Aku mengikuti perintah Putra Mahkota, kini sekarang aku sedang berada di kediaman pangeran ke empat yang sangat memuakkan ini. aku mencoba tetap anggun dan elegan layaknya wanita yang dihormati. Itu karena aku memang anak seorang bangsawan, namun aku sudah terlalu lama di Medan perang jadi aku kadang mengabaikan keanggunan ku.
tapi yang aku lakukan malah membuat pangeran ke empat tambah curiga denganku. aku seharusnya tidak terbawa suasana istana ini. walaupun dulunya ini adalah kediamanku tapi Sekarang aku sudah menjadi orang yang berbeda.
"Ku pikir kamu bukan seorang gadis desa biasa, mengetahui budaya istana, bisa membaca, juga menulis ini bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh seorang gadis desa umumnya." Matanya menyidik mendekat pada wajahku, mata kita saling bertemu. dari tatapannya yang begitu tenang dan akrab. mungkin aku salah tentang nya. ia sebenarnya adalah orang yang baik. aku hanya saja membenci kedua orangtuanya.
Aku mendorongnya untuk menjauh, agar tidak menjadi salah paham. aku tidak mau terlibat lagi dengan berita gosip- gosip di istana. itu lebih mengesalkan dibandingkan dengan tergores di Medan perang. "Maaf tuan kita memang ada di kediaman mu, tapi di taman kediaman mu ini banyak sekali orang." aku menjelaskan dengan penuh ketegasan.
Pangeran ke empat hanya membalas ku dengan senyuman mempermainkan. Aku agak kesal melihatnya seperti itu. ingin sekali aku memukulnya. tapi melihat matanya yang begitu tajam dan tenang itu membuatku malu sendiri, aku menjadi salah tingkah saat melihat wajahnya dengan jelas. ia benar-benar tampan. aku tidak menyangka jantung tiba-tiba berdegub kencang setelah menyadari begitu tampannya pria yang ada di hadapanku ini.
"Gadis manis, sepertinya kamu begitu menyukai Putra Mahkota ya?" dia menanyai sembari bertingkah mengejek.
"Aku belum kenal dekat dengannya bagaimana bisa aku-"
"Kamu tidak perlu malu-malu di hadapanku. apa kamu pikir aku ini bodoh? semalam kalian berciuman didalam kereta. sikapnya pagi ini pun"
"Kamu jangan sok tahu!"
"Apa kamu mau aku perlu aku menceritakan sedetail mungkin"
"..."
"Kau dengan putra mahkota melakukan ini.."
Ia pun berkata kata demi kata sembari mendekat kepadaku, dan itu terlalu dekat. sebelum akhirnya kedua wajah saling bertemu. tanpa disangka ia mencium bibirku dengan lembut juga sedikit penuh dendam. aku yang tersadar di menit ke 3 saat ciuman yang begitu lembut ini tidak seharusnya terjadi. aku mendorongnya menjauh sambil mengelap bibirku yang telah ia cium.
"Bagaimana? bukankah seperti itu?" Ia berkata seolah-olah menjadi pemenangnya. aku berada di posisi yang serba salah. karena aku terlalu kaget untuk perlakuannya yang satu ini. memang dibandingkan ya dengan Putra Mahkota kemampuannya untuk mencium seorang wanita lebih baik. Putra Mahkota, ia sangat jelas sekali kalau ia pertama kali melakukannya.
"Pria itu mengenalmu hanya dalam waktu beberapa jam dan kalian sudah melakukan itu. maka aku juga bisa melakukannya."
"A, apa maksudmu? dan apa tujuan mu?"
"Kau tahu mengapa Putra Mahkota menyerahkan mu padaku?"
".."
"Itu karena ia akan dinikahkan dengan orang yang sama sekali, tidak ia cintai"
Mataku langsung melotot kaget, apa? anakku akan dinikahkan. aku sebagai ibunya belum tentu setuju dengan pernikahan paksa ini. kalau aku menjadi nya aku lebih memilih untuk pergi dari istana. tapi itu memang sangat sulit bagi semua orang kerajaan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments