Gagal

Seminggu kemudian, kedua keluarga itu membicarakan tentang pertunangan David dan Sevina. Tentunya setelah David dan Sevina sudah menyetujui perjodohan itu. Padahal mereka hanya ingin mempertemukan dua keluarga itu dan menunjukkan pertengkaran mereka.

Setelah makan malam selesai, mereka berkumpul di ruang keluarga rumah utama keluarga Armadja. Mereka sibuk membicarakan tentang hari yang baik untuk pertunangan Sevina dan David.

Sementara itu.

Sevina dan David masih berada di luar dengan alasan mencari angin. Padahal mereka sedang merencanakan pertengkaran mereka.

"Se, bagaimana kalau kita masuk dan adu mulut sambil berjalan," ujar David.

"Tapi apa masalahnya?" tanya Sevina.

"Bagaimana kalau karena kau ketahuan punya kekasih," ucap David.

"Itu ide yang bagus, David. Dan setelah itu aku akan di usir dari rumah dan menjadi gelandangan," ucap Sevina dengan kesal.

"Lalu apa? Bagaimana kalau karena kau minta bantu mengerjakan tugas ujianmu tapi aku tidak mau lalu kau marah," usul David.

"Hmm kurasa itu cukup untuk membuat keluargaku menganggapku tidak berguna," ucap Sevina semakin kesal.

"Lalu apa? Aku tidak punya ide lagi," ucap David.

"Kau tidak akan memiliki ide lagi jika kau terus menjadikanku tumbal disini. Kenapa tidak kau saja yang selingkuh," ucap Sevina.

"Dan aku akan menerima tatapan kecewa dari Mamaku," sahut David.

"Ya sudah begini saja. Kita buat ini seperti kita sedang beda pendapat saja," ujar Sevina.

"Kau benar. Bagaimana kalau kau suka menjelajah hutan belantara dan aku sukanya berdiam diri dirumah dan fokus belajar," ucap David.

"Boleh, tapi ganti hutan belantara dengan pergi ke mall saja. Aneh sekali, memangnya aku keluarga Wild Thomberry," Gerutu Sevina.

"Ya sudah, ayo!" ajak David.

Sevina pun mengangguk. Dia berjalan beriringan dengan David menuju dalam rumahnya. Sesampainya diruang keluarga mereka mulai berdebat sambil terus berjalan.

"Memangnya aku pajangan harus dirumah saja?" Sevina.

"Aku tidak suka kau keluyuran dan melakukan hal tidak berguna." David.

Keluarga mereka mulai memperhatikan. Sevina dan David berhenti melangkah dan terus berdebat.

"Ya tapi aku pergi dengan teman-temanku. Apa kau sedang melarangku bersosialisasi? Kau tidak boleh mengekangku. Kita berbeda. Kau Introvert dan aku Extrovert dan kita sama sekali tidak cocok. Bagai air dan minyak. Tidak akan pernah bersatu." Sevina.

"Apa kau sedang menghinaku? Jika kau ingin menjadi istriku kau harus menurut. Aku tidak suka pada gadis yang suka kesana kemari." David.

"Aku juga tidak suka pada orang yang menutup diri seolah dia bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Kita ini makhluk sosial. Jika kau ingin, kau bisa mencari wanita yang sifatnya sama persisi sepertimu. Biar tubuh kalian banyak sawangnya karena tidak pernah keluar." Sevina.

"Aku dirumah tapi aku bisa menjaga kebersihan. Lihatkan, karena kau aku jadi banyak bicara hal tidak penting begini." David.

"Aduh anak-anak sudah jangan bertengkar. Kenapa kalian meributkan hal tidak penting begini." ucap Viana menengahi pertengkaran mereka.

"Ma, lihat lah David. Belum apa-apa saja dia sudah mengekangku," gerutu Sevina.

"Tante, David tidak suka jika Sevina keluyuran. David mau Sevina di rumah saja," ucap David.

"Aku akan jadi batu jika aku berada di rumah," ucap Sevina.

"Tidak masalah, aku akan mengecatnya dan memajangnya," sahut David.

"Kau menyebalkan," ucap Sevina.

"Kau lebih menyebalkan sekaligus menjengkelkan," balas David.

Dia Introvert tapi jika diajak bertengkar, dia sudah bisa mengimbangi Oma Laura jika mengomel. Batin Sevina.

"Sudah lah anak-anak," ucap Sean ikut membantu menenangkan suasana.

Namun ditengah situasi tegang itu, tiba-tiba Hp Opa Rangga berdering. Dia langsung mengangkatnya.

