Clara Ayunda

“Sudahlah Tuan Putri.. jangan menangis lagi…seperti itulah masa lalu Tuan Putri,” bujuk Roro sambil mengusap-usap bagian belakang Clara. Ia mencoba menenangkan gadis yang menginjak kelas dua sekolah menengah atas tersebut.

Clara yang telah masuk ke dalam ruang antar dimensi itu sedari tadi tidak bisa menutupi kesedihannya, ia menangis sesenggukan melihat secara nyata masa lalunya yang begitu menyakitkan tersebut.

“Roro…bawa aku pulang, aku tidak sanggup melihat ini semua..” sahut gadis berambut panjang itu. “Baik Tuan Putri, mari ikut saya menemui Eyang Jalu.” Perempuan cantik berkebaya hijau tersebut kemudian memegang kedua tangan Clara dan memejamkan matanya. Perlahan cahaya putih mengitari dan menutupi tubuh mereka, tidak lama kemudian kedua perempuan itu pun menghilang.

“Clara, duduklah di sini.” Suara lembut seorang pria terdengar begitu halus menyapa telingannya. Perlahan kelopak matanya pun mulai membuka. Ia melihat dirinya sudah berada di sebuah ruang kosong yang semuanya serba putih.

Di depannya tampak berdiri sesosok pria tua berjanggut, berpakaian serba putih dengan tongkat bercahaya tersenyum lembut padanya, “Eyang..” ucap Clara.

Ya, dialah Eyang Jalu. Salah satu jin penjangga yang Clara kenal sejak dirinya masih sangat kecil.

“Ada apa Eyang?” tanya Clara dengan tenang.

“Clara cucuku, dirimu sudah melihat semua yang terjadi pada masa lalumu dan aku tau bahwa kehidupanmu nantinya akan lebih sulit dibanding itu. Aku harap kamu mau mendengar nasehatku ini. Pangeran Kaliatu telah reinkarnasi sebelum kau dilahirkan dan kini ia sudah tumbuh melebihi usiamu. Di dalam jiwanya selalu mencari sosok dirimu cucuku, namun dia terlahir dengan tidak memiliki kemampuan khusus sepertimu. Sehingga dia tidak akan bisa mengenalimu jika bukan kau yang terlebih dahulu mengingatkannya tentang semua masa lalu kalian,” ungkap Kakek yang mengenakan sorban tersebut.

“Benarkah Kek?! aku sudah sejak lama juga mencari dirinya. Apa dia berasal dari Amerika?” tanya Clara dengan antusias.

“Tidak. Dia berasal dari negeri kelahiranmu Indonesia,” sahut sang Kakek dengan serius.

“Begitu ya Kek.. sayang sekali, aku masih tersisa dua tahun lagi disini..” ucap Clara yang seketika menjadi tidak bersemangat.

“Jangan khawatir kau tidak akan lama disini cucuku, sebentar lagi dirimu akan kembali ke tanah kelahiranmu,” lanjut sang Kakek dengan ekspresi yang masih serius.

Clara memang sangat lihai melihat kehidupan masa lalu seseorang, namun itu semua berbanding terbalik dengan kemampuannya untuk melihat masa yang akan datang.

“Syukurlah kalau begitu Kek, oh ya. Roro bilang Kakek ada misi untukku?” tanya Clara.

“Itulah misi pertamamu. Jika kau sudah menemukan reinkarnasi dari Pangeran Kaliatu dan berhasil membuatnya mengenal siapa sebenarnya dirimu, barulah akan ada misi selanjutnya,” terang sang Kakek dengan tenang. Clara pun mengangguk paham.

Kakek berjubah putih tersebut lalu tersenyum lembut kepadanya dan tidak lama kemudian dengan sekejap ia langsung menghilang.

“Tuan Putri mari kita pulang,” ajak Roro.

“Kamu pulang saja Roro. Aku akan pulang sendiri,”sahut Clara. Roro pun mengiyakan perintahnya. Mereka berdua kemudian menyatukan kedua telapak tangan mereka masing-masing dan menghilang secara bersamaan.

**********

Kring!!!!

Bunyi alarm terdengar begitu keras. Tak terasa langit yang kemarin masih terlihat menghitam kini telah berganti menjadi benderang. Gadis cantik berambut panjang bernama Clara Ayunda itu pun seketika menggeliat dan membuka netranya yang masih sedikit mengabur itu.

“Oh, udah pagi,” gumamnya dengan pandangan yang masih belum fokus sambil menyibakkan selimut yang menempel di tubuhnya.

“Good morning, Clara!” sebuah suara penuh semangat terdengar dari arah samping tempat tidurnya. Clara pun menengokan kepalanya ke arah suara tersebut.

“Morning Caroline..” sahut Clara dengan nada lembut.

Caroline Stephanie Richard adalah arwah gentayangan yang sudah berteman dengan Clara selama dua tahun ini, berawal dari seringnya Clara melihat hantu perempuan berambut pirang ini menangis sendirian di taman dekat sekolahnya setiap sore, hal itu membuatnya menjadi sering mengobrol dengan Caroline dan akhirnya mengajak hantu perempuan berdarah eropa tersebut untuk tinggal bersamanya di rumah mewah miliknya.

“Let’s go to the school !” seru Caroline dengan sangat semangat.

“Udah ah, ngomong bahasa Indonesia aja Caroline,” pinta gadis berambut panjang hitam lurus tersebut. Caroline pun terdiam, ia memejamkan matanya dan setelah itu beribacara dengan bahasa yang diminta Clara.

“Ayo ke sekolah Clara!” seru Caroline sambil mencoba menarik tangan Clara. Meskipun sebenarnya ia tetap tidak bisa melakukan itu.

