CASTIL YOLANDE—Tepat pertengahan malam dimana bintang menghilang dan bulan tertutup awan. Saat itulah untuk pertama kalinya aku melihat pijar cahaya yang memenuhi bola mataku.
Untuk pertama kalinya, Aku bisa mendengar suara tangisku sendiri. Untuk pertama kalinya, akhirnya aku bisa merasakan rasanya bernafas di dunia ini dan yang tepenting aku bisa merasakan bagaimana rasanya air susu mama, dan tangan mama yang hangat.
Aku belum bisa melihatnya dengan jelas. Tapi aku tahu—wajah Mama tersenyum menatapku.
“Elleanor Violette adalah namamu, kau adalah peri cahaya ungu yang Mama sayangi. Tumbuhlah menjadi gadis yang pemberani dan baik hati. Kau harus hidup apapun yang terjadi, Kau dengar Mama kan Ela?”
Mama? Aku tahu, bahkan sebelum kau mengatakannya aku tahu kau akan memberiku nama Elaine (Pelafalan pada nama Elleanor). Mama itu nama yang indah. Aku ingin berterima kasih padamu, jangan bersedih Mama. Bagaimana cara mengatakannya ya? aku hanya bisa sedikit tersenyum, apa Mama mengerti Bahasa bayi?
“Kau senang ya Ela? Maafkan Mama sayang, Mama hanya bisa menemanimu sampai sini. Tapi Mama akan selalu mengawasi dan melindungimu dari tempat yang tak bisa kau lihat. Jadi Ela, kau harus bisa menjaga dirimu dengan baik, mengerti?”
Aku bahkan ingin menangis kencang jika melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Mama, bagaimana caraku melindungimu? Bagaimana caraku mencegah apa yang akan terjadi selanjutnya kepadamu.
Tidak bisakah kau melihatku tumbuh dan merawatku? Mama, aku bisa melihat dari ingatanku, jika aku tidak akan pernah tumbuh dengan baik tanpamu. Tidak akan ada orang yang peduli denganku. Mama kenapa aku harus melihat kejadian yang memilukan yang bahkan belum terjadi.
Aku ini hanya seorang bayi, tapi kenapa pikiranku sudah berat saja seperti orang dewasa. Jika aku tidak bisa mencegahnya, lalu kenapa aku diberi kemampuan ini. Rasanya menyakitkan. Seperti melihat kebocoran data tapi aku tidak punya solusinya.
“Yang Mulia Duke telah tiba Nyonya.” Benar sudah waktunya, aku tahu dia akan datang. Dan aku tahu, sebentar lagi adalah waktunya aku berpisah dengan Mama.
“Viscountess Florent, apa pun yang terjadi, kumohon lindungilah Ela.”
“Selamat tinggal sayang,” Mama mencium keningku. Mama kenapa aku tidak menangis, aku ingin menangis, aku ingin mencegah Mama melindungiku. Aku tidak ingin menukar nyawa Mama dengan nyawaku. Tapi apa alur bisa diubah seperti itu? Aku ini masih bayi, jadi tidak akan ada yang memahami keinginanku.
“Tentu Nyonya. Saya akan melindungi Nona Muda dengan segenap hati saya. Nyonya, mohon tetap bersama kami,” Aku merasa aroma dan pelukannya sudah berubah.
"Tidak. Florent, maafkan aku." Mama sudah memberikanku pada Dayangnya. Mama, apa aku akan benar-benar berpisah denganmu? Setelah orang itu datang. Aku akan kehilangan Mama. Mama akan menghilang, menyatu dengan sihir pelindung yang berada di gelang tanganku ini.
“Berikan bayi itu.”
Aku tahu betul siapa pemilik suara itu. Pria dingin yang berniat membunuh puterinya sendiri. Namun pada akhirnya dia tidak bisa membunuhku karena sihir pelindung yang Mama berikan padaku. Jika dia nekat membunuhku, maka dia juga akan ikut mati. Itu seperti pertukaran nyawa. Dan sihir pelindung yang Mama berikan akan hilang ketika aku mengalami mensis. Karena saat itulah aku dianggap sudah dewasa.
“Tidak. Kau tidak bisa menyentuhnya.” Suara Ibu yang semula lembut kini meninggi.
