Mengejar Kekasih Masa Lalu

Mengejar Kekasih Masa Lalu

Prolog

Hay semuaaa..untuk membuat cerita ini lebih hidup...jadi aku berikan ilustrasi tokohnya yaaa... it's just for fun guyss...🤗🥳🥳

Clara Ayunda, si gadis ajaib yang mencari cinta masa lalunya.

Verrel Bramantyo, Guru Seni Budaya yang dikagumi Clara.

Kevin Anggoro, salah seorang teman Clara dari American High School.

Caroline Stephanie Richard, teman hantu Clara.

Devan Angkasa, pemuda sukses kaya raya.

Burhan Sasmito, Ayah Clara Ayunda.

Cerita di mulai🥳🥳🥳

***********

Seorang gadis berwajah oval dengan rambut panjang lurus sepinggang dan kulit putih bersih duduk di atas kasurnya sambil bersila.

Clara Ayunda namanya, gadis berusia 17 tahun yang sangat menyukai dunia supranatural itu sedang melakukan meditasi di dalam kamarnya yang berukuran besar.

Ia adalah seorang putri konglomerat tersohor dan juga pewaris tunggal satu-satunya. Ayahnya merupakan pemilik dari lima bank terkemuka dan juga memiliki 100 perusahaan besar yang bergerak di bidang jasa.

Malam itu hampir setengah jam lamanya Clara bermeditasi untuk membuang segala kepenatan, tiba-tiba sesosok putri bergaun kebaya hijau dengan selendang yang disangkutkan di pergelangan tangannya menghampiri gadis berambut panjang itu.

“Tuan Putri…” ucap perempuan bergaun kebaya tersebut, memanggil lembut Clara yang masih memejamkan matanya.

Perlahan-lahan Clara membuka kelopak matanya, dilihatnya Putri tersebut telah tersenyum manis di hadapannya.

“Iya, ada apa ke sini Roro?” tanya Clara dengan tenang.

“Eyang Jalu memintaku kesini, beliau mengatakan agar Tuan Putri segera masuk ke lorong antar dimensi,” sahut perempuan cantik yang memiliki panggilan Roro tersebut.

“Untuk apa? bukannya dua minggu yang lalu aku juga sudah masuk ke sana?” heran Clara.

Roro pun tersenyum kembali.”Eyang bilang sudah saatnya kepingan masa lalu Tuan Putri dikumpulkan. Eyang ingin Tuan Putri melihat kejadian sebenarnya, karena ada misi khusus yang akan diberikan untuk Tuan Putri.”

Gadis yang sedang memakai baju piama tidur itu pun terdiam. Ia memang sedari dulu sangat ingin mengetahui keseluruhan kepingan masa lalunya yang menghilang itu, dengan senyuman simpulnya Clara menjawab,”baiklah. Ayo kita pergi.”

Tangan putri cantik berkebaya hijau itu pun lalu mengeluarkan cahaya kearah tembok kamar dan seketika muncul sebuah lubang menganga yang menyilaukan. Clara dan Roro pun kemudian berjalan memasuki lorong bercahaya tersebut dan menghilang.

~Pangeran Kaliatu dan Putri Sekar Wangi~

Tahun 1331 setelah masehi. Zaman dimana masih banyak istana kerajaan yang berdiri kokoh dengan rakyatnya yang sebagian besar masih bekerja sebagai pengolah hasil kekayaan alam, tersebutlah sebuah istana kerajaan bernama Wirosari.

Kerajaan indah yang terletak di dekat sungai kecil beraliran tenang dan hutan yang masih asri tersebut dipimpin oleh seorang Raja berperawakan tinggi besar yang sangar dan sangat ditakuti oleh rakyatnya, namanya Sugriwo.

Raja Sugriwo memiliki seorang putra bernama Kaliatu. Pemuda yang kini berusia 20 tahun itu tumbuh menjadi sosok laki-laki tinggi, gagah, dan tampan yang banyak dilirik oleh para Putri dari istana kerajaan lain, akan tetapi Pangeran Kaliatu tetap tidak tertarik kepada mereka, karena ia telah menjalin hubungan dengan Putri Sekar Wangi. Seorang putri cantik yang merupakan keturunan dari Raja Wijaya, musuh sang Ayahanda.

“Tidak akan pernah kurestui hubunganmu dengan keturunan Raja Wijaya itu!! dia lahir dari rahim seorang selir dan juga keturunan dari musuhku!!!” bentak Raja Sugriwo kepada Pangeran Kaliatu dengan tatapan yang tajam.

“Ayahanda. Apapun yang terjadi aku akan tetap menikah dengan Putri Sekar!” sahut Pangeran Kaliatu dengan tegas. Raja Sugriwo menjadi sangat geram mendengar ucapan sang Pangeran yang akan menjadi pewaris tunggal kerajaannya tersebut.

