Part 03 | I Hate You, Love!

Aisyah POV

Aku membuka mataku dan melihat Avila yang sedang menangis di sampingku. Dengan perlahan aku menggenggam tangan kanannya yang memeluk lenganku. Avila terkejut dan tersenyum kepadaku sambil mengusap air matanya sendiri.

"Kamu udah sadar? Aku panggilkan dokter, ya," katanya menatapku dengan tatapan khawatir.

Aku menggeleng lalu menahan tangannya untuk memintanya tetap tinggal.

"Aku hanya ingin bertemu dengan orang yang membawaku ke Rumah sakit ini, Vi," pintaku yang ingin berterimakasih kepada seseorang berseragam TNI yang telah menolongku.

Avila tampak ragu, tapi dia tetap mengangguk dan bersedia memanggilkan seseorang itu untuk menemuiku.

Tak lama kemudian Avila datang bersama seseorang yang wajahnya tak pernah ingin aku lihat lagi.

Dia Devano Altair!

Seseorang yang pernah aku cintai begitu dalam sekaligus orang yang paling aku benci di dunia ini.

Aku memalingkan mukaku saat Devano berjalan mendekati blankar tempatku berbaring.

"Aisyah, aku sangat brengsek, aku minta maaf," ucapnya dengan gemetar dan membuatku kembali terluka. Rasanya sakit sekali saat melihat wajah Devano dan kembali mendengar suara bass-nya itu.

Dan apa yang baru saja dia katakan? Minta maaf? Hah, setelah tidak bertemu berapa tahun lamanya baru dia menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepadaku?

Apakah baginya mengucapkan permohonan maaf sesulit itu?

"Aisyah, aku sadar kalau aku ini bajingan! Aku telah banyak menyakitimu.Tapi, tolong maafkanlah aku, aku sudah menyesali semua perbuatanku dan ingin mempertanggung jawabkan semuanya," ungkap Devano dengan nada sesalnya yang membuat hatiku semakin terluka.

"Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak dari dulu kamu ingin meminta maaf dan bertanggung jawab?!" ujarku yang membuat Devano terdiam mematung penuh penyesalan.

"Mungkin kalau kamu katakan seperti itu dari dulu, aku masih bisa memaafkan mu dan menerima kamu kembali," kataku seraya menahan tangisanku.

"Kamu sudah terlambat, tak ada kata maaf untukmu, dan tidak ada lagi yang harus kamu pertanggung jawabkan," tandasku yang membuat hati ini kembali berdarah. Luka lama yang belum tertutup sepenuhnya kini kembali terbuka dan terasa perih.

Tapi serapuh apapun aku, aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan Devano, aku harus tegar dan mengusirnya dari sini.

"Terimakasih atas pertolonganmu, dan sebaiknya kamu segera pergi dari sini!" ucapku yang jelas-jelas mengusirnya dari hadapanku.

"Aisyah, aku benar-benar menyesal dan ingin memperbaiki semua yang sudah aku rusak, aku ingin mempertanggung jawabkan semuanya, Aisyah, aku mohon beri aku kesempatan untuk itu," bujuk Devano seraya menitihkan air matanya.

Aku mencoba mengalihkan pandanganku dan menatap wajahnya yang membuatku tak dapat lagi menahan air mataku untuk tak merembes keluar ke pipiku.

"KAMU TERLAMBAT, DEV! APA KAMU GAK NGERTI, HAH!" teriakku prustasi sembari menatap wajahnya dengan nanar. Dia tersenyum getir, lalu keluar dari kamar rawat ku.

Setelah itu aku menangis dan Avila segera menghampiriku dan memelukku hangat untuk memberi aku kekuatan.

"Dia kembali, Vi! Dia meminta maaf kepadaku! Dia menyesali perbuatannya, dan dengan egois aku mengusirnya di saat hatiku tak berhenti merindukannya," ungkap ku seraya terisak.

Sungguh rasanya tak bisa dijelaskan, aku sangat membencinya, tapi juga sangat merindukan dia. Begitu menyakitkan ketika hatiku dikuasai dua perasaan itu.

"Apa yang kamu lakukan sudah benar, Syah. Kamu bukan egois, kamu hanya berusaha melindungi diri untuk tak lagi terluka," kata Avila seraya mengusap air mataku.

"Robbie sama Lee tadi chat aku, katanya mereka mau jenguk kamu, siang ini," kata Avila mengalihkan pembahasan agar aku tak lagi memikirkan soal Devano.

