Kena Marah Lagi!

Setibanya di rumah,Sasya langsung turun dari mobil Bara tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.

Ia melangkahkan kakinya kira-kira sekitar tiga langkah lalu ia berhenti kembali saat tidak ada tanda suara mobil Bara melaju pergi dari jalan depan gerbang rumahnya.

Mengapa dia belum pergi juga? Fikir Sasya.

Lalu Sasya akhirnya terpaksa menengok lagi ke belakang dan berteriak,"Makasih udah nganterin gue! Sekarang lo boleh pergi!" Seru Sasya dari kejauhan.

Bara membalasnya dengan mengangkat jempolnya lagu segera berlalu dari depan rumah Sasya.

Tanpa Sasya sadari,sedari tadi ada yang terus memperhatikannya dari jendela lantai atas.

Sasya memasuki rumah dengan enjoynya dan sedikitpun tak ada perasaan bersalah dalam dirinya.

"Jam berapa ini?" Suara baraton ini terdengar tak asing di telinga Sasya.

Sasya melirik pada sumber suara,ternyata itu suara Papinya yang tengah berdiri di atas tangga.

"Jam 11 kurang 15 menit." Jawab Sasya santai.

"Papi tahu ini udah hampir jam sebelas malam." Tukas Anton.

"Kalau tahu ngapain nanya!" Gerutu Sasya pelan.

"SASYA OKTAVIA ANTONI!" Teriak Anton.

"Iya hadir Pi!" Jawab Sasya ala anak sekolahan.

"Kamu ini anak gadis! Kenapa suka banget keluyuran gak jelas sampe tengah malem kaya gini!" Anton memarahi Sasya.

"Nahkan! Kena marah lagi deh gue!" Gerutu Sasya pelan.

"Apa kata orang Sya? Kamu ini gak malu apa diomongin terus sama orang? Apalagi lihat tuh para tetangga tiap hari bising ngomongin kamu!" Seru Anton memperingati.

"Yaudahlah Pi! Terserah mereka mau nyingir sampe mulut berbusa pun gak usah ditanggapi!" Jawab Sasya sangat santai.

"Kamu ini!" Bentak Anton.

"Kalau Papi mau marah besok aja ya Pi! Sasya ngantuk nih!" Sasya menerobos Anton.

"Berhenti!" Tegasnya.

"Apa lagi sih Pi? Udah deh,Papi gak usah terlalu mikirin omongan tetangga! Yang penting Sasya gak pernah bertindak melampaui batas terutama melarang aturan agama dan juga negara! Sasya cuma pergi jalan-jalam ke mall terus paling nongkrong di cafe atau resto yang dijamin halal! Jadi mau apapun kata mereka,kita gak usah ambil pusing toh semua tuduhan mereka tentang aku itu gak ada yang bener! Dan ujungnya jadi dosa mereka sendiri karena udah nyebar fitnah!" Tegas Sasya panjang lebar kemudian berlalu masuk ke kamarnya.

Anton hanya bisa meredam amarahnya dengan memperbanyak istighfar dan mengingat Allah Swt.

Setelah dirasa emosinya sedikit mereda ia kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidur.

*

Keesokan harinya,kini tepatnya pukul 06.00 Sasya masih belum bangun juga.Seperti biasa Maminyalah yang harus membangunkannya,karena kalau tidak,bisa-bisa sampai sore pun Sasya tidak bangun juga.

"Sasya! Ayo bangun! Kalau nggak bangun juga mulai hari ini kamu Mami kunci di kamar supaya gak bisa kemana-mana!" Seru Maria dengan ancaman yang berbeda sembari mengetuk pintu kamar Sasya.

Waaahhh gawat dong! Batin Sasya.

"Iya Mi,Sasya udah bangun kok! Ini mau langsung mandi!" Sasya langsung menyahut.

"Kalau udah langsung turun! Sarapan!" Tegas Maria masih di balik pintu.

"Siap Madam!" Jawab Sasya.

Setelah hampir setengah jam akhirnya Sasya keluar juga dari kamarnya dan bergabung dengan orang tuanya di meja makan.

"Morning Mi,Pi..." Sapanya.

"Morning...." Hanya Maria saja yang menjawabnya.

"Kalau disapa mboh yo dijawab toh Pi!" Gerutu Sasya pada Anton.

"Hm...Morning." Ucap Anton terlihat terpaksa.

Mereka melanjutkan sarapan dengan fokus pada makanan masing-masing.

Sesusainya mereka berkumpul di ruang tv,"Papi nggak ke kantor?" Tanya Sasya membuyarkan suasana.

"Ini hari minggu." Jawab Antos fokus pada tv.

"Oh iya! Lupa!" Sasya cengengesan.

"Gimana? Udah ada niat buat nyari kerja? Atau masih ingin menghabiskan waktu untuk berfoya-foya?" Tanya Anton sembari menyindir.

"Santai aja kali Pi." Jawab Sasya enteng.

"Santai-santai terus! Kapan kamu mau rintis karir kamu? Kamu ini udah jadi sarjana setahun yang lalu! Masa sampe sekarang masih luntang-lantung gak jelas!" Gerutu Anton.

Sasya hanya diam karena bingung harus menjawab apa.

"Tahu gini,nyesel dulu Papi gak masukin kamu ke jurusan bisnis!" Lanjut Anton.

"Kok gitu sih Pi? Dari dulu Sasya kan emang gak pernah minat masuk jurusan bisnis!" Tukas Sasya.

"Itulah kesalahan Papi! Kenapa dulu gak Papi paksa aja!" Seru Anton,"Kamu nekad masuk jurusan komunikasi,tapi apa hasilnya? Sampe sekarang masih luntang-lantung tidak tentu arah!" Lanjutnya masih menyindir.

"Aku ---." Ucap Sasya belum selesai.

"Katanya pengen jadi Jurnalis! Tapi mana buktinya? Usaha nyari kerjanya aja gak ada! Giliran ditawarin masuk kantor Papi di bagian Divisi Public Relations juga gak mau! Dan akhirnya sampe sekarang gak dapet apa-apa!" Sindir Anton lagi.

"Ini juga lagi usaha Pi." Bantah Sasya.

"Usaha apa? Usaha tidur,shopping,makan,keluyuran gak jelas,terus apa lagi?" Tegas Anton.

"Oke,mulai besok Papi lihat aja! Sasya pasti bakalan dapet kerja di bagian Jurnalis!" Tegas Sasya sambil berlalu.

"Papi sama Mami tunggu kabar baiknya! Awas aja kalau masih zonk!!" Ucap Anton setengah berteriak.

Sasya langsung masuk ke kamar untuk menenangkan fikirannya yang sedang penuh dengan kabut asap serta api.Dan mencoba berfikir jernih harus mulai dari mana untuk besok mencari kerja.

Rasanya ia ingin sekali menarik ucapannya tadi.Tapi,mau bagaimana lagi semuanya sudah terlanjur.Jadi ia harus menanggungnya sendiri.

.

.

.

***Tekan Like,tulis Comen dan beri Author Vote sebanyak mungkin😍Terimakasih kesayanganku😊😘

See you next 👇👇🙋***

Terpopuler

Comments

Caramelatte

Caramelatte

eyo kakak author! Ku balik nih!🤭 Semangat yaa upnya! 🤗

2021-01-11

0

Umi Yan

Umi Yan

Lanjut kak, semangat..., ditunggu lagi up terbarunya😊

Salam manis dari "Cinta Sang Desainer" terimakasih🙏

2020-10-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!