“Jika kau masih seperti ini. Lihat saja apa yang akan ku lakukan pada kalian berdua!” ancam sang Raja. Pangeran Kaliatu nampak tidak peduli, ia sangat kesal dan segera berjalan menjauh keluar istana.

“Sekar, apapun yang terjadi aku akan menikahimu,” batinnya. Ia terus berjalan keluar hingga langkah kakinya terhenti di depan sebuah kandang kuda milik kerajaan. Ia lalu berjalan mendekati seekor kuda gagah berwarna hitam legam dan kemudian melepaskan ikatan kuda tersebut. Tubuh tinggi tegapnya itu dengan mudah langsung menaiki kuda berukuran besar itu.

“Hai Jarwo, ayo kita pergi menemui Sekar,” ucap Pangeran Kaliatu sambil mengelus bagian atas kepala kudanya tersebut. Pangeran Kaliatu pun kemudian dengan sigap menjalankan kudanya dan pergi keluar istana, menerobos pintu gerbang kerajaan.

Melihat sang Pangeran yang keluar terburu-buru menaiki kudanya, seorang pengawal istana kemudian melaporkan hal tersebut kepada Raja Sugriwo. Mengetahui hal tersebut sang Raja pun kaget dan langsung terperanjat dari singgasananya yang besar itu.

“Apa!!! kurang ajar sekali Kaliatu! dia benar-benar melanggar titahku!” ucap sang Raja yang terlihat sangat marah itu.

“Cetho, Walang, Atmo, Bara, Suto. Malam ini setelah kunang-kunang emas terlihat, datanglah ke ruang bawah tanah. Ada tugas untuk kalian,” titah sang Raja kepada para abdi dalamnya.

“Baik Raja,” sahut kelima abdi dalam tersebut.

********

Di pinggir air terjun yang berada di tengah hutan, Putri Sekar Wangi duduk dengan anggun pada sebuah batu besar. Ia menggunakan gaun indah berwarna putih dan mahkota berkilauan yang membuatnya semakin cantik.

“Sekar,” panggil Pangeran Kaliatu dari arah belakangnya. Sekar pun menolehkan kepalanya, ia tersenyum bahagia melihat kedatangan pemuda yang sangat ia cintai tersebut.

“Sekar, apa kau merindukanku?” tanya sang Pangeran menatap penuh cinta perempuan cantik berambut hitam panjang itu. Sekar menggangguk, “tentu aku merindukanmu, ingin rasanya setiap hari aku melihat rupamu, Pangeran…” sahutnya dengan lembut.

Pangeran Kaliatu menatapnya dengan serius sambil memegang kedua tangan lembut sang Putri.“Sekar aku berjanji padamu, bagaimanapun juga cinta kita akan bersatu, aku pasti akan menikahimu.”

Mendengar hal tersebut Putri Sekar Wangi tersenyum lega. Di depan air terjun yang mengalir deras, diiringi riangnya tanaman bunga dan pepohonan, cinta mereka tumbuh semakin kuat.

*********

Malam semakin larut, rembulan terlihat cerah sepenuhnya. Suara jangkrik dan binatang malam lainya terdengar saling bersahut-sahutan. Terlihat Raja Sugriwo dan kelima abdi dalamnya berjalan pelan melewati setiap lorong istana untuk menuju ke ruang bawah tanah.

Joyo yang merupakan pengawal setia Pangeran Kaliatu, tidak sengaja melihat sang Raja dan para abdi dalamnya tersebut berjalan. Ia merasa ada yang tidak beres dengan mereka, bermodal sebuah firasat yang tidak tenang, Ia pun mengendap-endap membuntuti mereka berlima.

“Segera culik Putri Sekar Wangi dan kemudian bakar dia hidup-hidup!” titah Raja Sugriwo kepada para abdi dalamnya yang telah berada di dalam ruang bawah tanah.

“Apa! Tuan Putri akan dibunuh!” batin Joyo. Ia pun kemudian langsung berlari secara perlahan menuju kamar sang Pangeran Kaliatu.

Di depan kamar sang Pangeran sudah ada dua pengawal lain yang berdiri menjaga pintu masuk dengan tombak yang mereka pegang di kanan dan kirinya.

“Tok. Tok. Tok.”

Joyo mengetuk pintu kamar sang pangeran yang memiliki ornamen-ornamen unik itu dengan terburu-buru. Pangeran Kaliatu yang mendengar ketukan tersebut pun lalu segera membuka pintu kamarnya.

