Sesampainya di kediaman Fernando, Hany disambut ramah oleh satpam di sana dan dipersilahkan masuk.
Setelah gerbang di buka. Lalu Hany masuk memarkirkan mobil tepat di samping kendaraan Nando yang berjejer sangat rapih. Bak ikan asin yang sedang dijemur lalu menyuruh Audrey keluar dari mobil untuk menuju pintu rumah itu.
Audrey begitu terkesima ketika melihat sekeliling rumah Nando yang begitu luas, dipenuhi rerumputan yang tertata rapih. Disisipi bermacam-macam bunga nan cantik dan indah ketika dipandang oleh mata.
Bahkan untuk menuju pintu rumah nya saja kita harus berjalan kaki begitu jauh. karena area rumah itu besarnya seperti lapangan Bola .
Baru kali ini Audrey dapat melihat rumah megah nan mewah secara langsung. sebelum nya dia hanya melihat ketika sedang menonton televisi saja.
Audrey menjadi larut dalam keindahan rumah itu, Pikirannya terbang melayang seperti sedang di alam mimpi. Hingga tak terdengar jika Hany memanggil nama nya berulang kali.
" Drey, Drey ( Hany memanggil Audrey yang masih dalam bingung melihat sekeliling rumah Nando ) "
Namun sayang Audrey tak mendengarnya, akhirnya Hany menepuk pelan punggung Audrey sambil menyebut nama nya kembali
" Audrey...! "
Audrey tersentak seketika, bak tersambar petir di siang hari.
" I..iya Han kenapa? Ngagetin aja lu untung enggak copot nih jantung "
" lagian Lu bengong aja, gua panggil berulang kali enggak dengar, ayo jalan keburu di Lalatin nih gua "
" Hehehe ayo ( Dengan cengengesan Audrey menjawab Hany ) "
Mereka pun berlalu menuju pintu rumah Nando. Ketika sampai Hany langsung menekan bel yang berada tepat di tembok samping pintu Rumah tersebut.
" Ting tong....ting tong " ( Suara bel berbunyi )
Namun tak ada satu pun yang mendengar apalagi membuka pintunya. Hany masih bersabar lalu mengulang kembali beberapa kali. Hingga tak lama terdengar hentakan langkah kaki menuju pintu dan " Krek " terdengar suara orang membuka pintu.
" Oh lu Han, Gua kira siapa ? sini masuk "
" Iya gua Bert, ( Yang membuka pintu bernama Albert dia adalah kakak kandung Nando ) tumben pintu lu yang buka memang pembantu lu pada kemana ? "
" Ada Han sedang mengerjakan tugas nya masing-masing, lagipula hanya membuka pintu saja masa sih gua harus teriakin pembantu, kasihan gua jika ganggu pekerjaan mereka "
" Cie....cie Albert tumben lu sadar diri biasa nya khilaf Hahaha "
" Ah bisa aja lu Han , Ya udah sana langsung ke ruang tengah, si Nando udah nungguin lu tuh dari tadi "
" Ok lah kalau begitu, Oops sampai lupa gua, nih kenalin teman gua yang mau kerja disini "
Dengan mata terbelalak karena melihat kecantikan paras Wajah audrey. seorang gadis muda yang berumur 23 tahun, memiliki rambut panjang hitam berkilau, berkulit putih mulus, berpostur tinggi langsing bak seorang model yang biasa jalan di catwalk.
Albert langsung terpesona dan tanpa berlama -lama lagi Albert mengulurkan tangan nya dan disambut oleh tangan audrey, lalu mereka menyebutkan nama masing-masing.
" Perkenalkan aku Albert kakak nya Fernando "
Dengan tertawa lebar Hany menggoda Albert
" Hahaha aku ! Enggak salah dengar kuping gua Bert, Tumben sopan banget lu enggak seperti biasanya "
" Ah apaan sih lu Han, kepo deh lu "
Mereka saling bergurau lantaran sudah lama tidak bertemu.
" Saya audrey pak, yang mau bekerja disini "
" Enggak usah panggil Bapak dong saya belum nikah loh, boleh panggil apa saja deh biar enak didengar hehehe "
" Panggil Opa aja Drey biar enak didengar nya hahaha "
" Hus ngaco lu Han, udah sana si Nando keburu murka baru tahu rasa lu, seperti enggak tahu sifat adik gua aja , enggak suka jam karet hihihi "
Akhirnya mereka berjalan ke ruang tengah untuk menemui Nando yang sedari tadi sudah menunggu.