"Halo Dirga ada apa? Tunggu? Kau dimana? Bukannya di Amerika? Kenapa bisa meneleponku dengan nomor Indonesia?" tanya Opa Rangga.

"Itu karena aku sudah berada di Indonesia, bodoh." Opa Dirga.

"Kenapa tidak bilang biar aku jemput." Opa Rangga.

"Aku baru bisa menghubungimu hari ini. Sekarang pulanglah ke rumahmu. Aku sudah disini bersama Mami." Opa Dirga.

"Apa? Mami? Kenapa kau tidak bilang sejak tadi. Ya sudah aku akan segera pulang." Opa Rangga.

"Kenapa Pa?" tanya Oma Alya.

"Dirga sudah berada di rumah kita bersama Mami. Ayo kita kesana. Dan kalian, lanjutkan itu nanti," ucap Opa Rangga sambil menunjuk Sevina dan David.

Mereka semua mengangguk dan bergegas kesana. Sesampainya disana, mereka langsung menemui Laura (Ibu dari Rangga dan Dirga yanga artinya buyut Sevina).

"Mami!" Rangga menghambur dan memeluk Laura dan diikuti yang lainnya.

Laura hanya tersenyum sedikit.

"Mami ingin sekali kesini tapi aku tidak boleh memberitahu kalian. Makanya kabar ini mendadak," ucap Opa Dirga.

"Mami kenapa tidak bilang, kami kan bisa kesana. Mami tidak perlu capek-capek kemari. Ingat, Mami baru selesai operasi ginjal. Harusnya Mami tidak boleh lelah," ucap Opa Rangga. Laura baru saja menjalani transplantasi ginjal.

"Mami rindu pada kalian. Mami ingin berkumpul dengan kedua putra kesayangan Mami. Setelah Papi meninggal tiga tahun lalu, Mami merasa hampa. Hanya kalian pelipur hati Mami," ucap Laura.

Opa Rangga kembali memeluk Laura, "Aku sayang pada Mami," ucapnya.

"Oh ya, Mami kesini juga karena ingin menyaksikan Sevina dan David menikah," ucap Laura.

"Hah? Menikah?" Sevina dan David sama-sama terkejut.

"Iya, Oma ingin kalian segera menikah. Oma ingin sekali melihat Sevina cicit perempuan Oma satu-satunya menikah," pinta Laura.

"Tapi Mam, mereka masih kuliah. Kami sedang merencanakan pertunangan mereka," ucap Opa Rangga.

"Tidak, langsung menikah saja. Mami rasa umur Mami tidak lama lagi. Mami ingin melihatnya menjadi putri Armadja yang sesungguhnya," ucap Laura.

"Mi, jangan bicara begitu. Mami akan tetap sehat dan terus bersama kami," ucap Opa Dirga.

"Kak Dirga benar Mi. Mami jangan berpikir seperti itu," ucap Oma Alya.

"Sevina, David kemari lah Nak," ucap Laura.

Sevina dan David duduk disisi kanan dan kiri Laura. "Apa kalian mau berjanji satu hal?" tanya Laura.

"Apa itu Oma?" tanya Sevina. David terus mendengarkan.

"Berjanjilah ketika Oma sudah tiada, menikahlah dengan David," ucap Laura.

Sevina dan David sama-sama kaget. Mereka tidak berani menjawab. "Oma mohon. Berjanjilah, atau jangan pernah kalian berziarah ke makam Oma jika kalian belum menikah. Itu wasiat dari Oma untuk kalian," ucap Laura.

"Oma, jangan begitu. Sevina sayang sama Oma," ucap Sevina sambil memeluk Laura.

"David berjanji Oma," ucap David yang langsung mengejutkan semuanya.

"Benarkah kau mau berjanji Nak?" tanya Laura.

"Iya Oma," ucap David.

Sevina memelototinya. Seenaknya saja dia bilang setuju padahal setengah jam yang lalu mereka baru saja bertengkar agar perjodohan batal.

Semua yang mendengarnya sangat senang. Namun tidak bagi Sevina. Dia merasa David telah mengkhianatinya.

Terpopuler

Comments

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

makanya jangan ngibulin orang sepuh 😔 ahire kena sendiri kan

2023-01-11

0

Anie Jung

Anie Jung

Sia" kalian ber acting bertekar 😆😆😆😆

2021-11-27

0

💖🍁K@$m! Mυɳҽҽყ☪️🍁💖

💖🍁K@$m! Mυɳҽҽყ☪️🍁💖

😂😂😂😂😂😂suka sama karakternya david thor

2021-10-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!