Part 04 | Caramu meminta maaf

Kata dokter, sore ini aku sudah di perbolehkan pulang dari Rumah sakit. Dan aku senang mendengar hal itu karena aku sudah tidak sabar untuk bekerja lagi.

Aku melihat Avila masuk ke kamar rawat ku sambil menenteng satu keranjang buah buahan di tangannya.

Aku tersenyum ceria kepadanya dan Avila balas tersenyum manis untukku.

"Sudah bisa tersenyum, heum?" tanya Avila yang membuat aku tertawa.

"Harusnya kamu gak perlu beli buah buahan lagi," kataku saat Avila mulai mengupas buah jeruk untukku.

Avila mengernyitkan dahi lalu mendudukkan dirinya di tepi blankar tempatku berbaring.

"Memangnya Kenapa? Buah itu baik buat mempercepat proses penyembuhan kamu, lho," protes Avila sambil mengusap pipiku.

Aku menatap wajahnya dan tersenyum lebar.

"Karena sore ini aku udah di bolehin pulang, Avi," terangku yang membuat dia menjerit senang.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu udah di nyatakan sembuh," kata Avila yang entah kenapa membuat aku senang dan sedih secara bersamaan.

Senang karena akhirnya aku bisa keluar dari Rumah sakit setelah di rawat selama kurang lebih satu minggu. Namun sedih ketika mengingat penjelasan dokter yang menyatakan kalau sebelah kakiku akan mengalami kelumpuhan sementara.

Wajahku berubah murung dan Avila yang melihat hal itu langsung menatapku dengan khawatir.

"Ada apa, Aisyah? Apa lukamu masih terasa sakit?" tanya Avila dengan nada khawatirnya.

Aku tersenyum muram lalu mengambil sebelah tangan Avila untuk aku genggam. Aku akan memberitahunya tentang keadaan kakiku sekarang.

"Avi, kata dokter sebelah kakiku yang tertembak peluru itu akan lumpuh untuk sementara waktu," ungkap ku yang membuat Avila menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Ya Allah, kamu harus sabar ya, Aisyah. Aku janji akan selalu ada buat kamu," ucap Avila yang membuat hatiku menghangat.

"Terimakasih, Avi."

"Apa kamu udah kasih tahu kabar ini ke bibi kamu?" tanya Avila yang membuatku menggeleng sedih.

"Aku gak mau beliau khawatir, Avi. Maka dari itu aku rahasiakan keadaan aku sekarang," ungkap ku sambil berusaha untuk tak menangis.

Avila menenangkan aku dengan merangkul kedua pundak ku.

Tak lama kemudian suara Adzan ashar terdengar dari mushola Rumah sakit. Aku lantas melepas rengkuhan Avila dan meminta sahabatku itu untuk mengantarkan aku ke kamar mandi guna membersihkan diri dan mengambil wudhu sebelum melaksanakan sholat ashar.

Setelah selesai sholat ashar di kamar rawat ku, aku dan Avila memutuskan untuk mengemas barang untuk persiapan pulang.

"Aku bingung nih, Aisyah."

"Bingung soal apa, Avi?" tanyaku.

"Soal kendaraan pulang, Syah...aku gak tahu kita mau naik apa untuk kembali ke Villa."

"Memangnya di sini tidak ada ojek atau angkutan umum?"

"Gak ada...waktu itu aja, aku ke Rumah sakit ini di anterin salah satu warga."

"Jadi gimana, dong?"

"Kayaknya kita...." Avila belum menyelesaikan kalimatnya saat tiba-tiba ada suster masuk yang mengatakan kepadaku bahwa ada seseorang yang ingin menjemput aku dan Avila.

"Permisi mbak Aisyah, Anda sudah di jemput, silahkan," ujar suster itu.

'Pasti itu Robbie sama Lee,' pikirku.

"Baik sus, terimakasih ya," balasku

"Sama-sama, Mbak Aisyah," kata suster tersebut sebelum akhirnya keluar dari kamar rawatku.

"Aviii...kita udah di jemput!" teriakku dengan ceria.

Avila malah terdiam sambil menatap mataku dalam dalam.

"Kamu harus janji sama aku," kata Avila yang membuat aku bingung.

"Janji apa sih?" tanyaku heran.

"Siapapun yang jemput kita, kamu gak boleh nolak dan marah, oke?"

"Hahaha..kamu apa-apaan, sih."

"Aku serius, Aisyah."

"Iya..iya deh. Aku janji!"

***

Setibanya di depan Rumah sakit, aku di kejutkan dengan keberadaan Devano yang sedang bersandar di mobil SUV berwarna putih di belakangnya.

"Avi, kenapa ada dia di sini?!" tanyaku dengan suara gemetar menahan emosi.

"Aisyah, kamu udah janji bahwa kamu gak akan marah dan nolak, jadi sekarang kendalikan emosi kamu. Oke?!" peringat Avila yang membuatku sebisa mungkin mengendalikan amarah dalam diriku.

"Astagfirullahaladziim...," sebutku berulang ulang di dalam hati.

"Apa kabar, Asiyah?" tanya Devano yang sudah berdiri di hadapan aku dan juga Avila.

"Aisyah sudah lebih baik dari sebelumnya," jawab Avila mewakili ku.

"Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu..aku senang mendengarnya," ucap Devano.

"Heum, Aisyah, Avila..aku harap kalian berkenan untuk masuk ke mobilku. Aku akan mengantar kalian kembali ke Villa," pinta Devano yang membuat aku heran.

'Dari mana dia tahu kalau aku dan Avila tinggal sementara di Villa?' Aku bertanya tanya dalam hati.

"Gimana, apa Aisyah setuju?" tanya Devano kepadaku yang sejak tadi memilih untuk terus memandang ke tanah.

"Aisyah tak punya pilihan untuk menolak bantuan dari kamu, Devano." Avila menjawab sambil menuntun aku untuk masuk ke dalam mobil SUV putih milik Devano.

***

Dan tanpa terasa kami bertiga sudah sampai di depan bangunan Villa tempat semua teman fotografer menginap. Setelah mobil berhenti Avila dengan cekatan membantuku keluar dari mobil Devano.

Semua rekan fotografer-ku tersenyum menyambut kepulangan ku, dan itu membuat aku tersentuh dan tersenyum untuk berterima kasih kepada mereka yang sudah menyambut diriku yang baru saja terkena musibah.

Kemudian aku berbalik dan menatap Devano yang masih berdiri di depan mobilnya sambil memandangiku dengan raut khawatir.

Aku ingin sekali mengucapkan terimakasih kepada pria itu. Tapi entah kenapa rasanya sangat sulit dan canggung, mungkin aku harus mencoba melatih hatiku untuk berkomunikasi dengannya lagi. Meskipun itu sangat sakit, tapi aku yakin inilah jalanku menghilangkan dendam di hati ini.

Akhirnya aku putuskan untuk berbalik ke arahnya. "Terimakasih banyak atas bantuannya," ucapku dengan susah payah.

Devano menatapku dengan wajah terkejutnya. Namun kemudian pria itu kembali menormalkan wajahnya dan mencoba tersenyum manis kepadaku.

"Tidak perlu berterimakasih, Aisyah..karena dengan inilah caraku meminta maaf kepadamu," ungkap Devano yang kedengarannya tulus. Tapi untuk saat ini aku tak ingin peduli terhadap hal itu, bagiku sekali brengsek tetaplah brengsek.

"Aku harus masuk ke Villa dan sebaiknya kamu pergi dari sini. Assalamualaikum," ujarku dengan sorot mata rapuh.

"Waalaikum salam, Aisyah...aku janji akan berjuang untuk mendapatkan kepercayaan dari kamu lagi," balas Devano.

"Simpan kata katamu itu untuk wanita yang benar benar kamu cintai."

"Dan bagaimana jika wanita yang benar-benar aku cintai itu adalah kamu?" ungkap Devano yang membuat hatiku berdebar dan nyeri di saat yang bersamaan.

"Kamu pembohong! Pergi!" usirku dengan suara setengah menjerit.

"Aisyah kamu kenapa?!" tanya teman temanku yang berkumpul ke arah dimana aku sedang berdiri sekarang.