Diruang tengah yang bernuansa minimalis, Nando sedang meminum secangkir susu panas beserta cake vanila kesukaan nya, ditemani alunan musik jazz yang begitu syahdu terdengar ditelinga.
Ketika Hany, Audrey dan Albert datang Nando langsung mematikan suara musik tersebut.
" Hai bos asyiiik benar nih dengerin musik sambil minum coklat panas, haduh so sweet banget deh "
" Bisa saja kamu Han, bagi ku ini hal biasa memang kalau ada waktu senggang aku pasti di sini, mendengarkan musik sambil minum coklat panas, bisa membuat sejuk hati ini "
" Wih Kata-kata lu seperti pujangga Bos, tapi benar banget tuh bos apa yang lu ucapkan tadi, mencari ketenangan enggak harus pergi keluar rumah "
" Tumben sekali kamu sudah sampai , aku kira nanti sore "
" Sengaja gua datang cepat Bos, karena gua banyak kerjaan hari ini, oh ya Ndo nih kenalin teman gua yang mau kerja di sini "
Nando terpesona melihat Audrey. jantung nya berdetak kencang serasa ingin pecah, tangan nya begitu gemetar ketika ingin mengulurkan ke tangan Audrey.
Baru kali ini dia terpesona akan kecantikan wanita, padahal Audrey begitu polos tanpa make - up sedikit pun, entah apa yang terjadi pada diri Nando, hingga terbata-bata menyebutkan nama nya
" Perkenalkan S..S..Saya Fernando yang mencari asisten pribadi "
Audrey menyambut uluran tangan Nando, dengan senyum manis nya dia menjawab.
" Saya Audrey pak ! Yang ingin melamar pekerjaan di sini "
Nando meresapi kelembutan tangan audrey. bak selimut bayi yang begitu lembut di rasa, namun dia segera melepaskan tangan itu. Dia tidak ingin yang lain melihat atau Curiga dengan sikapnya. Lalu Nando mencoba mengalihkan semua pikirannya dengan mempersilahkan mereka duduk.
" Mari silahkan duduk Han, Audrey "
" Terima kasih pak "
" Oh iya kalian mau minum apa ? "
" Kalau gua sih jus jeruk aja Ndo, gua haus banget lagi gerah nih, tahu deh si Audrey mau minum apa? "
" Saya cukup air putih aja pak "
Dengan kaget Albert berbicara.
" What....! cuma air putih, memang kamu enggak mau pesan minuman yang lain Drey, tenang disini apa aja ada kok jadi enggak usah khawatir "
" Tidak pak cukup itu aja "
" Payah Audrey kok panggil Bapak lagi ( Gerutu Albert pada Audrey ) panggil Mas aja iya, kalau panggil Nando terserah deh maunya apa, ok "
" Ehem " ( Nando berpura-pura mengeluarkan batuk ringannya untuk mengisyaratkan Albert agar berhenti bergurau )
Audrey hanya tersenyum membalas gurauan Albert. tak lama Nando memanggil salah satu pembantunya.
" Tina..Tina lekas kemari ? "
" Iya pak saya segera kesana "
Tina pembantu Nando pun datang menghampiri mereka.
" Ada apa pak memanggil saya "
" Tolong buatkan kopi dan Jus Jeruk iya ! jangan lupa bawa dua Gelas air putih satu untuk tamu satu lagi untuk saya "
" Baik pak segera saya siapkan "
Tina pun berlalu menuju dapur, Nando beserta yang lain melanjutkan perbicaraan.
Nando banyak bertanya kepada Audrey. tentang pribadi nya, keluarga nya, tempat tinggal dan alasan kenapa dia ingin bekerja, sedangkan dia baru saja masuk kuliah.
Audrey menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan senyuman manis. sampai Nando kehabisan kata-kata lagi dan akhir nya Nando memutuskan jika dia menerima Audrey menjadi asisten pribadi nya.
