Aku Tidak Pernah Takut

14 tahun kemudian..

Aku adalah Laluna. aku lahir kembali tanpa nama keluarga. ayahku seorang petani biasa. Dulu saat umurku lima tahun, kami sempat mengalami krisis ekonomi. tapi semua itu sudah berlalu oleh kepintaran ku. Semua orang di desa mengakui itu.

Hari yang cerah, aku akhirnya tumbuh dewasa. artinya semakin dekat dengan tujuanku untuk membalaskan dendam. Rencana utamanya adalah aku sekarang pergi ke ibu kota untuk berdagang. aku akan mengumpulkan uang untuk membeli pasukan ku sendiri. Setelah itu akan menghancurkan pasukan-pasukannya secara perlahan.

Aku pun berjalan dengan percaya diri tanpa keraguan di hatiku sama sekali. karena sebenarnya aku sudah tahu betul seluk beluk ibu kota. sebagai Jendral aku memang seharusnya mengetahui seluk beluk semua wilayah kerajaan.

Saat aku sedang asik berjalan, sebuah penunggang kuda berkendara dengan sangat ceroboh datang hampir menabrak ku. Apa aku harus mengalami kematian untuk yang kedua kalinya.

Aku memejamkan mata tidak mau melihat apa yang terjadi padaku setelahnya. setelah cukup lama aku memejamkan mata. Tidak terjadi apa-apa. Aku pun membukakan mataku sedikit mengintip, apa yang sudah terjadi. Ternyata ada seseorang yang menghadang dan menenangkan kuda itu.

"Nona manis apa kamu tidak apa-apa?" tanya seorang pria muda yang tampan. Semua orang di ibukota menonton kejadian tersebut. Aku merasa tidak asing dengan wajahnya. Aku mencoba mengingat kembali wajah-wajah orang di kehidupanku yang dulu.

"Iya, saya tidak apa-apa. berkat tuan. Terimakasih, Tuan." Aku meluncurkan aktingku yang pura-pura ramah didepan semua orang. Terdengar seseorang gadis di sana berteriak kagum pada pria yang menyelamatkan ku.

"Kyaa, hey lihat itu, itu putra mahkota dan pangeran ke 9" Teriak gadis yang begitu mengagumi putra mahkotanya. semua orang menjadi gaduh, memuji putra mahkota itu. Aku ingat di kehidupan ku sebelumnya aku memiliki seorang anak yang aku tinggalkan saat ia berumur tujuh tahun. Kalau ia adalah putra mahkota, yang artinya putra pertama Raja. Ini artinya dia adalah anakku.

Hatiku sengat senang sekali bisa kembali hidup dan melihat putraku tumbuh dewasa. walau kini kita harus menjadi orang yang berbeda jarak umur tujuh tahun itu. tapi aku tetap senang bisa melihatnya sekali lagi di kehidupan ini. ingin sekali aku memeluknya dan mengatakan, aku adalah ibunya.

"Nona!? apa nona tidak apa-apa?"

"A,ah iya.., saya cuman sedikit kaget."

"Sebagai permohonan maaf untuk adikku. Bagaimana kita pergi ke suatu tempat untuk menebusnya."

"Ah, tidak perlu. Saya masih ada urusan."

"Nona, maafkan saya. hari ini saya sedang belajar berkuda dengan kakak saya. mohon nona menerima tawaran kakak saya untuk menebus kesalahanku."

"Baiklah. kalau begitu"

kami pergi ketempat pelatihan para pangeran berkuda. sebelumnya aku juga pernah kesini dan berlatih kuda untuk memimpin pasukan. waktu itu ketika umurku 14 tahun dimasa itu. Aku ceroboh sekali hingga mengalami hal yang sama dengan pangeran ini. tapi suamiku datang dan menolongku. di sanalah kami mulai saling berinteraksi dan di sanalah kisah cinta kami dimulai.

