~Dijebak

Siapa sangka aku bisa berada disini.

Di dalam kamar berukuran luas, aku meringkuk di sudut dinding bersama selimut kegelapan. Langkah kaki seseorang semakin mendekat mengarah pintu kamar yang aku tempati sekarang. Sudah bisa tertebak bahwa dia adalah laki-laki yang menjadi tamu ku malam ini.

Badanku semakin bergetar saat mendengar ketuk langkah sepatunya. Entah dosa apa yang telah aku perbuat hingga Tuhan menghukum seberat ini. Bagaimana bisa aku memuaskan hasrat seseorang, sementara bersentuhan dengan pria saja belum pernah. Dalam hitungan jari, pria itu akan masuk ke dalam ruangan dan berbaur bersamaku.

Gagang pintu dibuka diiringi derit suara pintu. Kemudian pintu ditutup dan dikunci.

Ceklek

Dia menekan saklar lampu di dekat pintu masuk. Saat lampu menyala, dia menjelajahi pandangan ke segala ruangan. Dia menatap ranjang berukuran besar yang masih rapi. Lalu dia menatap gorden yang tak jauh dari sisi ranjang. Dia menatap ke arah pintu kamar mandi berharap ada suara gemericik air di sana. Tak ada. Dia tak mendengarkan siapapun.

Dia belum menemukan ku yang tengah terduduk di samping nakes, di bawah lampu tidur yang setinggi orang dewasa.

Ingin menyapanya tapi lidah terasa kaku. Hingga akhirnya dia mengulangi pandangannya. Saat dia ingin melangkah menuju nakes, dia pun sontak terkejut melihatku meringkuk seperti anak malang di tepi jalan.

"Siapa kamu?" tanyanya terkejut. Matanya membulat lalu mencari perempuan yang akan melayaninya malam ini. "Dimana dia? apakah kamu melihat perempuan selain kamu disini?"

Aku menggeleng tak mampu menatapnya.

"Aku adalah perempuan yang kamu pesan," jawabku datar menahan bulir kesedihan yang mendesak keluar.

"Jangan bercanda, Nona. Aku sudah memesan perempuan cantik bertubuh indah dengan bayaran mahal. Kamu? Ah, kamu justru malah terlihat badut yang dipakaikan kerudung."

Mendengar ucapannya, darahku mendidih menahan amarah. Namun jika aku menampakkan amarahku, bagaimana bisa keluar dari tempat ini.

"Aku hanya perempuan dekil yang terjebak dalam tempat ini, Om. Jika berkenan, kamu bisa mengeluarkan ku dari sini dengan mengganti perempuan yang lebih cantik."

Mendengar ucapan barusan, seketika dia berhenti tertawa.

"Terjebak? Bagaimana bisa kamu terjebak di sini," tanyanya penasaran.

Kini pembicaraan kami mulai serius. Aku pun menceritakan semua kejadian hingga akhirnya bisa berada di dalam kamar yang dia pesan.

Wajahnya semakin menampakkan rasa iba. Ingin membantu. Ingin segera mengeluarkan ku dari sini.

"Tolong aku, Om. Tolong. Aku hanyalah anak rantau yang kuliah dan mencari rejeki di tanah ini. Siapa lagi yang mampu menolongku jika bukan dirimu, Om," menangkupkan tangan ke depan dada seraya memohon bantuannya.

Pria berpenampilan rapi dengan usia sekitar empat puluh tahun itu berpikir. Alisnya mengkerut. Kedua tangannya bersilang depan dada. Dia duduk di atas kasur, sementara aku masih betah duduk di lantai. Berat tubuh menyatu dengan berat beban yang menimpaku. Berdiri pun sudah tak sanggup lagi.

Aku menatap pria yang duduk di hadapanku. Perawakan gagah dengan rambut mulai memutih karena uban. Matanya sipit dengan sedikit kerutan. Penampilannya rapi dengan kaos polos berwarna hitam yang ditutupi jaket parasut biru dongker. Jika dilihat, dia sudah menua tapi penampilan layaknya seperti anak muda. Ditambah lagi lingkar cincin di tangan manisnya menandakan dia sebenarnya telah memiliki pasangan.

Dia masih terdiam. Sama sepertiku yang bingung harus berbuat apa. Uangnya mungkin telah dibawa oleh Alea, sementara yang ia dapatkan justru perempuan lusuh yang tak menggairahkan sama sekali.

"Saya bukan pelayan birahi, Om. Saya hanya mahasiswi biasa yang ingin mengabulkan doa orang tua di kampung sana. Mereka sudah renta. Mereka bergantung kepadaku agar bisa mewujudkan impian melanjutkan mengelola ladang pertanian. Tega kah aku menghancurkan mimpi mereka sementara mereka lelah letih mendoakan keberhasilanku di sini." ucapku lirih. Mataku berkaca-kaca, mencoba bangkit lalu duduk di hadapannya.