“Iya iya..”Clara pun bangun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan lambat menuju kamar mandi.

“Hey jangan malas-malasan!! sekolah itu penting! seandainya aku masih hidup, aku pasti akan sangat bersemangat setiap kali ke sekolah,” ucap Caroline yang meninggal karena dibunuh sang kekasih saat seusia Clara.

“Ya udah. Aku mau mandi, makan, trus berangkat. Kalau kamu mau ikut ke sekolah, masuk aja langsung ke dalam mobil.” Caroline pun menghentikan jalannya yang tidak menapak itu. Ia lalu terbang ke arah parkiran mobil.

Dua puluh menit kemudian…

Clara telah selesai membersihkan seluruh tubuhnya. Tiba di ruang makan, ia melihat beberapa pelayan perempuan telah berjejer rapi di dekat meja makannya dengan senyuman ramah. Mereka menggunakan seragam sampai ke bawah lutut dengan dresscode hitam, putih.

“Selamat pagi Nona, hari ini sarapan paginya kami membuatkan steak dan segelas susu panas untuk Nona,” ucap salah seorang pelayan perempuan sambil mempersilahkan Clara untuk duduk.

“Iya makasih, kalian sudah makan?” tanya Clara penuh perhatian. Meski ia putri seorang konglomerat, dirinya tetap bisa berbaur dengan siapapun.

“Belum Nona,” jawab pelayan tersebut kembali.

“Ya sudah makan dulu ya, nggak usah nungguin aku,” perintah Nona muda tersebut yang sudah duduk di depan meja makannya.

Para pelayan muda yang berjumlah tujuh orang itu pun lalu menganggukkan kepala mereka dan pergi beriringan menuju dapur rumah yang mewah itu.

Selesai menyantap sarapan yang dihidangkan untuknya. Clara langsung berjalan menuju mobil mewah miliknya. Di depan mobilnya sudah ada dua orang bodyguard berjas hitam dan berkaca mata hitam yang siap mengawalnya. Melihat Clara berjalan semakin dekat, salah satu bodyguard itu pun dengan sigap membuka pintu mobil mewah tersebut.

“Selamat pagi Nona,” ucap bodyguard tersebut. Clara pun tersenyum dan membalas ucapan bodyguard-nya yang bertubuh sangat tinggi itu, “selamat pagi Pak Dimas,” sahut Clara sambil tersenyum ramah. Ia lalu masuk ke dalam mobilnya dan duduk di kursi belakang. Di samping tempat duduknya sudah ada Caroline yang sedari tadi menunggu kedatangannya.

“Hey lama sekali,” ucap hantu perempuan bergaun putih itu. Clara hanya menjawabnya dengan senyuman segaris.

“Jalan Pak,” ucap Clara kepada sopirnya.

Mobil pun dikemudikan dengan kecepatan sedang. Di belakang mobilnya sudah ada mobil para bodyguard-nya yang berwarna hitam mengikuti secara pelan.

Hampir 20 menit dalam perjalanan, tibalah ia di sekolahnya. Sebuah sekolah menengah atas yang sangat mewah, berwarna dasar putih perak dengan halaman yang begitu luas dan gedung bertingkat-tingkat.

Nampak mobil-mobil mewah kelas atas, keluar masuk dari dalam sekolah tersebut. sekolah itu bernama American International High School, sekolah untuk kaum elite di negeri adidaya, sekaligus sekolah untuk para siswa-siswi seluruh dunia yang menerima beasiswa berprestasi.

Mobil Clara yang berwarna putih mengkilap itu berhenti di depan gerbang sekolah, ia pun lalu segera turun dari mobilnya. Sementara Caroline, ia langsung menembus pintu mobil tersebut.

Melihat Clara telah keluar dari mobil, sang sopir pun segera pergi menjauh dari posisi gadis cantik bertubuh sedang itu. Sedangkan para bodyguard-nya yang kini bertambah menjadi empat orang tersebut berdiri menjaganya dari kejauhan.

Clara pun mulai berjalan masuk, dengan rambut terurai panjang, lipstick tipis yang menempel pada bibir kecilnya, serta seragam berwarna biru dan rok hitam diatas lutut. Membuat aura kecantikannya semakin terpancar. Seperti biasa, setiap kali ia berjalan. Sangat banyak pemuda lintas benua di sekolahnya yang terpaku memandang parasnya.

“Look {lihat}!”

“Hey Cuty {hey imut}!"

“My Angel.. {bidadariku} Come to me..{datanglah kepadaku}..."

“Hay Clara. Apa kabar?” ucap para pemuda-pemuda yang berasal dari bermacam-macam ras tersebut, dan seperti biasa pula Clara hanya membalas mereka dengan senyuman manisnya.

“Oh, God..{Oh, Tuhan} I’m dying..{mati aku}!" ucap salah seorang pemuda berambut pirang yang melihat senyumannya.

Selama ini ia memang tidak bisa tertarik dengan pria manapun, bukan karena dirinya tidak normal, akan tetapi semenjak usianya yang menginjak 12 tahun, ia sudah mengetahui bahwa cinta sejatinya adalah Pangeran Kaliatu. Cukup aneh memang, tapi itulah Clara Ayunda. Gadis cantik dan ramah yang sangat tidak peduli dengan cinta selain cinta dari masa lalunya.

Terpopuler

Comments

zsarul_

zsarul_

hai thorr aku mampir nihh 🤗
semangatt
yuk baca juga cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
dijamin baper deh bacanyaa ❤️
mari saling support 😍
thanks

2021-01-06

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

like like 👍

2021-01-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!