Bab 2

Setelah lebih dari dua minggu tidak memberi kabar akhirnya Farel mengubungi Nayla juga. Cowok itu mengatakan jika dia ingin bertemu dengan Nayla karena ada hal penting yang mau dibicarakan.

Kini Nayla sudah menunggu kedatangan Farel di depan kost sedari tadi. Wajahnya nampak cemas. Gadis itu mulai menerka-nerka tentang apa yang akan dikatakan sang pacar. Apakah Farel akan minta putus? Atau mengenalkan wanita lain? 

Jika itu sampai terjadi, maka ia tidak akan pernah pacaran lagi. Kalau memang harus menikah, ya nikah saja tidak usah pacaran, pikirnya.

Karena sudah hampir dua minggu ini Nayla merasa gelisah dan hatinya tidak tenang, seolah akan ada kejadian buruk yang kelak menimpanya dan perasaan itu semakin hari kian parah, apalagi saat dirinya sedang menunggu Farel dengan ketidak kepastian seperti saat ini, membuat hatinya semakin resah dan gelisah.

“Assalamualaikum nona cantik!” Suara seseorang membuyarkan lamunannya, “Ngelamunin apa sih kok tampaknya serius banget, sampai kagak denger aku panggil?” tanyanya lagi.

Nayla tersenyum senang melihat siapa yang menyapanya, “Ngelamunin siapa lagi, kalau bukan pacar aku yang molornya kayak karet ban,” Jawab gadis itu dengan kebahagian terpancar jelas di wajahnya, melihat kedatangan orang yang sedari tadi ia tunggu.

“Maaf, tadi ada urusan sebentar jadi agak terlambat. Maaf ya?” pinta sang cowok. Seperti biasa dengan sikap yang manis dan baik. “Sebagai permintaan maaf ku kali ini, aku punya hadiah buat kamu,” Farel menyerahkan sebatang mawar merah berhiaskan pita merah kepada Nayla.

Nayla menerimanya dengan senang hati, “Kok cuma satu bunganya?” protesnya lagi.

Farel membisikan sesuatu ke telinganya, “Karena harganya mahal, kalau aku beli banyak-banyak takut nanti uang ku gak cukup buat beli makan malam kita berdua," ujarnya sambil nyengir.

“Dasar pelit!” Nayla memukul bahu Farel dengan bunga yang ia pegang.

“Yuk, kita pergi! Aku sudah lapar nih!” pinta Nayla sambil memegangi perutnya.

“Emang kamu belum makan?” tanya Farel tampak cemas.

“Belum, kan katanya kamu mau traktir aku makan enak, jadi aku nunggu traktiran kamu dong biar bisa makan banyak," jujur Nayla tanpa malu.

“Dasar, kamu memang gak bisa lihat aku punya uang banyak," Farel menyentil hidung Nayla gemas.

Kemudian mereka berdua pergi meninggalkan halaman kost Nayla dengan motor Vixion kesayangan Farel.

*

*

“Memang kita mau kemana Rel?” tanya Nayla sambil memeluk erat tubuh Farel guna menghalau dingin yang mulai menyusup dibalik jaket jins miliknya.

“Ada deh, kalau aku kasih tahu nanti tidak surprise dong.”

“Pakai rahasia segala sih kamu. Kayak orang aja.”

"Kan biar romantis dikit."

"Ya deh, aku ngikut."

Farel terkikik mendengar kepasrahan Nayla.

*

*

Setelah lebih dari empat puluh menit mereka berkendara menerobos padatnya kota metropolitan, kini Farel membelokan motornya pada sebuah Cafe yang tidak pernah mereka kunjungi sebelumnya. 'BRIAN CAFE & RESTO' itu tulisan yang tertera pada sebuah papan nama berbentuk segi panjang dengan kelilingi oleh lampu warna warni.

