Clara duduk di bangkunya yang berada di paling depan. Ia menaruh tas slempang berwarna hitamnya di sisi bangku. Tiba-tiba suara keras seorang perempuan mengagetkannya dari belakang.
“Clara!” seru Reva sambil menepuk bagian pundaknya. Gadis berkulit sawo matang dengan rambut ikal sebahu ini merupakan salah satu teman setanah airnya yang juga berasal dari kalangan keluarga berada. Ayahnya Reva adalah salah satu pemilik perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia.
“Eh! ngagetin banget deh kamu Rev…” sahut Clara yang sedikit terganggu dengan sikap temannya itu.
“Heheh, maaf ya. Sore ini kamu mau kan gabung di ekskul musik gitar? udah aku daftarin lo Clara..” tukas Reva.
“Haduh, kenapa di daftarin sih. Kan aku paling nggak bisa main musik. Kebiasaan deh kamu ini, dulu daftarin aku jadi pemain opera, sekarang gitar.” Clara nampak sebal, terlihat kedua alisnya saling bertautan.
“Cobain dulu ih! nggak ada salahnya juga. Lagipula Kevin juga ikut lo..” rayu temannya yang memang sangat bawel itu.
“Emang kenapa kalau Kevin ikut? aku nggak ada urusannya,” sambung Clara.
“Dia itu cowok Indonesia yang paling tampan disini lo. Bayangin aja Song Hye Nam, sama Jih Yoon aja suka sama dia. Padahal kan mereka termasuk yang paling cantik di sekolah ini selain kamu..” ungkap Reva dengan menggebu-gebu.
Belum selesai pembicaraan mereka berdua. Miss Miranda, pengajar Matematika mereka masuk dengan gayanya yang rapi. Ia berjalan menuju mejanya.
“Hello..Good Morning Everybody..”ucap perempuan muda bertubuh semampai dengan kulit khas orang barat itu.
“Good Morning Miss..” sahut seluruh siswa-siswi di dalam kelas yang berukuran besar dan penuh dengan peralatan mahal tersebut.
“Pardon me Miss. May I come in {maafkan aku Nona, boleh aku masuk}?” ucap Kevin Anggoro, pemuda sekelas Clara yang diceritakan Reva barusan.
“Sure. Don’t be late again next time.Ok {tentu. Jangan terlambat lagi nanti}?”
"Ok miss," Kevin pun berjalan masuk dengan menenteng tas ranselnya. Sekilas ia memandang Clara dengan tatapan terkesima.
Kevin duduk di dekat gadis berambut panjang itu dan hanya satu buah kursi saja yang memisahkan mereka.
**********
*istirahat*
"Clara! tunggu!" seru Reva yang mengejar Clara menuju kantin. Clara pun lalu membalikkan badannya. Menengok ke arah temannya itu.
"Lama banget sih, aku kan udah lapar. Rev," gerutu gadis berambut panjang itu.
"Hehe.. maaf, tadi ngobrol sama Kevin. Dia nyariin kamu tadi." Clara memandang aneh.
"Ngapain?" sahutnya sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Tau. Kangen kali. Hahaahah!" kelakar Reva si gadis periang. Ia pun berlari mendahului Clara.
"Heyyy tunggu!" seru Clara yang kemudian mengejar temannya tersebut.
Setelah mengambil makan siang dari kantin. Mereka berdua pun mengambil tempat untuk menyantap hidangan sehat yang terdiri dari ikan salmon, ayam goreng, dan salad buah serta sayur tersebut. Mereka duduk di luar kantin, dekat dengan taman.
"Hey boleh gabung?" seorang pemuda tampan dengan senyuman menawan tiba-tiba saja duduk di hadapan mereka.
"Kevin.." ucap Clara yang sedikit kaget melihat teman sekelasnya itu menyapanya, memang Kevin adalah laki-laki yang sedikit cuek. Sehingga Clara sangat jarang bertegur sapa dengannya.
"Boleh kan?" tanya Kevin menatap dalam dirinya.
"Boleh banget!" sahut Reva secara tiba-tiba. Kevin pun tersenyum.
"Syukurlah.. aku nggak dapat tempat di dalam. Jadi aku disini aja," tukas Kevin.
"Clara. Dia naksir kamu tu, liat nggak aura dia warnanya pink," bisik Caroline di samping Clara.
Gadis manusia itu lalu menjawab teman hantunya tersebut dengan ucapan batin.
"Iya tau kok.. udah lama dia suka," sahutnya dengan mulut yang tetap tertutup.
"Aura Pink-nya besar banget Clara. Naksir berat sama kamu kayanya," celetuk Caroline lagi.
"Iya iya tau kok."
Saat mereka sedang asik menyantap hidangan yang tersaji..ponsel Clara tiba-tiba berdering.
...Never mind i find someone like you......
..._Ringtone_...
"Hallo Ayah."
"Hallo sayang. Ayah mau ngasih tau. Dua hari lagi kamu akan pulang dan bakalan pindah sekolah disini. Nanti orang suruhan Ayah yang akan mengurus segala kepindahan kamu."
"Beneran Yah!!"
"Iya. Kok kamu senang? Ayah pikir bakal sedih."
"Nggak lah Yah. Mau pulang ke negeri sendiri masa sedih sih."
" Oh ya, baguslah kalau begitu..Ayah tunggu kamu. Ada hal penting yang mau Ayah bicarakan saat kita ketemu nanti."
"Ok Yah. See ya.."
Clara lalu menutup telponnya dengan wajah sumringah. Ia langsung memeluk Reva yang sedang serius menyantap makanannya.
"Aku bakalan pindah sekolahh!!" riangnya. Reva pun tersentak kaget dan berhenti menyuap makanan yang sudah ia pegang di sendoknya tersebut.
