Nisa membuka mata yang terasa berat sambil memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing ,
Nisa memijit kepala nya sambil mengedarkan pandangan ke segala arah, memastikan dia berada dimana, ternyata Nisa baru sadar kalau Nisa berada di kamar.
"Apakah tadi hanya mimpi?" tanya Nisa dalam hati karena masih belum percaya yang Nisa lihat tadi.
Tok
Tok
"Siapa?" tanya Nisa penasaran memandang ke arah pintu.
"Mama sayang," jawab sang mama mertua.
"Masuk saja ma," kata Nisa menyuruh mama mertua nya masuk.
Ceeklek
Ternyata mama mertua yang masuk ke dalam kamar sambil membawa teh hangat.
"lho mama kok ada di sini?" tanya Nisa heran melihat Mama yang berada di rumah Nisa.
Sedangkan Mama Mertua Nisa hanya diam iba melihat kondisi menantunya, engan menjawab pertanyaan Nisa.
Melihat raut wajah mertuaku yang sembab,
aku bertanya dalam hatiku.
"Apakah tadi bukan mimpi," batin Nisa bertanya karena pikirannya kacau.
Nisa memperhatikan raut muka sang mama mertua.
"Nak Nisa di minum teh nya" Kata Mama Mertuaku.
Nisa menurut kata mama mertua meminum teh nya sampai habis dengan tatapan kosong pikirannya melayang.
" Nak yang ikhlas mungkin ini takdir yang maha kuasa, ingatlah Janin yang ada dalam kandunganmu Nisa," pinta Mama Mertua dengan derai air mata.
Lama Nisa berfikir akhirnya Nisa mengangguk mencerna kata Mama Mertua.
"Aku harus kuat demi Bayi dalam kandunganku," tekad kuat Nisa.
"Apakah itu bukan mimpi dan benarkah Mas Andre tega meninggalkan aku?" tanya Nisa pada dirinya sendiri sambil menatap sang Mertua.
"Hiks hiks maaf nak Mama tidak memberi kabar setelah mendapat telepon kalau Andre mengalami kecelakaan, Mama panik dan Mama langsung pergi ke sana mengurus semua nya agar jenasah Andre cepat bisa di bawa ke sini," jelas Mama memaparkan kejadian tersebut.
"Maaf nak Mama tidak memberi kabar kamu Mama takut Nisa syok mendengar berita ini," jelas Mama lagi.
Kulihat mama mertua menangis pilu, ternyata semua ini benar.
Deg
Deg
"Sanggupkah aku menerima kenyataan ini." Nisa masih linglung antara percaya dan tidak.
"Jadi semua semua itu bukan mimpi, semua yang ku lihat itu nyata," lirih Nisa terdiam merasa dadanya sesak, air mata juga meluncur dengan deras.
"Hiks hiks jadi semua itu benar Ma, Mas Andre tega meninggalkan kami?" tanya Nisa sambil menangis hati dan pikirannya belum bisa percaya.
"Sabar nak," bujuk Mama Mertua memelukku sambil menuntunku keluar kamar.
Mama Mertua merangkul ku dengan erat seakan takut aku jatuh, mungkin mama mertua takut terjadi apa dengan cucunya yang ada di kandungan Nisa.
Sampailah Nisa di ruang tamu tempat jenasah Andre.
Nisa terdiam duduk di samping jasad Andre.
"Sesakit inikah kehilangan orang yang kita sayangi,
kenapa semua orang yang ku sayangi tega meninggalkannya dulu kedua orang tua sekarang suami tercintanya," jerit Nisa dalam hati
Dilihatnya wajah Andre untuk terakhir kalinya dibingkainya wajah itu dalam ingatan Nisa, wajahnya pucat dengan senyum nya.
mungkin ini senyum terakhir yang bisa dia lihat.
Esok dan seterusnya senyum ini tak akan ada lagi.
Memberanikan diri Nisa belai wajahnya.
"Mas kenapa secepat ini kita harus berpisah?" lirih Nisa sesenggukan.
"Kenapa Mas Andre tega meninggalkan kami?" ucap Nisa lagi meluapkan perasaan sedih nya.
Terasa hangat saat punggungnya di usap seseorang, Nisa berbalik melihat ternyata itu Mama Mertua sedang mengangguk kan kepala.
Nisa memeluk Mama Mertuaku bergantian dengan Kerabat serta semua Sanak Saudara memeluk dan mengucapkan rasa belasungkawa.
"Nak ini mungkin yang terbaik buat Fasya," bujuk Mama Mertua menguatkan Nisa.