"Oh, ya?! Aku seneng mereka bisa luangkan waktu buat aku," ungkap ku berusaha sesumringah mungkin.

Avila tersenyum lega melihat wajah sumringah yang aku tampilkan. "Ya, tentu aja cantik, mereka berdua juga khawatir sama keadaan kamu," katanya seraya mengambil sebuah jeruk dan mengupasnya untukku.

"Makasih, Avi. Kamu memang yang terbaik," ucapku dengan tulus.

"Kamulah yang terbaik untuk orang sepertiku," tuturnya yang membuat aku terharu dan merentangkan kedua tanganku untuk meminta pelukannya.

Avila terkekeh melihat tingkahku yang seperti anak kecil itu, tapi dia tidak menolak untuk memberiku pelukan hangatnya.

Akhirnya kami berdua pun tertawa bersama.

°°°°°°°°°

"Hai Aisyah, apa kabar? Udah baikan belum, heum?" tanya Robbie saat sudah duduk di samping blankar tempatku berbaring.

"Alhamdulillah, udah mendingan," jawabku sambil tersenyum.

"Syukurlah, aku khawatir sama kamu dari kemarin Aisyah," ungkap Lee yang duduk di sebelah Robbie.

"Makasih ya, Lee. Udah khawatirin aku," balasku yang di tanggapi senyuman lembut oleh Lee.

"Sama-sama, Aisyah. Kamu sudah aku anggap sebagai sahabatku," ungkap Lee yang membuatku terharu.

"Makasih semuanya, aku gak tahu kalau ternyata kalian perhatian sama aku," ucapku yang membuat Avila mencubit pipiku.

"Kita memang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk kamu, Aisyah. Apapun akan kita lakukan demi membuat kamu nyaman," ujar Avila yang di angguki oleh Robbie dan juga Lee.

"Heumm...Aku beruntung punya kalian," ungkap ku terharu dan bersyukur bisa memiliki orang orang yang menyayangiku.

Lalu Avila, Robbie dan Lee duduk berkumpul di sofa dan memutuskan untuk bermain game bersama.

°°°°°°

Author POV

Devano duduk di bangku taman yang sepi, merenungkan semua perkataan Aisyah tadi pagi. Dia menyesal dan merasa bodoh karena kenapa tidak sejak dulu dia meminta maaf kepada wanita itu dan mempertanggung jawabkan semuanya.

Devano bisa melihat ada kebencian dan luka yang teramat dalam di mata Aisyah, saat gadis itu mengusirnya keluar dari kamar rawatnya.

"Maafkan aku Aisyah! Aku memang bajingan yang bodoh! Arrgghh!" teriak Devano yang merasa prustasi dengan segudang penyesalannya.

"Ya Allah, apa yang harus aku lakukan?! Hiks, aku sudah meminta maaf, tapi permintaan maafku ditolaknya. Jika Engkau saja bisa memaafkan dan mengampuni segala dosaku, lalu kenapa dia tidak bisa?" gumam Devano dengan sendu.

"Mirisnya aku," ujar Devano seraya mengacak acak rambutnya.

Tiba-tiba.

"Hai Devan, apa yang kamu lakukan di sini, heum?" tegur seorang wanita bernama Rifa Sherina yang merupakan mantan pacar Devano.

"Hai Rifa, kenapa kau ada di sini?" Devano menoleh ke arah Rifa dan menanyainya balik.

"Kamu kebiasaan, deh. Kalo di tanya bukannya jawab, malah balik nanya," kesal Rifa sembari mendudukkan dirinya di bangku yang sama dengan yang Devano duduki.

"Aku ke sini untuk ketemu kamu, Dev," ungkap Rifa yang membuat Devano mengernyitkan dahi.

"Kamu tahu dari mana aku di Natuna?" tanya Devano.

"Dari temen kamulah. Oh iya, kamu tugas disini untuk berapa lama?"

"Sebulan," jawab Devano singkat.

"Lama banget sih, eh liat, kamu abis nangis ya?" tebak Rifa sambil mengusap mata yang tersisa di rahang kokoh Devano.

"Gak kok. Aku cuma habis cuci muka," elak Devano.

"Bohong! Aku tahu kamu lagi punya masalah, iyakan?!"

"Rifa, aku gak kenap...."

Grepp.

Rifa memeluk tubuh kekar Devano dengan erat, lalu mengusap bahunya dengan lembut.

