Pernikahan

Empat puluh satu hari kemudian, sebuah pernikahan diadakan didalam rumah Sevina. Oma Laura dimakamkan di Indonesia, tepat disamping makam Opa Erlangga. Sesuai permintaan Alm Laura, maka mereka pun dinikahkan hari ini juga. Tidak ada pesta, tidak ada tamu undangan. Yang ada hanya penghulu, saksi dan keluarga mereka saja. Itu adalah permintaan dari Sevina dan David. Alasannya mereka masih kuliah dan ingin agar semua teman-teman kuliahnya tidak mengetahui ini karena akan mengganggu kuliah mereka.

Setelah acara selesai, semua keluarga berkumpul diruang keluarga rumah itu. Opa Dirga sebagai yang tertua di keluarga itu membacakan wasiat dari Laura.

Isi wasiat adalah pembagian harta warisan kepada seluruh anak, cucu, serta cicitnya. Semua mendapat bagian masing-masing dengan adil. Namun sebenarnya bukan itu yang membuat hati mereka senang. Melainkan pernikahan Sevina dan David yang merupakan keinginan terakhir Laura.

Setelah selesai, Rangga selaku kakek kandung Sevina memberikan sebuah pengumuman.

"Sevina dan David, mulai hari ini kalian akan tinggal di perumahan F. Disana kami sudah membelikan rumah sebagai hadiah pernikahan kalian," ucap Opa Rangga.

"Perumahan F, bukannya itu perumahan yang dihuni para...."

"Ya, banyak pejabat negara tinggal di perumahan itu. Opa menempatkan kalian disana karena kalian tidak ingin teman-teman kalian tau pernikahan ini. Disana Opa sudah mengecek bahwa tidak ada satu pun teman kalian yang tinggal disana," ucap Rangga.

"Dan disana sudah ada 10 pelayan yang akan melayani kalian dari pagi hingga sore. Malam hari mereka akan pulang. Jadi kalau malam hari kalian lapar tinggal masak sendiri," imbuh Opa Rangga.

"Opa, tidak perlu sampai ada pelayan. Kami bisa mengurus rumah," ucap David.

"Opa ingin kalian komsentrasi kuliah bukan mengurus rumah, David!" sahut Opa Rangga.

"Dan Opa mengirim satu supir dan lima pengawal untuk menjaga rumah kalian," ucap Opa Rangga.

"Opa, itu berlebihan. Kenapa semua biaya hidup kami pun ditanggung?" Protes Sevina.

"Karena kau cucuku. Opa ingin apa yang kau dapat dirumah orang tuamu, kau dapat juga dirumahmu," ucap Opa Rangga.

"Tapi kami jadi terlihat tidak berguna," ucap Sevina.

"Kalian hanya merasa tidak berguna setahun ke depan saja. Karena Setelah itu David akan bekerja di perusahaan warisan Oma Laura yang sudah menjadi milik kalian. Ingat kau adalah putri Armadja. Kau bisa saja terancam karena saingan bisnis Papamu banyak. Dia dan Om Zein yang memegang kendali penuh perusahaan Armadja didalam negeri," tutur Opa Rangga.

Sevina terdiam begitu juga dengan David. Sebenarnya dia ingin protes juga tapi jawaban Opa Rangga sudah menjawab semuanya.

"Jika kalian ingin memiliki anak, nanti saja saat lulus kuliah," ucap Oma Alya.

Semua tersenyum mendengarnya. Wajah Sevina dan David bersemu merah karena malu menjadi bahan khayalan keluarga mereka.

Siapa juga yang mau bercinta dengannya, cih. Batin Sevina.

"Ingat jangan bertengkar. David, kau tidak boleh mengurung Sevina dir rumah dan Sevina, kau tidak boleh hang out dengan teman-temanmu setiap hari. Hanya 1 atau 1 kali seminggu. Ingat kau sudah bersuami." ucap Papa Sean pada anak dan menantunya.

Sevina dan David mengangguk. "Baik, Pa," jawab mereka serempak.

"Sevina."

Mama Viana memeluk Sevina sambil menangis dan berbisik. "Ingat sayang, kau tidak boleh membantingnya atau menghajarnya meski dalam keadaan emosi, mengerti?"

Sevina mengangguk. Padahal nasihat itu tidak akan didengarnya. Dia sudah berencana akan menghajar David jika dia merasa dikekang.

Nayra, adik David memeluk kakanya dan menangis. David mengusap kepalanya dan berusaha memberinya pengertian. "Kau jangan khawatir. Kakak akan sering-sering mengunjungimu," ucapnya sambil mencium kening Nayra.

