumah, jam 7 malam aku akan menjemputnya, jadi jangan terlambat pulang ya, atau kakak akan menyesal, ingat... me... nye... sal..., jadi harus tahu diri dong?" Sekar menggoda kakaknya dengan senyuman nya yang manis.
" Kamu tu ya dek, usil banget sama kakak kamu, kayak gak ada kerjaan aja, urus saja urusan mu sendiri, rempong banget." Damar menggerutu.
" Hello... kakakku yang super duper dingin kayak ES BALOK dan cueknya minta ampyuuuuun, adek mu yang cantik dan penuh perhatian ini hanya ingin membantu saja, kalau tidak mau ya sudah, lagian gak ada untungnya juga buat aku." Sekar pergi meninggalkan kamar kakaknya.
" Dasar, es balok, gede orangnya tapi cemen mentalnya dalam bercinta, gak pantes deh jadi seorang CEO, pantesnya jadi banci aja dia, masak mengutarakan cinta aja gak bisa, apaan itu, Es balok tapi lembek." Sekar berbicara dalam hatinya sendiri.
Rasa dongkol dan marah masih Sekar rasakan, namun setelah melihat bantal dan selimut kesayangannya, tanpa pikir panjang pun Sekar langsung masuk kedalam mimpi indahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Fatimah Atim
lanjuuut thoor semanga
2020-12-22
0