Episode 2

Pelaku penabrakan mobil Raka sudah diamankan kepolisian. Sopir tersebut mengaku jika dirinya telah lalay saat berkendara hingga menyebabkan Raka kehilangan nyawanya. Karena hal itu polisi pun menjatuhkan hukuman selama beberapa tahun penjara padanya.

Namun semua itu tidak berlaku untuk Sarah. tetap saja meskipun si penabrak telah mendapat hukuman, tapi sang kekasih tidak akan pernah bisa kembali padanya. Semua tampak gelap, Sarah mengklaim dirinya tidak bisa hidup normal setelah Raka tiada. Semua terasa kosong dan hampa, bayang-bayang Raka sungguh sangat sulit untuk ia lupakan. itu hanya terus membuat dirinya semakin terluka.

Revan mencoba mendekati Sarah. atas dorongan dan dukungan yang Deon berikan, akhirnya pria jangkung itu memberanikan diri untuk mendekati Sarah.

Revan mendudukkan bokongnya dibibir ranjang dengan posisi Sarah yang terbaring memunggungi tubuhnya. Entah mengapa saat ini dirinya benar-benar merasa gugup, padahal sebelumnya Revan dan Sarah sudah saling mengenal.

"Pergi, Revan." Titah Sarah dingin.

Revan mengerjap memalingkan wajahnya menatap Sarah. "gue juga gak mau ada disini, jika bukan karena Raka."

Sarah menajamkan tatapannya pada Revan heran, "Apa maksud kamu?"

"Raka udah minta Revan buat jagain lo, menggantikan posisi Raka supaya lo jatuh pada orang yang tepat." Ucap Deon yang tiba-tiba saja datang menjelaskan. Deon tahu jika Revan tidak akan berani mengatakan hal ini pada Sarah. Itu sebabnya ia sendirilah yang turun tangan karena temannya tersebut terus saja membuang-buang waktu.

"Omong kosong," Sarah mengeratkan giginya merasa kesal atas tindakan dua teman Raka tersebut.

"gue bakalan pergi sekarang!" Merasa ucapan Deon hanya diartikan sebagai lelucon oleh Sarah. Revan pun memutuskan keluar dari kamar tersebut dengan perasaan yang tida nyaman.

"Cukup, Revan!" Deon menatap tajam kearah Sarah, karena sudah muak melihat keterpurukan gadis tersebut. "Mungkin menurut lo ini semua hanyalah omong kosong, tapi itulah kenyataanya. Raka mengatakan hal itu pada Revan, dan gue saksinya."

"Tidak, kalian pasti berbohong." Sarah tak kuasa membendung air matanya, bagaimana mungkin ia bisa menjalin hubungan dengan orang lain? Sedangkan ia sangatlah mencintai Raka.

"Pikirkan baik-baik hal ini, gue dan Deon hanya mencoba untuk mengabulkan keinginan terakhir Raka. Yaitu ngebahagiain lo!"

Sarah menjerit histeris, ia benar-benar kembali diingatkan dengan kenangan masa lalunya bersama Raka. Sulit bagi Sarah untuk mengiklas-kan kepergian kekasihnya tersebut karena memang waktu yang mereka habiskan tidaklah sebentar.

"Sadarlah, Sarah. Hal yang lo lakuin sekarang hanya akan membuat Raka bersedih. Hentikan semua ini dan mulailah hidup baru lo, seseorang yang sudah pergi tidak mungkin bisa kembali." Pekik Deon kesal.

Revan mencoba menghentikan Deon karena tak tega melihat Sarah yang semakin tersiksa mendengar ucapan tajam dari temannya tersebut.

"Lepasin gue Revan! Dia harus menyadarinya, jika hal yang ia lakukan hanya akan membuat Raka tidak tenang!" Deon menepis tangan Raka yang mencoba menariknya keluar ruangan.

"Jangan memaksanya, gue mohon." Revan menajamkan tatapannya pada Deon, yang seolah terus menyudutkan Sarah.

"Tidak! keinginan terakhir Raka adalah melihat Sarah bahagia, sampai kapanpun lo gak akan bisa memenuhi keinginan Raka jika, Sarah terus menyiksa dirinya."

Sebesar apapun dukungan yang Deon berikan itu semua tak cukup jika Sarah terus saja menenggelamkan dirinya dalam masa lalu. waktu yang Sarah dan Raka habiskan bersama tidaklah sebentar, bagaimana mungkin ia bisa dengan mudah menerima seseorang meskipun itu adalah keinginan dari Raka sendiri.

"Mengertilah, Sarah. jangan terus nyiksa diri lo kaya gini," ucap Deon mendekati gadis tersebut, meraih tangannya.

Dalam keadaan yang serang terisak, Sarah memandang wajah tampan Deon. "Aku sangat mencintai, Raka. itu gak mungkin, aku sama Revan gk mungkin..."

"jangan terus nyiksa diri lo kaya gini, gue yakin Raka disana juga gk suka ngeliat keadaan dan kondisi lo sekarang." Deon menyeka air mata yang membasahi pipi mulus Sarah yang nyaris tanpa cacat, "Cobalah untuk membuka lembaran baru. gue sama Revan ada sama lo."

Sarah langsung memeluk Deon dengan erat, ia kembali meluapkan kesedihannya melalui pelukan pada pemuda tersebut. sungguh dalam hal ini orang tua Sarah pun berpikir jika Deon sangatlah tegas dalam menyadarkan anak gadisnya.

Terpopuler

Comments

KomaLia

KomaLia

refan kurang tegas di kadih amanah sama raka pun

2021-04-05

2

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

sulit bukan berarti ga bisa dilakukan bukan??

2021-03-05

2

Rini Nu Amoorea

Rini Nu Amoorea

baru mulai baca air mataku ngalir terus thor😭😭

2021-02-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!