Alasan Nando cukup simpel ketika menerima Audrey menjadi asistennya, karena banyak kecocokan di antara mereka, ditambah Audrey wanita yang cerdas dan pekerja keras.
Terbukti walau kuliah nya sudah telat, harus nya 3 tahun lalu. Namun demi masa depan nya dia berusaha melanjutkan kuliah yang sempat tertunda itu. Dia juga masih memiliki semangat dalam hidup nya. dia yakin suatu saat nanti mampu membahagiakan kedua orang tua beserta kedua adik nya.
Nando juga terharu lantaran Audrey berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya hanya seorang buruh tani, sedangkan Ibunya hanya tukang jahit rumahan. penghasilan mereka hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.
Untuk biaya sekolah anak-anak nya mereka sering gali lobang tutup lobang. meminjam uang kepada saudara dan para tetangga, itulah yang membuat audrey harus bekerja keras untuk mewujudkan mimpi-mimpi keluarga nya tersebut.
" sungguh Wanita yang polos dan jujur " Hati Nando berbicara.
Nando merasa bangga atas apa yang Audrey lakukan untuk hidup nya. dia tidak ingin menyusahkan orang lain, nando juga suka dengan kejujuran audrey.
Bagi nando dia adalah wanita yang mandiri. berbeda sekali dengan wanita diluar sana yang hanya mengandalkan harta orang tua nya untuk hura-hura.
Bahkan yang lebih parah nya lagi banyak wanita yang rela menjual tubuh nya hanya demi uang.
Bagi nando saat ini dia teramat bahagia telah menemukan asisten pribadi sesuai keinginan nya.
" Oh iya Drey, kamu di terima bekerja di sini "
" Terima kasih pak karena sudah memberi saya kesempatan untuk bekerja di sini "
" Masalah waktu aku serahkan pada mu, kamu ingin mulai bekerja hari ini atau besok silahkan saja, aku tidak bisa memaksakan "
" Baik pak "
" Namun tolong diingat ya Drey, aku ingin kamu cekatan dalam bekerja, jujur dan bertanggung jawab, jangan sekali-sekali menentang saya karena akan fatal untuk pekerjaan kamu ok "
" Siap pak, saya akan mengingat pesan bapak tersebut dan akan menjaga kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya "
" Jadi kira-kira Pastinya kapan kamu ingin mulai bekerja "
" Saya sih sanggup bekerja hari ini juga pak "
" Kamu yakin Drey secepat itu, apa kamu sudah pikirkan dengan matang "
" Sudah pak, saya sudah pikirkan dengan matang "
" Iya sudah kalau begitu kamu bisa menempati salah satu kamar di rumah ini, nanti biar Tina mengantar kamu untuk melihat-lihat "
" Tapi pak? "
" Ada apalagi Drey "
" Jika bapak mengijinkan saya ingin pulang terlebih dahulu "
" Untuk apa ? "
" Untuk mengambil barang-barang saya pak "
" Oh aku kira kamu sudah membawa nya "
" Belum pak ! Jika saya membawa nya belum tentu saya diterima bekerja di sini "
" Iya benar juga kamu "
Hany menyela pembicaraan antara Audrey dengan Nando, dia berteriak kecil pada Nando.
" Tapi Ndo ! gua enggak bisa anter Audrey ke rumah lu lagi "
" Memang kenapa Han, apa aku merepotkan kamu ya "
" Bukan Ndo bukan karena itu "
" Lalu ? "
" Karena hari ini gua banyak kerjaan yang harus gua selesaikan "
" Iya sudah kalau kamu sibuk enggak usah dipaksakan Han "
" Tapi kalau pulang ke rumah nya sih, gua bisa antar sambil lewat kok, gimana ? "
" Enggak usah Han ? gua bisa pulang sendiri, enggak enak juga sama lu, udah banyak ngerepotin " ( Audrey turut menjawab Hany )
" Sudah, sudah kalian tidak usah khawatir biar supir aku saja yang akan mengantar kamu pulang untuk mengambil barang-barangnya, jadi kita sama-sama enak tidak saling merepotkan "
" Ok Ndo kalau begitu sih bagus nama nya, sekalian juga lu jadi tahu tempat tinggal Audrey, selama di Jakarta iya kan "
" Iya benar juga omongan kamu Han "
" Tapi pak ! saya bisa pulang sendiri, bukankah saya yang mau bekerja, masa harus merepotkan bapak juga "
" Tidak merepotkan kok Drey, justru kamu sekarang tanggung jawab saya, kamu itu sudah menjadi Asisten pribadi saya, jadi kalau ada apa-apa kamu ngomong saja terus terang jangan sungkan iya ? "
" Baiklah pak kalau begitu, saya ucapkan terima kasih banyak "
" Iya sama-sama "
Dari dapur Tina baru datang mengantarkan minuman dan itu membuat Nando menjadi marah besar, dia mengeluarkan kata-kata kasar yang tidak sepantas nya diucapkan oleh seorang majikan.