“Ada apa Joyo?” tanya Pangeran kaliatu yang nampak terheran-heran, karena tidak biasanya pengawal setianya ini mengunjungi dirinya begitu larut.

“Tu…tuan, ada hal penting…” ucap Joyo terbata-bata. Dari wajahnya nampak mengeluarkan keringat yang cukup banyak.

Pangeran Kaliatu merasa ada sesuatu yang tidak beres pada pengawalnya tersebut, ia pun lalu meminta Joyo untuk masuk dan memerintahkan kedua pengawal yang berjaga di depan pintunya itu untuk pergi sebentar.

“Ada apa Joyo? kenapa kau terlihat gugup seperti itu?” tanya Pangeran Kaliatu kepada Joyo yang sudah berada di dalam kamarnya yang luas tersebut.

“Pangeran harus segera pergi menemui Tuan Putri Sekar, Ayahanda Pangeran memerintahkan lima abdi dalamnya untuk menculik Tuan Putri dan membunuhnya malam ini juga!” ucap pria yang sudah memiliki sedikit uban di rambutnya itu dengan ekspresi tegang.

“Apa!!!!! biadab!!!” Pangeran Kaliatu sangat kaget mendengar hal tersebut. Kulit putih bersih di raut wajahnya kini berubah menjadi merah padam, matanya melotot dengan kedua tangan yang ia kepal dengan sangat erat.

Ia pun tanpa pikir panjang segera mengambil kain hitam untuk menutupi kepala dan wajahnya dan berlari keluar menuju kandang kuda. Meninggalkan Joyo yang masih berdiri kebingungan di dalam kamarnya, saat sudah di luar dengan sigap Pangeran Kaliatu segera menaiki kuda kesayangannya dan kemudian bergegas pergi.

Selama perjalanan melewati desa dan hutan. Pangeran Kaliatu tidak bisa berhenti memikirkan perempuan yang ia cintai tersebut, ini adalah pertama kali di dalam hidupnya merasakan ketakutan yang amat parah.

“Tidak akan kubiarkan siapapun melukaimu Sekar,” batinnya.

Sesampainya di desa condo asih tempat wilayah kerajaan Moropati berkuasa. Pangeran Kaliatu melihat kegaduhan. Banyak prajurit kerajaan yang menaiki kuda terlihat pergi keluar desa dengan terburu-buru, seluruh warga yang seharusnya telah tertidur malam itu pun nampak keluar dari rumah mereka masing-masing dan saling berbicara satu sama lain.

Pangeran Kaliatu kemudian mencoba menguping pembicaraan mereka.

“Kasian sekali Tuan Putri. Aku harap penculik itu segera ditangkap,” ucap salah seorang warga yang berdiri tidak jauh dari posisinya.

Ternyata kelima abdi dalam sang Ayahanda telah lebih dahulu mendahulinya, mendengar hal itu Pangeran Kaliatu langsung bergerak cepat menaiki kudanya kembali. Ia kemudian mengikuti prajurit kerajaan lewat jalur bawah hutan agar tidak diketahui.

Cukup lama mereka pergi, akhirnya para pengawal kerajaan beserta Raja Wijaya berhasil mengepung kelima abdi dalam kerajaan Wirosari. Di atas kuda salah satu abdi dalam tersebut, terlihat tubuh Putri Sekar Wangi terikat dari mulut, tangan, hingga kedua kakinya.

“Hey kau! lepaskan putriku!” teriak Raja Wijaya yang masih berada di atas kudanya. Kelima abdi dalam yang menutup mulut mereka menggunakan kain hitam itu pun lalu membuka penutupnya.

”Hah!! Cetho, Walang, Atmo, Bara, Suto. Tega sekali mereka melakukan ini,” batin Pangeran Kaliatu yang mengintip dari balik pohon besar yang sedikit jauh dari para prajurit.

“Hahahah! tidak akan! Putrimu telah menggoda Pangeran kami, oleh karena itu dia pantas mati!!”

“Biadab!!! bunuh mereka prajurit!!!” ucap Raja Wijaya yang kemudian maju di paling depan untuk menyerang para abdi dalam Kerajaan Wirosari tersebut, saat Raja Wijaya dan para prajuritnya telah bersiap menyerang dengan tombak tajam di tangan mereka masing-masing.

Tiba-tiba saja dari arah berlawanan datanglah segerombolan prajurit lain yang nampak asing, di depan mereka terlihat ada Raja Sugriwo yang menenteng tombak emas kebanggannya.

“Sekali kalian semua maju, tubuh kalian semua akan langsung melebur menjadi debu!!” ucap Raja Sugriwo dengan nada tinggi di atas kuda besar hitam miliknya.