To be continued ❤️

HAI!!! Jangan lupa di love ya...dan berikan partisipasinya lewat VOTE dan komentar,

Makasih..

🥰🥰🥰🥰🥰

Asyiah Muzakir

16 November 2020

Terpopuler

Comments

meE😊😊

meE😊😊

klo aisyah mw balik lg sma devano itu brrti aisyah bner2 bo*oh.. udh ckuo kmu d sakiti aisyah.. d luaran sna psti msh bnyk bhd yg mw sma kmu.. jgn mw jatuh ke lubang yg sama

2021-07-18

1

Reva Zahra

Reva Zahra

Aisyah kenapa teriak2 Mulu sih 😀

2021-05-28

2

siti aisyah

siti aisyah

semangat Thor.....sy masih mengikuti

2021-04-28

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Part 01 | Sahabat sebaik dirimu
3 Part 02 | Luka lama yang kembali berdarah
4 Part 03 | I Hate You, Love!
5 Part 04 | Caramu meminta maaf
6 Part 05 | Pengorbanan yang tak pernah di anggap
7 Part 06 | Hidden feeling
8 Part 07 | Dasha Khumaira
9 Part 08 | Kepingan hati
10 Part 09 | Lupakan masalah
11 Part 10 | Kekuatan hati
12 Part 11 | Masih sama
13 Part 12 | He will be fine without me
14 Part 13 | Sesi curhat yang berakhir awkward
15 Part 14 | Demi kamu
16 Part 15 | Curahan hati Lee
17 Part 16 | Part of memories
18 Part 17 | Ketegaran Aisyah
19 Part 18 | Welcome to Bali
20 Part 19 | Putaran Waktu
21 Part 20 | Kilas Balik.
22 Part 21 | A feeling
23 Part 22 | Ada siapa di DSL fashion show?
24 Part 23 | Apa salah jika aku ingin melindungimu?
25 Part 24 | Tamparan dan sebuah pernyataan
26 Part 25 | I will protect you as hard as I love you
27 Part 26 | Devano kritis atau sadar?
28 Part 27 | I'm fine if you are fine
29 Part 28 | Jangan lakukan itu lagi!
30 Part 29 | Insiden di lift
31 Part 30 | Hang on for love
32 Part 31 | Untuk yang selalu ada
33 Part 32 | Salah Mengira.
34 Part 32 | Sayap-sayap yang telah patah
35 Part 34 | The night full of tears
36 Part 35 | Move on
37 Part 36 | Euphoria
38 Part 37 | Sambutan hangat.
39 Part 38 | Emosional?
40 Part 39 | Menjatuhkan pilihan.
41 Part 40 | Clue untuk Devano
42 Part 41 | Berdamai dengan masa lalu
43 Part 42 | Detektif A&D
44 Part 43 | Something wrong
45 Part 44 | Terkuak ke publik?
46 Part 45 | Soal hati tak bisa di bohongi
47 Part 46 | Penawaran terselubung?
48 Part 47 | Rencana Devano
49 Part 48 | Tujuan yang sama?
50 Part 49 | Dia pergi membawa misi
51 Part 50 | Titik terang?
52 Part 51 | Kado istimewa
53 Part 52 | Terungkapnya kekejaman Rifa
54 Part 53 | Queen of Devil
55 Part 54 | Perangkap untuk pelaku palsu
56 Part 55 | Fair reply
57 Part 56 | Cinta yang menyakitkan
58 Part 57 | Bukan hanya dia
59 Part 58 | Interaksi
60 Part 59 | Siapa dia dan ada keperluan apa?
61 Part 60 | Aku bukan pelabuhan
62 Part 61 | Rela terluka
63 Part 62 | Kecurigaan
64 Part 63 | When Abi & Ummi met Dasha
65 Part 64 | Inikah yang dinamakan utuh?
66 Part 65 | Fakta di balik hilangnya Dasha
67 Part 66 | Membekas di ingatan
68 Part 67 | Love that is still unclear
69 Part 68 | Melepaskan itu tak mudah
70 Part 69 | Peralihan hak asuh
71 Part 70 | Will you marry me?
72 Part 71 | Cukup, fitnah itu menyakitkan!
73 Part 72 | Harmonis tapi menyesakkan
