Part 01 | Sahabat sebaik dirimu

Ombak tampak berayun mengikis pasir putih pantai tempatku duduk menikmati keindahan mentari pagi yang muncul di ufuk timur lautan. Aku termangu memandangi sinar matahari yang tampak masih malu-malu menyoroti wajahku. Dan tiba-tiba saja terdengar suara teriakan dari sahabatku yang membuat aku terpaksa mengalihkan pandanganku dari indahnya sunrise.

"AISYAH!"

"Ada apa Vi?" tanyaku sambil menatap Avila yang tersenyum, memamerkan gigi kelincinya kepadaku.

"Kamu ngapain sendirian di sini?" cecarnya sembari duduk di sebelahku.

"Emang kenapa kalo aku sendirian disini?" tanyaku balik.

"Ya gak kenapa-napa sih, aku cuma khawatir kamu tersesat aja," jawab Avila yang membuatku menggelengkan kepala.

"Aku ini udah dewasa, Avi. Jadi jangan khawatirkan aku seperti anak kecil begitu dong," peringatku.

"Iya iya, maaf deh Syah," ucap Avila.

"Heum," gumamku menanggapi.

"Eh Syah, semuanya pada nungguin kamu tuh, balik ke Villa yuk?" ajaknya lalu menarik tanganku untuk berdiri dan ikut dengannya.

"Nungguin aku? Memangnya ada apa?" tanyaku penasaran.

"Biasa, ada mayoran keberhasilan tim, dan pokoknya kali ini, kamu wajib ikut," ungkap Avi yang menjawab rasa penasaranku.

"Ooh, pedahal aku masih mau di pantai,"

gumamku lesu dan pelan tapi masih bisa di dengar oleh Avila.

"Syah, jangan nutup diri lagi, oke? Gak baik loh kamu nolak terus tiap tim kita ada acara," nasehat Avi sambil menatapku dan tak lupa menyunggingkan senyuman manisnya.

Aku balas tersenyum kaku dan mengangguk pertanda aku mendengarkan nasehatnya.

"Nah gitu, dong! baru ini sahabatku yang pemberani," kata Avi senang.

Aku menoleh, tersenyum kepadanya seraya menggenggam erat tangan kanannya dengan tangan kiri ku.

"Makasih ya, Avi," lirihku yang di balas senyuman tulus dari Avila.

Beruntungnya aku memiliki sahabat seprofesi denganku seperti Avila yang dapat memahami keadaanku dengan baik. Avila selalu menjadi tameng ku dimana pun aku menginjakkan kaki, dia sudah seperti ibu kedua bagiku yang selalu merepotkan nya karena mentalku yang lemah ini.

°°°°°

Sesampainya di Villa tempat aku, Avila dan semua anggota tim fotografer lainnya menginap, aku disambut ramah oleh semua orang yang sedang berbeque-an dihalaman belakang Villa. Mereka banyak yang menatapku dengan senyuman hangat, sebab baru pertama kali aku mau ikut dalam perayaan berbeque seperti ini.

"Aisyah! Sini! Dagingnya udah mateng nih, enak lho," teriak Robbie memanggilku seraya menunjukkan daging hasil panggangan nya.

"Ayok ke tempat Robbie, kita serbu daging panggangan nya sampe dia sendiri gak kebagian!" seru Avila, membuat Robbie melotot tak terima.

"Eh, cewek rakus tapi kurus, gua itu nawarin Aisyah ya, bukan nawarin lo!" protes Robbie seraya menatap Avila dengan kesal, tapi entah kenapa menurutku itu lucu.

"Eh, pelit amat lo asem jawa! Aisyah juga gak bakal mau makan daging panggangan lo itu kalo gak sama gue, iyakan Syah?"

Aku hanya mengangguk dan lantas tersenyum geli saat melihat Robbie dan Avila saling menatap sengit satu sama lain. Mereka memang begitu, setiap kali bertemu pasti sudah seperti Tom and Jerry yang tak pernah mau akur.

"Ah, bodoh amatlah sama lo, mau ikut makan atau gak, terserah! yang penting mah Aisyah harus makan daging panggangan gue ini," pungkas Robbie yang sepertinya lelah berdebat dengan Avila.