Ya banyak teman yang memanggil Fasya sedangkan Nisa lebih suka memanggil suaminya Mas Andre.
Tamu mulai dari Kerabat , Teman , Sahabat dan Rekan Kerja Fasya sili berganti mengucapkan belasungkawa kepada Nisa, mereka kasihan melihat kondisi Nisa yang tengah hamil besar.
"Yang sabar ya Bu Nisa," ucap teman kantor Mas Andre.
Mereka menyalamiku satu persatu, memberikan semangat agar aku sabar dan ikhlas.
Dua jam berlalu serangkaian persiapan telah selesai saat nya mengantarkan jenasah mas Andre ke tempat peristirahatan nya yang terakhir.
Rombongan berangkat menuju pemakaman.
Nisa berjalan sambil di peluk Mama Mertua sedangkan Bik Mirna menggenggam tangannya berjalan di sisi satunya lagi.
Nisa berjalan dengan lesu langkahnya terasa berat.
"Selamat tinggal mas Andre."
"Selamat jalan."
"Semoga engkau tenang di sana."
"Jangan khawatirkan Nisa dan bayi kita."
"Aku di sini di temani keluarga mas Andre."
"Aku di temani orang-orang yang sayang pada kita."
Lamunanku buyar ketika rombongan mulai berhenti.
Rombongan tiba di tempat pemakaman umum perumahan.
Nisa melihat sendiri bagaimana proses pemakaman dari awal sampai selesai, air mata nisa tak kuasa menetes.
Hik hik hik tangis Nisa pecah.
"Aku harus kuat demi anak dalam kandunganku," tekad Nisa mengelus perut besarnya.
"Nak doakan ayah di sana," pintanya ke pada bayi yang di kandungan serasa mengerti kesedihan sang bunda tendangan pelan dari bayinya seakan memberi semangat.
Semua orang yang ikut mengantarkan jenazah sudah pulang.
Nisa duduk di samping pusaran sang suami sambil menyentuh nama suaminya, di usapnya secara perlahan di pandangi papan tersebut.
"Hiks...hiks....
"Mas maaf kalau selama ini Nisa belum menjadi istri baik buat Mas Andre, Nisa juga akan menjaga anak kita dengan baik," ucap Nisa mengusap hidungnya.
"Mas tenang saja di sana banyak orang yang sayang Nisa dan anakku kita," terang Nisa lagi sambil mengusap air mata nya.
Nisa menuang air setelah itu aku menabur bunga dan menatap tempat peristirahatan terakhir suaminya Andreas Rafasya stelah itu Nisa mebacakan doa, karena hanya inilah bakti Nisa untuk terakhir kalinya buat suami nya Andreas Rafasya karena hanya doa yang bisa Nisa panjatkan.
Rasanya ada yang hilang dari hati Nisa, dia menangis meluapkan kesedihanku di temani orang-orang yang sayang padanya, tak kuasa mengahadapi kenyataan pahit ini tetapi dia harus kuat.
Setelah cukup lama aku berada di sana, mama mertua mengajak nisa pulang.
"Ayo nak kita pulang," bujuk Mama Mertua yang tidak tega melihat kondisi Nisa.
"Ayo kita pulang kasihan bayi dalam kandungan mu," pinta Mama Mertua mengingat kan.
"Ikhlaskan nak suamimu," kata Mama lagi.
"Iya Ma, Nisa kuat nisa ikhlas melepas Mas Andre," jawab Nisa mulai beranjak dari tempat itu melangkah menuju hari yang baru tanpa ada sang suami di sampingnya lagi.
Kehilangan orang yang paling kita cintai adalah hal terberat yang tidak akan pernah kita lupakan maka jaga selagi dia masih ada dan sayangi lah sepenuh hati orang yang kita cintai sebelum terlambat.
Hargai apa yang kita punya.
Bersambung....
Terimakasih karena telah mampir ke cerita receh ku. Maaf kalau ada typo atau penulisan kata, terimakasih jangan lupa like komen dan gift nya semoga berkah 🙏.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
M⃠∂я𝓦⃟֯𝓓🆁🅰🅹🅰Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❤
tringat kmbli akn msa llu
2022-06-14
0
M⃠∂я𝓦⃟֯𝓓🆁🅰🅹🅰Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❤
😔😔
2022-06-14
0
M⃠∂я𝓦⃟֯𝓓🆁🅰🅹🅰Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❤
Aaaa abg kok nngis ih🤧
2022-06-14
0