74 Part 73 | Kamu Anggap Aku Apa?
75 Part 74 | It's okey
76 Part 75 | Pernikahan kedua
77 Part 76 | Pertama dan terakhir
78 Part 77 | Jangan insecure sayang
79 Part 78 | Si Kembar (END)
80 Spin off (01)
81 Spin off (02)
82 Spin off (03)
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Prolog.
2
Part 01 | Sahabat sebaik dirimu
3
Part 02 | Luka lama yang kembali berdarah
4
Part 03 | I Hate You, Love!
5
Part 04 | Caramu meminta maaf
6
Part 05 | Pengorbanan yang tak pernah di anggap
7
Part 06 | Hidden feeling
8
Part 07 | Dasha Khumaira
9
Part 08 | Kepingan hati
10
Part 09 | Lupakan masalah
11
Part 10 | Kekuatan hati
12
Part 11 | Masih sama
13
Part 12 | He will be fine without me
14
Part 13 | Sesi curhat yang berakhir awkward
15
Part 14 | Demi kamu
16
Part 15 | Curahan hati Lee
17
Part 16 | Part of memories
18
Part 17 | Ketegaran Aisyah
19
Part 18 | Welcome to Bali
20
Part 19 | Putaran Waktu
21
Part 20 | Kilas Balik.
22
Part 21 | A feeling
23
Part 22 | Ada siapa di DSL fashion show?
24
Part 23 | Apa salah jika aku ingin melindungimu?
25
Part 24 | Tamparan dan sebuah pernyataan
26
Part 25 | I will protect you as hard as I love you
27
Part 26 | Devano kritis atau sadar?
28
Part 27 | I'm fine if you are fine
29
Part 28 | Jangan lakukan itu lagi!
30
Part 29 | Insiden di lift
31
Part 30 | Hang on for love
32
Part 31 | Untuk yang selalu ada
33
Part 32 | Salah Mengira.
34
Part 32 | Sayap-sayap yang telah patah
35
Part 34 | The night full of tears
36
Part 35 | Move on
37
Part 36 | Euphoria
38
Part 37 | Sambutan hangat.
39
Part 38 | Emosional?
40
Part 39 | Menjatuhkan pilihan.
41
Part 40 | Clue untuk Devano
42
Part 41 | Berdamai dengan masa lalu
43
Part 42 | Detektif A&D
44
Part 43 | Something wrong
45
Part 44 | Terkuak ke publik?
46
Part 45 | Soal hati tak bisa di bohongi
47
Part 46 | Penawaran terselubung?
48
Part 47 | Rencana Devano
49
Part 48 | Tujuan yang sama?
50
Part 49 | Dia pergi membawa misi
51
Part 50 | Titik terang?
52
Part 51 | Kado istimewa
53
Part 52 | Terungkapnya kekejaman Rifa
54
Part 53 | Queen of Devil
55
Part 54 | Perangkap untuk pelaku palsu
56
Part 55 | Fair reply
57
Part 56 | Cinta yang menyakitkan
58
Part 57 | Bukan hanya dia
59
Part 58 | Interaksi
60
Part 59 | Siapa dia dan ada keperluan apa?
61
Part 60 | Aku bukan pelabuhan
62
Part 61 | Rela terluka
63
Part 62 | Kecurigaan
64
Part 63 | When Abi & Ummi met Dasha
65
Part 64 | Inikah yang dinamakan utuh?
66
Part 65 | Fakta di balik hilangnya Dasha
67
Part 66 | Membekas di ingatan
68
Part 67 | Love that is still unclear
69
Part 68 | Melepaskan itu tak mudah
70
Part 69 | Peralihan hak asuh
71
Part 70 | Will you marry me?
72
Part 71 | Cukup, fitnah itu menyakitkan!
73
Part 72 | Harmonis tapi menyesakkan
74
Part 73 | Kamu Anggap Aku Apa?
75
Part 74 | It's okey
76
Part 75 | Pernikahan kedua
77
Part 76 | Pertama dan terakhir
78
Part 77 | Jangan insecure sayang
79
Part 78 | Si Kembar (END)
80
Spin off (01)
81
Spin off (02)
82
Spin off (03)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!