>>Sudut pandang Raja<<
Setelah aku membunuh istriku sendiri, aku langsung memeluknya. aku tahu aku tak pantas menjadi suaminya. walaupun sudah di bereskan semuanya tapi politik kerajaan masih berlanjut hingga mendesak ku untuk membunuhnya. aku tidak punya cara lain selain mengikuti alurnya.
Aku tidak tahan menahan tangis melihatnya begini. aku semakin bersalah tidak berterus terang padanya saat itu. ini hanya menjadi mimpi buruk ku setiap malam. aku selalu memimpikan ya di setiap malam hingga aku jatuh sakit-sakitan.
Sebelumnya dia sudah pernah terluka olehku yang menikahi wanita-wanita yang Ayahku berikan. Walaupun aku tidak begitu tertarik, tetapi Ibu dan ayahku selaku penguasa pada saat itu merasa terhina atas penolakan ku. aku pun dijebak dan akhirnya salah satu wanita hadiah dari Ayahku hamil. itu adalah anak keduaku. aku tahu istriku sangat terpukul oleh politik kerajaan itu.
Kini aku hanya raja yang lemah, tanpa ada Jendral kuat berada di sampingku. Bertahun-tahun aku menyesalinya, tapi itu membuat keadaanku semakin memburuk. Hingga tiba saatnya penobatan anakku dan istriku menjadi seorang putra mahkota. Sedikit aku bisa melupakannya dan mulai fokus mendidik anak-anakku untuk memimpin kerajaan lebih baik lagi. dan aku pun menerapkan beberapa sistem kerajaan sesuai apa yang dicita-citakan oleh istriku.
>> Sudut pandang tokoh utama<<
Setelah aku sadar, aku berada di tempat yang asing. tempat yang benar benar aku benci, yaitu kediaman pangeran. sesaat sesudah aku bangun aku menyadari tempat ini tidak terlalu asing bagiku. karena kediaman ini adalah kediaman aku dengan suamiku. ini hanya membuatku mengingat kejadian bodoh aku dengannya. sungguh aku sangat muak ada disini.
Aku tahu tidak mudah keluar dari sini, aku harus memutar otakku melancarkan strategi yang tepat. karena ini dulunya adalah kediamanku, maka aku hafal betul bagaimana tempat ini. walaupun sudah puluhan tahun tapi tempat ini tidak banyak berubah. Walau kelihatannya saja seperti yang berubah, tetap saja denahnya akan sama seperti dulu.
Aku melangkah dengan hati-hati menuju jendela. aku pun mendengar suara langkah kaki menuju kemari, aku bimbang antara langsung bergegas atau kembali ke ranjang. sebelumnya aku tidak pernah merasa bimbang seperti ini. Aku adalah jendral yang kuat akan keyakinan ku sendiri.
aku langsung melompat dengan tubuhku yang lentur tanpa menimbulkan suara. seperti yang aku duga. di kamar ini sebelah jendela ini adalah sebuah taman yang kurang penerangan, dulu taman ini adalah taman yang terbengkalai dan hendak aku jadikan sebuah taman bunga. tetapi aku tidak sempat melakukannya. aku yang dulu terlanjur binasa.
aku mengendap ke arah belakang. tapi aku mengurungkan niat itu aku memilih pergi kearah samping. kalau aku pergi kebelakang mereka akan mudah menebak ku dan kembali menangkap ku. aku sungguh tidak tahu apa masalahku denganya yang jelas aku membenci pria muda itu. lahir dari penghianat pasti anaknya juga sama. buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
aku melihat mereka membuka kamar itu, mereka semua panik. terdengar pria muda itu berteriak untuk memberikan perintah mencari ku. tidak sengaja aku melihat ada seorang penjaga yang tengah tertidur di belakang.
Aku teringat dengan racun, dan racikan herbal yang aku buat di kantung ku. aku pun mengeluarkan racikan herbal yang bisa membuat orang tidur dalam jangka waktu yang lama. perlahan aku membukakan mulut pria tersebut untuk meminum cairan yang aku buat. setelah itu aku merebut bajunya dan berdandan layaknya seperti penjaga yang lainnya. aku menyimpan pria itu di bawah kolong sebuah gerobak yang sudah tak terpakai dan aku pun berpura-pura seperti pria tadi, tidur dengan lelap di sembari bersandar Kedinding bangunan.
aku mulai mendengar suara langkah kaki dari suaranya aku bisa menebak ada sekitar lima orang pengawal menuju kemari. dan tebakanku benar lima orang itu mendekatiku. mereka dengan sigap melihat-lihat sekitar dan mencoba membangunkan ku untuk bertanya.
"Hey kamu pemalas, apa kamu melihat seorang wanita kampungan lewat sekitar sini?" mereka bertanya dengan nada merendahkan. mereka menyebutku kampungan. memang fakta aku berasal dari kampung, tetapi tidak tahu kenapa aku merasa kesal oleh mereka. aku berusaha menenangkan diri, sudah selayaknya Jendral memiliki hati yang tenang. aku tidak boleh mudah terpancing olehnya.
di kepalaku muncul ide ide strategi selajutnya. " Kurasa aku melihatnya, tetapi tidak tahu kemana. aku merasa lelah tuan maaf." Kurasa aku sudah cukup untuk mengalihkan perhatiannya. aku akan mulai mencari jalan keluar untuk aku pergi dari sini. aku tidak boleh bertindak gegabah. mereka pun pergi mencari, aku pun mengikuti mereka. Menurut firasat ku pemuda yang menculik ku itu akan menuju kemari.