“Etienne, apa kau sudah lupa dengan ucapan Sibyl itu.”
“Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhnya. Dan aku telah menukar nyawaku dengan sihir pelindung.”
“Apa yang kau lakukan?! Meskipun bayi ini akan membawa kutukkan kehancuran?”
“Bayi ini bukanlah sebuah kutukkan! Kau ingin melindungi rakyatmu dengan mengorbankan puteriku. Maka aku akan melindungi puteriku dengan mengorbankan nyawaku.”
“Tidak jangan pernah lakukan itu.”
“Sudah terlambat. Jadi untuk terakhir kalinya, kumohon biarkan bayi ini hidup. Lindungilah puteri kita, didiklah dia menjadi puteri yang bijak. Maka dia tidak akan pernah menjadi ancaman untuk siapapun.”
Mama, hanya Mama yang benar-benar peduli padaku, tapi kenapa Mama menyerahkanku pada Papa yang tiran ini. Aku tidak mau. Aku pasti akan dikurung di menara olehnya. Aku tidak mau itu terjadi. Benar, aku tidak mau Mama pergi. Kali ini, aku setuju dengan Papa yang mencegahnya. Meski aku ingin sekali hidup. Tapi aku tidak bisa membiarkan Mama menukar hidupnya untukku.
“Etienne, kenapa kau bersikeras melindunginya?!”
“Dia puteri kita. Kenapa kau tidak memiliki sedikitpun perasaan padanya?”
“Dia akan menghancurkan kita semua.”
Aku ini masih bayi loh. Tapi apa-apaan? Kenapa orang itu mengutukku? Apa kau benar-benar Papaku? Aku tidak menyangka jika kejadian ini akan menjadi reka ulang dari ingatanku.
Benar, aku sudah tahu apa yang terjadi, apa ini kemampuan yang Mama berikan padaku? Aku bisa melihat masa depan? Tapi apa keuntungannya? Bukankah sia-sia jika aku hanya bisa melihatnya.
Apa sebenarnya fungsi ramalan itu. Kenapa hanya diperlihatkan, dan tidak ada yang berubah. Buktinya, ramalan dari sibyl tidak bisa dicegah. Buktinya aku terlahir. Itu artinya, semua akan berjalan sesuai alur. Dan aku memang tidak akan mati hari ini, tapi aku akan mati 18 tahun lagi. Aku akan mengalami kematian yang lebih naas dari kematian yang sesungguhnya, yakni diabaikan.
“Lakukan saja. Kau tidak akan pernah bisa menyentuhnya.”
Aku tahu, apa yang akan Mama lakukan setelah ini.
“Tidak Etienne jangan pernah lakukan itu!”
Sudah terjadi. Mama mengucap mantra sihir perlindungan. Aku tahu, perlahan, secara perlahan. Tubuh Mama memudar.. Dia menghilang bersamaan dengan munculnya tanda di bahu kiriku, arti bahwa aku telah dilindungi .
Aku tidak bisa menangis, karena aku tahu—pria itu masih berada di sana menatap tubuh Mama yang sirna. Mama kenapa kau menyia-nyiakan nyawamu untuk anak yang nantinya akan menjadi tokoh antagonis. Lagipula semua akan berjalan sesuai alur bukan?
“Etienne.” Papa, dia terpukul? Aku mendengar dengan jelas suara Papa yang lirih seperti hembusan angin. Dalam ingatanku, hanya ada gambaran ketika Papa mencoba membunuhku dan Mama yang pergi.
Aku tidak tahu bagaimana ekspresi Papa setelahnya, aku tidak memikirkan apa yang Papa rasakan setelah Mama pergi. Dan waktu tiba-tiba sudah meloncat beberapa bulan, dimana aku yang sedang belajar merangkak terpeleset di lantai, saat itu Papa yang kebetulan lewat tidak peduli.
Jika kelak aku menjadi tokoh jahat. Kenapa sekarang aku harus peduli padanya? Dia akan mengabaikanku. Dia akan mengurungku. Tidak bisakah aku tidak memikirkan perasaannya. Tapi sulit. Benar-benar sulit. Kenapa seperti ini, kenapa air mataku menumpuk di pelupuk mata. Kenapa, aku malah menangis keras.