Cowok berkulit sawo matang itu memilih menyiapkan dua piring berisi ayam dan daging sapi panggang untuk aku dan Avila nikmati.

"Nah gitu dong, bersikaplah adil, kalo begini kan gue juga ikut enak."

"Ya udah yok Syah, kita santap hasil panggangannya asem jawa ini," ajak Avila sambil mengatai Robbie dan membawaku duduk disampingnya untuk menyantap daging panggang yang terlihat sangat lezat itu.

"Gimana Syah? rasanya enak apa enggak?" tanya Robbie yang memilih duduk di hadapanku.

"Masya Allah, enak banget, Rob. Makasih ya," jawabku seraya tersenyum simpul.

"Syukurlah, iya sama sama, Syah," ucap Robbie seraya tersenyum lebar,

lalu melanjutkan sesi makannya.

"Kamu gak mau bilang makasih ke Robbie, Vi?" pancingku sambil menatap Avila.

Dan ternyata Avila menoleh balik kepadaku seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Emang perlu banget ya, Syah? Dosa kalo misalnya aku gak bilang makasih ke dia?" Avila malah balik menanyaiku.

Aku lihat Robbie menatap bengis ke arah Avila yang memasang wajah tanpa dosa dihadapannya. Aku spontan meringis, menyesali pertanyaanku kepada Avila soal 'bilang makasih' tadi. Aku kira Avila dan Robbie bisa akur dalam waktu sebentar saja, rupanya mereka benar-benar tidak bisa seperti itu.

"Gak dosa sih, Vi. Tapi kan sebagai rasa terimakasih, kita harus bilang makasih ke Robbie," jawabku seraya mengambil tissue untuk mengelap bibirku yang terkena saus.

"Udahlah Syah, jangan paksa si kurker alias si kurus kering itu bilang makasih ke gue, dia mah dari dulu emang gak punya akhlak." cetus Robbie yang sedikit menyinggung perasaanku sebagai sahabatnya Avila.

"Makasih atas pujiannya ya, asem jawa gak laku, eugrh," ucap Avila seraya bersendawa tanpa malu.

Lalu ia bangkit dari duduknya dan menarik ku ikut bersamanya, meninggalkan Robbie yang tengah menatapnya dengan geram.

Aku hanya bisa meringis dan menatap Robbie dengan tak enak hati.

°°°°

"Gedeg banget aku tuh sama si asem jawa! Dia itu selalu menatap aku seolah aku tuh kecoa yang wajib dia racunin. Liat aja tadi, dia baik banget sama kamu, tapi dengan seenak jidatnya dia ngatain aku. Gak habis pikir deh aku sama dia, ternyata ada ya Mak lambe versi cowok!" gerutu Avila mengungkapkan kekesalannya terhadap Robbie kepadaku.

Aku mengusap lengannya dan tersenyum lembut. "Mungkin dia seperti itu karena mau cari perhatian sama kamu, dia mungkin suka sama kamu," tutur ku yang langsung mendapat rollingan matanya.

"It's impossible, Syah," ucapnya tak setuju denganku.

"Oke, oke, ya udah sekarang jangan terlalu dipikirin, ntar malah kamu loh yang jatuh cinta sama dia," godaku mencandainya.

"Ishh, amit-amit deh. Kalo sampe aku jatuh cinta sama dia? aku pasti udah gila," elak Avila yang membuat aku tertawa.

"Jangan terlalu benci, Vi. Nanti kamu bisa jatuh cinta sebucin-bucin nya, lho," peringatku yang dibalas pelototon Avila.

"Jangan nakutin aku, Syah! Aku gak mau bucin sama orang yang menyebalkan kaya si asem jawa itu!" jerit Avila prustasi. Kemudian dia melangkah pergi meninggalkan aku sendirian di Balkon Villa.

Jangan dulu salah paham, Avila tidak marah kepadaku, kok. Dari dulu dia memang lebih memilih pergi dari hadapanku ketika dia mulai merasa kesal dengan candaan ku seperti sekarang ini.

Avila memang tidak pernah marah kepadaku, itu karena dia benar benar menyayangiku seperti saudarinya sendiri. Dia pernah bilang kalau dia akan marah kepadaku jika aku kembali menangisi sosok yang sampai kini selalu aku bawa di dalam do'a ku, yakni Devano Altair.