"Kamu boleh cerita dan share masalah kamu ke aku, mana tahu aku bisa bantu kamu," ujar Rifa.

"Tapi maaf, aku gak bisa! Kita udah lama berakhir dan gak seharusnya seperti ini, Rif," elak Devano dengan tegas sambil mengenyahkan Rifa dari tubuhnya.

"Kamu tega, kamu jahat Devan! Aku masih cinta sama kamu, aku jauh jauh dateng ke sini cuma buat ketemu kamu."

"Gak ada yang nyuruh kamu buat lakuin itu, Rifa," tukas Devano lalu pergi meninggalkan Rifa sendirian.

Bersambung ❤️😊

Jangan lupa di vote dan kasih bintang lima nya ya🙏😊😍⭐Dan masukan juga cerita ini ke daftar bacaan kalian, oke?!

MAKASIH.

Terpopuler

Comments

amalia gati subagio

amalia gati subagio

ratu drama cupu pencitraan

2022-09-23

0

Sahril Banong Potabuga Lasene

Sahril Banong Potabuga Lasene

pasti jadian lagi nie sma aisya duh mls biasa khn novel kyk gtu

2021-09-09

0

Sri Yuniati

Sri Yuniati

apakah rifa jenis ular berbisa 🤔🤔🤔

2021-06-30

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Part 01 | Sahabat sebaik dirimu
3 Part 02 | Luka lama yang kembali berdarah
4 Part 03 | I Hate You, Love!
5 Part 04 | Caramu meminta maaf
6 Part 05 | Pengorbanan yang tak pernah di anggap
7 Part 06 | Hidden feeling
8 Part 07 | Dasha Khumaira
9 Part 08 | Kepingan hati
10 Part 09 | Lupakan masalah
11 Part 10 | Kekuatan hati
12 Part 11 | Masih sama
13 Part 12 | He will be fine without me
14 Part 13 | Sesi curhat yang berakhir awkward
15 Part 14 | Demi kamu
16 Part 15 | Curahan hati Lee
17 Part 16 | Part of memories
18 Part 17 | Ketegaran Aisyah
19 Part 18 | Welcome to Bali
20 Part 19 | Putaran Waktu
21 Part 20 | Kilas Balik.
22 Part 21 | A feeling
23 Part 22 | Ada siapa di DSL fashion show?
24 Part 23 | Apa salah jika aku ingin melindungimu?
25 Part 24 | Tamparan dan sebuah pernyataan
26 Part 25 | I will protect you as hard as I love you
27 Part 26 | Devano kritis atau sadar?
28 Part 27 | I'm fine if you are fine
29 Part 28 | Jangan lakukan itu lagi!
30 Part 29 | Insiden di lift
31 Part 30 | Hang on for love
32 Part 31 | Untuk yang selalu ada
33 Part 32 | Salah Mengira.
34 Part 32 | Sayap-sayap yang telah patah
35 Part 34 | The night full of tears
36 Part 35 | Move on
37 Part 36 | Euphoria
38 Part 37 | Sambutan hangat.
39 Part 38 | Emosional?
40 Part 39 | Menjatuhkan pilihan.
41 Part 40 | Clue untuk Devano
42 Part 41 | Berdamai dengan masa lalu
43 Part 42 | Detektif A&D
44 Part 43 | Something wrong
45 Part 44 | Terkuak ke publik?
46 Part 45 | Soal hati tak bisa di bohongi
47 Part 46 | Penawaran terselubung?
48 Part 47 | Rencana Devano
49 Part 48 | Tujuan yang sama?
50 Part 49 | Dia pergi membawa misi
51 Part 50 | Titik terang?
52 Part 51 | Kado istimewa
53 Part 52 | Terungkapnya kekejaman Rifa
54 Part 53 | Queen of Devil
55 Part 54 | Perangkap untuk pelaku palsu
56 Part 55 | Fair reply
57 Part 56 | Cinta yang menyakitkan
58 Part 57 | Bukan hanya dia
59 Part 58 | Interaksi
60 Part 59 | Siapa dia dan ada keperluan apa?
61 Part 60 | Aku bukan pelabuhan
62 Part 61 | Rela terluka
63 Part 62 | Kecurigaan
64 Part 63 | When Abi & Ummi met Dasha
65 Part 64 | Inikah yang dinamakan utuh?
66 Part 65 | Fakta di balik hilangnya Dasha
67 Part 66 | Membekas di ingatan
68 Part 67 | Love that is still unclear
