Episode 3

"Tuan Revan, ada seorang wanita mencarimu."

Revan mengerutkan dahinya, pria yang sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan di kantor miliknya, ia langsung menyuruh asistennya membawa masuk orang yang sedang mencarinya tersebut.

"Revan..."

Betapa terkejutnya pria berparas tampan itu saat melihat Sarah ada dihadapannya sekarang.

"Apa aku ganggu?" tanya Sarah sambil mendekat.

Revan menelan salivanya gugup, "Ke... kenapa lo disini?"

"Aku mau kita bicara,"

Revan pun mengangguk, ia langsung beranjak mempersilahkan Sarah duduk disebuah sofa yang terdapat dalam ruangan besar itu. sejenak Revan merapikan kertas-kertas pekerjaannya lalu mencoba tenang menghadapi Sarah.

"Maafin aku," Sarah memulai pembicaraanya, meskipun senyumnya tidak terlihat tulus. bagi Revan itu adalah kemajuan untuk Sarah keluar dari keterpurukannya.

"Untuk apa?"

"Mengenai Raka yang meminta kamu..."

Revan berdehem, seolah canggung membahas hal tersebut. "gue ngerti, jangan terlalu dianggap serius."

"Tapi aku rasa itu adalah hal serius,"

Revan hanya terdiam dengan ekspresi datar, ia sendiri kebingungan harus mengatakan apa pada Sarah yang jelas-jelas beberapa waktu Raka memintanya untuk menjalin hubungan dengan gadis tersebut.

"Kasih aku waktu," Sarah meraih tangan Revan untuk memecah rasa canggung keduanya. "Tidak sebentar waktu yang aku habiskan bersama, Raka."

Revan menatap lekat tangan Sarah yang menggenggam tangannya, ia bisa merasakan tangan halus gadis tersebut sedikit gemetar saat Sarah menyentuh Revan.

"Gue gak berani mengatakan apapun, lo bisa tanya sama, Deon untuk lebih detailnya."

Sarah tersenyum kecut, ia melepaskan tangannya perlahan dari Revan kemudian berkata. "Aku tau. mungkin jika Deon tidak memiliki kekasih, Raka bakalan nyuruh aku memilih salah satu diantara kalian."

"Sarah, gue hanya..."

"Cukup," setetes air mata Sarah mengalir, mungkin ia kembali teringat dengan sosok kekasihnya yang kini telah tiada. "Aku bersedia, tolong berikan aku waktu."

Revan hanya mengangguk pasrah. tak ingin menambah luka bagi Sarah yang kini telah ditinggalkan oleh Raka. Revan pun memilih bungkam, menunggu keputusan selanjutnya yang akan Sarah rencanakan tentang hubungan yang sudah diatur oleh Raka sebelum kepergiannya.

Sarah adalah wanita cantik, diusia yang sudah menginjak dewasa gadis tersebut sudah bekerja di perusahaan milik keluarganya. hubungannya dengan Raka terjalin selama beberapa tahun, naas saat keduanya ingin meresmikan hubungan tersebut. Raka telah lebih dulu berpulang pada sang penciptanya.

Wajar jika Sarah meminta waktu, itu semua memanglah tidak mudah. terlebih Sarah sangatlah mencintai Raka, dan sekarang ia didesak untuk membuka hatinya pada Revan yang jelas-jelas Raka dan Revan adalah teman baik.

Kini Sarah sudah berada dikediamannya. untuk melupakan kesedihan, gadis tersebut memutuskan untuk berendam sambil merenungi keputusan yang sudah ia bulatkan.

"Apa tidak masalah jika aku dengan Revan? Raka kau benar-benar jahat. kamu memberikan aku pada pria lain sementara kamu?" Sarah meloloskan air matanya kembali, meskipun Raka sudah meninggal. Sarah masih dengan jelas bisa merasakan jika pria yang ia cintai tersebut masih berada tepat didekatnya. "Aku kangen kamu, Raka. aku pebgen peluk kamu." lirih Sarah menyilangkan tangannya dibagian dada.

Sarah mengamati setiap inci tubuh telanjangnya. tubuh yang dulu pernah dikecupi oleh Raka, meskipun keduanya belum pernah melakukan hal lebih dari sekedar kecupan. Sarah memejamkan matanya, mengingat bagaimana dulu Raka membelai dan mencium dirinya dengan penuh kasih sayang. sungguh Sarah sangat merindukan hal tersebut, hal yang saat itu akan membawanya kedalam api gairah. tetapi Raka dengan sangat kuat menahan hasratnya, menunggu waktu yang tepat untuk melakukan hubungan diatas ranjang tersebut.

"Raka, aku aku mau ketemu kamu!" batin Sarah tersiksa.

"Aku tidak meninggakkanmu!"

Sarah tersentak, spontan ia membuka matanya saat sepintas mendengar suara Raka.

"Raka..." Sarah memecah tangisannya, sungguh ini sangat sulit. ia selalu mendengar suara pria tersebut pada saat ia sedang sendiri. ingin rasanya Sarah mengakhiri hidupnya menyusul kepergian Raka. namun hal itu hanya akan menyulitkannya, sesuatu yang Raka anggap pengecut adalah saat tidak bisa menghadapi masalah itu sendiri.

"Ahhh..." Sarah berteriak sambil memukul kepalanya sendiri didalam bathub. "Kenapa kamu ninggalin aku tolong kembali sekarang," jerit Sarah histeris.

"Sarah..." Revan yang datang berkunjung itu cukup terkejut saat mendengar teriakan gadis tersebut dari dalam kamar mandi. tubuh telanjang Sarah terekspos oleh kedua mata Revan. pria jangkung itu langsung meraih handuk dan menutupi tubuh Sarah kemudian memeluknya, "Sarah tenang. kenapa Sarah? apa yang terjadi sama lo."

Sarah memeluk Revan kuat, ia semakin memecah tangisannya didalam pelukan Revan. "Aku gak bisa ngelupain, Raka. Raka tadi disini."

Revan hanya mengelus kepala Sarah. tentu semua itu hanyalah ilusi Sarah saja. beruntung dirinya cepat datang, jika tidak mungkin sudah terjadi sesuatu pada Sarah karna gadis tersebut terus memukul kepalanya dalam keterpurukan.

Merasa tenang, Revan mengangkat tubuh Sarah dari dalam bathtub tersebut. kemeja yang ia kenakan sampai basah, namun hal itu bukanlah masalah bagi Revan.

Perlahan, Revan membaringkan tubuh Sarah diatas ranjang kemudian berkata. "Lakukan apapun yang kau mau, asal hal itu tidak menyakiti dirimu sendiri." ucap Revan menasihati.

Dengan tatapan kosong, Sarah hanya terdiam. memalingkan wajahnya memunggungi Revan. sekuat apapun Sarah berusaha, nyatanya semua itu benar-benar sulit.

"Gue uga sama kaya lo, ngerasa hal ini gak mudah. tapi gue coba terima, demi Raka."

Lagi-lagi Sarah terisak, ia larut dalam bayang-bayang Raka setelah mendengar Revan bicara.

"Sarah," Revan menggenggam kuat tangan Sarah sambil menatap wajah cantiknya intens. "Bekerja samalah denganku, agar semua ini menjadi tidak sulit untuk kita berdua." ucap Revan memohon.

Bibir Sarah bergetar, matanya membalas tatapan lekat Revan. "Aku... aku tidak bisa."

"Kita harus mencobanya," ucap Revan meyakinkan.

"Tapi..."

"Percaya sama gue," Revan mendekatkan wajahnya pada Sarah hingga kini jarak antara mereka sangatlah tipis.

"Aku..." Sarah mengangguk, ia menyeka air matanya dan akan mencoba bekerja sama dengan Revan untuk saling membuka hati.

Terpopuler

Comments

KomaLia

KomaLia

jadi inget kisah intan yang di tingga pacar yang baru tahu kalau reja nya juga sangat mencintai dia dan selalu melindungi tanpa sepengetahuan intan,tapi sayang karena penyakit meninggal reza nya dan intan nya sampai depresi dan di rawat nyesek poko nya,pas ketemu sama dokter nama yang sama reza juga

2021-04-05

4

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

kasian juga Revan nya

2021-03-05

2

Mak E Bya Byot

Mak E Bya Byot

visual nya terlalu dewasa

2021-03-03

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!