To be continued ❤️

Jangan lupa untuk :

-LIKE 👍

-KOMEN 📝

-TEKAN BINTANG LIMA ⭐⭐⭐⭐⭐

-VOTE CERITA INI ❤️

-DAN FOLLOW PROFILKU 🙏😊👍

Bye bye bye...

Terpopuler

Comments

amalia gati subagio

amalia gati subagio

syah petualang cupu???

2022-09-23

0

manda_

manda_

bagus

2022-09-22

1

FUZEIN

FUZEIN

Okay.....novel indonesia memang buat saya ketagih nak baca.....kerana selalu baca...faham banyak dah ni bahasanya❤️

2022-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Part 01 | Sahabat sebaik dirimu
3 Part 02 | Luka lama yang kembali berdarah
4 Part 03 | I Hate You, Love!
5 Part 04 | Caramu meminta maaf
6 Part 05 | Pengorbanan yang tak pernah di anggap
7 Part 06 | Hidden feeling
8 Part 07 | Dasha Khumaira
9 Part 08 | Kepingan hati
10 Part 09 | Lupakan masalah
11 Part 10 | Kekuatan hati
12 Part 11 | Masih sama
13 Part 12 | He will be fine without me
14 Part 13 | Sesi curhat yang berakhir awkward
15 Part 14 | Demi kamu
16 Part 15 | Curahan hati Lee
17 Part 16 | Part of memories
18 Part 17 | Ketegaran Aisyah
19 Part 18 | Welcome to Bali
20 Part 19 | Putaran Waktu
21 Part 20 | Kilas Balik.
22 Part 21 | A feeling
23 Part 22 | Ada siapa di DSL fashion show?
24 Part 23 | Apa salah jika aku ingin melindungimu?
25 Part 24 | Tamparan dan sebuah pernyataan
26 Part 25 | I will protect you as hard as I love you
27 Part 26 | Devano kritis atau sadar?
28 Part 27 | I'm fine if you are fine
29 Part 28 | Jangan lakukan itu lagi!
30 Part 29 | Insiden di lift
31 Part 30 | Hang on for love
32 Part 31 | Untuk yang selalu ada
33 Part 32 | Salah Mengira.
34 Part 32 | Sayap-sayap yang telah patah
35 Part 34 | The night full of tears
36 Part 35 | Move on
37 Part 36 | Euphoria
38 Part 37 | Sambutan hangat.
39 Part 38 | Emosional?
40 Part 39 | Menjatuhkan pilihan.
41 Part 40 | Clue untuk Devano
42 Part 41 | Berdamai dengan masa lalu
43 Part 42 | Detektif A&D
44 Part 43 | Something wrong
45 Part 44 | Terkuak ke publik?
46 Part 45 | Soal hati tak bisa di bohongi
47 Part 46 | Penawaran terselubung?
48 Part 47 | Rencana Devano
49 Part 48 | Tujuan yang sama?
50 Part 49 | Dia pergi membawa misi
51 Part 50 | Titik terang?
52 Part 51 | Kado istimewa
53 Part 52 | Terungkapnya kekejaman Rifa
54 Part 53 | Queen of Devil
55 Part 54 | Perangkap untuk pelaku palsu
56 Part 55 | Fair reply
57 Part 56 | Cinta yang menyakitkan
58 Part 57 | Bukan hanya dia
59 Part 58 | Interaksi
60 Part 59 | Siapa dia dan ada keperluan apa?
61 Part 60 | Aku bukan pelabuhan
62 Part 61 | Rela terluka
63 Part 62 | Kecurigaan
64 Part 63 | When Abi & Ummi met Dasha
65 Part 64 | Inikah yang dinamakan utuh?
66 Part 65 | Fakta di balik hilangnya Dasha
67 Part 66 | Membekas di ingatan
68 Part 67 | Love that is still unclear
69 Part 68 | Melepaskan itu tak mudah
70 Part 69 | Peralihan hak asuh
71 Part 70 | Will you marry me?
72 Part 71 | Cukup, fitnah itu menyakitkan!
73 Part 72 | Harmonis tapi menyesakkan
74 Part 73 | Kamu Anggap Aku Apa?
75 Part 74 | It's okey
