Bab 4

Athor

Seorang cewek mengenakan dress tanpa lengan berwarna navy bergaris-garis putih sedang berbaring diatas tempat tidur ukuran king size, ia sibuk mengipas-ngipas badannya dengan telapak tangannya.

“Panas, panas, panas. Aku butuh air, aku mau minum, aku haus, ah....panas," ia meracau tidak karuan. Matanya mengamati sekeliling mencari air disana tapi ia tidak menemukan apa-apa.

Rasa panas yang dialami tubuhnya sangat luar biasa sehingga membuat gadis itu membuka dress-nya dengan sembarangan mengakibatkan beberapa kancingnya terlepas.

'Drap, drap, drap' terdengar langkah kaki yang mendekat membuat gadis itu menoleh kearah suara itu guna melihat siapa yang datang kepadanya, namun pandangan yang buram, tidak jelas membuat ia tidak dapat mengenali siapa sosok yang datang.

Hingga ia harus berjalan maju untuk melihat siapa gerangan orang yang kini tengah berdiri didepannya. Gadis itu tampak terkejut ketika mendapati seseorang pria yang tidak ia kenal berdiri disana.

“Siapa kamu?” tanyanya sambil menghampiri pria itu dengan tatapan tajam, yang sepersekian detik tatapan itu berubah menjadi senyum menggoda.

“Kamu sangat tampan?” ujarnya.

Ketika ia menyadari ketampanan yang di miliki pria itu, tak lupa tangannya mengelus wajah rupawan yang berdiri angkuh dihadapannya.

“Aroma mu juga harum."

Gadis itu mendekatkan hidungnya pada dada bidang di depannya, guna menghirup aroma parfum sang pria yang sangat memabukkan, hingga membuat ia menjadi lebih tergoda untuk memiliki.

Kini tangannya berpindah dari wajah ke dada sang pria dan menarik sisi kanan kiri jas lelaki itu agar lebih mendekati dirinya. Memeluk dan mencium dada bidang pria yang masih anteng berdiri di dekat meja TV untuk menghirup aroma segar dari tubuh yang kini memabukkannya.

Mendapatkan perlakuan tidak senonoh, pria itu langsung melepaskan dirinya dari pelukan sang wanita yang menurutnya sangat murahan, belum apa-apa sudah nyosor duluan.

“Ayo lah, aku membutuhkan mu?”

Pinta gadis perawan itu dengan tatapan memohon. Gejolak dalam dirinya telah mempengaruhi seluruh akal sehatnya. Ia tidak dapat berbuat banyak selain harus memenuhi semua tuntutan dalam tubuh yang telah memuncak tanpa terkendali, gadis itu mencoba mencium dada pria itu lagi, namun ditepis kasar oleh pemiliknya.

"Aku tidak suka cewek ganjen!" ujar sang pria tegas.

Cewek itu menyeringai, tidak perduli, "Aku hanya mau kamu!" Jawab cewek itu tak kalah tegas dari sang pria.

Pria itu tersenyum miring kerahnya, sambil menyipitkan sebelah matanya, tanda mengejek dan menghina, “Dasar cewek murahan."

"Aku bukan wanita murahan tuan, aku hanya membutuhkan mu untuk malam ini saja,” jawabnya polos.

“HAHAHA….” Pria itu tertawa keras mendengar jawaban konyol yang keluar dari bibir pink mengoda wanita didepannya.

"oh ya," ejeknya sambil mengangkat dagu sang gadis yang matanya sudah penuh dengan nafsu b*r*hi.

"Kamu membutuhkan tubuhku atau uang ku sayang?" Tanyanya dingin, sembari melepaskan dagu itu dengan kasar.

Meski tidak tahu arti kata-kata yang barusan di dengarnya, tapi wanita itu tersenyum menggoda, "apa saja yang asal bisa membuat aku puas malam ini."

Melihat lelakinya cukup lamban dalam bergerak gadis yang dalam pengaruh obat itu menarik tubuh sang pria mendekati tempat tidur, lalu menghempaskan tubuh perkasa itu di atas kasur dan lekas menindihnya. Mencoba mencium bibir pria itu.

Aksinya cepat dicegah oleh sang pria yang berbalik mendorong tubuh kecil itu lalu memutar dan menghempaskan ke kasur ganti dengan posisi mengukungnya. Menatap tajam gadis itu.

"Apa yang akan kamu lakukan pada ku nona? Apakah kamu akan memperkosa ku malam ini?" Sarkas nya.

Tidak takut, wanita itu malah tersenyum menggoda, seraya melingkarkan sebelah lengannya pada leher sang pria. Bukannya menjawab namun dia malah ganti bertanya,

"Apakah aku tidak cukup mengoda mu malam ini? Kenapa kamu lamban sekali tampan," ucapnya, seraya membeli lembut pipi yang sudah begitu dekat dengan wajahnya.

Membuat pria heran, kenapa cewek itu ganjen kagak ketulungan gini? Main sosor saja. Bukannya takut sama tatapan dia yang membunuh, tapi menggoda minta disentuh. Mana bibirnya merah mengoda lagi, bikin gue kagak tahan. Akhirnya,

"Shit!" pria itu mengumpat.

Berdiri tegak, menjauhkan wajahnya dari wajah gadis itu. Yang aksinya di ikuti sang gadis, yang juga ikut bangun dan duduk di kasur,

“Ayolah tuan, aku tidak punya banyak waktu untuk menunggu mu. Aku tidak suka kamu bermain-main seperti ini!"

Gadis itu mengiba, sembari jemarinya mengelus lembut bibir pria itu yang membuat sang Casanova dapat merasakan hangat dari sentuhan jemari lentik itu sehingga membuat bagian bawah tubuhnya yang semula anteng kini menjadi bangun, siap untuk bertempur.

Meski begitu sang pria mencoba mengingatkan wanita berwajah polos yang begitu sangat mengoda itu,

“Jangan main-main dengan ku nona, aku tidak mau bertanggung jawab atas permainan mu ini?"

“Aku tidak perduli dan aku tidak butuh pertanggung jawaban mu kepada ku."

Wanita itu kembali mencoba mencium bibir sang sang pria, sambil tangannya meraba-raba dada yang masih terbungkus kemeja juga jas meski tidak memakai dasi, guna merayu, hingga membuat pria itu menatap lurus kearahnya,

“Dasar gadis nakal. Baiklah jika ini mau mu maka aku akan bermain dengan mu dengan senang hati. Akan aku puaskan dirimu dengan tubuhku dan sebagai gantinya puaskan aku dengan tubuhmu," Ujar sang casanova.

"Aku setuju," Jawab sadis polos itu.

Kemudian menempelkan bibirnya pada daging tak bertulang milik pria di depannya. Karena dia sendiri tidak tahu bagaimana melanjutkan dan ciuman itu seperti apa selain menempel. Lantaran ini pertama kali buat dia.

*

*

Kini keduanya tengah berbaring lemas dengan peluh membanjiri tubuh keduanya setelah pertarungan menguras tenaga yang mereka jalani. Hingga,

"Jangan pernah melupakan kejadian malam ini sayang. Karena disini lah kita bertemu dan saling berbahagia satu sama lain," pinta sang pria sambil mengecup kening gadis dalam pelukannya, setelah permainan panas yang mereka lakukan berdua.

"Aku tidak akan melupakan mu, juga kejadian malam ini. Percayalah!" Ucap sang gadis penuh keyakinan dengan senyum mengembang.

"Kamu janji?" pinta sang pria.

Gadis itu mengangguk, "Janji," ujarnya sambil membenamkan wajahnya pada curuk dada pria itu.

"Aku akan menagih janji kita ini suatu saat nanti," ujar sang pria karena dia mulai merasakan sesuatu yang berbeda pada wanita di depannya.

"Aku akan memenuhi itu semua. Kapan pun kamu mau."

"Benar kah itu?" Tanyanya sangat senang.

"Benar," Jawab wanitanya yang mulai ngantuk karena tubuhnya sangat capek.

Kini mereka berdua tidur dalam posisi berpelukan dengan senyum mengembang di wajah satu sama lain. Menandakan jika keduanya tengah berbahagia.

*

*

*

*

Azan subuh berkumandang dari masjid ke masjid, memanggil seluruh umat muslim di bumi ini guna bersujud kepada Rabb-nya sebagai rasa syukur atas semua Rahmat dan nikmat yang telah Allah berikan.

Sebagian dari masyarakat di ibukota sudah membuka matanya dan melakukan aktifitas mereka seperti biasa, meski masih banyak yang terlelap tidur dibawah kukungan selimut tebal nan lembut.

Seorang gadis telah mendapatkan kembali nyawanya, mesti kesadarannya belum pulih seratus persen dan matanya juga belum terbuka.

Dinginnya udara yang ia rasakan membuat sosok itu enggan untuk cepat-cepat bangun guna memenuhi panggilan Rabb-nya.

Gadis itu mencium wangi lain dari kamarnya, aroma mint segar yang membuat ia ingin berlama-lama berada di kasurnya yang empuk juga selimutnya yang hangat.

Tubuhnya terasa sangat letih, hingga membuat ia kembali memeluk erat guling didepannya dengan harapan dapat tertidur untuk beberapa menit lagi.

Tangan gadis itu melingkari kembali gulingnya yang pagi ini agak berbeda dari biasanya. Ya, gulingnya terasa sangat hangat, beda dari sebelumnya. Selain itu wanginya juga enak, entah kapan ia menganti pewangi bajunya menjadi wangi yang sangat memabukkan, bahkan ia pun lupa kapan pernah membelinya.

Tidak perduli dengan itu semua, yang penting, baginya adalah tidur lagi. Kira-kira lima belas menit, pikirnya.

Sejurus kemudian, rese amat sih ini guling, gerak-gerak melulu bikin orang tidak nyaman saja, batin gadis itu sambil memeluknya lebih erat dan mendekap lebih dalam lagi.

Kok guling gue lebih gede dari biasanya ya? ia mencoba berfikir. Biasanya kagak segede ini deh, kalau gue peluk muat sama tangan gue, malah sisa banyak dan guling gue juga wanginya kagak gini-gini amat sih? ia mencoba berargumen dengan pikirannya yang mulai menyadari kejanggalan yang ia rasakan.

Malah gue kagak ingat kalau punya pewangi kayak gini, terus kasur gue juga rasanya tidak seempuk dan sehangat ini, gumannya dalam hati.

Gadis itu mencoba bergerak, tapi sulit. Karena ia merasakan sesuatu yang berat menindihi tubuhnya hingga membuat ia susah bergerak. Apaan sih ini berat banget? Masak iya gue tidur ditindihi Gajah? Ia mencoba sekali lagi, namun sesuatu yang hangat terasa menahan pinggangnya. Karena rasa penasaran akhirnya cewek itu membuka matanya dan,

“Ya Allah, kok ada orang disini!!” Teriaknya.

Buru-buru ia mendekap mulutnya yang mengaga, kaget, melihat sosok manusia tengah terpejam dengan posisi tidur miring memeluk tubuhnya erat.

Ia melihat sekelilingnya dan mendapati suasana yang aneh. Ini bukan kamar kost gue? Duh dimana gue sekarang? Kenapa gue ada di kamar sama orang yang kagak gue kenal? Ia masih berkecamuk dengan pemikirannya sendiri, menoleh kiri kanan, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya namun kepalanya terlalu pusing untuk sekedar mengingat, Ia tidak dapat mengingat semuanya dengan jelas.

Sambil berangsur mundur, menarik kakinya secara halus, guna nmenjauhi pria yang ada disebelahnya. Ia membuka selimut yang menutupi tubuhnya, tapi cuma sesaat kemudian menutupnya kembali. Ia terperanjat, matanya melotot sempurna, seolah tak percaya ketika tidak ada sehelai benang pun menempel pada tubuhnya.

Sekali lagi, gadis itu mencoba melihat sekitarnya dan mendapati baju mereka berserakan tak beraturan di lantai, setitik air mata jatuh di pipinya.

Mungkinkan ia sudah melakukan hal yang tidak senonoh? Pikiran itu tiba-tiba muncul dalam otaknya.

“Aduh….” Gadis itu meringis kesakitan ketika mencoba turun dari tempat tidur, ada yang sakit pada bawah tubuh bagian bawahnya, tepatnya pada bagian kewanitaannya.

Nyeri dan perih ia rasakan secara bersamaan, membuatnya gadis itu harus berhenti sebentar guna menguatkan diri saat hendak turun dari ranjang. Rasa perih seperti goresan pisau yang amat tajam membuat ia diam di tempat beberapa menit.

Dengan memaksakan diri, gadis itu mengambil baju-bajunya yang berserakan di lantai satu persatu dengan merangkak dan tertatih-tatih menahan perih.

Diambilnya dress navy yang ia kenakan semalam, tapi baju itu sudah tak dapat dipakai lagi karena sebagian dari kancingnya telah hilang. Akhirnya ia mengenakan kemeja putih yang masih tergeletak disana, mungkin milik pria berengsek yang sedang tidur itu untuk melapisi bajunya. Cepat-cepat ia pergi dari kamar itu.

Gadis itu pun tampak bingung dengan arah pintu keluar, karena ini pertama kalinya ia ada pada bangunan tersebut. Untung ia menemukan lift, kemudian ia menekan angka satu pada lemari besi itu yang membawanya pergi kearah loby yang pagi ini lumayan sepi. Hanya ada dua orang pria yang sedang duduk menahan kantuk dibalik meja resepsionis, sehingga tidak memperhatikan penampilannya yang acak-acakan mirip kuntilanak sedang mencari mangsa.

