Aku sudah menceritakan semuanya dengan baik. aku tahu tatapan Putra mahkota tampak ragu, mungkin dia akan percaya ketika keretanya tak lama lagi akan diberhentikan oleh seseorang. Ada satu harapan lagi agar membuatnya percaya, secara aku ini adalah ibunya. aku pun mengatakan sebuah kata, yaitu kata yang sering aku ucapkan kepadanya dulu. sebagai ciri khas pesan yang sering aku ucapkan kepadanya.
"Jika melihat bulan, kau akan mengingatku. Jika bulan bisa bicara, mungkin ia tidak akan berdusta." ucapan ku membuatnya terbelalak kaget, ia pun menggerakkan bibirnya dan berkata dengan lirih dan pelan. aku pikir ia akan tersadar, ia malah menyudutkan ku. wajahnya begitu dekat, matanya semakin jelas ia merindukan aku. pasti saat ini banyak pertanyaan yang sedang ia pikirkan. seharusnya aku tidak mengucapkan kalimat itu, ini hanya akan membuat identitas ku terbongkar dan rencana ku akan berantakan.
"Dari mana kamu mengetahui kata-kata itu!" jika aku teruskan pasti akan banyak pertanyaan lainnya yang akan menghujam ku. aku harus berpikir tenang. wajahnya yang begitu dekat, terlihat jelas ketampanan seorang anak bangsawan. walaupun ia adalah anakku kini posisinya adalah ia seorang pria dan aku seorang gadis. ini membuat jantungku berdebar. wajahku memanas. tapi aku harus profesional sebagai mantan seorang Jendral wanita.
Aku pun menyuruhnya untuk agak menjauh dariku agar aku bisa menjelaskannya dengan tenang dan jernih. meskipun aku masih belum mempunyai alasan untuknya. namun seketika kereta Putra mahkota berhenti. mereka sudah menemukanku. aku harus bagaimana. ku lirik wajah anakku itu dengan penuh harapan, ia akan mengasihani ku.
aku tahu mereka berani sekali memeriksa kereta Putra mahkota mereka sendiri. aku melihat kearah putra mahkota sekali lagi dengan penuh rasa takut, tanganku gemetar. aku memang tidak masalah berhadapan dengan pangeran ke empat itu, hanya saja aku tidak mau kembali ke kediamannya itu. itu hanya akan membuatku tersiksa dengan kenangan bodoh itu.
aku mendengar langkah kaki mulai mendekati kearah kereta kami. aku hanya memejamkan mata dengan gemetar berharap semuanya hanya mimpi. rencana awal kedatangan ku ke ibukota sudah gagal, bagaimana akan selanjutnya aku harus melakukan apa. mendengar suara pintu kereta dibuka. Putra mahkota tanpa ragu mencium bibirku dan berusaha menghalangi tubuhku. aku yang mengetahui rencananya dan langsung membalasnya mengikuti permainannya.
Pangeran ke empat yang membukakan pintu kereta kami pun merasa malu, telah mengganggu putra mahkota. "Maaf Putra Mahkota telah mengganggu anda dengan kekasih anda" Pangeran ke empat tampak membungkukkan badannya meminta maaf dan menutup kembali pintu kereta Putra Mahkota. akhirnya aku pun tersadar dan mendorong Putra Mahkota secara refleks. aku mendapatinya matanya yang begitu tenang, tapi aku tahu jantungnya pasti berdebar juga.
aku pun inisiatif untuk langsung berbicara. "Terimakasih, Tuan. Saya sudah ditolong tiga kali oleh Tuan." Tampak ia memalingkan wajahnya sembari menutupi bibirnya. aku tahu aku adalah gadis pertama yang ia cium. aku hanya menanggapinya dengan biasa. tapi aku tidak mungkin membuat anakku sendiri menjadi suka kepada ibunya sendiri. akan sangat aneh sekali bagiku kalau tiba-tiba aku menikahi anakku sendiri.
"Soal kata yang tadi..." Putra mahkota tampak menantikan jawabanku yang satu ini, jawaban tentang aku mengetahui kata-kata yang menjadi ciri khas ku kepadanya.Seketika itu Aku merasa bangga. telah mendidik anakku sendiri dengan baik. menjadikan ia seorang pangeran yang dermawan. maka aku pun menjawabnya dengan tulus walau agak sedikit menipunya.