76 Part 75 | Pernikahan kedua
77 Part 76 | Pertama dan terakhir
78 Part 77 | Jangan insecure sayang
79 Part 78 | Si Kembar (END)
80 Spin off (01)
81 Spin off (02)
82 Spin off (03)
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Prolog.
2
Part 01 | Sahabat sebaik dirimu
3
Part 02 | Luka lama yang kembali berdarah
4
Part 03 | I Hate You, Love!
5
Part 04 | Caramu meminta maaf
6
Part 05 | Pengorbanan yang tak pernah di anggap
7
Part 06 | Hidden feeling
8
Part 07 | Dasha Khumaira
9
Part 08 | Kepingan hati
10
Part 09 | Lupakan masalah
11
Part 10 | Kekuatan hati
12
Part 11 | Masih sama
13
Part 12 | He will be fine without me
14
Part 13 | Sesi curhat yang berakhir awkward
15
Part 14 | Demi kamu
16
Part 15 | Curahan hati Lee
17
Part 16 | Part of memories
18
Part 17 | Ketegaran Aisyah
19
Part 18 | Welcome to Bali
20
Part 19 | Putaran Waktu
21
Part 20 | Kilas Balik.
22
Part 21 | A feeling
23
Part 22 | Ada siapa di DSL fashion show?
24
Part 23 | Apa salah jika aku ingin melindungimu?
25
Part 24 | Tamparan dan sebuah pernyataan
26
Part 25 | I will protect you as hard as I love you
27
Part 26 | Devano kritis atau sadar?
28
Part 27 | I'm fine if you are fine
29
Part 28 | Jangan lakukan itu lagi!
30
Part 29 | Insiden di lift
31
Part 30 | Hang on for love
32
Part 31 | Untuk yang selalu ada
33
Part 32 | Salah Mengira.
34
Part 32 | Sayap-sayap yang telah patah
35
Part 34 | The night full of tears
36
Part 35 | Move on
37
Part 36 | Euphoria
38
Part 37 | Sambutan hangat.
39
Part 38 | Emosional?
40
Part 39 | Menjatuhkan pilihan.
41
Part 40 | Clue untuk Devano
42
Part 41 | Berdamai dengan masa lalu
43
Part 42 | Detektif A&D
44
Part 43 | Something wrong
45
Part 44 | Terkuak ke publik?
46
Part 45 | Soal hati tak bisa di bohongi
47
Part 46 | Penawaran terselubung?
48
Part 47 | Rencana Devano
49
Part 48 | Tujuan yang sama?
50
Part 49 | Dia pergi membawa misi
51
Part 50 | Titik terang?
52
Part 51 | Kado istimewa
53
Part 52 | Terungkapnya kekejaman Rifa
54
Part 53 | Queen of Devil
55
Part 54 | Perangkap untuk pelaku palsu
56
Part 55 | Fair reply
57
Part 56 | Cinta yang menyakitkan
58
Part 57 | Bukan hanya dia
59
Part 58 | Interaksi
60
Part 59 | Siapa dia dan ada keperluan apa?
61
Part 60 | Aku bukan pelabuhan
62
Part 61 | Rela terluka
63
Part 62 | Kecurigaan
64
Part 63 | When Abi & Ummi met Dasha
65
Part 64 | Inikah yang dinamakan utuh?
66
Part 65 | Fakta di balik hilangnya Dasha
67
Part 66 | Membekas di ingatan
68
Part 67 | Love that is still unclear
69
Part 68 | Melepaskan itu tak mudah
70
Part 69 | Peralihan hak asuh
71
Part 70 | Will you marry me?
72
Part 71 | Cukup, fitnah itu menyakitkan!
73
Part 72 | Harmonis tapi menyesakkan
74
Part 73 | Kamu Anggap Aku Apa?
75
Part 74 | It's okey
76
Part 75 | Pernikahan kedua
77
Part 76 | Pertama dan terakhir
78
Part 77 | Jangan insecure sayang
79
Part 78 | Si Kembar (END)
80
Spin off (01)
81
Spin off (02)
82
Spin off (03)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!