“Farel ngapain kita kesini? Bukanya kita mau makan malam ya?” Tanya Nayla yang mengikuti Farel dari belakang, sambil lihat kiri kanan takut jika ada orang yang menuduh mereka akan mencuri.

“Iya, memang.”

“Tapi cafe ini kan tutup?” tanyanya karena melihat cafe di depan mereka yang menampilkan tulisan Close pada pintunya.

“Ya gak masalah, kalau tutup malah bagus, kita bisa berduaan, gak ada yang menganggu,” jawab Farel sambil mengerlingkan matanya genit.

Dan sebuah cubitan mulus mendarat di punggung cowok itu, sampai dia meringis kesakitan, “Ganjen amat sih jadi cowok,” Omel Nayla.

“Sudah ah, yuk masuk!” Pinta Farel sambil mengandeng tangan Nayla menuju pintu masuk.

Farel mendorong pintu kaca yang tampak gelap itu dan mempersilahkan dirinya masuk kedalam. 

Ketika meraka berdua sudah masuk, tiba-tiba seseorang keluar dari arah dalam dengan sebuah kue yang berhiaskan lilin kecil yang tengah menyala di atasnya, sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun yang di iringi dengan dentingan piano, entah dari mana asal alunan itu karena semua tampak gelap.

“SELAMAT ULANG TAHUN NAYLA!!!” ujar seorang cewek dengan wajah tertutup topeng sambil memengang kue yang kini sudah berdiri di depannya.

Nayla tampak terkejut, dengan buru-buru ia meniup lilin kecil itu lalu,

'Byyaaarrr.... ' lampu menyala terang, dan

'Cetak'

'Cetak'

'Cetak'

Beberapa orang menembaki dirinya dengan kembang api kertas warna warni yang membuat ia terkejut sekaligus terharu. Nayla melihat sekelilingnya. Ternyata teman-teman sekampus dan juga anak kost yang lain sudah ada di cafe itu.

Pantas saja mereka tidak banyak komen saay dirinya membatalkan acara makan malam bersama anak kost, karena mereka sudah mendapat undangan secara pribadi dari Farel.

Ini adalah pesta ulang tahun pertama bagi Nayla. Karena biasanya jika ultah, ia hanya akan merayakan dengan makan-makanan bersama keluarga dan teman dekatnya saja tidak pernah sampai membuat party.

“Ok temen-temen semua, karena sekarang acara ulang tahun pacar gue yang cantik ini, jadi semua tamu yang datang boleh makan dan minum sepuas kalian secara gratis.

Jika kalian butuh sesuatu, silahkan langsung pesen saja sendiri. Kalau ada yang main game atau bilyard bisa datang ke lantai atas, dan jika kalian mau nongkrong atau ngobrol-ngobrol, silahkan datang ke belakang cafe. Disana kalian akan mendapatkan apa yang kalian cari," Farel memberi instruksi kepada pengunjung dan para tamu undangan yang sebagian besar adalah teman-teman mereka berdua.

“Ok!!” jawab mereka kompak sambil mengacungkan jempol.

Setelah itu, Farel mengandeng tangan Nayla, “Yuk say kita juga makan! Katanya kamu sudah lapar.”

“Tunggu! Farel!” Nayla menahan tangan pria itu untuk berhenti sebentar.

“Ada apa?” Tanya Farel ketika tahu Nayla tampak mencari sesuatu.

“Faya, apa dia tidak datang? Atau tidak kamu undang?” Tanya Nayla.

“Faya?”

Nayla mengaguk, “Iya.”

“Bukanya dia yang ngasih kue ke kamu tadi ya?” tanya Farel pada Nayla.

“Masak iya sih?” Nayla tidak percaya.

“Emang kamu tidak tahu, kalau yang nyuruh kamu tiup lilin dan potong kue itu Faya?”

“Tidak.”

“Duh Nayla, tapaknya pacar ku ini beneran sudah lapar sampai tidak bisa ngenalin sahabatnya sendiri," Goda Farel, sambil mengacak rambut Nayla.