Suamiku adalah cinta pertamaku dan Aku adalah cinta pertamanya. aku tidak tahu kalau pada akhirnya itu semua cuman naskah belaka. tapi dengan aku yang sekarang aku tidak akan percaya apapun dan takut apapun.

Semua tatanan kandang kuda dan tempat pelatihannya tetap sama seperti dulu. ini semua membuatku rindu pada ayahku di kehidupanku sebelumnya.

"Nona!? Anda terlihat melamun lagi apa ada masalah?"

Anakku benar-benar mengkhawatirkan aku. "Tidak tuan, tapi saya bisa mengajarkan. adik tuan berkuda." Di sana aku merasa ingin sekali membantu anakku, dia sangat sekali kepada adiknya. dia tidak peduli kalau mereka berbeda ibu bukan. tidak sia-sia aku menanamkan nilai-nilai baik seperti ini pada anakku sendiri.

Wajahnya terlihat kaget sembari meragukan kemampuanku berkuda. Anakku tidak tahu kalau aku ini Jendral wanita yang paling hebat di seluruh daratan kerajaan. "Nona, bisa berkuda!?"

Tanpa ragu aku langsung berjalan menuju per kandangan kuda dan memilih kuda yang tepat untuk aku tunggangi. tidak disangka-sangka aku masih melihat kuda kesayanganku yang dirawat dengan baik. tapa sadar aku langsung berlari kearahnya. Terdengar suara sepatu mengikuti ku dari belakang.

"Bukankah ini kuda yang bagus? Ini adalah kuda kesayangan ibuku. Aku sendiri yang merawatnya. tapi tampaknya kuda ini sudah cukup tua untuk ditunggangi. lebih baik, nona. mencari kuda yang lain." Suaranya tampak sedih. apakah dia merindukan ku. Aku tidak cukup sabar ingin memberitahunya, kalau aku ini ibunya yang lahir kembali.

"Ah, ini tuan saya tidak akan memilihnya tapi kuda ini sangat familiar bagi saya." aku hanya berkata seadanya, agar aku tidak terlalu dicurigai oleh anakku sendiri. pokoknya aku tidak boleh menyerah demi mewujudkan balas dendam ku pada suami tak tahu malu itu.

"Bagitu ya.., tapi yang pernah menungganginya hanyalah ibuku saja." wajahnya tampak murung. ingin sekali aku memeluknya. tapi aku harus menahannya demi tujuanku.

Seingat ku aku pernah menghadiahkannya sebuah kuda yang ia pelihara dari kecil seharusnya aku mengetahui dimana kuda itu. Aku pun terpaku pada kuda yang terlihat gagah dan mempesona bagiku itu. bukan hanya itu yang membuatku terpesona, tapi penanda yang aku berikan padanya masih melekat di lehernya. Kalung yang sengaja aku buat untuk memanjakan putraku sendiri.

Aku langsung menunjuk kuda itu "Aku memilih kuda yang ini." tapi lagi-lagi anakku murung melihatku. kelihatan sekali ia sangat merindukanku. aku tidak tega melihat anakku sendiri seperti ini.

"Pilihan yang bagus, nona. Ini adalah kuda kesayangan kakakku. aku akan membantu mu mempersiapkan kudanya." sepertinya anakku benar-benar merasa kehilanganku. yang bisa kulakukan adalah membuatnya mengingat kembali kenangan ku bersamanya di kehidupan masa laluku.

Aku pun dengan mudah menguasai kuda itu. dan aku mulai menjelaskan kembali ajaran tentang berkuda kepada anakku dan adik tirinya itu. Aku membicarakan kalimat inti dari pengajaran berkuda itu. Tampak anakku terbelalak kaget melihat aku mengucapkan hal yang sama dengan yang aku ucapkan sewaktu aku mengajarkannya dahulu.

Tidak disangka-sangka anakku malah memelukku erat. Ini sangat tiba-tiba, aku belum siap dipeluk oleh seorang pria meskipun ia adalah anakku sendiri. Tapi aku melihat matanya yang berair. Aku pun perlahan melepaskan pelukannya. aku tidak mau semua rencana ku gagal sampai disini.