Semua tersenyum melihat kasih sayang David yang begitu besar pada adiknya.

Setelah mendengar nasihat dari semua keluarga, Sevina dan David dijemput supir dirumah mereka. Sedangkan masing-masing mobil dan semua barang-barang mereka sudah dibawa pengawal kesana.

Mobil pun melaju diakhiri lambaian tangan dari mereka semua.

Sesampainya di rumah itu, Sevina dan David masuk ke rumah itu. Didalamnya sudah ada furniture lengkap dengan isinya.

David dan Sevina naik ke atas untuk memilih kamar. Disana ada satu kamar utama dan beberapa kamar kosong. Kepala pengawal yang membawa koper mereka menyerahkan satu kunci yaitu untuk kamar utama.

"Loh hanya ini? Untuk kamar yang lain mana?" tanya Sevina.

"Maaf Nona, Tuan dan Nyonya hanya memberikan kunci kamar utama. Sedangkan kunci kamar yang lain dipegang oleh Tuan Sean," jawab Gatot.

"Lalu, bagaimana membersihkannya?" tanya Sevina.

"Didalam semua kamar ada pembersih otomatis Nona. Tidak akan ada sebu sedikitpun disana meski dikunci bertahun-tahun," jawab Gatot.

Debu tidak ada, tapi hantu yang akan berada disana. Batin Sevina.

"Ya sudah, kau boleh pergi," ucap Sevina.

Gatot mohon diri dan pergi dari situ.

"Sepertinya orang tuamu tau kalau kita tidak akan mau sekamar," ucap David.

Sevina tidak menaggapinya. Dia membuka kamar tersebut dan terlihatlah kamar yang sangat mewah dan luas. "Aku tidur di ranjang, dan kau di sofa," ucap Sevina sambil menunjuk sebuah sofa berukuran besar.

"Apa? Enak saja. Aku tidak mau," tolak David.

"Lalu kau mau apa?" tanya Sevina sambil berkacak pinggang.

"Turunkan tanganmu. Aku tidak suka kau menantang seperti itu," ucap David sambil menatap tajam.

"Kalau aku tidak mau?" tanya Sevina.

David berjalan mendekat hingga kini wajahnya sangat dekat dengan wajah Sevina. Sevina memundurkan langkahnya.

"Mundur. Atau aku akan memukulmu!" ancam Sevina.

"Cobalah. Kau kan memang monster," ucap David.

Sevina semakin geram dan dia melayangkan sebuah pukulan ke wajah David. Namun yang terjadi sungguh diluar dugaan. David menangkap kepalan tangannya dan menahan serangan itu. Sevina terkejut karena bahkan tenaga David lebih kuat darinya. "Apa? Kenapa kau sekuat ini?" Sevina berusaha melepaskan tangannya namun David tetap memeganginya.

Sevina akan meninju David dengan tangan satunya, namun lagi-lagi tanganya dipegang kuat oleh David. David menarik Sevina keatas ranjang dan menindih lalu mengunci kedua tangan Sevina keatas kepala.

"Lepaskan. Kau mau apa!" Teriak Sevina.

"Jangan berpikir kau bisa berlaku seenaknya disini. Aku kepala keluarga dan kau tidak boleh kasar padaku," ucap David.

"Tapi kau sedang berlaku kasar padaku!" ucap Sevina.

"Aku tidak memukul wanita. Aku hanya menepis seranganmu dan mengunci tanganmu," sahut David.

"Ya baiklah lepaskan," ucap Sevina.

"Katakan maaf dulu," ucap David.

"Apa? Tidak mau," ucap Sevina sambil memalingkan wajahnya.

"Baiklah kau akan terus begini," ucap David.

"Baiklah, aku minta maaf," ucap Sevina yang masih terus membuang muka.

David melepaskan Sevina dan Sevina pun berdiri dan menatap kesal. "Apa kau tidak bisa sedikit lembut padaku?" tanya Sevina.

"Kau kasar aku kasar. Kau bersikap baik, maka aku akan baik," jawab David.

"Katakan bagaimana kau bisa menjadi kuat?" tanya Sevina.

"Makanlah batu, maka kau akan jadi kuat," ucap David.

"Apa? Jawaban macam apa itu?" tanya Sevina.

"Sudahlah, bagi ranjang ini menjadi dua bagian. Jadikan bantal dan guling sebagai pembatas," ujar David.

"Terserahlah."

Sevina melangkah keluar meninggalkan David yang geleng-geleng kepala.

Terpopuler

Comments

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

makan batu jd kuat ? mwkwkkw

2023-01-11

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

menarikkk ,, good 😂

2022-04-27

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

ᥬ😁᭄

2022-04-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!