"Kau tahu tuan. di mimpiku saya bertemu dengan seorang bidadari cantik. ia mengatakan kata-kata itu dalam mimpiku, dalam mimpiku juga mengatakan bahwa itu adalah kata-kata yang akan membuatku bertemu dengan tuan Putra Mahkota." aku tahu alasanku sangat tidak masuk akal. tapi tampaknya ia sangat mempercayai kata-kata ku itu. kurasa itu sudah cukup.
"Kalau begitu, kamu mau aku mengantarmu kemana?" aku sontak kaget. mendengar ucapannya itu. mataku melotot dan bibirku terkunci. Aku harus memutar otak lagi-lagi dan lagi. aku tahu dari jalan ini jarak ke ibukota sangatlah jauh. ini semakin mendekati kediaman Putra Mahkota. tapi aku harus menjadi seorang wanita yang tegas.
"Seharusnya saya kembali ke ibukota, saya ingin sekali tuan menurunkan saya disini saja." aku tahu kata-kata itu akan membuatnya khawatir, dan dia akan memperbolehkan aku setidaknya satu malam saja untuk bermalam di kediamannya.
tidak disangka putra mahkota malah tersenyum lebar setelah aku mengucapkan kalimat itu. aku tidak berpikir aku akan mempermainkannya, tapi ia nampaknya tahu dengan jelas apa maksud tujuanku mengucapkan kalimat itu. Tapi aku yang melihatnya senyum dengan senyuman semanis itu, membuat hatiku lega. Aku bisa melihat senyum anakku lagi meski kini aku bukan ibunya lagi. ini sangat menyiksa aku sungguh ingin memeluknya dan mengatakan semuanya pada anakku sendiri.
"Aku mengerti maksudmu, baiklah kamu bermalam dulu di kediamanku. besok aku akan mengantar mu ke ibukota." tak disangka ia mengerti maksudku. aku jadi terlihat bukan seperti wanita yang tegas lagi. aku mengingatkan diriku bahwa aku adalah seorang jenderal wanita. tapi ini tidak ada pilihan lain lagi.
......***......
Pagi sekali aku sudah bangun, walaupun malam itu sangat melelahkan. tapi sudah kebiasaan ku untuk bangun pagi-pagi sekali. aku sedikit meregangkan tubuhku, lalu aku berolahraga sedikit. tidak sengaja aku mendengar suara di sebelah kamar ini. kalau tidak salah sebelah kamar ini adalah ruang baca putra mahkota.
aku mendengarnya sedang berbisik berbicara dengan seseorang. aku memutuskan untuk mencuri dengar percakapan itu di balik dinding tipis ini. aku memusatkan pendengaran ku pada percakapan itu. aku mengetahui suara itu adalah pangeran ke empat dan putra mahkota. ada apa dengan mereka, apa mereka sedang membicarakan ku. kini aku fokus dengan apa yang mereka bicarakan.
"Putra Mahkota, apa anda mengenali gadis itu?"
"Aku mengenalnya"
"Kalau begitu, sebaiknya anda menyerahkannya padaku"
"Untuk apa, aku tahu dia bukan bawahan mu kan?"
"Memang bukan, tapi ia adalah warga ku"
pangeran ke empat pun menyerahkan secarik kertas data penduduk wilayahnya. sebagai permulaan pemerintahan setiap pangeran di berikan sebuah wilayah untuk mereka kelola sendiri. tapi itu akan bergilir setiap tahunnya. tahun ini yang mengelola wilayah desaku adalah pangeran keempat. Aku tidak tahu maksudnya, tapi aku sudah diberikan izin oleh kepala desa disana untuk pergi ke ibukota. Percakapan mereka pun berlanjut.
"Dia adalah gadis yang memiliki prestasi unik di desanya. menurut laporan terakhir pangeran ke enam. kau tahu seorang gadis desa tidak diizinkan untuk belajar. memang tidak adil. tapi itu aturannya, dan sejauh ini banyak warga desa yang tidak bisa membaca."
"Lalu kamu punya bukti apa kalau ia bisa membaca."
"Kau tahu, saat kita ada di kandang kuda. aku melihat kalian bertiga. tanpa sengaja saat ia memilih kuda bersamamu. aku mendengar ia membaca nama kalung kuda kesayangan mu itu."