Kemarahan Nando membuat Audrey kaget. namun sikap Hany biasa saja karena kejadian ini bukan sekali terjadi, Hany telah lebih dulu mengetahui jika Nando bersifat tempramental.
" Tina ! Sudah berapa kali saya bilang, kalau ada tamu saya, diusahakan cepat menjamu nya " Nando menegur dengan membentak Tina.
" Maaf pak atas kelalaian saya "
" Kamu tahu bukan sekali ini saja Tina, kamu membuat aku malu "
" Iya pak saya mengerti, tolong maafkan saya "
" Apa telinga kamu sudah tuli ? beberapa kali sudah saya peringatkan tetap saja tidak berubah "
Tina hanya diam tidak menjawab agar suasana tidak semakin memanas.
" Saya bosan jika harus mengingatkan kamu terus Tina"
Salah satu pembantu Nando bernama Rini datang menghampiri, membantu Tina untuk menjelaskan yang sebenar nya.
" Maaf pak tadi sewaktu Tina membuat minuman, Den Romy datang ke dapur minta dibuatkan makan, jadi Tina membuatkan nya terlebih dahulu "
" Kenapa bukan kamu Rini ? bukankah memasak adalah tugasmu "
" Den Romy tidak mau jika saya yang membuatnya pak "
" Bagus sekali kelakuan si Romy itu, seperti Bos besar saja dirumah ini, sudah mampu mengatur semua pekerjaan disini "
Albert berusaha mendamaikan mereka.
" Sudahlah Ndo ngapain juga lu nyalahin Tina ! Udah jelas Si Romy yang salah "
" Sudah diam kamu Bert tidak usah ikut campur "
Audrey semakin takut dan hanya mampu menyaksikan kejadian itu tanpa mengeluarkan kata-kata sedikitpun. tak lama Hany ikut membela Tina dan Rini.
" Sudahlah bos kasihan Mba Tina, dia hanya punya dua tangan, jadi enggak mungkinkan dia berbarengan mengerjakan semua itu "
" Kamu tidak tahu apa-apa Han tentang pekerjaan Tina selama ini "
" Tapi cobalah kamu ambil sisi baiknya Ndo, mungkin aja Mbak Tina kasihan sama Romy yang sudah sangat lapar "
" Asal kamu tahu Han, mengurus perut Si Romy itu bukan tugas si Tina tapi tugas Si Rini ini "
" Cukup Ndo gua minta lu stop marahin mereka ! enggak enak tuh sama Audrey "
Nando langsung melirik ke wajah audrey memang benar ucapan Hany, dia terlihat begitu takut.
" Lu juga aneh bos seperti sama siapa aja, bukannya gua udah biasa ambil minuman sendiri ke dapur "
Nando mulai menarik nafas setinggi-tinggi nya dan melepaskan kembali secara perlahan lalu meminta maaf kepada Audrey.
" Audrey maaf ya jika aku agak kasar dalam menegur mereka "
Dengan terbata-bata Audrey menjawab,
" T...tidak masalah pak, itu sudah menjadi tugas bapak "
" Kamu tahu itu adalah salah satu kebodohan, yang paling aku tidak suka, jadi tolong kamu tidak boleh melakukan hal seperti itu ok "
" Siap pak saya akan mengingat nya dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak membuat kecewa "
" Iya sudah kembali ke dapur sana, sekalian panggil Romy suruh menemui aku sekarang , jangan lupa ya Tin segera laksanakan perintah ku ini "
" Baik pak saya segera panggil Den Romy permisi "
Tina dan Rini beranjak pergi menuju dapur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments