Athor
Seorang cewek mengenakan dress tanpa lengan berwarna navy bergaris-garis putih sedang berbaring diatas tempat tidur ukuran king size, ia sibuk mengipas-ngipas badannya dengan telapak tangannya.
“Panas, panas, panas. Aku butuh air, aku mau minum, aku haus, ah....panas," ia meracau tidak karuan. Matanya mengamati sekeliling mencari air disana tapi ia tidak menemukan apa-apa.
Rasa panas yang dialami tubuhnya sangat luar biasa sehingga membuat gadis itu membuka dress-nya dengan sembarangan mengakibatkan beberapa kancingnya terlepas.
'Drap, drap, drap' terdengar langkah kaki yang mendekat membuat gadis itu menoleh kearah suara itu guna melihat siapa yang datang kepadanya, namun pandangan yang buram, tidak jelas membuat ia tidak dapat mengenali siapa sosok yang datang.
Hingga ia harus berjalan maju untuk melihat siapa gerangan orang yang kini tengah berdiri didepannya. Gadis itu tampak terkejut ketika mendapati seseorang pria yang tidak ia kenal berdiri disana.
“Siapa kamu?” tanyanya sambil menghampiri pria itu dengan tatapan tajam, yang sepersekian detik tatapan itu berubah menjadi senyum menggoda.
“Kamu sangat tampan?” ujarnya.
Ketika ia menyadari ketampanan yang di miliki pria itu, tak lupa tangannya mengelus wajah rupawan yang berdiri angkuh dihadapannya.
“Aroma mu juga harum."
Gadis itu mendekatkan hidungnya pada dada bidang di depannya, guna menghirup aroma parfum sang pria yang sangat memabukkan, hingga membuat ia menjadi lebih tergoda untuk memiliki.
Kini tangannya berpindah dari wajah ke dada sang pria dan menarik sisi kanan kiri jas lelaki itu agar lebih mendekati dirinya. Memeluk dan mencium dada bidang pria yang masih anteng berdiri di dekat meja TV untuk menghirup aroma segar dari tubuh yang kini memabukkannya.
Mendapatkan perlakuan tidak senonoh, pria itu langsung melepaskan dirinya dari pelukan sang wanita yang menurutnya sangat murahan, belum apa-apa sudah nyosor duluan.
“Ayo lah, aku membutuhkan mu?”
Pinta gadis perawan itu dengan tatapan memohon. Gejolak dalam dirinya telah mempengaruhi seluruh akal sehatnya. Ia tidak dapat berbuat banyak selain harus memenuhi semua tuntutan dalam tubuh yang telah memuncak tanpa terkendali, gadis itu mencoba mencium dada pria itu lagi, namun ditepis kasar oleh pemiliknya.
"Aku tidak suka cewek ganjen!" ujar sang pria tegas.
Cewek itu menyeringai, tidak perduli, "Aku hanya mau kamu!" Jawab cewek itu tak kalah tegas dari sang pria.
Pria itu tersenyum miring kerahnya, sambil menyipitkan sebelah matanya, tanda mengejek dan menghina, “Dasar cewek murahan."
"Aku bukan wanita murahan tuan, aku hanya membutuhkan mu untuk malam ini saja,” jawabnya polos.
“HAHAHA….” Pria itu tertawa keras mendengar jawaban konyol yang keluar dari bibir pink mengoda wanita didepannya.
"oh ya," ejeknya sambil mengangkat dagu sang gadis yang matanya sudah penuh dengan nafsu b*r*hi.
"Kamu membutuhkan tubuhku atau uang ku sayang?" Tanyanya dingin, sembari melepaskan dagu itu dengan kasar.
Meski tidak tahu arti kata-kata yang barusan di dengarnya, tapi wanita itu tersenyum menggoda, "apa saja yang asal bisa membuat aku puas malam ini."
Melihat lelakinya cukup lamban dalam bergerak gadis yang dalam pengaruh obat itu menarik tubuh sang pria mendekati tempat tidur, lalu menghempaskan tubuh perkasa itu di atas kasur dan lekas menindihnya. Mencoba mencium bibir pria itu.
Aksinya cepat dicegah oleh sang pria yang berbalik mendorong tubuh kecil itu lalu memutar dan menghempaskan ke kasur ganti dengan posisi mengukungnya. Menatap tajam gadis itu.
"Apa yang akan kamu lakukan pada ku nona? Apakah kamu akan memperkosa ku malam ini?" Sarkas nya.
Tidak takut, wanita itu malah tersenyum menggoda, seraya melingkarkan sebelah lengannya pada leher sang pria. Bukannya menjawab namun dia malah ganti bertanya,
"Apakah aku tidak cukup mengoda mu malam ini? Kenapa kamu lamban sekali tampan," ucapnya, seraya membeli lembut pipi yang sudah begitu dekat dengan wajahnya.
Membuat pria heran, kenapa cewek itu ganjen kagak ketulungan gini? Main sosor saja. Bukannya takut sama tatapan dia yang membunuh, tapi menggoda minta disentuh. Mana bibirnya merah mengoda lagi, bikin gue kagak tahan. Akhirnya,
"Shit!" pria itu mengumpat.
Berdiri tegak, menjauhkan wajahnya dari wajah gadis itu. Yang aksinya di ikuti sang gadis, yang juga ikut bangun dan duduk di kasur,
“Ayolah tuan, aku tidak punya banyak waktu untuk menunggu mu. Aku tidak suka kamu bermain-main seperti ini!"
Gadis itu mengiba, sembari jemarinya mengelus lembut bibir pria itu yang membuat sang Casanova dapat merasakan hangat dari sentuhan jemari lentik itu sehingga membuat bagian bawah tubuhnya yang semula anteng kini menjadi bangun, siap untuk bertempur.
Meski begitu sang pria mencoba mengingatkan wanita berwajah polos yang begitu sangat mengoda itu,
“Jangan main-main dengan ku nona, aku tidak mau bertanggung jawab atas permainan mu ini?"
“Aku tidak perduli dan aku tidak butuh pertanggung jawaban mu kepada ku."
Wanita itu kembali mencoba mencium bibir sang sang pria, sambil tangannya meraba-raba dada yang masih terbungkus kemeja juga jas meski tidak memakai dasi, guna merayu, hingga membuat pria itu menatap lurus kearahnya,
“Dasar gadis nakal. Baiklah jika ini mau mu maka aku akan bermain dengan mu dengan senang hati. Akan aku puaskan dirimu dengan tubuhku dan sebagai gantinya puaskan aku dengan tubuhmu," Ujar sang casanova.
"Aku setuju," Jawab sadis polos itu.
Kemudian menempelkan bibirnya pada daging tak bertulang milik pria di depannya. Karena dia sendiri tidak tahu bagaimana melanjutkan dan ciuman itu seperti apa selain menempel. Lantaran ini pertama kali buat dia.
*
*
Kini keduanya tengah berbaring lemas dengan peluh membanjiri tubuh keduanya setelah pertarungan menguras tenaga yang mereka jalani. Hingga,
"Jangan pernah melupakan kejadian malam ini sayang. Karena disini lah kita bertemu dan saling berbahagia satu sama lain," pinta sang pria sambil mengecup kening gadis dalam pelukannya, setelah permainan panas yang mereka lakukan berdua.
"Aku tidak akan melupakan mu, juga kejadian malam ini. Percayalah!" Ucap sang gadis penuh keyakinan dengan senyum mengembang.
"Kamu janji?" pinta sang pria.
Gadis itu mengangguk, "Janji," ujarnya sambil membenamkan wajahnya pada curuk dada pria itu.
"Aku akan menagih janji kita ini suatu saat nanti," ujar sang pria karena dia mulai merasakan sesuatu yang berbeda pada wanita di depannya.
"Aku akan memenuhi itu semua. Kapan pun kamu mau."
"Benar kah itu?" Tanyanya sangat senang.
"Benar," Jawab wanitanya yang mulai ngantuk karena tubuhnya sangat capek.
Kini mereka berdua tidur dalam posisi berpelukan dengan senyum mengembang di wajah satu sama lain. Menandakan jika keduanya tengah berbahagia.
*
*
*
*
Azan subuh berkumandang dari masjid ke masjid, memanggil seluruh umat muslim di bumi ini guna bersujud kepada Rabb-nya sebagai rasa syukur atas semua Rahmat dan nikmat yang telah Allah berikan.
Sebagian dari masyarakat di ibukota sudah membuka matanya dan melakukan aktifitas mereka seperti biasa, meski masih banyak yang terlelap tidur dibawah kukungan selimut tebal nan lembut.
Seorang gadis telah mendapatkan kembali nyawanya, mesti kesadarannya belum pulih seratus persen dan matanya juga belum terbuka.
Dinginnya udara yang ia rasakan membuat sosok itu enggan untuk cepat-cepat bangun guna memenuhi panggilan Rabb-nya.
Gadis itu mencium wangi lain dari kamarnya, aroma mint segar yang membuat ia ingin berlama-lama berada di kasurnya yang empuk juga selimutnya yang hangat.
Tubuhnya terasa sangat letih, hingga membuat ia kembali memeluk erat guling didepannya dengan harapan dapat tertidur untuk beberapa menit lagi.
Tangan gadis itu melingkari kembali gulingnya yang pagi ini agak berbeda dari biasanya. Ya, gulingnya terasa sangat hangat, beda dari sebelumnya. Selain itu wanginya juga enak, entah kapan ia menganti pewangi bajunya menjadi wangi yang sangat memabukkan, bahkan ia pun lupa kapan pernah membelinya.
Tidak perduli dengan itu semua, yang penting, baginya adalah tidur lagi. Kira-kira lima belas menit, pikirnya.
Sejurus kemudian, rese amat sih ini guling, gerak-gerak melulu bikin orang tidak nyaman saja, batin gadis itu sambil memeluknya lebih erat dan mendekap lebih dalam lagi.
Kok guling gue lebih gede dari biasanya ya? ia mencoba berfikir. Biasanya kagak segede ini deh, kalau gue peluk muat sama tangan gue, malah sisa banyak dan guling gue juga wanginya kagak gini-gini amat sih? ia mencoba berargumen dengan pikirannya yang mulai menyadari kejanggalan yang ia rasakan.
Malah gue kagak ingat kalau punya pewangi kayak gini, terus kasur gue juga rasanya tidak seempuk dan sehangat ini, gumannya dalam hati.
Gadis itu mencoba bergerak, tapi sulit. Karena ia merasakan sesuatu yang berat menindihi tubuhnya hingga membuat ia susah bergerak. Apaan sih ini berat banget? Masak iya gue tidur ditindihi Gajah? Ia mencoba sekali lagi, namun sesuatu yang hangat terasa menahan pinggangnya. Karena rasa penasaran akhirnya cewek itu membuka matanya dan,
“Ya Allah, kok ada orang disini!!” Teriaknya.
Buru-buru ia mendekap mulutnya yang mengaga, kaget, melihat sosok manusia tengah terpejam dengan posisi tidur miring memeluk tubuhnya erat.
Ia melihat sekelilingnya dan mendapati suasana yang aneh. Ini bukan kamar kost gue? Duh dimana gue sekarang? Kenapa gue ada di kamar sama orang yang kagak gue kenal? Ia masih berkecamuk dengan pemikirannya sendiri, menoleh kiri kanan, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya namun kepalanya terlalu pusing untuk sekedar mengingat, Ia tidak dapat mengingat semuanya dengan jelas.
Sambil berangsur mundur, menarik kakinya secara halus, guna nmenjauhi pria yang ada disebelahnya. Ia membuka selimut yang menutupi tubuhnya, tapi cuma sesaat kemudian menutupnya kembali. Ia terperanjat, matanya melotot sempurna, seolah tak percaya ketika tidak ada sehelai benang pun menempel pada tubuhnya.
Sekali lagi, gadis itu mencoba melihat sekitarnya dan mendapati baju mereka berserakan tak beraturan di lantai, setitik air mata jatuh di pipinya.
Mungkinkan ia sudah melakukan hal yang tidak senonoh? Pikiran itu tiba-tiba muncul dalam otaknya.
“Aduh….” Gadis itu meringis kesakitan ketika mencoba turun dari tempat tidur, ada yang sakit pada bawah tubuh bagian bawahnya, tepatnya pada bagian kewanitaannya.
Nyeri dan perih ia rasakan secara bersamaan, membuatnya gadis itu harus berhenti sebentar guna menguatkan diri saat hendak turun dari ranjang. Rasa perih seperti goresan pisau yang amat tajam membuat ia diam di tempat beberapa menit.
Dengan memaksakan diri, gadis itu mengambil baju-bajunya yang berserakan di lantai satu persatu dengan merangkak dan tertatih-tatih menahan perih.
Diambilnya dress navy yang ia kenakan semalam, tapi baju itu sudah tak dapat dipakai lagi karena sebagian dari kancingnya telah hilang. Akhirnya ia mengenakan kemeja putih yang masih tergeletak disana, mungkin milik pria berengsek yang sedang tidur itu untuk melapisi bajunya. Cepat-cepat ia pergi dari kamar itu.
Gadis itu pun tampak bingung dengan arah pintu keluar, karena ini pertama kalinya ia ada pada bangunan tersebut. Untung ia menemukan lift, kemudian ia menekan angka satu pada lemari besi itu yang membawanya pergi kearah loby yang pagi ini lumayan sepi. Hanya ada dua orang pria yang sedang duduk menahan kantuk dibalik meja resepsionis, sehingga tidak memperhatikan penampilannya yang acak-acakan mirip kuntilanak sedang mencari mangsa.
Rasa sakit hatinya membuat air matanya tidak dapat dibendung, namu ia tak dapat menyalahkan siapa pun juga, selain dirinya sendiri, karena semua memang salah ia sendiri. Kini hanya penyesalan yang tersisa disana.
*
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
zien
hadir 💗💗
2021-05-20
1
ARSY ALFAZZA
next ❤️
2021-05-17
1
BELVA
mampir kembali ka di novel
#gadis imut diantara dua raja
mksh ya ka
2021-01-27
1