Rasa sakit hatinya membuat air matanya tidak dapat dibendung, namu ia tak dapat menyalahkan siapa pun juga, selain dirinya sendiri, karena semua memang salah ia sendiri. Kini hanya penyesalan yang tersisa disana.

*

*

*

*

Terpopuler

Comments

zien

zien

hadir 💗💗

2021-05-20

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

next ❤️

2021-05-17

1

BELVA

BELVA

mampir kembali ka di novel
#gadis imut diantara dua raja

mksh ya ka

2021-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Selamat Tahun Baru
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 Bab 113
116 Bab 114
117 Bab 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 120
123 Bab 121
124 Bab 122
125 Bab 123
126 Bab 124
127 Bab 125
128 Bab 126
129 Bab 127
130 Bab 128
131 Bab 129
132 Bab 130
133 Bab 131
134 Bab 132
135 Bab 133
136 Bab 134
137 Bab 135
138 Bab 136
139 Bab 137
140 Bab 138
141 Bab 139
142 Bab 140
143 Bab 141
144 Bab 142
145 Bab 143
146 Bab 144
147 Bab 145
148 Bab 146
149 Bab 147
150 Bab 148
151 Bab 149
152 Bab 150
153 Bab 151
154 Bab 152
155 Bab 153
156 Bab 154
157 Bab 155
158 Bab 156
159 Bab 157
160 Bab 158
161 Bab 159
162 Bab 160
163 Bab 161
164 Bab 162
165 Bab 163
166 Bab 164
167 Bab 165
168 Bab 166
169 Bab 167
170 Bab 168
171 Bab 169
172 Bab 170
173 Bab 171
174 Bab 172
175 Bab 173
176 Bab 174
177 Bab 175
178 Bab 176
179 Bab 177
180 Bab 178
181 Bab 179
182 Bab 180
183 Bab 181
184 Bab 182
185 Bab 183
186 Bab 184
187 Bab 185
188 Bab 186
189 Bab 187
190 Bab 188
191 Bab 189
192 Bab 190
193 Bab 191
194 Bab 192
195 Bab 193
196 Bab 194
197 Bab 195
198 Bab 196
199 Bab 197
200 Bab 198
201 Bab 199
202 Bab 200
203 Bab 201
204 Bab 202
205 Bab 203
206 Bab 204
207 Bab 205
208 Bab 206
209 Bab 207
210 Bab 208
211 Bab 209
212 Bab 210
213 Bab 211
214 Bab 212
215 Bab 213 Epilog
Episodes

Updated 215 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Selamat Tahun Baru
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
Bab 113
116
Bab 114
117
Bab 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 120
123
Bab 121
124
Bab 122
125
Bab 123
126
Bab 124
127
Bab 125
128
Bab 126
129
Bab 127
130
Bab 128
131
Bab 129
132
Bab 130
133
Bab 131
134
Bab 132
135
Bab 133
136
Bab 134
137
Bab 135
138
Bab 136
139
Bab 137
140
Bab 138
141
Bab 139
142
Bab 140
143
Bab 141
144
Bab 142
145
Bab 143
146
Bab 144
147
Bab 145
148
Bab 146
149
Bab 147
150
Bab 148
151
Bab 149
152
Bab 150
153
Bab 151
154
Bab 152
155
Bab 153
156
Bab 154
157
Bab 155
158
Bab 156
159
Bab 157
160
Bab 158
161
Bab 159
162
Bab 160
163
Bab 161
164
Bab 162
165
Bab 163
166
Bab 164
167
Bab 165
168
Bab 166
169
Bab 167
170
Bab 168
171
Bab 169
172
Bab 170
173
Bab 171
174
Bab 172
175
Bab 173
176
Bab 174
177
Bab 175
178
Bab 176
179
Bab 177
180
Bab 178
181
Bab 179
182
Bab 180
183
Bab 181
184
Bab 182
185
Bab 183
186
Bab 184
187
Bab 185
188
Bab 186
189
Bab 187
190
Bab 188
191
Bab 189
192
Bab 190
193
Bab 191
194
Bab 192
195
Bab 193
196
Bab 194
197
Bab 195
198
Bab 196
199
Bab 197
200
Bab 198
201
Bab 199
202
Bab 200
203
Bab 201
204
Bab 202
205
Bab 203
206
Bab 204
207
Bab 205
208
Bab 206
209
Bab 207
210
Bab 208
211
Bab 209
212
Bab 210
213
Bab 211
214
Bab 212
215
Bab 213 Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!