Kini aku bersimpuh di depan pria itu. Mengemis pertolongan.

"Tolonglah aku, Om. Aku akan sangat berhutang Budi kepadamu jika Anda membantu keluar dari tempat ini."

Melihat aku bersimpuh, sontak pria tersebut menunduk mengangkat bahuku.

"Tolong jangan seperti itu. Berdirilah." Menyentuh bahu ku dan meminta berdiri di hadapannya.

"Aku mohon, Om. Berikan jalan keluar untukku agar bisa keluar dari tempat ini." Tak tahu lagi harus menangis seperti apa. Airmata mulai mengering kehabisan cara agar bisa terbebas dari perangkap.

Dia terdiam sejenak seperti tengah berpikir. Mungkin nominal yang dikeluarkan sangat banyak. Seharusnya dia bisa menikmati malamnya dengan puas bersama perempuan yang akan dikencaninya.

"Apakah kamu tak mau mencobanya?" tawarnya kepadaku. Barangkali dengan menerima ajakannya membuat ketakutan ku hilang. Itu sama saja keluar dari perangkap buaya, masuk ke perangkap harimau.

Mendengar itu rasa dihujani bebatuan dari langit.

"Aku harus membayarmu berapa, Tuan?" suaraku melemah sembari berlutut di hadapannya.

Setelah berpikir, dia menatapku lagi. Tatapannya mengandung banyak pertanyaan. Bisa saja dia melakukan hal tak senonoh kepadaku, toh kami hanya berdua di kamar. Siapa yang akan menolong jika dia meminta tubuhku. Dia telah membayar sejumlah rupiah. Seharusnya dia bisa saja memaksaku karena itu adalah haknya.

Di tengah deru nafas ketakutan, aku masih berharap dia adalah pria yang masih memiliki hati nurani meskipun sedikit. Tuhan bisa membalikkan hati seseorang dalam sekejap. Berharap dia bisa berpikir normal dan mau berbaik hati meski harus hutang budi.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya dia angkat bicara.

"Baiklah. Sebenarnya tidak mudah untukmu bisa keluar dari sini. Ada banyak gigolo yang akan menerkammu di setiap sudut pintu kamar luar. Mereka akan menunggu di sana hingga memastikan tak ada yang berbuat curang bahkan kabur dari lokasi ini."

Mendengar itu, aku semakin pesimis.

"Tapi, kita bisa beradu akting. Aku akan berpura-pura telah memakai mu, lalu akan berpura-pura ingin berkencan dengan mu lagi di luar kota. Pastilah aku akan membayar nominal yang tidak sedikit, hanya saja ini demi keselamatanmu. Aku kasihan padamu."

Aku kasihan padamu. Akhirnya kata iba yang aku tunggu dari tadi keluar dari bibir tipis pria di hadapanku saat ini.

~~

Akhirnya pria berusia sekitar empat puluh tahun itu mengajakku keluar. Kami beradu akting seolah-olah telah terjadi sesuatu.

"Aku masih berpikir bagaimana caranya supaya kamu bisa keluar dari sini. Masuk di tempat ini seperti perangkap harimau."

Pria itu mengajakku mencari jalan keluar. Di dalam ruangan tadi dia sudah mengajakku beradu peran. Aku seolah-olah diajak ke pintu luar lalu akhirnya aku bisa kabur nantinya.

Setelah itu dia akan mengambil mobilnya untuk menolongku.

"Aku akan membawamu ke rumahku. Anggap saja aku menolongmu. Tapi, tolong jangan ceritakan kejadian ini kepada istriku dan anakku. Dunia malam begitu kejam. Tapi ini hiburan bagi orang kesepian. Apalagi tak memiliki anak kandung sepertiku."

"Maksudnya? Ini hanya hiburan Om saja?"

"Ya, begitulah. Tapi setelah kejadian ini, om janji tidak akan pernah menginjakkan kaki di sini lagi."

Setelah obrolan singkat kami, om itu memintaku keluar dan berlari. Mungkin nanti akan ada yang mengejar tapi aku akan berupaya keluar dari tempat jahanam ini.

Benar saja, baru keluar dari pintu, seseorang bertubuh besar mengejar dari belakang. Aku harus berlari sejauh mungkin sampai bertemu dengan mobil pria yang menolongku tadi.

Rekayasa cerita dimulai. Pria itu akan berpura-pura menolongku dengan dibantu isterinya seolah dia tidak pernah menginjakkan kaki di tempat jahanam itu.

Semua akan dibuat seolah-olah kebetulan.

Saat ini aku tidak bisa berpikir panjang. Entah bagaimanapun kejadiannya nanti, aku pasrah. Setidaknya om yang belum ku ketahui namanya sudah mau menolongku.

Kejam sekali dunia malam. Bahkan tempat ini bisa menjadi pelampiasan dari kejenuhan.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!