69 Part 68 | Melepaskan itu tak mudah
70 Part 69 | Peralihan hak asuh
71 Part 70 | Will you marry me?
72 Part 71 | Cukup, fitnah itu menyakitkan!
73 Part 72 | Harmonis tapi menyesakkan
74 Part 73 | Kamu Anggap Aku Apa?
75 Part 74 | It's okey
76 Part 75 | Pernikahan kedua
77 Part 76 | Pertama dan terakhir
78 Part 77 | Jangan insecure sayang
79 Part 78 | Si Kembar (END)
80 Spin off (01)
81 Spin off (02)
82 Spin off (03)
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Prolog.
2
Part 01 | Sahabat sebaik dirimu
3
Part 02 | Luka lama yang kembali berdarah
4
Part 03 | I Hate You, Love!
5
Part 04 | Caramu meminta maaf
6
Part 05 | Pengorbanan yang tak pernah di anggap
7
Part 06 | Hidden feeling
8
Part 07 | Dasha Khumaira
9
Part 08 | Kepingan hati
10
Part 09 | Lupakan masalah
11
Part 10 | Kekuatan hati
12
Part 11 | Masih sama
13
Part 12 | He will be fine without me
14
Part 13 | Sesi curhat yang berakhir awkward
15
Part 14 | Demi kamu
16
Part 15 | Curahan hati Lee
17
Part 16 | Part of memories
18
Part 17 | Ketegaran Aisyah
19
Part 18 | Welcome to Bali
20
Part 19 | Putaran Waktu
21
Part 20 | Kilas Balik.
22
Part 21 | A feeling
23
Part 22 | Ada siapa di DSL fashion show?
24
Part 23 | Apa salah jika aku ingin melindungimu?
25
Part 24 | Tamparan dan sebuah pernyataan
26
Part 25 | I will protect you as hard as I love you
27
Part 26 | Devano kritis atau sadar?
28
Part 27 | I'm fine if you are fine
29
Part 28 | Jangan lakukan itu lagi!
30
Part 29 | Insiden di lift
31
Part 30 | Hang on for love
32
Part 31 | Untuk yang selalu ada
33
Part 32 | Salah Mengira.
34
Part 32 | Sayap-sayap yang telah patah
35
Part 34 | The night full of tears
36
Part 35 | Move on
37
Part 36 | Euphoria
38
Part 37 | Sambutan hangat.
39
Part 38 | Emosional?
40
Part 39 | Menjatuhkan pilihan.
41
Part 40 | Clue untuk Devano
42
Part 41 | Berdamai dengan masa lalu
43
Part 42 | Detektif A&D
44
Part 43 | Something wrong
45
Part 44 | Terkuak ke publik?
46
Part 45 | Soal hati tak bisa di bohongi
47
Part 46 | Penawaran terselubung?
48
Part 47 | Rencana Devano
49
Part 48 | Tujuan yang sama?
50
Part 49 | Dia pergi membawa misi
51
Part 50 | Titik terang?
52
Part 51 | Kado istimewa
53
Part 52 | Terungkapnya kekejaman Rifa
54
Part 53 | Queen of Devil
55
Part 54 | Perangkap untuk pelaku palsu
56
Part 55 | Fair reply
57
Part 56 | Cinta yang menyakitkan
58
Part 57 | Bukan hanya dia
59
Part 58 | Interaksi
60
Part 59 | Siapa dia dan ada keperluan apa?
61
Part 60 | Aku bukan pelabuhan
62
Part 61 | Rela terluka
63
Part 62 | Kecurigaan
64
Part 63 | When Abi & Ummi met Dasha
65
Part 64 | Inikah yang dinamakan utuh?
66
Part 65 | Fakta di balik hilangnya Dasha
67
Part 66 | Membekas di ingatan
68
Part 67 | Love that is still unclear
69
Part 68 | Melepaskan itu tak mudah
70
Part 69 | Peralihan hak asuh
71
Part 70 | Will you marry me?
72
Part 71 | Cukup, fitnah itu menyakitkan!
73
Part 72 | Harmonis tapi menyesakkan
74
Part 73 | Kamu Anggap Aku Apa?
75
Part 74 | It's okey
76
Part 75 | Pernikahan kedua
77
Part 76 | Pertama dan terakhir
78
Part 77 | Jangan insecure sayang
79
Part 78 | Si Kembar (END)
80
Spin off (01)
81
Spin off (02)
82
Spin off (03)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!