“Jangan dengarkan dia prajurit!!! bunuh mereka semua!!!” ucap Raja Wijaya meneriaki para prajurit yang ada di belakangnya. Mereka pun dengan gagahnya melajukan kuda mereka kembali untuk menyerang seluruh orang kerajaan Wirosari yang ada di hadapan mereka.

Raja Sugriwo yang melihat seluruh orang kerajaan Moropati mendekatinya itu pun lalu mengangkat tombak emasnya ke atas dan kemudian menjulurkan tombak emas tersebut kedepan tubuhnya, seolah ingin membidik.

Benar saja apa yang diucapkannya, sekali bilasan angin. Seluruh orang dari kerajaan Moropati itu langsung melebur tak bersisa termasuk Raja Wijaya.

“Hahahah!!!!!” tawa Raja Sugriwo dengan lantangnya. Ia kemudian membalikkan kudanya ke arah Putri Sekar Wangi.

“Ayahanda!! hentikan kejahatan ini!!!” teriak Pangeran Kaliatu sambil menunggangi kudanya. Mendengar teriakan itu, Raja Sugriwo lalu membalikkan kudanya kembali.

“Kau!!” ucap sang Raja yang nampak kaget melihat sang putra ada di hadapannya.

“Apa yang telah kau lakukan Ayahanda! Kau bunuh semua orang!” teriak Pangeran Kaliatu dengan sangat marah.

“Aku membunuh mereka karena telah menghalangiku!! Jika kau juga menghalangiku, aku tidak segan-segan untuk menghabisimu seperti mereka!! dengar kau Kaliatu aku sudah tidak peduli lagi dengan hubungan darah ini!!!” bentak Sang Raja.

Pangeran Kaliatu yang mendengar ucapan pria yang sangat ia segani itu begitu terkejut. Ia tidak menyangka sang Ayahanda tega mengatakan hal tersebut.

“Hey para prajurit! turunkan perempuan sialan itu dan bakar dia!!!” teriak Raja Sugriwo dengan nada tinggi.

“Tidak!!!!” pekik Pangeran Kaliatu. Ia pun lalu melarikan kudanya dengan cepat, untuk mencoba menyelamatkan perempuan yang ia kasihi itu. Melihat sang putra yang mendekat sang Raja pun menjadi naik darah.

“Prajurit! tangkap dia!!!" teriak Raja Sugriwo menunjuk ke arah sang Pangeran. Para prajurit itu pun kemudian menumbangkan kuda Pangeran Kaliatu dan menangkapnya.

“Bakar mereka berdua!!! Aku ingin melihat mereka menderita di akhir hidupnya!!!” ucap Raja yang bengis itu.

Pangeran Kaliatu dan Putri Sekar Wangi pun di ikat pada sebuah pohon besar, dan tiba tiba saja api besar berwarna merah menyala muncul di hadapan mereka dan perlahan-lahan menjalar ke tubuh mereka berdua.

Sebelum api mengerikan tersebut menghabisi mereka. Pangeran Kaliatu dan Putri Sekar Wangi sempat mengucap janji suci cinta mereka berdua sambil berpegangan tangan.

“Aku mencintamu Putri Sekar, suatu hari nanti kita akan bersama lagi,” ucap Pangeran Kaliatu dengan nada yang sudah payah.

Putri Sekar Wangi yang sedari tadi menangis itu pun membalas ucapan sang Pangeran, “Aku pun mencintaimu Pangeran, kita akan bertemu lagi. Aku berjanji akan menemuimu.”

Mendengar hal tersebut Pangeran Kaliatu tersenyum segaris, perlahan-lahan api yang berkobar di tubuhnya itu pun melalap hingga wajahnya dan membuatnya tak terlihat lagi. Bahkan sudah tidak ada suara teriakan apapun lagi darinya, ia wafat.

Tidak lama setelah dirinya wafat, Putri Sekar Wangi pun menyusulnya. Seluruh alam menjadi saksi atas cinta mereka berdua bersama genggaman tangan yang tak pernah terlepas hingga hembusan nafas terakhir.

Terpopuler

Comments

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

Hai kakak👋 aku datang di cerita mu ya🥰😉 semangat terus up ceritanya💖💖💖💖

Salam kenal dari cerita ku😊😊😊😊
~ Adikku Sayang Adikku Malang
~ Sungguh Tak Terkira

Semangat berkarya untuk kita semua🤜🤛

2021-01-08

0

เลือดสีน้ำเงิน

เลือดสีน้ำเงิน

Permisi Thor penduduk bunian mampir 😇 fav and like 👍❤️

2021-01-02

0

sekar 29

sekar 29

semangat up nya thor sudah di rate5 +like

saling suport ya jangan lupa mampir "Cinta dalam kegelapan"

2020-10-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!