Nic duduk di kursi kerjanya, ia mengetuk-ngetuk meja dengan pena yang tengah dipegangnya. sesekali laki-laki berwajah cool itu memutar-mutar pena berwarna silver itu, matanya fokus melihat dokumen yang diberikan tim kreatif, mereka benar-benar mengajukan tiga konsep acara yang berbau edukasi seperti permintaannya.Namun, menurut Nic konsep mereka terlalu biasa saja, matanya kembali membaca kertas-kertas itu.
Konsep pertama adalah acara kuis untuk anak sekolah menengah yang bisa dibilang semacam lomba cerdas cermat, kedua talk show dengan inti acara mengundang murid-murid yang memiliki prestasi, dan ketiga adalah reality show yang mengupas kehidupan anak sekolah yang memilik prestasi selama satu hari penuh, Nic memilih melingkari pilihan ketiga karena menurutnya acara berbau drama tengah disukai masyarakat.
Nic memutar kursinya lalu berdiri mendekat ke jendela kaca di belakang meja kerjanya, netranya memandang gedung yang merupakan stasiun TV saingannya. Dua gedung stasiun TV itu seperti saling berhadapan jika dilihat dari tempatnya berdiri sekarang. Angkasa TV, Nic tidak hanya benci karena persaingan rating mereka selalu ketat, tapi stasiun TV itu seolah seperti selalu mencuri ide ABI TV, Nic juga benci dengan salah seorang News Anchor disana.
Hanoi Isyanaprada, nama gadis yang tiga tahun lalu pernah sangat dia cintai, kekasih hatinya sekaligus mantan pembawa berita di ABI TV. Nic masih ingat jelas saat gadis itu meminta berpisah darinya hanya karena Nic melarangnya pergi ke Suriah untuk meliput perang yang terjadi disana, bukan tanpa alasan Nic melarangnya, dia sangat khawatir terjadi hal buruk kepada kekasihnya.
Saat itu Hanoi benar-benar marah, berkata bahwa dirinya mengekang dan menggunakan power sebagai direktur utama untuk membuatnya tidak bisa pergi, padahal saat itu Nic haya ingin dipandang sebagai laki-laki biasa yang benar-benar mencintainya.
"Bukankah jika aku tidak pergi tetap saja akan ada salah satu orang yang pergi menggantikanku? Nic, aku tidak bisa bersama dengan pria yang belum menjadi suamiku saja sudah mengekang hidupku seperti ini."
Nic menghela napas mengingat kenangan pahit itu kemudian keluar dari ruangannya, laki-laki itu meminta pak Tyo mengantar dirinya untuk mengantarnya ke perpustakaan daerah.
Nic duduk sambil membaca lagi buku yang berjudul Everything Happens For a Reason: and Other Lies I've Loved karya Kate Bowler, ia suka membaca ulang beberapa bagian dari buku ini terutama yang paling mengena di hatinya, setelahnya ia selalu bersyukur kepada Tuhan.
Nic meresapi kata demi kata buku itu, lalu mengaris bawahi di dalam pikirannya bahwa sejatinya dirinya jauh lebih beruntung karena masih diberi kesempatan hidup dan kesehatan oleh Tuhan.
Nic berdiri untuk mengembalikan buku itu ke raknya, bukan tidak ada maksud dirinya sering mengunjungi tempat ini, Nic sebenarnya tipe orang yang benci kesendirian tapi juga tidak begitu suka dengan keramaian, jadi perpustakaan adalah tempat yang paling cocok untuknya, di sana ramai sekaligus sepi, orang-orang sibuk dengan dunia lain yang mereka masuki lewat buku yang mereka baca.
Setelah meletakkan kembali buku itu ke tempatnya tiba-tiba Nic melirik sebuah rak dengan tulisan novel di atasnya. Seperti ada magnet yang menarik dirinya untuk berjalan mendekat ke arah sana.
Manik hitam Nic mulai menyapu judul-judul yang tertulis di susunan rak, tangannya meraih novel dengan judul "Mencintai Bodyguardku" tapi tiba-tiba sebuah tangan juga ikut meraih buku yang tengah dia sentuh itu.
"Maaf ya Pak, saya duluan."
Nic memandang kearah pemilik tangan itu yang ternyata seorang gadis dengan seragam putih abu-abu. Setelah diperhatikan lagi ternyata gadis pick up yang pernah ia lihat sebelumnya.
Ini adalah kali ke empat Nic bertemu dengan Mina, tapi bahkan Nic sendiri lupa siapa nama asli gadis yang juga menerima beasiswa langsung dari tangannya beberapa hari yang lalu itu, dikarenakan kejadian pertama yang sudah terpatri pada lobus frontalis otak Nic, laki-laki itu selalu mengingat Mina dengan nama gadis pick up. Apalagi Mina, gadis itu benar-benar cuek dengan orang asing, ia bahkan tidak ingat siapa laki-laki yang tengah menyentuh buku yang sama dengannya.
"Apa wajahku terlihat tua sampai kamu memanggilku dengan sebutan pak?" tanya Nic kesal, jiwa narsistiknya merasa tidak terima.
"Maaf Om," ucap Mina sambil mencoba menarik buku itu keluar dari rak, Ia terlihat sampai menjinjitkan kakinya.
Nic masih menahan buku itu dengan tangannya, sementara Mina masih menatap kearahnya dengan pandangan heran.
"Apa aku masih terlihat setua itu? panggil aku Kak seperti saat kamu melayani pelanggan di paragraf coffee" perintah Nic.
Mina mengernyitkan dahinya kemudian tersenyum lebar "Oh anda pasti salah satu pelanggan setia coffee shop dokter Juna, maaf aku tidak ingat karena aku hanya bekerja paruh waktu disana, lagipula sapaan Pak lebih sopan karena kita tidak saling kenal," ucap Mina sambil mencoba lagi menarik buku yang masih ditahan oleh Nic.
Biibir Mina sudah terlihat cemberut, tingginya yang hanya sedada Nic membuat Ia kuwalahan. Nic langsung manarik dan menyembunyikan novel itu di balik badannya ketika Mina menapakkan kakinya yang sudah lelah karena terlalu lama berjinjit,
"Untuk apa anak kecil membaca buku orang dewasa?" tanya Nic.
"Aku bukan anak kecil Om, aku sudah menstruasi," ucap Mina polos yang malah membuat Nic merasa malu.
"Tapi tetap saja tidak boleh, apa kamu tidak lihat judulnya dan lihat covernya ini cerita percintaan, jadi novel ini bukan untuk bocah," ucap Nic yang malah memperlihatkan bagian cover yang harusnya dia sembunyikan dari Mina.
"Aku bukan bocah aku sudah hampir lulus SMA, aku mohon berikan padaku novel itu, kata temanku novel itu bagus, aku penasaran sampai jauh-jauh kemari setelah pulang sekolah, jadi biarkan aku yang meminjamnya dulu, oke," bujuk gadis itu ke Nic.
Matanya berkedip-kedip menghiba nampak begitu lucu, entah apa yang merasuki pikiran seorang Nicholas, bibirnya tersenyum melihat tingkah Mina lalu memberikan Novel di tangannya dengan sukarela, gadis itu terlihat tersenyum lebar matanya berbinar menatap novel di tangannya.
"Terima kasih, aku akan membacanya cepat, lalu akan aku kembalikan segera kesini jadi om bisa meminjamnya." ucap Mina sambil berlalu membawa novel berjudul "Mencintai Bodyguardku" tadi.
Masih memandang punggung Mina, tiba-tiba Nic ingat kalimat yang pernah dia ucapkan sendiri kepada sahabatnya saat bercerita tentang pertemuannya dengan seorang gadis.
"Jika kalian bertemu satu atau dua kali sebutlah itu suatu kebetulan, tapi jika lebih dari tiga kali berarti itu adalah takdir yang Tuhan berikan kepada kalian." dan tanpa Nic sadari, dirinya sudah terjerat benang takdir dengan gadis itu sejak lama, gadis yang bahkan tidak dia ingat siapa namanya.
Mina keluar dari perpustakaan daerah menuju motornya, Ia melihat ke arah laki-laki yang berebut buku dengannya tadi, laki-laki yang tidak mau dipanggil dengan sebutan om itu terlihat memegang handle sebuah mobil mewah untuk masuk kedalam, gadis itu berdoa dengan suara sedikit keras sambil menangkup dua tangannya di depan dada, "Ya Tuhan mohon beri hamba satu."
Ucapannya sontak membuat tukang parkir yang membantu mengeluarkan motornya menengok penasaran apa yang sedang Mina lihat sampai berdoa seperti itu.
Keduanya memikirkan hal yang sangat jauh berbeda, tukang parkir berpikir Mina meminta pacar tampan nan kaya seperti sosok Nicholas, sementara yang Mina pikirkan adalah mobil berwarna abu-abu metalik berharga lebih dari tiga miliar yang dinaiki CEO ABI TV itu.
_
_
_
_
_
_
_
_
...LIKE...
...KOMEN...
...VOTE...
...RATE Bintang Lima...
...Belum saatnya kesablengan dimulai 🤣🤣🤣...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
merti rusdi
Kang parkir adalah pembaca semua 😂😂
2022-12-02
0
Abie Mas
sekali doa dpt semuanya dpt suami tampan beserta mobilnya
2022-11-16
0
what ever
minta mobil plus dapet yg punya ini nmanya bli 1 gratis 1🤣🤣🤣
2022-09-19
0