Terdapat makan dan minuman berada di meja. Restauran yang megah. Aku dan sekertaris Seon sedang menunggu klien. Kami berdua menikmati segelas kopi.
Dua jam telah berlalu. Klien juga belum datang. Aku memutuskan untuk pulang ke hotel. Saat aku berdiri. Tiba-tiba klien datang. Kekesalan menghampiri hati. Aku ingin mengutarakan marah dan pulang. Klien berdiri di hadapanku menundukkan kepala dan meminta maaf.
"Maaf. Ibu saya mengalami kecelakaan. Karena itu saya datang terlambat datang ke sini.
Melihat ketulusan di wajahnya. Meredakan amarahku. Aku memutuskan untuk memaafkannya.
"Baiklah jika begitu.Kita segera memulai diskusi kerjasamanya."
Aku berkata dan tersenyum kepadanya.
"Terimakasih atas pengertian anda. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya adalah Heinry rush."
"Senang bertemu dengan anda. Perkenalkan nama saya adalah Zhao Mai dan pria ini adalah sekertaris Seon."
Aku memperkenalkan diriku sendiri dan juga memperkenalkan sekertaris pribadiku. Setelah perkenalan diri kami lalu duduk dan membahas kerjasama. Mengutarakan langkah apa yang akan di laksanakan. Membahas keuntungan dan kerugian dalam kesepakatan. Pembahasan kerjasama telah selesai. Proposal kerjasama telah di setujui dan di tanda tangani. Sebelum pulang kami istirahat menikmati makanan dan minuman.
"Anda tidak memesan makanan? masakan di restauran ini sangat lezat."
Heinry bertanya kepadaku.
"Saya dan sekertaris saya sudah memesan makanan dan minuman saat menunggu anda."
"Bagaimana dengan makanan penutup. Disini juga ada beberapa kue yang enak. Anda ingin kue rasa coklat, cappucino, atau strawbery."
Heinry berusaha agar dapat dekat denganku.
"Aku pesan kue rasa coklat untukku dan rasa blueberry untuk sekertaris Seon."
Akhirnya aku memutuskan untuk memesan kue.
"Perpaduan minuman capuccino dan kue coklat sangat cocok."
Heinry berkata kepada dan tersenyum. Kami menikmati makan dan minum menu masing-masing. Setelah selesai istirahat kami pulang. Aku berada di parkiran mobil. Heinry berjalan mendekatiku.
"Anda akan pulang ke hotel atau langsung ke China?"
"Aku dan sekertaris Seon akan menginap di hotel dan baru akan kembali ke Cina besok."
"Ini kartu namaku.Anda bisa menghubunginya kapanpun. Bolehkah saya meminta kartu nama anda?"
Heinry memberikan kartu namanya. Aku hanya dia dan tidak menjawab perkataannya.
"Saya tidak bermaksud hal buruk.Ini hanya buat kedekatan kerjasama setidaknya kita saling kenal".
Dia berusaha menjelaskannya kepadaku.
"Baiklah....!"
Aku menjawab perkataannya dan sekertaris Seon memberikan kartu namaku kepada Heinry.
"Saya harap kerjasama ini berjalan lancar dan anda tidak menyesal mengenalku."
Heinry mengatakannya dan tersenyum lebar lalu masuk kedalam mobil dan pergi. Setelah dia pergi. Aku tidak tahu kenapa jantungku berdetak dengan cepat.
"Wajah nona memerah."
Sekertaris Seon berkata kepadaku. Aku menatap wajahnya dengan tajam. Sekertaris Seon merasakan hawa yang menyeramkan pada diriku lalu berlari ke mobil dan menyalakan mesin. Aku juga memasuki mobil. Kami pergi pulang ke hotel. Di perjalanan aku teringat dengan wajah Heinry. Wajahnya yang lebih tampan dan penampilan berbeda dari di foto. Sekertaris Seon tersenyum saat mengetahui aku sedang melamun. Kami telah tiba di hotel. Kami memesan kamar hotel berdampingan. Aku memasuki kamar dan merebahkan tubuh ke tempat tidur. Mengambil tas yang berada di atas meja. Aku meraih kartu nama yang berada di dalam tas. Menatap kartu nama milik Heinry.
"Heinry?"
Aku memanggil namanya. Bayangan Heinry selalu berada dalam ingatan di saat terjaga maupun di saat aku menutup mata.
"Perasaan apa yang kurasakan ini?"
Selama ini aku tidak pernah merasakan hal seperti ini. Apa ini namanya jatuh cinta pada pandangan pertama?
Di tempat lain Heinry mengendarai mobil menuju Kafe. Tidak lama kemudian Heinry tiba adi cafe Cacao Gren.
"Bagaimana dengan pertemuan nya?"