“Sudah ah, yuk! Kita makan dulu, nanti kamu keburu pingsan kalau lama-lama berdiri di sini,” ajak Farel sambil mengandeng tangan Nayla untuk menuju ke halaman belakang. Mereka berdua menuju sebuah meja yang sudah dia siapkan terpisah dari tempat pesta.

Nayla mengamati seluruh isi meja itu, yang semua menu favoritnya, “Aku boleh makan ini semua?”

“Yes. Gimana, suka gak?”

“Tak usah di tanya. Aku suka banget!” jawabnya dengan semangat empat lima, girang layaknya anak kecil dikasih balon.

“Cicipi dong! ini semua aku yang masak loh, khusus untuk kamu?”

“Beneran?” mata Nayla berbinar, dengan senyum lebar. Namun seketika senyumnya menghilang karena setahu Nayla, Farel tidak bisa masak. Pasti bohong.

“Hemm... enak banget,” ujarnya sambil mengacungkan jempol, "Bumbunya pas, pedasnya juga pas," kata gadis itu, ketika ia mencicipi sepotong udang balado bikinan Farel.

“Ok, kalau begitu silahkan menikmati makan malamnya tuan putri!” perintah Farel sambil menarik sebuah kursi dan meminta Nayla duduk.

"Aku masih tidak percaya kalau kamu bisa masak beginian?" Tanyanya tak terlalu yakin.

“Kenapa?”

"Karena kamu kan memang gak bisa masak."

"Hehehe... Aku delivery.”

“Nah kan, berarti kamu bohong sama aku.”

“Duh Nayla, apa susahnya sih ngasih pujian kalau aku ini memang sosok cowok yang sempurna.”

“Iya deh. Makasih ya Farel ku sayang, karena sudah bikin pesta dan makan malam sepesial untuk ku,” tutur Nayla tulus.

Farel tersenyum, “Kok kayak gak ikhlas gitu ya ngomongnya.”

“Hehehe, gak kok, aku beneran ikhlas juga penuh ketulusan.”

“Kalau gitu boleh dong, sebagai balasannya nanti aku dikasih sun pipi sini," Ujar Farel sambil menunjuk pipi kanannya.

Nayla manyun, “Tuh kan, Malasnya aku ngasih pujian ya gitu, ujung-ujungnya ngelunjak minta lebih.”

“Hehehehe... namanya juga cowok normal, wajar lah.”

"Iya deh, yang sekarang sudah jadi cowok normal, makanya kalau pacaran minta cium segala," Goda Nayla, "padahal kemarin-kemarin janjinya kalau pacaran gak mau yang aneh-aneh, eh.... sekarang malah minta cium segala," Sindirnya lagi.

Farel terkekeh mendengarnya.

"Oh ya, makasih ya udah bikin pesta buat aku. Untuk semua ini, pasti kamu mesti ngeluarin banyak uang,” tutur Nayla sedih.

Farel menghentikan aksi makanya, lalu kedua tangannya menggenggam jemari Nayla, “Aku yang harusnya makasih karena kamu udah mau jadi pacar aku.

Kamu tahu kan, bagiamana senangnya aku saat kamu bilang mau jadi pacarku. Kamu bisa menerima aku apa adanya, dengan berbagai prinsip hidup yang di terapkan oleh keluarga ku, itu saja sudah membuat aku sangat bersyukur. Bisa menemukan sosok gadis seperti kamu. Dan semua yang aku lakukan ini, seolah tidak cukup untuk melukiskan betapa beruntungnya aku bisa memiliki kamu.”

“Tapi Farel.”

“shett, aku sudah menyiapkan ini jauh-jauh hari Nayla, dan aku sudah menabung untuk semua ini dari beberapa bulan yang lalu. Bahkan aku sampai kerja sampingan juga. Jadi aku minta kamu tidak usah sungkan menerima semua ini.”