"Kok kamu senang sih pindah sekolah? persahabatan kita gimana Clara?" sahut Reva yang ekspresinya berubah menjadi sendu.
"Tentu saja kita masih bersahabat Reva, kamu gimana sih," santai Clara.
"Kapan kamu pindah Clara?" tanya Kevin yang terlihat serius.
"Dua hari lagi.." singkat Clara.
"Oh...." ucap Kevin dengan cueknya.
Ia kemudian menyantap makanannya kembali. Clara dan Reva merasa bingung dengan sikap pemuda aneh yang ada di hadapan mereka tersebut. Akan tetapi mereka tetap mengabaikannya.
"Jangan lupa nanti langsung Vc-an ya, kalo udah sampai!"
"Siap deh," sahut Clara yang terlihat benar-benar tersenyum bahagia itu. Ia merasa sebentar lagi akan bertemu dengan Pangeran impiananya tersebut.
*********
Malam harinya, Clara mempersiapkan beberapa pakaian yang akan dibawanya pulang. Tiba-tiba sebuah suara lembut memanggilnya diiringi ketukan dari arah pintu kamar.
"Nona...permisi..."
"Iya...." sahut Clara yang kemudian berjalan menuju pintu dan kemudian membukannya.
"Eh, Maya.." sapa Clara.
"Nona.. saya dengar dari Pak Dimas dan Pak Rudi. Nona mau pindah ke Indonesia lagi?" tanya pelayan muda yang berusia sekitar 25 tahun tersebut.
"Iya.. hari minggu ini aku bakal pulang," sahut Clara dengan tenang.
"Boleh saya membantu Nona?"
"Boleh aja.. masuk sini.."
Mereka kemudiaan memasuki kamar Clara yang super mewah, ala hotel berbintang lima tersebut.
"Nona... ini tadi ada kiriman dari teman laki-laki Nona," ucap pelayan tersebut sambil menyodorkan kado berukuran kecil.
"Siapa Maya?" tanya Clara heran.
"Nggak tau Nona. Dia bilang kasih aja ke Nona."
Pelayan muda bernama Maya itu kemudian kembali mengemasi barang-barang keperluan Clara.
Clara lalu membuka kado berukuran kecil tersebut. Bungkusan kado berwarna merah hati tersebut ternyata berisi kalung berlian yang amat indah dengan taburan emas putih mewah yang berkilau di sekelilingnya.
Di dalam kado tersebut terdapat sepucuk surat kecil dengan tulisan tangan.
"Hay Clara. Semoga kamu senang dengan hadiah ini. Aku harap kamu selalu menggunakan kalung ini nantinya. Setidaknya kamu bisa mengingat kalau dulu kamu punya teman sepertiku.
by Kevin Anggoro."
Membaca isi surat tersebut membuat Clara tersenyum. Ia kemudian memoto kalung tersebut dan mengirimkannya lewat applikasi chat.
"Terimakasih ya untuk hadiahnya, aku suka sekali.." ucapnya dalam text.
Kevin memang tergolong cuek dengan lingkungan sekitar, tapi tidak kepada Clara. Ia selalu memperhatikan gadis cantik yang memiliki senyuman indah itu setiap saat, bahkan di saat sebelum tidurnya. Foto Clara yang tersimpan di ponselnya selalu menjadi objek terindah baginya.
*******
Dua hari kemudian...
"Hati-hati di jalan Nona, kami pasti akan merindukan Nona. Jangan lupakan kami ya Nona..."
Terlihat seluruh pelayan perempuan muda yang selalu setia menemani Clara di rumah mewah itu sangat sedih. Mereka merasa Clara sangat baik, ia tidak pernah meminta mereka untuk melakukan hal-hal yang aneh atau pun bekerja lembur, malahan sebaliknya jikalau ia sedang tidak sibuk. Ia akan membantu pelayan-pelayannya tersebut.
"Tenang saja. Setiap enam bulan sekali aku pasti kesini untuk menengok kalian.." sahut Clara sambil tersenyum.
"Terimakasih Nona.." jawab para pelayan tersebut yang kemudian memeluk Clara secara bersama-sama.
Tidak lama, Clara pun melepaskan pelukannya. Ia lalu berpamitan.
"Ya sudah aku pamit ya..Bye..." ucapnya sambil melambaikan tangan ke kiri dan kanan.
Ia kemudian masuk ke dalam mobil mewahnya. Di luar kaca jendela mobil sudah ada Reva yang sedari tadi menemaninya.
"Hati-hati ya Clara. Aku pasti bakal kangen. Sekarang aku nggak punya teman buat diajak nongkrong ke rumah makan Nusantara lagi," ucap teman terbaiknya tersebut.
"Iya, aku juga bakal kangen kamu.." sahut Clara sambil memegang erat tangan temannya tersebut.
"Waktunya kita berangkat Nona," ucap salah satu bodyguard yang menghampiri Clara.
"Baiklah kalau begitu, aku berangkat dulu...sampai jumpa..."
Mobil mewah besar berwarna merah yang ditumpangi Clara pun bergerak. Diiringi dua buah mobil bodyguard dibelakangnya.
Di dalam mobilnya. Clara terus melambaikan tangannya kepada Reva, para pelayan, dan beberapa bodyguard yang tertinggal di rumahnya.
Tidak jauh di dekat rumah Clara. Terlihat mobil Kevin terparkir. Sedari tadi ia memperhatikan rumah besar tersebut dari kejauhan ditemani sopir pribadinya.
Ia duduk di kursi belakang penumpang dengan memakai topi, jaket, dan masker penutup dengan harapan perempuan itu tidak mengenalinya.
"Jalan Pak... kita pulang," ucap Kevin setelah melihat mobil Clara pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
semangat 👍🏻
2021-01-02
0