“Singkirkan bayi itu dari hadapanku.”
“Tuan, Nona Muda sepertinya mengerti apa yang terjadi. Dia pasti mencari Nyonya.”
“Kubilang singkirkan.”
Papa jahat! Kenapa Papa tidak mau menenangkanku. Aku ini Cuma punya Papa sekarang. Jika bukan karena niat Papa yang ingin membunuhku, Mama pasti tidak akan pernah pergi. Ini semua karena Papa. Untuk kali pertama dalam hidupku, aku menangis keras. Bahkan Viscountess Florent khawatir.
“Nona, Anda merasa sedih? Saya tahu Nona pasti merindukan Nyonya.” Bisik Viscountess di telingaku.
Benar, ternyata masih ada satu orang baik yang tersisa. Meski begitu, aku tahu, saat aku berumur 5 tahun. Papa akan memisahkanku dari Viscountess Florent. Pada akhirnya tidak akan ada lagi yang memperdulikanku.
“Tunggu dulu.”
Kenapa? Kenapa dia menghentikan langkah Viscountess Florent yang akan membawaku pergi dari ruangan ini. apa karena aku tidak berhenti menangis dan dia marah. Dia ingin menyumpal mulutku agar aku diam? Apa aku juga tidak boleh berduka!
“Berikan bayi itu padaku.”
Tidak mau. Pokoknya aku tidak mau ikut Papa. Bagaimana ini? dalam ingatanku tidak ada kejadian Papa akan menggendongku. Kenapa tiba-tiba seperti ini. Apa dia ingin mencekikku?
Viscountess Florent mencoba melindungiku, dari gerakan tubuhnya seolah dia tahu apa yang harus dilakukan. “Yang Mulia Duke, biarkan saya yang menenangkan Nona Ela. Anda tidak perlu terusik dengan tangisannya.”
Benar, benar aku akan diam. Jadi jangan menyentuhku. Aku tidak mau mati di tanganmu.
“Berikan padaku.” Ucapnya dingin. Huwaaaaa, aku semakin keras menangis. Apa Papa tidak peka kalau aku tidak mau ikut Papa.
Terlambat. Dia sudah merebutku dari tangan Viscountess Florent. Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, karena penglihatanku yang belum sempurna. Tapi aku sudah tahu seperti apa wajahnya. Dia memiliki mata seindah batu amethyst yang bercahaya, dan rambut ungunya seindah warna galaksi. Aku tahu, rupaku sama seperti Papa. Mata ungu bercahaya yang hanya dimiliki keturunan penguasa kegelapan.
Tapi perasaan apa ini. Aku berada di gendongan Papa. Aku tahu dia begitu bernafsu ingin membunuhku. Tapi bukannya takut, aku malah merasakan hal lain. Perasaan kehilangan yang sangat besar. Perasaan dilema, dan penyesalan. Apa ini yang kurasakan? Atau perasaan itu adalah ikatan antara aku dan Papa.
Tiba-tiba aku berhenti menangis, entah kenapa air mataku berhenti begitu saja. Dan apa-apaan kenapa aku tidak bisa mengendalikan ekspresiku. Huwaaa, kenapa aku tersenyum?! Apa-apaan?! Apa aku sedang berusaha menghiburnya? Tidak sudi. Aku tidak mau menghibur orang yang membenciku. Aku tidak mau. Kenapa tubuhku tidak mau patuh sih.
“Singkirkan dia. Jangan biarkan bayi ini muncul dihadapanku.”
“Baik Yang Mulia Duke.”
Apa-apaan? Apa ini balasan karena sudah menghiburmu?! Kenapa kau menggendongku seperti barang lalu melemparkan saat sudah bosan.
Memangnya aku ini bukan anakmu ya? Masa kau tidak bisa merasakan empati sedikit saja padaku. Ayolah. Aku bahkan tidak bisa lihat dengan jelas apa tadi dia berusaha mencekikku atau tidak. Tapi kenapa dia cepat sekali mengembalikanku pada Viscountess Florent. Aneh sekali. ***
tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Friska~Time travel lovers
mantab bayinya paham
2021-01-26
4
Zikin Ibnu
bagus....
2020-11-17
3