“Jadi, selama ini kamu menjauhi aku karena kamu kerja sampingan?” Suara Nayla meninggi tanda ia terkejut.

“Maksud kamu?”

“Maksud aku, beberapa bulan ini kamu kerja gitu?”

Farel mengaguk, “Kok malah nangis Nay?” tanyanya ketika dia melihat Nayla menangis.

Buru-buru dihapusnya air mata itu, “Kenapa kamu menangis gini? Kamu tidak suka aku kerja?”

Nayla menggeleng, “Aku pikir, kamu menghindari ku karena sudah bosan pacaran sama aku dan ingin kita putus. Aku gak tahu harus gimana saat kamu bilang sibuk, selalu bilang ada urusan. Karena itu, aku menyiapkan hati ku, jika sewaktu-waktu kamu bilang putus dan ingin mengakhiri hubungan kita,” Tangis Nayla makin kenceng. Air matanya tak terkontrol, karena ia sudah berfikir bodoh tentang pacarnya.

Membuat Farel harus memeluk Nayla guna memenangkan kekasihnya yang sedang sedih.

“Kamu tahu kan, kalau ini pertama kalinya aku pacaran. Jadi aku gak tahu harus gimana saat kamu tiba-tiba menjauh dari ku?” Nayla menjelaskan.

“Maaf. Maaf, karena aku sudah kelewatan selama ini. Aku hanya terfokus menyiapkan suprise buat kamu sampai gak memikirkan perasaaan mu. Sehingga gak tahu kalau selama ini aku udah bikin kamu jadi sedih. Maaf ya?”

Nayla mengangguk.

“Udah, nangisnya?”

Nayla mengangguk lagi.

“Kalau sudah lanjutkan makanya, kan aku udah siapkan makanan segini banyaknya khusus untuk kamu.”

Kini Farel sudah kembali duduk di kursinya semula.

“Oh ya Nay, aku punya sesuatu buat kamu,” Ujar Farel sambil mengeluarkan sebuah kotak dari bawah meja lalu menyerahkan kepada Nayla.

“Apaan ini?”

“Buka dong, itu hadiah buat kamu.”

Nayla membuka kotak berwarna pink di depannya dan melihat isinya, “Ya Allah Farel! ini kan sepatu yang kita lihat waktu di mall dulu.” Nayla histeris, ketika melihat sepatu yang ia taksir kini ada di depan mata.

Saat itu mereka baru selesai nonton bioskop dan Nayla meminta Farel menemaninya untuk membeli sepatu, namun ketika melihat sepatu yang ia taksir ternyata uangnya tidak cukup karena itu ia gagal beli.

Rencana Nayla menunggu barang KW nya saja, biar harganya bisa lebih murah.

“Farel, maksih ya....” ujar Nayla tersenyum senang, “Cinta ku jadi bertambah deh sama kamu, kalau lihat sepatu yang bagus gini ada di depan mata.”

“Dasar cewek matre,” komen Farel sambil berdiri lalu menjitak kepala Nayla yang ada di depannya.

Kemudian keduanya terkekeh bahagia.

*****

ilustrasi tentang sosok Farel (Nayla boyfriend)

Nama Farel Faiz Diningrat

Usia 22th. Mahasiswa semester enam. Jurusan manajemen, Universitas Indonesia.

Terpopuler

Comments

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

mantap 👍🏻

2021-05-17

1

zien

zien

aku hadir disini dan memberimu like 😘❤️

mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA 🙏😘

mari kita saling mendukung karya kita 🙏❤️🥰

2021-03-08

1

My_ChA

My_ChA

astaga bisa ketemu Oppa Taecyeon disini 😍😍😍. jd pengen nonton Drakor Dream High lg...

2021-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Selamat Tahun Baru
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 Bab 113
116 Bab 114
117 Bab 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 120
123 Bab 121
124 Bab 122
125 Bab 123
126 Bab 124
127 Bab 125
128 Bab 126
129 Bab 127
130 Bab 128
131 Bab 129
132 Bab 130
133 Bab 131
134 Bab 132
135 Bab 133
136 Bab 134
137 Bab 135
138 Bab 136
139 Bab 137
140 Bab 138
141 Bab 139
142 Bab 140
143 Bab 141
144 Bab 142
145 Bab 143
146 Bab 144
147 Bab 145
148 Bab 146
149 Bab 147
150 Bab 148
151 Bab 149
152 Bab 150
153 Bab 151
154 Bab 152
155 Bab 153
156 Bab 154
157 Bab 155
158 Bab 156
159 Bab 157
160 Bab 158
161 Bab 159
162 Bab 160
163 Bab 161
164 Bab 162
165 Bab 163
166 Bab 164
167 Bab 165
168 Bab 166
169 Bab 167
170 Bab 168
171 Bab 169
172 Bab 170
173 Bab 171
174 Bab 172
175 Bab 173
176 Bab 174
177 Bab 175
178 Bab 176
179 Bab 177
180 Bab 178
181 Bab 179
182 Bab 180
183 Bab 181
184 Bab 182
185 Bab 183
186 Bab 184
187 Bab 185
188 Bab 186
189 Bab 187
190 Bab 188
191 Bab 189
192 Bab 190
193 Bab 191
194 Bab 192
195 Bab 193
196 Bab 194
197 Bab 195
198 Bab 196
199 Bab 197
200 Bab 198
201 Bab 199
202 Bab 200
203 Bab 201
204 Bab 202
205 Bab 203
206 Bab 204
207 Bab 205
208 Bab 206
209 Bab 207
210 Bab 208
211 Bab 209
212 Bab 210
213 Bab 211
214 Bab 212
215 Bab 213 Epilog
Episodes

Updated 215 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Selamat Tahun Baru
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
Bab 113
116
Bab 114
117
Bab 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 120
123
Bab 121
124
Bab 122
125
Bab 123
126
Bab 124
127
Bab 125
128
Bab 126
129
Bab 127
130
Bab 128
131
Bab 129
132
Bab 130
133
Bab 131
134
Bab 132
135
Bab 133
136
Bab 134
137
Bab 135
138
Bab 136
139
Bab 137
140
Bab 138
141
Bab 139
142
Bab 140
143
Bab 141
144
Bab 142
145
Bab 143
146
Bab 144
147
Bab 145
148
Bab 146
149
Bab 147
150
Bab 148
151
Bab 149
152
Bab 150
153
Bab 151
154
Bab 152
155
Bab 153
156
Bab 154
157
Bab 155
158
Bab 156
159
Bab 157
160
Bab 158
161
Bab 159
162
Bab 160
163
Bab 161
164
Bab 162
165
Bab 163
166
Bab 164
167
Bab 165
168
Bab 166
169
Bab 167
170
Bab 168
171
Bab 169
172
Bab 170
173
Bab 171
174
Bab 172
175
Bab 173
176
Bab 174
177
Bab 175
178
Bab 176
179
Bab 177
180
Bab 178
181
Bab 179
182
Bab 180
183
Bab 181
184
Bab 182
185
Bab 183
186
Bab 184
187
Bab 185
188
Bab 186
189
Bab 187
190
Bab 188
191
Bab 189
192
Bab 190
193
Bab 191
194
Bab 192
195
Bab 193
196
Bab 194
197
Bab 195
198
Bab 196
199
Bab 197
200
Bab 198
201
Bab 199
202
Bab 200
203
Bab 201
204
Bab 202
205
Bab 203
206
Bab 204
207
Bab 205
208
Bab 206
209
Bab 207
210
Bab 208
211
Bab 209
212
Bab 210
213
Bab 211
214
Bab 212
215
Bab 213 Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!