Pria yang bernama Essen yang merupakan sahabat terdekatku. Essen sedang menunggu kedatangan Heinry di tempat yang sering mereka kunjungi. Cafe sederhana yang memiliki hiasan lampu yang indah dan struktur bangunan terdiri dari dua lantai. Dinding lantai atas yang penghalangnya hanya dinding kaca yang membuat kita bisa melihat pemandangan indah dari bawah.
"Berjalan dengan lancar walaupun tadi ada sedikit gangguan."
"Sedikit gangguan?"
Essen merasa penasaran melihat wajah Heinry khawatir yang selama ini tak pernah di lihatnya.
"Ibuku mengalami kecelakaan dan masuk rumah sakit."
"Tante masuk rumah sakit?"
"Iya."
"Bagaimana dengan keadaannya?"
Essen bertanya kepadaku. Ekspresi wajahnya berubah menjadi khawatir dan sedih. Dia sudah menganggap ibuku seperti ibunya sendiri.
"Hanya luka ringan dan besok bisa pulang. Kamu tidak perlu cemas."
Aku menepuk pundaknya untuk meredakan kecemasan. Essen tersenyum kepadaku.
"Hari ini aku bekerjasama dengan seorang wanita yang muda dan cantik."
"Siapa namanya dan berapa usianya?"
Essen bertanya kepadaku dengan penasaran.
"Namanya adalah Zhao Mai dan usianya lebih muda dariku."
"Apa dia seorang gadis yang cantik?"
Essen bertanya dengan tatapan wajah menggoda.
"Dia gadis yang cantik dan baik. Sifatnya yang dingin dan menginginkan hal kesempurnaan sama seperti denganku. Melihat dirinya seperti melihat cerminan diri".
Essen memegang dagu lalu mengangguk kepala.
"Tidak aku sangka ada seorang gadis yang memiliki kepribadian yang sama seperti dirimu."
"Aku juga tidak mengiranya."
"Semoga saja dia bisa menjadi pasangan hidupmu nanti."
"Aku tidak tahu karena aku tidak pernah jatuh cinta."
"Setiap orang pasti akan pernah merasakan jatuh cinta. Yang membedakan hanya kapan mereka merasakan hal tersebut."
Essen memegang bahuku dan berusaha untuk meyakinkannya. Aku tidak tahu seperti apa arti dari cinta pasangan. Bagaimana perasaan saat jatuh cinta.
"Semoga yang kamu yang katakan benar akan terjadi."
"Aku akan menunggu hal itu hingga tiba dan menjadi orang pertama yang akan merasakan kebahagiaanmu."
Essen berkata lalu tersenyum sangat manis. Aku tertawa melihat ekspresi wajahnya.
"Kamu juga akan menjadi orang pertama yang akan mengetahui kalau aku bisa merasakan jatuh cinta."
"Semoga harapan itu dapat terwujud."
Aku lalu terdiam setelah dia mengatakannya. Sebuah doa yang terlihat manis dan baik.
"Bagaimana kisah cinta mu dengan kekasihmu?"
Selama ini aku jarang bertanya hubungan antara sahabatku dengan kekasihnya.
" Hubungan kami tidak berjalan dengan lancar."
Essen menjawab pertanyaan dengan pelan. Aku melihat kesedihan di wajahnya.
"Apa yang membuat hubungan kalian tidak berjalan dengan lancar?"
Aku bertanya kepadanya dan ingin mengetahui lebih dalam.
"Seperti yang kamu ketahui. Aku dan dia memiliki perbedaan status keluarga. Hubungan kami bukanlah hubungan yang mudah untuk di lakukan. Perjalanan kebahagiaan kami membutuhkan keberanian dan tekad yang kuat."
"Apakah bisa aku bisa membantu?"
Aku berkata dan menawarkan bantuan untuknya.
"Terimakasih kamu sudah peduli denganku. Aku akan menyelesaikan permasalahan itu sendiri."
Essen menolaknya dengan sopan. Aku tidak bisa memaksa keinginanku untuk membantunya.
"Apa yang akan kamu lakukan untuk menyelasikan masalah ini?"
"Aku akan hidup mandiri dan meraih kesuksesan. Mengurai benang yang kusut agar teruarai. Aku ingin gadis yang aku cintai dapat hidup bahagia bersamaku."
Essen mengatakannya dengan semangat. Aku sangat kagum setelah mendengarnya. Sahabat yang selalu bertindak konyol dan tidak pernah serius. Ternyata memiliki pemikiran dewasa dan semangat yang tinggi.
"Aku akan selalu mendukungmu."
"Terimakasih. Kamu memang sahabat terbaikku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
👾Kim maynie🍮
lanjut...
2021-08-16
1
lineg boboo
mampir sini👌
2021-07-27
0
𝙰𝚔𝚢𝚞 𝚁𝚊𝚊
semangat thorr
2021-02-15
0