Putra mahkota sepertinya kaget mendengar itu. ia terdiam beberapa menit. ia sedang berfikir dan mencerna kata-kata itu. kupikir tadinya begitu. tapi nyatanya salah. mereka tiba-tiba saja sudah berada di depan pintu kamarku. aku panik. aku langsung membantingkan diri ke ranjang dan menutupi diriku dengan selimut yang lembut itu.
Putra mahkota dan pangeran ke empat tanpa ragu langsung, membukakan pintu kamarku. aku hanya bisa berpura-pura tertidur. Kini jelas aku tidak boleh mempercayai siapapun, termasuk Putra Mahkota. anakku sendiri. mereka selalu menyembunyikan banyak hal yang tidak terduga yang harus aku hadapi. dan Orang yang paling susah di tebak adalah anakku sendiri. ini semakin rumit seharusnya aku tidak menunjukan kemampuan baca ku ke sembarangan orang, itu hanya akan menjadi mala petaka bagi diriku sendiri, dan aku harus berhati-hati lagi.
Aku tahu Putra Mahkota sedang berpura-pura lembut. ia duduk di samping ranjang ku membangunkan ku dengan lembut. aku pun berakting seolah-olah aku baru terbangun. aku menggosok kedua mataku seolah-olah aku sangat kelelahan sekali. tapi pangeran ke empat menatapku tajam. tapi aku tidak hiraukan itu. Putra Mahkota menempelkan kepalaku pada dadanya, itu hal yang tidak terduga. bahkan pangeran ke empat pun kaget dengan apa yang dilakukannya.
Aku sedikit mendorongnya lemas, aku tahu ia pasti sedang mengujiku. jika aku mendorong nya kuat, artinya aku benar-benar berpura-pura baru terbangun. ini adalah hal yang basic yang dilakukan tokoh-tokoh yang suka berhati-hati. seperti suamiku. aku yakin putra mahkota mempelajari itu dari ayahnya alias suamiku sendiri. Jelas sekali ia memiliki setengah kepribadianku dan setengah lagi kepribadian ayahnya.
Jika kepribadianku ada sebagian padanya artinya cara strategi dan berfikir ya mungkin memiliki beberapa kesamaan. ini sangat tidak mudah bagiku untuk menghadapinya. jika disimpulkan ia akan memiliki kepribadian yang pintar, licik dan ambisius. itu sangat membahayakan kerajaan. aku mungkin tidak peduli dengan kerajaan karena tujuanku kali ini adalah membunuh raja yang merupakan suami penghianat itu.
dengan nada lemas aku, berpura-pura bertanya kapan aku bisa pulang ke ibukota. tapi ia hanya membalasnya dengan mengusap kepalaku. dan diakhiri menjitak dahi ku. aku memegangi dahi ku yang kesakitan itu. ia hanya tersenyum lembut, melihat aku yang cemberut sambil mengusap-usap dahi ku.
"Aku ada urusan, kamu pulanglah dengan pangeran ke empat. aku dan dia sudah berdamai." kata-katanya membuatku ingin berkata hal yang tidak ingin aku ucapkan. aku hanya bisa menahan emosiku. aku harus terlihat tenang dan polos. inget polos. aku hanya gadis desa yang miskin, penghasilan kami hanya bisa memenuhi makan sehari-hari saja. padahal aku ingin membeli banyak baju. tidak seperti dulu aku sering dimanjakan suamiku dengan membeli baju-baju yang indah dan cantik.
"Tapi apa kau yakin ia bisa memulangkan aku ke ibukota?"
"Aku percaya padanya"
"Baiklah kali ini aku akan menurutimu. sebagai penolong ku."
mereka berdua pun pergi, dan menyuruh para pelayan untuk melayaniku. membantuku untuk berias. dan menata rambutku. tanpa disangka Putra Mahkota juga menyiapkan satu baju berwarna nude yang sangat cantik sekali. Aku tidak percaya kepada mereka berdua tapi aku harus mengikuti dulu permainannya, setelah mengetahui permainannya baru aku bisa meluncurkan sebuah jebakan. Berbagai strategi telah aku pelajari, jadi aku tidak perlu takut dengan apapun lagi. dan yang pasti aku dilahirkan kembali sudah dipastikan untuk membalas dendam ku. Tuhan pun merestui itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments