Freya kembali ke kamarnya, ia tak mengiraukan perkataan yang keluar dari mulut kedua orang tuanya. “Perjodohan? Cih... di zaman sekarang masih mikirin perjodohan. Ngga musim banget.” Batinnya. Kemudian gadis dengan rambut panjang itu naik ke ranjangnya, memandangi vidio beberapa lelaki tampan yang sedang menari dengan begitu lincah dan kompak.
“Omo..Omo Oppa aku padamu.” Teriaknya gemas saat melihat biasnya yang begitu tampannya menyilangkan ibu jari dan jari telunjuknya membentuk love dan berteriak *Da saranghae*.
“Saranghae Oppa.” Teriaknya mengikuti lagu i love you yang dinyanyikan oleh treasure salah satu boyband yang sedang naik daun dengan single barunya. Bahkan lagu itu di remix menjadi sangat asik dan bikin nagih.
Penyakit menjadi fans dadakan aka fans karbitan nampaknya saat ini sedang di derita gadis yang kini berada di masa-masa terakhir sekolah menengah kejuruan itu. Julukan fans karbitan itu mendadak di sandangnya karena sebelumnya Freya hanya menyukai drama korea saja bukan boy band ataupun girl band dari negeri ginseng itu. Tapi entah ada angin apa, dirinya tiba-tiba menjadi sangat menyukai boy band yang satu itu gara-gara melihat postingan status sahabatnya di WA saat itu.
Saking gilanya Freya menyebut lagu I love you dari treasure sebagai lagu pemersatu antara kpopers dengan anti kpopers. Bahkan Miya sahabat dekatnya yang lebih dulu menjadi penggemar aneka ragam boy band negeri ginseng itu menyebut Freya sebagai Kpopers yang masuk lewat jalur karma, karena dirinya yang sebelumnya begitu anti mendengarkan lagu dengan bahasa asing yang sulit dimengerti kini malah jadi fans berat.
Entah hingga jam berapa Freya menghabiskan waktunya untuk memandangi Oppa-Oppa kesayangannya. Hingga pagi ini gadis itu begitu buru-buru karena bangun kesiangan. Dengan jurus mandi secepat kilatnya, hanya dalam waktu lima belas menit Freya sudah dapat mengukir senyumnya “Perfect.” Ucapnya sambil menatap dirinya di dalam cermin yang kini sudah cantik dengan seragam putih abu yang membungkus tubuh tingginya.
Sesekali ia merapikan poninya yang baru saja ia potong beberapa hari yang lalu. Supaya mirip Kim So Hyun yang ada di drama School 2015 yang telah ia tonton saat SMP. Sudah tiga tahun berlalu tapi entah kenapa dia begitu menyukai gaya itu, bahkan style berpakaian Kim So Hyun saja ia tiru. Sungguh K-drama lovers banget.
Dengan tas punggung yang sudah ia gendong, buru-buru Freya menuruni anak tangga dan menghampiri kedua orang tuanya yang sedang sarapan. Ia menyalami kedua orang tuanya kemudian mengambil roti dan pergi sekolah.
“Jangan makan sambil jalan Nisa.” Teriak Ratna pada anaknya yang sudah nyelonong pergi dengan sepotong roti.
Tak lama Frans masuk ke mobilnya, putrinya yang sedang mengunyah roti itu telah duduk di kursi penumpang di sampingnya. Meski sudah berusia delapan belas tahun tapi Frans dan Ratna tak pernah mengizinkan putrinya untuk membawa kendaraan sendiri. Bahkan orang tua itu dengan sengaja tak membelikan putrinya kendaraan meskipun mereka mampu, keamanaan yang menjadi salah satu kekhawatiran katanya.
Setiap hari Freya berangkat sekolah dengan Papanya yang sekalian berangkat kerja dan kebetulan tujuan mereka satu arah. Kadang saat Frans ada kerjaan di luar kota maka Freya akan memesan kang ojeg yang biasa memberinya helm warna hijau couplean sama mamang ojegnya.
“Pa apa beneran gitu ucapan Mama yang semalam?” Tanya Freya.
“Ya. Seperti yang kamu ketahui Mamamu kalau sudah punya keinginan sulit di bantah.”
“Tapi Pa ini sangat konyol. Selama ini aku pacaran aja tidak boleh. Katanya harus lulus SMK dulu baru boleh pacaran nanti kalau sudah kuliah. Lah ini SMK aja belum lulus dan aku belum pernah pacaran udah main di jodohin aja.” Keluh Freya. Berharap Papanya akan berada di pihaknya dan membatalkan perjodohan yang direncaakan Mamanya.
“Sudah sementara ini turuti saja dulu kemauan Mama. Papa juga tidak akan tinggal diam jika lelaki yang di jodohkan oleh Mama kurang baik. Kita bisa batalin rencana itu kalau calon jodohmu itu tidak sesuai dengan kriteria kami.” Ucap Frans.
“Hm Iya Pa.” Setidaknya Freya bisa sedikit lega karena Papanya masih terbilang normal dibanding dengan Mamanya yang dengan mudahnya mau menjodohkan anaknya dengan teman grup chatnya yang hanya ia kenal lewat dunia maya. “Oh My God.” Gerutunya.
“Kenapa?” Tanya Frans.
“Tidak apa-apa Pa.” Freya segra turun dari mobil dan masuk ke sekolahnya.
Freya masuk ke kelasnya, XII AK 4. Kelas yang hanya tinggal beberapa bulan lagi akan ia tinggalkan. Karena kini tinggal dua bulan menuju ujian nasional. Sebelum mengetahui soal perjodohan, gadis itu sangat semangat ingin segera lulus dan memulai kuliah dengan tujuan terselebung tentunya. Ia ingin segera bisa pacaran seperti teman-temannya yang bahkan sudah pacaran sejak SMP. Sedang dirinya dengan penurutnya menuruti larangan Mamanya. Tapi kini semua seolah sirna, bagaimana nanti jika calon jodohnya itu sesuai dengan kriteria orang tuanya? Tentu saja akan tamat sudah tujuan terselubungnya, tamat sebelum memulai. “Huh.” Teriaknya pelan kemudian menyandarkan kepalanya di meja.
“Ba...” Teriak seorang lelaki sambil mengebrak meja tempat Freya menyandarkan kepalanya. Hingga gadis itu mengangkat kepalanya kemudian merapikan poninya.
“Jam segini udah suram aja tuh wajah.” Ucap Ardi. Lelaki yang sudah mengejar Freya sejak kelas X. Bahkan lelaki yang sebelumnya di jurusan teknik komputer dan jaringan itu pindah jurusan demi bisa mendekati Freya. Namun beribu sayang, gadis yang ia kejar itu tak kunjung dapat karena terlalu patuh pada Mamanya. Setiap kali Ardi mengungkapkan perasaanya selalu saja di jawab nanti nunggu lulus, gue ngga boleh pacaran kalo masih SMK. Begitulah terus berulang kali hingga akhirnya mereka terjebak friendzone.
“Ngagetin aja ih bikin kesel.” Ucap Freya.
“Kenapa wajahnya cemberut gitu?” Tanya Ardi sambil mengacak rambut Freya.
“Jangan diacak-acak Ardi ih.” Freya kembali merapikan rambutnya. “Ngga apa-apa kok. Lagi bete aja.”
“Masih pagi jangan pamer kemesraan.” Sindir Miya yang baru saja masuk kelas dan mendapati Ardi sedang mengacak rambut Freya.
“Apaan sih Miya kita kan-“
“Iya-iya gue tau lu berdua ga pacaran, karena di larang Mama kan.” Seperti biasa Miya memotong ucapan Freya yang belum selesai.
Miya mendekati bangku Freya kemudian duduk, membuka tasnya dan mengeuarkan buku dengan ukuran besar yang menjadai ciri khas anak akuntansi. “Fre gue liat PR yang jurnal penutup dong.” Ucapnya.
“Emang ada PR yah?” Tanya balik Freya.
“Astaga jangan bilang kalo lu belum kerjain PR dari Bu Tita?” Tanya Ardi yang masih ada di sana.
Freya menatap Ardi dengan wajah memelasnya.”Pinjem PR nya Ar.” Ucapnya memohon.
“Bodo amat. Pinjem aja sama Oppa-Oppa yang lu pantengin tiap malam sampe chat gue kaga lu bales.” Ucap Ardi yang lagi-lagi mengacak rambut Freya kemudian meninggalkan gadis itu ke kantin untuk sarapan.
“Ardi jahat ih...” Teriak Freya.
.
.
.
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTARNYA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Bungatiem
oooh jadi Ardi ternyata naksir mama Retha to.... malah jadi KK ipar ya.
2024-02-23
0
Yanuaretnaning Sekar Laras Laras
sama kayak sahabat aku, padahal pas SMP anti KPop, tapi karena aku racunin terus , dia malah jadi bucin KPop melebihi aku
2023-05-25
0
Abizar zayra aLkiaana
gw baca bab ini,keinget cerita bulan lalu, waktu gw minta belin paket sama sih doi,,malah doi bilang gini,
buat apa beli paket,,buat mantengin suami haluanmu😐 inget suami haluanmu gk kan nanya apa mau mu,, boro2 nanya nglihat aja males dia😐😐dan percayah lah semejak hari itu gw jdi males lihat muka tu orang,,dan sampe skrg dihati gw cma ada suami yg bikin mata n hati sejuk,,sampe nanti dia kan tergeser sendri sama my bojo aku😁😁😁
2023-05-10
0