"Maaf, tuan. sebaiknya tuan tenangkan diri tuan."

"Ah, Maaf atas kelancangan ku. saya akan mengantar nona pulang."

"Terimakasih tuan."

...***...

Anakku pun mengantarku kembali ke ibukota. Akhirnya aku berpisah dengannya. Walau hal ini sangat tidak aku inginkan, tapi aku tidak boleh goyah. aku adalah orang yang memegang prinsip ku.

Tak lama aku bisa menghembuskan nafas lega, seorang pria menarik kantung koin emas ku. Dia hampir berhasil mencopet ku. untungnya aku diam-diam mempelajari ilmu beladiri di desa, tanpa di ketahui oleh siapapun. pada dasarnya walau aku sudah berpengalaman tapi tubuh ini belum berpengalaman jadi aku harus melatihnya untuk mencapai tujuanku.

Tapi kekuatan pria itu semakin kuat. aku pun juga menambah kekuatanku dan melancarkan serangan ku. pria pencopet itu pun terjatuh. dan memohon minta ampun. aku terlalu marah hingga hilang kesabaran ku, aku ingin cepat mengakhirinya, tapi seseorang datang dan menghentikan ku. tampak orang-orang yang menonton kami tiba-tiba bubar.

Aku pun segera melirik orang yang berhasil menghentikan ku, dan tidak disangka ia adalah Pangeran ke empat. Anak dari kedua musuhku sendiri yaitu Si suami dekil dan si kakak jalan. itu kebetulan sekali, aku ingin membunuh anak ini juga. aku pun hendak memukulnya juga dengan tanganku yang satunya lagi tapi dengan lincah ia menghindari ku dan malah memegang kedua tanganku dengan sangat erat.

"Si,siapa kamu!? lepaskan aku bocah!" aku tidak sadar, aku memilih kata-kata yang salah untuk berhadapan didepan umum seperti ini. seharusnya aku lebih hati-hati. tapi ia malah menggenggam tanganku dengan sangat keras.

"Kamu tidak dengar, dia sudah memohon padamu. masih mau dilanjutkan?" Ia pun melepaskan tanganku. dan pergi meninggalkanku. sambil berkata untuk mengakhiri perjumpaannya.

"Hey gadis liar, emangnya umurmu berapa? beraninya kamu memanggilku bocah." Aku tersadar aku memang tidak tahu umur setelah aku memasuki ibukota. padahal aku sudah berusaha keras untuk menjadi gadis seumuran ku yang sekarang. jika semua terbongkar maka rencana ku akan sia-sia.

"Aku tidak peduli. aku juga tidak takut pada siapapun termasuk kamu!" Aku memberanikan diri untuk bersikap tegas kepadanya. aku tahu orang-orang di ibukota selalu menipu orang-orang desa, terutama orang desa yang baru pertama kali ke ibukota.

Terdengar samar, ia seperti mengatakan sebuah kata "menarik" tapi tidak tahu pasti. aku hanya mendengar dengan suara tersamar-samar. aku berusaha menenangkan diriku, supaya aku bisa fokus kepada tujuanku.

Aku hendak pulang, tapi tiba-tiba pengawal anak itu menghadang ku. mereka menahan ku, aku mencoba untuk berontak dan meminta tolong kepada orang-orang disekitar. namun tampaknya orang-orang enggan dan merasa takut. tidak tahu apa yang mereka lakukan tapi aku tiba-tiba kehilangan kesadaran ku.

Terpopuler

Comments

Chou12999

Chou12999

Thor kalo blm kuat jangan bikin masalah
kan di tangkep
kalo duit udh ad baru berkuasa dan ini mah blm
ada kekuatan malah pura pura takut aja demi masa depan baru
menginjak kalo dah kuat

2021-09-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!