Tidak lama kami sudah menempuh 50 meter dari sana, ternyata dugaan ku benar. Pria itu mencari ku kesana. yang aku takutkan. ia menemukan seorang penjaga yang aku sembunyikan di bawah gerobak itu . kalau itu terjadi sekiranya 5 menit kemudian mereka akan menyusul kami dan memeriksa kami. sebelum itu terjadi aku menyuruh mereka memecah tim menjadi dua lagi, sehingga tiga orang menuju kebelakang dan tiga orang lagi menuju danau. sepertinya jika aku ikut tim yang ke danau aku akan aman, karena sebelum arah ke danau banyak persimpangan penjaga yang sedang mengawasi di gudang bahan dan persediaan makanan.
kami langsung bergegas berpencar memecah tim. untuk yang ketiga kalinya aku benar. namun mereka menyusul kami setelah tujuh menit kemudian, artinya mereka telat dua menit. timku sudah bercampur di daerah ramai. dekat persediaan makanan. tidak mungkin mereka menemukanku.
aku pun meninggalkan timku dan berbelok ke arah lain, aku mengikuti para pengawal pengangkut bahan persediaan tersebut. ini adalah satu-satunya cara agar aku bisa keluar dari kediaman yang memuakkan ini. mereka pun mengangkut makanan kedalam kereta khusus pengangkutan itu. aku berpura-pura hendak membawa persediaan makanan keluar dengan pengawal yang lain. mereka tampak tidak curiga dengan kehadiranku yang tiba-tiba.
kubawa barang tersebut bersama dua orang pengawal yang lain, sebelum keluar dari kediaman. para pengawal penjaga siap memeriksa kami. tanpa banyak tindak kami pun lolos dan keluar dari kediaman tersebut. hatiku sedikit lega setelah keluar dari neraka itu. aku tahu aku akan berhasil, tidak ada yang bisa menandingi strategi jendral besar sepertiku. tak ada satu pun.
aku berusaha melirik kebelakang diam-diam sepertinya, pangeran memerintahkan untuk menghentikan pengiriman bahan persediaan dan menutup semua gerbang. aku tersenyum tipis, menikmati kemenangan ku di awal strategi pengalamanku.
Sudah terlalu larut, kami membawa persediaan sudah cukup jauh. Kami pun beristirahat. kini rencana terakhirku untuk kabur dari dua pengawal ini adalah berpura-pura sedang berjaga sedangkan yang lainnya beristirahat. ketika semuanya sudah tampak tertidur. aku pun diam-diam kabur kearah hutan. aku tidak takut hutan ini, aku sudah familiar dengan hutan di kawasan ku sendiri.
tidak menyangka setelah aku pergi, aku nampak dari kejauhan pangeran dan beberapa orang assassin mengejar ku sampai sejauh ini. hatiku mulai tidak tenang kembali. aku langsung lari dengan hati-hati, aku ingat jalan pintas untuk menemukan sebuah jalan kembali. aku melepaskan kostum pengawal yang aku kenakan dan cepat menggantinya dengan bajuku semula. dan kembali berlari dengan hati-hati. aku tahu seorang assassin jika mendengar suara sedikitpun akan langsung cekatan.
Setelah berlari cukup lama akhirnya aku menemukan jalan. aku melihat sebuah kereta istana yang diiringi pengawal yang cukup banyak. Aku berinisiatif untuk menghadangnya. dan pengawal pengawal itu langsung mengacungkan tombaknya ke depan wajahku, aku melihat tanda putra mahkota pada kereta itu. itu artinya anakku ada didalam, aku berusaha meminta bantuannya dengan cara. berpura-pura memohon dalam bahaya.
tapi pengawal itu tidak percaya dan malah mengusirku. karena merasa tertahan lama. Putra mahkota pun keluar dari keretanya. dan melihat aku yang sedang putus asa. putra mahkota pun memberikan perintah untuk menjauhkan tombak mereka dariku. ia pun menolongku dan memberikanku sebuah tumpangan. akhirnya aku merasa aman untuk yang kedua kalinya.
"Ada masalah apa tengah malam kamu masih berkeliaran di jalan yang sepi seperti ini?" aku tahu dia bertanya antara keheranan, curiga juga khawatir. Aku harus memutar otakku supaya aku bisa lolos dari bebagai arah.
"emm.., itu.." aku menceritakan kepadanya, kalau semenjak ia pergi meninggalkan tempat pelatihan kuda itu, seorang sudah membuntuti ku. dan menyuruh seorang pencopet untuk merampokku. aku bilang kepadanya kalau aku bisa melawannya, tapi tampaknya ia sedikit ragu karena tubuhku yang kecil ini. setelah itu aku ceritakan bahwa orang-orang tiba-tiba menjauh dan mengatakan kepada orang itu bahwa ia adalah pangeran ke empat. lalu ia menculik ku, tanpa alasan yang jelas. ketika aku bangun aku sudah berada di kediamannya. jadi aku memilih kabur.
Putra mahkota nampak berusaha mencerna kata-kata ku dengan baik. Kini yang aku bisa lakukan adalah membuatnya percaya akan pernyataan ku. aku sudah bercerita dengan sangat polos mungkin ia akan percaya denganku, dia pasti tahu aku hanyalah gadis desa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments